All Chapters of Jangan Bungkam Suaraku!: Chapter 21 - Chapter 30
133 Chapters
Bab 21
6 hari berlalu, Isabella tidak masuk kelas. Mereka yang ada di kelas tersebut kemudian saling berbisik dan beranggapan yang aneh mengenai dirinya. Ke esokan harinya, Isabella memasuki kelas dan semua anak yang ada di kelasnya itu tidak ada yang berbicara kepadanya. Bahkan ketika dirinya bertanya. Mereka semua terus menatapnya dengan tatapan yang mengerikan. Dan juga tidak sedikit dari mereka yang mengejeknya. Isabella yang bersabar akan hal itu dan juga berpikir semua ini akan berakhir tepat pada waktunya karena itulah dirinya harus penuh kesabaran. Ucapan itu yang terukir di hati dan juga pikirannya rupanya malah berubah. Isabella berubah menjadi anak yang terlihat depresi dan juga dirinya seakan sudah bosan hidup. Di lantai atas tepatnya di sebuah atap. Isabella sedang memandangi langit dan juga melihat ke arah bawah yang tinggi itu namun di matanya terasa menyenangkan. Ketika Isabella ada di atap, seorang murid perempuan yang merupakan kelas sebelah melihatnya ada di sana dan kem
Read more
Bab 22
Tidak lama kemudian, Yura melemparinya dengan air yang berisi cat dan itu tercampur dengan telur sehingga Isabella sangat berantakan. Melihat perbuatannya itu, Yura kemudian menangis terisak dan berlutut. Isabella yang menyadari hal itu kemudian pergi dari hadapannya. Setiap harinya dirinya selalu di perlakukan seperti itu. bahkan ketika pulang ke rumah, dirinya medapati bahwa kedua orang tuanya sedang bertengkar dan kemudian mereka berpisah. Isabella yang menyaksikan hal tersebut di depan matanya membuatnya begitu terkejut. Walau mereka berdua bukan orang tua kandungnya tapi selama hidupnya sudah memberikan kebahagiaan yang membuatnya merasa kuat. Isabella dengan penampilannya yang berntakan, terlihat sangat terpukul. Dia kemudian pergi ke kamarnya dan menangis setengah mati sampai kondisinya sudah tidak dapat terkontrol. Hari-hari yang dipenuhi dengan kehangatan tiba-tiba berubah menjadi hampa. Ruang kosong yang kini menemaninya membuat dirinya semakin tidak semangat untuk hidup.
Read more
Bab 23
Beberapa menit sebelum kejadian, Isabella yang pergi dari rumah sakit itu kemudian dirinya naik ke lantai atap dengan membawa sesuatu di sakunya. Suster tidak menyadari akan hal itu dan menyuruhnya untuk pulang begitu mendengar bahwa Isabella sudah baik-baik saja. Tetapi, di dalam sakunya terdapat sebuah benda tajam yang di dapatkannya dari sebuah ruagan yang sebelumnya terlihat kosong. Ruangan itu ternyata berisikan beberapa alat kesehatan yang belum di cuci dan beberapa di antaranya masih terdapat darah pasien. Melihat tidak ada seorang pun di sana, Isabella kemudian memasukinya dengan mengendap-endap dan kemudian menemukan benda tersebut dan memasukannya ke dalam saku. Setelah itu dirinya pergi ke atap seorang diri. Di sana untungnya tidak ada seorang pun sehingga dia dapat leluasa. Isabella menatap ke arah langit dan seketika menarik nafas. Tidak lama kemudian, semua ingatan menyakitkan itu muncul di kepalanya dan bergema. Semua penderitaannya selama ini hanya di tanggung oleh d
Read more
Bab 24
