Semua Bab Sugar Daddy, Aku Kangen !: Bab 81 - Bab 90
110 Bab
Bab 81. Ini bukan malam pertama lagi abang.
Satu Minggu telah berlalu, di mana hari ini adalah hari pernikahan Vania dan Alex. Walaupun Susan tidak memberikan izin untuk mereka menikah ! tetapi mereka tetap melakukan pernikahan karena di kantor agama, Alex sudah tercatat sebagai duda sejak 10 tahun yang lalu. Hal itu membuat Susan pasrah untuk menerima kenyataan. Yang paling menyakitkan ! Ia bukanlah istri pertama atau istri sah Alex sejak 10 tahun yang lalu hingga saat ini. Sebentar lagi yang berstatus istri sah Alex adalah Vania bukan dirinya.Wanita malang itu hanya diam menyaksikan saat Alex mengucap ijab kabul."Saya terima nikahnya dan kawinnya Vania Wahyuningsih binti Ramon Winarto, dengan mas kawin tersebut. Dibayar tunai" ucap Alex. Yang membuat hati Susan hancur berkeping-keping."Bagaimana para saksi, sah" ucap pak penghulu."Sah, sah, sah" ucap semua yang menyaksikannya.Vania mencium punggung tangan Alex, dan dibalas Alex dengan mencium kening Vania. Sekarang mereka sudah resmi menjadi sepasang suami istri di hadap
Baca selengkapnya
Bab 82. Abang, ada yang mengetuk pintu.
Suara nyaring itu membangunkan Vania dari tidurnya, ia sengaja mengatur alarm di ponsel sebelum tidur. Vania takut jika dirinya terlambat bangun karena sudah terlalu lelah pada saat acara pernikahannya. Ia dengan lembut menurunkan tangan kekar Alex dari atas pinggulnya, lalu meletakkan di atas tempat tidur. Dengan lembut Vania menurunkan kedua kaki dari atas tempat tidur, agar tidak membangunkan Alex.Sebelum Vania melangkah ke luar dari kamar ! Ia terlebih dahulu membersihkan tubuhnya ke kamar mandi. "AW......Abang" jerit Vania saat ia membuka pintu kamar mandi dan melihat Alex berdiri di hadapannya."Kenapa abang gak dibangunkan ? Abang kan pengen mandi berduaan sama kamu sayang" ucap Alex sambil melingkarkan kedua tangan kekarnya di pinggang Vania."Kasihan kalau abang dibangunkan. Abang pasti lelah" jawab Vania. Ia juga mengikuti langkah mundur Alex dari depan pintu kamar mandi hingga ke tempat tidur."AW..." Vania terjatuh di atas tempat tidur. "Abang ini sudah pagi ?" Ucapnya
Baca selengkapnya
Bab 83.
"wah, ini lucu ya ?" Ucap Tia sambil membolak-balik sepatu sneaker berwarna biru muda."Iya, kok ada ya orang memberikan sepatu untuk kado pernikahan" sahut kerabat yang lain."Tapi benar-benar lucu deh. Aku suka" sahut Tia sambil memperhatikan merek dari sepatu yang ia pegang. "Wah, ini mah harganya mehong. Ini kan merek branded" lanjut Tia, setelah melihat tulisan Balenciaga di sana."Coba Tante lihat" Donna mendekati Tia, lalu meraih ponselnya dari atas meja. "Wah, itu harganya 12 juta. Pasti orang spesial yang memberikan ini" ucap Donna setelah memeriksa harga sepatu itu dari ponselnya."Mom, sepatunya boleh untuk Tia ?" Tanya Tia sambil tersenyum kepada Vania yang juga ikut membuka kado.Vania tersenyum. "Boleh, ambil saja" ucap Vania. Sebenarnya ia ingin sekali sepatu itu, tetapi Vania tidak tega untuk menolaknya, karena Tia terlihat sangat suka dengan sepatunya."Terima kasih mom" ucap Tia dengan ceria. "Pasti penampilanku semakin keren saat pakai sepatu ini ke kampus" lanjutny
Baca selengkapnya
Bab 84. Nyonya tidak apa-apa ?
