All Chapters of Jangan Bungkam Suaraku!: Chapter 41 - Chapter 50
133 Chapters
Bab 41
Kedua anak laki-laki itu kemudian pergi dari hadapan mereka berdua dan sekarang Rose bersama dengan Millie mencoba mencari keberadaan ketiga anak yang mengurung mereka di toilet dan kemungkinan merekalah yang menyerang Theresia. Sekarang tepatnya di sebuah rumah sakit yang ada di pusat kota. Begitu ambulan sampai ke sana, mereka langsung membawanya ke unit darurat dan langsung melakukan pengobatan. Pendaran yang terjadi lumayan banyak sehingga harus menjalani operasi kecil. Dengan cepat, dokter membawanya ke ruang operasi dan langsung melakukan tindakan tersebut. Sementara di sekolah, kedua anak yang menjadi teman perempuan itu, mereka berdua terlihat ketakutan dan berencana untuk melarikan diri dari semua ini. Namun, salah satu dari keduanya yang bernama Dolla dirinya membuat suatu rencana agar mereka berdua bersih dari kesalahan. Jessie juga kemudian menyetujui rencana Dolli dan mereka berdua kemudian pergi ke ruang guru konseling. Berbeda dengan perempuan itu dirinya yang sekaran
Read more
Bab 42
Beberapa jam yang lalu, tepatnya sebelum kejadian Rose dan Millie terkunci di sebuah toilet oleh mereka berdua. Nana bersama dengan Jay dan juga Chris mulai menyusun rencana mereka dengan meletakan kamera tersembunyi di sudut atap dan salah satunya lagi di toilet. Setelahnya, mereka bertiga menyuruh Theresia dan kedua temannya agar mereka sengaja di siksa oleh geng Viona yang biasanya memang selalu menindas orang lain. Theresia kemudian menyetujui hal tersebut dan mereka mulai mengungkap kejahatan yang terjadi di kelas mereka karena sudah merasa geram. Viona memang anak petinggi sekolah karena itu akan sangat sulit melawannya jika hanya dengan melaporkannya kepada guru. Dengan mudahnya dia akan menutup mulut mereka. Nana yang merupakan orang dengan ide seperti ini membuat mereka merasa berterimakasih. Tapi, kemungkinan berhasilnya hanya sedikit dan seseorang akan menjadi korban juga sudah di perkirakan sebelumnya. Waktu itu, ketika Viona memukul kepala Theresia dari belakang setelah
Read more
Bab 43
“Ceritamu bagus sekali. aku sarankah agar kau mengikuti club sastra,” ucap guru tersebut.“Apa?”Semua orang yang ada di sana kemudian menarik nafas lega bahwa Viona hanya mengarang cerita agar dirinya selamat. Melihat reaksi teman-temannya itu membuatnya merasa terdiam dan menatap mereka dengan pandangan yang terlihat mengatakan sesuatu.‘Apa-apaan mereka? Dasar bodoh, yang ku katakan itu fakta,’ batin Viona.“Sekarang, ibu sarankan agar kau mengakui semuanya dan meminta maaf dengan tulus. Jika itu terjadi reputasimu akan kembali seperti semula.”“Pembohong. Kalian hanya ingin menghancurkanku itu kan yang kalian inginkan?”“Jika itu keputusanmu, kami akan melaporkannya kepada polisi dengan begitu yang hancur bukan hanya kau tapi sekolah ini juga,” ucap Nana.“Menyebalkan.”Kali ini Viona benar-benar mengakui tindakannya dan kemudian dirinya mem
Read more
Bab 44