“Apa yang akan kita lakukan?” tanya Grace “Membawanya ke peristirahatan terakhir,” ucap Alice “Tidak ada satu pun kerabatnya yang datang kemari ya?” “Benar. ini sangat di sayangkan.” “Kalau begitu, apa tidak apa-apa memulai upacara pemakamannya tanpa kerabat bahkan keluarganya?” “Entahlah.” “Tunggu, pasti ada seseorang yang mungkin mengenal kerabatnya. Tidak mungkin tidak ada sama sekali,” sahut Theresia “Sudah ku cari tadi. Tapi tidak ada.” “Sebaiknya kita meminta bantuan polisi kali ini. Oh iya, bagaimana dengan catatan bahwa Isabella dulunya di adopsi? Bukankah itu artinya dia berasal dari suatu tempat?” tanya Grace “Benar juga. Kenapa aku tidak berpikir sampai ke sana,” sahut Alice Mereka bertiga kemudian mencari dokumen yang berisikan data informasi mengenai Isabella dengan meminta bantuan polisi. Awalnya mereka ragu dengan keputusan ini, namun ada benarnya juga. Sesampainya di sebuah kantor polisi,
Read more
Bab 25
“Jadi, anda datang kemari untuk menghadiri pemakaman ini atau ada perihal lain?” ucap ibu panti “Aku sangat bersedih karena anak ini sudah tidak ada. Padahal sungguh di sayangkan bukan?” ucap wanita itu Di tempat yang berbeda di sebuah taman yang ada di pusat kota. Di sana, Alice dengan kedua temannya itu kemudian bersantai dan menghilangkan rasa lelah mereka karena sebelumnya terjadi sebuah tragedi. Alice yang sedang duduk sambil menikmati cuaca, tiba-tiba dirinya teringat akan suatu hal. Di sampingnya ada Theresia yang sedang sibuk memainkan ponselnya. Alice kemudian melihat beberapa pesan yang memasuki ponselnya dan ternyata terdapat sebuah pesan dari Justin. Theresia yang mengintipnya kemudian menanyakan sesuatu. “Apa itu?” tanya Theresia dengan penasaran kepada Grace “Ini, Justin. Dia baru saja mengirimkan tugas kepadaku katanya dia ingin aku mengeceknya apakah itu sudah betul atau tidak.” “Oh, ternyata anak itu cukup rajin juga ya.”
Read more
Bab 26
  “Laki-laki memang seperti itu ya,” ucap Theresia “Menjijikan. Bagaimana bisa di melakukan itu setelah apa yang menimpa Janette,” sahut Alice “Kalian benar. tapi, apa itu juga hanya kebetulan?” “Apa maksudmu yang hanya kebetulan?” “Bisa saja kan dia memang sudah seperti itu dari awal. Karenanya....” “Aku tidak yakin akan hal itu. tapi, melihat reaksi yang barusan sekarang mulai mengerti. Rasanya ingin sekali menghabisinya astaga,” sahut Theresia “Sepertinya kita memang harus membawanya ke hipnoterapi,” sahut Alice “Untuk apa?” “Tentu saja membongkar semuanya. Aku yakin dia tidak akan semudah itu mengatakan semuanya.” “Kau benar. apa kita lakukan saja?” ucap Grace “Sebenarnya, masih ada sesuatu yang janggal. Apa kalian tidak sadar, selama ini kita mengarahkan semuanya kepada Philip dan sama sekali tidak melihat dari sudut pandang Janette,” ucap Alice dengan serius “Justru karena itu,
Read more
Bab 27
Philip tidak mencurigai apa pun saat itu dan kemudian kembali karena di bekerja paruh waktu di sebuah kantor pos. Tidak lama kemudian, Janette pergi dengan cepat dan dia rupanya bertemu dengan seseorang di dalam mobil. Tanpa berlama-lama, mobil itu kemudian bergerak dan mereka berdua pergi ke suatu tempat. Janette yang ada di dalam sana bersama dengan seorang pria. Setelah mereka sampai di suatu tempat, mereka berdua kemudian mengobrol untuk waktu yang lama. Janette bersama dengan orang itu terlihat bahagia. Tentu saja karena orang itu tidak lain adalah salah satu kerabatnya. Setelah mereka berdua sibuk berbicang dan bertemu tidak lama kemudian Janette mengatakan maksud dan tujuannya. Di satu sisi, rupanya kerabatnya itu sangat mewaspadai apa yang akan di katakan oleh Janette hingga akhirnya orang itu meninggalkan Janette di sana seorang diri. Melihat reaksi kerabatnya yang mencelanya membuat Janette terdiam dan kemdian merenungkan sesuatu. Kerabatnya itu meninggalkan dirinya di san