Satu Minggu telah berlalu, hari ini Alex sudah mulai masuk kantor. Ia tidak bisa terlalu lama mengambil cuti, karena ada beberapa meeting dengan klien yang ia tunda pada saat pernikahannya. Pria tampan itu dengan santai masuk ke dalam ruangan khusus CEO, tanpa menyadari seseorang sedang duduk di sofa menunggunya."Mas sudah datang" terdengar suara dari sofa.Alex memutar kepala ke arah datangnya suara. "Susan" ucapnya. Ia sedikit terkejut melihat Susan ada di sana."Iya mas. Maaf kalau aku sudah membuat kamu terkejut" sahut Susan. Ia bangkit dari sofa, melangkah menghampiri Alex yang duduk di kursi kerajaannya."Kenapa kamu datang tidak memberitahu aku dulu ?" Tanya Alex.Susan tersenyum. "Tadinya aku ingin memberitahu kamu mas, tapi ponsel kamu tidak bisa dihubungi karena sedang tidak aktif" Susan memang sudah menghubungi Alex beberapa kali, namun panggilannya tidak bisa terhubung.Mendengar ucapan Susan, Alex meraih ponsel miliknya dari saku celana. "Oh, iya. Ponselku mati" ucapnya
Baca selengkapnya
Bab 85. Hm.... gombal.
Alex tiba di apartemen saat waktu menunjukkan pukul 6 sore. Ia sedikit terlambat karena hari ini ada dua pertemuan dengan kliennya. Seperti rumah tangga pada umumnya, saat ia tiba di rumah, Vania menyiapkan teh untuknya. Lalu menyiapkan air hangat untuk Alex mandi, walupun pria tampan itu melarang Vania untuk melakukan itu semua ! Tetapi wanita cantik itu tetap saja melakukannya. Karena menurut Vania, mengurus suami itu adalah tugas seorang istri, bukan pelayan.Sudah satu minggu mereka tinggal di apartemen, tetapi belum pernah Vania mengizinkan pelayan untuk menyiapkan teh, makanan, atau air hangat untuk suaminya. Wanita cantik itu selalu melakukannya sendiri tanpa bantuan dari pelayan."Abang capai ya ?" Ucap Vania setelah Alex selesai mandi dan membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur dengan posisi handuk masih terlilit di pinggangnya."Iya sayang" jawab Alex. Ia menjulurkan telapak tangan pada Vania, agar wanita cantik itu naik ke atas tempat tidur."Capai abang langsung hilang,
Baca selengkapnya
Bab 86. Aku tidak berniat untuk melukainya, tetapi aku berniat untuk mengakhiri hidupnya.
Saat semuanya sedang sarapan pagi, tiba-tiba Susan datang untuk menjemput Tia. Wajahnya terlihat murung dan matanya menatap Vania dengan tajam. Ia merasa kalau Vania sudah berusaha merebut suami dan anaknya. Tentu hal itu tidak mungkin Susan biarkan, bahkan ia harus berusaha untuk membuat Alex kembali padanya."Mom" panggil Tia saat melihat Susan. "Ayo sarapan dulu, nasi uduknya enak loh mom" lanjut Tia mengajak Susan untuk sarapan bersama. "Iya bu. Ibu kan selalu suka nasi uduk buatan kak Vania" timpal Dita. Dari dulu Susan selalu suka dengan masakan Vania, apalagi nasi uduk buatan Vania. Tetapi itu dulu, sekarang sudah berbeda. Jangankan untuk menikmati makanan buatan Vania, melihat wajahnya saja sudah membuat perut Susan mual dan ingin muntah.Susan tersenyum paksa. "Ibu sudah sarapan sayang. Ibu tunggu di ruang tamu saja ya ?" Susan melangkah meninggalkan ruang makan menuju ruang tamu. Sementara Alex dan Vania hanya diam. Setelah selesai sarapan, Vania menyiapkan teh dan cemilan
Baca selengkapnya
Bab 87. Aku mohon abang, demi anak kita.
Sementara di apartemen, Alex sudah pusing mencari Vania ke setiap ruangan, ia sudah berkali-kali menghubungi nomor telepon Vania, tetapi tidak satupun yang terhubung, karena sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan. Bahkan ia sampai menghubungi Dita dan Tia. Karena saat ia meninggal apartemen, Dita dan Tia bersama Vania."Dita, apa Vania bersamamu ?" Tanya Alex melalui sambungan telepon."Tidak kak, kami meninggalkan kak Vania di apartemen. Dia sedang siap-siap karena kakak sebentar lagi menjemputnya" balas Dita dari seberang sana."Apa Vania pergi ke rumah sakit sendiri ? Soalnya kakak terlambat pulang, tadi sedang ada tamu" ucap Alex."Mungkin saja kak, sebaiknya kakak ke rumah sakit saja" "Baiklah, kakak tutup teleponnya dulu" Alex menekan tombol merah untuk memutuskan sambungan teleponnya dengan Dita. Ia bergegas ke luar dan melangkah menuju lift untuk turun ke lantai satu.Tapi saat pintu lift terbuka ! Matanya langsung bertemu dengan mata sayu Vania. Wanita cantik itu t
Baca selengkapnya
Bab 88. Abang bangun dong.