Pembicaraan mereka berlanjut di restoran daging tersebut. Malam ini Alice bersenang-senang untuk sesaat dan dirinya menghabiskan banyak sekali daging yang di panggang olehnya itu. Theresia juga menghabiskan banyak sekali makanan dan kemudian mereka menambah lagi. tidak terasa hari sudah mulai larut malam, Alice kemudian bergegas pulang dan mereka berpamitan satu sama lain. Dalam perjalanan pulang, dirinya mendapatkan sebuah pesan dari seseorang. Dirinya kemudian membukanya dan ternyata itu adalah pesan yang di kirimkan oleh kerabatnya yang sebelumnya pernah menghubunginya saat itu. Di dalam pesan tersebut tertulis bagaimana orang itu ingin sekali bertemu dengan dirinya dan kemudian Alice mengabaikannya karena dirinya sudah yakin dengan apa yang akan terjadi jika Alice menemui orang tersebut. Alice kemudian menaiki bus dan dirinya duduk di kursi belakang. Pandangannya terasa begitu melegakan karena dirinya sudah mengetahui sebagian dari pertanyaan yang ingin di ketahui olehnya. Sesam
Read more
Bab 45
“Berisik sekali! apa-apaan ini! Kau menggangu!” teriak Alice kepada Antoni yang sedang duduk di depan monitor komputernya itu dan kemudian memandangi Alice. Tidak lama kemudian, dirinya menjulurkan lidah pertanda mengejek Alice yang ada di pintu.“Astaga idiot satu ini,” ucap Alice“Kalau tidak mau berisik pergi saja sana.”“Oh fuck,” ucap Alice sambil menutup pintunya dengan keras“Bodo amat,” gumam Antoni sambil kembali memakai earphonenya dan melanjutkan permainannya itu.Alice yang sekarang berada di kamarnya itu terlihat sangat frustrasi dan dirinya kemudian memutuskan untuk pergi ke luar mencari tempat yang damai demi mengerjakan pekerjaannya itu. Dia kemudian merapikan beberapa barangnya tidak lupa memasukan laptopnya ke tas dan beberapa buku serta perkakas yang lain. Setelah semuanya selesai, Alice kemudian pergi dari kamarnya dan menuju ke bawah. Di lantai bawah tuan Cooper meliha
Read more
Bab 46
“Oh, kau. Tumben ada apa ini?” tanya Alice kepada Marchell yang ada di hadapannya itu.“Aku baru saja akan pergi ke inrternet cafe. Apa kalian habis dari perpustakaan kota?”“Iya benar. kami habis dari sana,” ucap Grace“Wah, kalian ini rajin juga.”“Memangnya itu kau. Tuan pemalas.”“Alice, tolong jaga ucapanmu,” sahut Marchell yang terlihat sedikit kesal kepadanya.“Kau mu ikut?”“Eh?”“Kami akan pergi makan siang. Apa kau mau ikut?”“Tidak. Lain kali saja. Aku harus segera pergi.”“Oke kalau begitu.”“Yo.”Alice dan Grace kemudian berpisah dengan Marchell dan mereka berdua berjalan lagi menuju ke sebuah restoran yang ada di dekat sana. Mereka akhirnya sampai di sana dan begitu masuk, tempat tersebut cukup ramai. Kali ini mereka datang di waktu yang tidak t
Read more
Bab 47
Sekarang waktu sudah satu jam berlalu, dan mereka berdua sudah selesai menikmati makanannnya dan bersiap untuk pulang. Setelah pergi dari sana, mereka berdua kemudian berpisah dan berpamitan. Alice yang sekarang sedang berjalan di trotoar dan dirinya kemudian membaca pesan sebelumnya dari kerabatnya. Lagi-lagi orang itu mengajaknya untuk bertemu. Alice yang merasa muak itu hanya mengabaikannya saja dan sekarang dirinya hendak pergi ke minimarket untuk membeli sesuatu. Namun, sebelum pergi ke sana Alice mengunjungi taman kota terlebih dahulu dan dirinya sesekali melihat pemandangan di sana. Orang-orang yang berada di tempat tersebut terlihat penuh dengan kegembiraan yang terpancar di wajahnya. Alice kemudian duduk di sebuah kursi dan kali ini dirinya membuka tasnya dan membaca buku. Angin berhembus begitu sejuk di kulit. Di seberang tempat Alice berada terlihat seorang pria muda yang melihat ke arahnya sambil mengenakan earphone di telinganya. Pria tersebut bertubuh tinggi dan memili
