Semua Bab Sugar Daddy, Aku Kangen !: Bab 91 - Bab 100
110 Bab
Bab 91. Iya sayang, itu sebabnya kamu tidak sanggup berpisah dariku.
Dua hari telah berlalu, selama dua hari ini Susan tidak bisa tenang, bahkan ia tida selera untuk makan dan ia juga tidak bisa tidur dimalam hari. Pikiran susah benar-benar kacau setelah berdebat dengan Donna. Ia tidak menyangka kalau sahabatnya itu mengetahui rahasia terbesarnya.Susan hanya berdiam diri di dalam kamar sambil memikirkan rencana apa yang harus ia lakukan untuk menutup mulut Donna, bahkan selama dua hari ini Susan tidak mengunjungi butik kesayangannya. Biasanya ia selalu menghabiskan waktu di sana. Tetapi pikirannya yang kacau seperti serpihan kaca, membuat ia melupakan usaha kesayangannya itu. Ditambah lagi karena Alex yang mengikuti Vania kembali ke apartemen, membuat wanita berusia 42 tahun ini semakin stres.Tok...tok...tok..."Masuk" jawab Susan dari dalam kamar."Nyonya makan malam sudah siap" ucap pelayan. Siti terpaksa memanggil Susan ke kamar, karena waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam, tetapi majikannya itu belum juga turun ke meja makan."Aku sudah katakan,
Baca selengkapnya
Bab 92. AW....ini sungguh nikmat Abang.
Di bab ini masih sedikit panas, jadi bijaklah dalam membaca karena cerita ini untuk usia 18 tahun ke atas. Bukan untuk anak-anak atau ABG.Yang belum cukup umur ! Monggo mundur, ini bukan jalur anda. Hehehehe......................."AW....ini sungguh nikmat abang" ucap Vania, ia menggoyangkan pinggul dengan liar, sambil jari tangannya menggenggam rambut Alex, ia menekan kepala pria tampan itu ke dadanya. Agar Alex semakin agresif untuk menghisap ujung dari gunung kembar miliknya.Tidak puas hanya di atas tempat tidur, Vania menarik tangan Alex menuju sofa. Ia menaikkan satu kali ke atas sofa lalu menundukkan tubuhnya. Alex yang mengerti maksud dari istrinya ! Langsung mengambil posisi tepat di belakang Vania. Sebelum memasukkan miliknya ke dalam goa Vania ! Ia terlebih dahulu memainkan lidahnya, pria tampan itu benar-benar tidak merasa jijik atau geli, ia menyedot cairan kental yang ada di sana, sesekali ia mengigit ujung daging yang ada di tengah goa itu."Ah...ow....Hm...." Desah k
Baca selengkapnya
Bab 93. Aku lebih baik mati. Biarkan aku mati.
Sebelum tiba di apartemen, Alex menerima telepon dari seorang pelayan di kediaman Winata.Ting-nong ting-nong..... Suara nyaring ponsel Alex."Sebentar ya sayang" ucap Alex. Ia melepaskan genggaman tangannya dari tangan Vania, lalu meraih ponsel dari saku celana.Alex mengerutkan mata, saat melihat nomor yang muncul di layar ponselnya adalah nomor telepon rumah kediaman Winata."Kenapa enggak diangkat abang ?" Tanya Vania."Ini telepon dari rumah" jawab Alex, sambil memandang layar ponselnya. Ia bukan tidak mau menerima telepon yang masuk di ponselnya, hanya saja Alex malas, karena ia berpikir kalau yang menghubunginya saat ini pasti Susan. Soalnya sejak kembali ke apartemen ! Alex tidak pernah menerima telepon dari Susan, ia juga tidak pernah membalas pesan dari Susan."Diangkat saja abang, mana tahu ada yang penting" desak Vania.Alex mengusap layar ponselnya. "Iya" ucapnya dengan singkat."Tu....tu....tu...tuan" suara pelayan dengan gugup dari seberang sana."Iya, ada apa ? Apa yan
Baca selengkapnya
Bab 94. Terus, ke mana lagi ?