Satu minggu telah berlalu, di mana hari ini Alex dan Susan akan melaksanakan pernikahan untuk kedua kalinya. Vania meneteskan air mata saat telinganya mendengar kata ijab kabul terucap dari mulut suaminya itu. Walaupun ia tahu kalau Alex melakukan pernikahan ini karena terpaksa ! Tetapi Vania tetap saja merasa cemburu dan sakit hati."Bagaimana para saksi, sah" ucap penghulu."Sah, sah, sah" semua mengucap sah, hanya Vania yang tidak membuka mulut. Entah mengapa bibirnya tiba-tiba terasa berat untuk dibuka. Apakah karena dia tidak ikhlas atau karena terlalu tertekan ? Hanya Vania lah yang tahu itu. Yang pastinya Vania tidak sanggup terlalu lama di sana, ia bangkit dari tempatnya dan melangkah menuju kamar pribadinya dengan Alex.Setelah ijab kabul selesai, Alex langsung meninggalkan tempat itu dan melangkah menaiki anak tangga untuk menemui Vania. Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, ia langsung membukanya."Sayang" Alex memeluk Vania yang sedang menagis di atas tempat tidur. "Jika k
Baca selengkapnya
Bab 89. Kamu jangan main-main denganku Vania.
Karena paksaan dari Vania, akhirnya Alex bangkit dari tempat tidur. Ia mengikuti Susan masuk ke dalam kamar yang sudah disiapkan. Tanpa membuka mulut, Alex meraih bantal dan selimut, lalu tidur di atas sofa. "Mas, apa kamu akan tidur di sana ?" Ucap Susan."Iya" sahut singkat Alex."Mas, aku inikan istri kamu. Malam ini adalah malam pertama kita, jadi enggak lucu dong jika kita tidur terpisah" "Susan, ini bukan malam pertama kita. Kita sudah pernah menikah, dan kita sudah memiliki satu orang putri dari hasil pernikahan itu" bantah Alex. Ia merasa risih dengan ucapan Susan, yang mengatakan kalau ini adalah malam pertama mereka. Lagi pula dia menikahi Susan bukan karena dasar cinta, tetapi karena paksaan dari Vania. Entah mengapa cinta Alex tiba-tiba hilang begitu saja kepada Susan, padahal waktu dulu Susan itu adalah separuh nyawanya."Iya aku tahu itu mas. Yang aku maksud, ini adalah malam pertama kita setelah 10 tahun terpisah" jawab Susan, ia meralat ucapannya agar Alex mengerti a
Baca selengkapnya
Bab 90.
"aku akan menjadikan Dita sebagai santapan Buaya, jika kamu berani berbohong dan mengingkari perjanjian itu" Susan melepaskan cengkraman tangannya dari rambut Vania dengan kasar, yang membuat Vania hampir tersungkur ke lantai. Untung saja pelayan Siti segera menangkap Vania, sehingga wanita hamil itu terhindar dari bahaya yang akan menimpah dirinya dan janin yang ada di dalam kandungannya."Nyonya tidak apa-apa" ucap pelayan."Tidak apa-apa bi. Terima kasih sudah menolongku" ucap Vania. Sedangkan Susan melangkah menaiki anak tangga menuju kamarnya tanpa peduli dengan Vania.Begitu juga dengan Donna yang saat ini sedang duduk di ruang tamu, ia hanya bisa menyaksikan pertunjukan antar ibu dan anak angkat, yang saat ini berubah menjadi musuh besar karena memperebutkan satu pria. "Pertunjukan yang menyenangkan" ucapnya dengan lembut sambil tersenyum. "Aku antar nyonya ke kamar ya ?" Ucap pelayan."Hm..." Sahut singkat Vania. Ia tidak menolak tawaran Siti, karena memang saat ini kepalanya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status