Read more
Bab 48
Mobil yang ada di dekat rumah Grace itu pun pergi. Sekarang di sebuah taman kota, Alice yang sedang membaca itu pun kemudian dirinya pulang ke rumahnya. Hari sudah semakin sore, dia berjalan menuju ke halte bus dan ketika dirinya hendak pergi menyebrang untuk ke halte bus, dirinya berpapasan dengan seorang pria muda yang sebelumnya melihatnya dari kejauhan ketika masih berada di taman. Matanya tertuju kepada pria tersebut dan tidak lama kemudian dirinya menyebrangi jalan. Ketika Alice sudah berada di seberang, dia tidak melihat pria tersebut dan membuatnya melihat-lihat sekitar namun ternyata tidak dia temukan.‘Apa aku salah lihat? Tadi orang itu, tidak salah lagi,’ batin AliceAlice kemudian melanjutkan perjalanannya dan sekarang dirinya sudah sampai di halte. Sementara itu, pria tadi yang berpapasan dengannya seketika melihat ke belakang dan ternyata Alice sudah pergi berjalan menuju ke arah yang berbeda dengannya. Pria itu kemudian berbalik lagi dan sen
Read more
Bab 49
Kali ini, di sebuah kamar milik Alice. Dia sedang mengerjakan beberapa proyeknya dan kemudian teringat akan seasuatu. Alice lalu membuka sebuah kotak yang sudah lama sekali dia simpan di antara tumpukan barang yang berada di dekat lemari. Dengan perlahan, Alice membukanya dan kotak itu ternyata berisi beberapa foto lama keluarganya yang masih terbilang utuh. Mereka terlihat berbahagia berada di suatu tempat yang indah dan berfoto bersama. Di mana dalam foto tersebut Alice terlihat sangat gembira dengan wajah yang terus tersenyum lebar. Di hari itu, ketika Alice masih berumur 5 tahun. Di masa itu mereka berlima berencana untuk pergi ke taman dan dengan senangnya mereka pergi ke sana. Taman yang berada di pinggiran kota memang menjadi primadona untuk di jadikan tempat wisata pada masa itu. mereka sekeluarga pergi ke sana pada hari minggu. Sesampainya di tempat itu, terlihat banyak sekali panorama yang memanjakan mata bahkan mereka tidak pernah berhenti melihat keindahan dan mengabadik
Read more
Bab 50
Ke esokan harinya. Alice yang sudah terbangun dari tidurnya itu kemudian beranjak dari tempat tidurnya dan pergi ke kamar mandi. Beberapa menit kemudian, Alice sudah selesai mandi dan dirinya kemudian segera setelah selesai merapikan diri, dia langsung membuat sarapan dan penghuni rumahnya pun sudah berada di ruang makan dan sedang menikmati makanannya itu. Alice yang sudah berangkat dari rumahnya itu, dirinya kemudian menaiki bus yang ternyata tidak perlu lama menunggu. Busnya sudah ada dan dengan cepat dirinya memasukinya. Alice dengan bersemangat mengawali paginya itu dan tidak lama kemudian dirinya sudah sampai di dekat kampus dan pergi menuju ke sana. Alice yang terlihat sedang berjalan menuju ke kelasnya, tiba-tiba saja dirinya bertemu dengan Theresia dan mereka berdua pergi ke sana bersama.“Alice.”“Theresia. Kau baru sampai?”“Iya. Biasanya aku sedikit pagi sekali tapi sekarang sedikit terlambat.”“Tidak.
Read more
PREV
1
...
34567
...
14
DMCA.com Protection Status