Read more
Bab 28
“Halo” “Halo, Janette apa kabar kau baru kali ini menghubungiku,” ucap suara seorang pria di balik telepon “Hapus itu!” “Apa? kenapa?” “Kubilang hapus sialan! Sekarang juga hapus video itu.” “Wow kau berteriak. Apa kau sedang mabuk? Untuk apa aku harus menghapusnya kau tahu itu begitu berharga. Bukankah kau juga jadi mendapatkan penghasilan dari itu?” “Sialan! Ku bilang hapus sekarang juga atau ku bunuh kau!” “Jangan bilang begitu. Bukankah kau juga sudah setuju dengan itu? kau sendiri yang mengatakannya.” “Oh fuck.” Janette kemudian mematikan panggilannya dan dirinya minum satu kaleng beer lagi. tidak lama kemudian, video yang di unggah saat itu memang memiliki banyak sekali penonton dan mereka terlihat menyukainya. Janette yang dengan frustrasi kemudian merasa hancur dan menyesali perbuatannya itu. Satu bulan yang lalu, ketika saat itu Janette sedang berada di posisi terpuruk dan dirinya pergi ke sebuah club y
Read more
Bab 29
Janette yang bertemu dengan Luci di tempat kerja Luci walau sebenatar rupanya dirinya mulai merasa jauh lebih baik dari sebelumnya. Ketika Janette hendak pulang, tidak lama kemudian seorang temannya yang merupakan anak kelas sebelah kemudian menelponnya namun Janette tidak mengangkatnya karena sedang bersama dengan Philip. Setelah Janette pulang, dia kemudian mengecek ponselnya dan ternyata temannya yang bernama Maria itu menelponnya lebih dari lima kali. Janette yang penasaran akan hal itu kemudian tanpa berlama-lama langsungb menghubunginya saat itu juga. “Halo,” “Halo, Janette?” “Iya Maria. Sebelumnya kau menelponku ada apa?” “Kau sekarang dimana?” “Aku di rumahku ada apa?” “Bagaimana kalau sekarang kau lihat artikel di web yang akan ku share link nya tunggu sebentar.” “Oh oke.” Tidak lama kemudian Maria mengirim link yang sebelumnya dikatakan olehnya melalui pesan teks. Janette kemudian menekannya dan langsung memas
Read more
Bab 30
Luci kemudian meninggalkan Adeline yang sedang duduk di kursinya di dalam ruangan clubnya. Luci sudah mencoba membantu semampunya dan esok harinya Janette memasuki kelas. Semua orang melihatnya dengan tatapan seperti mengatakan tidak tahu malu. Di sana, Janette duduk di kursinya dan selama kuliah berlangsung semuanya bersikap seolah tidak ada yang terjadi. Tidak lama kemudian, seseorang datang menghampirinya dan kemudian membawa Janette yang ada di sana ke suatu tempat. Kali ini Janette di bawa oleh salah satu penggemar Philip dan rupanya orang itu merasa kecewa sekaligus malu dengan perbuatannya. Janette yang hanya bisa terdiam kemudian di pukuli oleh mereka dan ternyata salah satu temannya menuangkan kopi ke kepala Janette. Mereka kemudian pergi meninggalkan Janette yang ada di sana sendirian. Dengan perasaan yang campur aduk, Janette kemudian mencuci dirinya di sebuah toilet. Dan ketika dirinya keluar dari sana, sekelompok orang mengejeknya dengan mengatakan kata-kata yang tidak
Read more
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status