Satu malam Alex tidak kembali ke apartemen, ia menginap di rumah sakit untuk menemani Tia menjaga Susan. Tadinya ia ingin pulang ke apartemen, tetapi Alex tidak tega menolak permintaan Tia.Tepat pukul 6 pagi, Alex sudah meninggalkan rumah sakit dan kembali ke apartemen, ia sudah takut jika Vania akan marah kepadanya. Namun dugaan Alex salah, justru Vania menyambutnya dengan senyuman manis."Abang sudah pulang ?" Ucap Vania."Iya sayang" Alex mencium kening dan bibir Vania sekilas."Bagaimana keadaan i..." Vania menghentikan ucapannya. "Bagaimana keadaan Susan ?" Lanjutnya.Alex melingkarkan satu tangan kekarnya di pinggang Vania yang sudah semakin melebar karena mengandung. "Susan baik-baik saja sayang. Dia tidak apa-apa, bahkan dokter sudah mengizinkannya untuk pulang hari ini" "Benarkah ?" Tanya Vania."Iya sayang, luka di tangan Susan tidak begitu dalam. Yang membuat dia tidak sadarkan diri, karena terlalu lemah. Soalnya selama tiga hari ini Susan tidak makan" ucap Alex dengan ju
Baca selengkapnya
Bab 95. Baiklah kalau begitu, semoga berhasil
Hujan deras membuat suasana di pagi hari terasa dingin, namun berbeda dengan suasana hati Vania. Wanita cantik yang tengah hamil 5 bulan itu, merasa panas akibat kebohongan suaminya. Bahkan satu malam ini ia tidak bisa tidur. Vania penasaran kenapa Alex harus berbohong kepadanya, sedangkan ia sudah terlebih dahulu mengajak Alex untuk melihat keadaan Susan ke kediaman Winata.Ting....suara pesan masuk di ponsel Vania. Ia dengan lembut meraih ponsel miliknya dari atas meja kecil yang terletak di samping tempat tidur.Setelah mengusap layar ponselnya ! Seketika butiran bening menetes dari kedua bola mata Vania. Susan mengirimkan sesuatu, bukan pesan melainkan sebuah foto."Aku tidak boleh egois, ibu Susan adalah istri bang Alex" ucap Vania dengan lembut. Ia berusaha mengusir rasa cemburu yang ada di dalam hatinya. Vania mematikan ponsel lalu menaruhnya kembali ke atas meja. Ia menurunkan kedua kaki dari atas tempat tidur, melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah
Baca selengkapnya
Bab 96. Ow...St....kamu sangat liar sayang.
Waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam, saat Vania dan Alex tiba di kediaman Winata. Felicia menyambut Vania ke pintu utama. Ia mencium kedua pipi menantunya itu dan mengelus perut buncit Vania dengan lembut."Mama kenapa tidak memberitahuku" protes Alex pada Felicia."Mama sengaja tidak memberitahukannya. Soalnya mama ingin membuat kejutan" jawab Felicia."Mama ada-ada saja. Kalau mama memberitahukannya, aku dan Vania bisa jemput mama ke bandara" gerutu Alex."Kalau mama beritahu ! Enggak kejutan lagi dong" bantah Felicia. Ia tidak mau kalah dari putranya."Terserah mama saja. Yang penting mama sudah tiba di rumah dengan selamat" ucap Alex. Sementara Vania hanya tersenyum melihat perdebatan antara suami dan mertuanya."Oh iya sayang, kamu mau makan apa ? Biar mama buatkan" tanya Felicia kepada Vania. Keduanya duduk bersampingan, sedangkan Alex duduk di hadapan mereka."Vania masih kenyang mah, tadi sebelum ke sini ! Vania sudah makan dari rumah" jawab Vania. Sebenarnya ia mengin
Baca selengkapnya
Bab 97. Bukankah ini yang kau inginkan sayang ?
Setelah 1 Jan 23 menit, akhirnya Alex dan Susan saling mencapai kenikmatannya. Susan tersenyum bahagia karena benih cinta Alex sudah membasahi dinding rahimnya yang sudah kering selama 10 tahun ini."Terima kasih mas" Susan memeluk Alex yang terbaring di sampingnya.Susan melangkah masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, tetapi baru saja ia akan mengunci pintu, Alex tiba-tiba muncul. Pria tampan itu masuk ke dalam kamar mandi lalu menutup pintu.Susan berpikir kalau mereka akan mandi bersama, tetapi dugaannya salah. Alex justru menghidupkan shower dan kembali menikmati kedua gunung kembar Susan. Ia menuntun tangan wanita cantik itu untuk menggenggam benda tumpulnya yang sudah berdiri sempurna."Mas aku masih capai" ucap Susan dengan nada yang manja."Bukankah ini yang kau inginkan sayang ?" Bisik Alex di tengah-tengah derasnya air shower."Tapi jangan sekarang" ucap Susan. Bibirnya bisa menolak tetapi tidak dengan tubuhnya. Ia sama sekali tidak menolak sentuhan dari Al
Baca selengkapnya
Bab 98. Ya Tuhan, aku akan menjahit mulut anak itu.
Satu Minggu telah berlalu, hubungan Vania dengan Alex masih dingin. Wanita cantik itu tidak pernah mau bersentuhan dengan Alex. Tetapi ia tetap melakukan tugasnya sebagai istri, yaitu menyiapkan sarapan dan teh untuk suaminya."Sayang, abang berangkat dulu ya ?" Pamit Alex kepada Vania."Iya abang. Hati-hati di jalan" jawab Vania. Ia tetap mengantar Alex sampai ke pintu, tetapi tidak menjabat tangan pria tampan itu seperti biasanya.Sepanjang perjalanan menuju perusahaan Winata grup ! Alex memikirkan bagaimana caranya agar ia bisa menyakinkan Vania. Alex sudah tidak sanggup lagi hidup satu atap dengan Vania tapi tidak saling bersentuhan. Bahkan Vania sudah satu Minggu ini memilih tidur di kamar Dita."Tuan, apa anda memikirkan sesuatu ?" Ucap sopir dari bangku pengemudi. Ia sebenarnya sudah satu Minggu ingin bertanya kepada Alex, tetapi pak Asep mengurungkan niat, karena ia merasa tidak pantas ikut campur dalam urusan rumah tangga bosnya."Iya, aku bingung bagaimana caranya agar Vania
Baca selengkapnya
Bab 99. Baguslah kalau begitu, mulai sekarang kamu harus terbiasa.
Walaupun Alex sudah memaksa Susan untuk membuka mulut, tetapi wanita satu anak itu tetap saja tidak mengakui yang sebenarnya, justru ia mengatakan kalau Vania lah yang memintanya untuk kembali rujuk dengan Alex. Hal itu membuat Alex kesal dan marah, ia meninggalkan kediaman Winata tanpa menemui ibu dan putrinya terlebih dahulu."Abang sudah pulang ?" Ucap Vania saat membuka pintu dan melihat Alex."Vania aku ingin bicara denganmu, sekarang juga" bukannya menjawab pertanyaan Vania. Alex justru menggenggam pergelangan tangan Vania dan membawanya masuk ke dalam kamar."Ada apa abang ?" Tanya Vania. Saat ini mereka sudah berada di dalam kamar.Sebelum membuka mulut, Alex terlebih dahulu menarik napas dalam-dalam, lalu membuangnya dengan lembut. Ia melakukan itu, agar hatinya lebih tenang saat bicara dengan Vania. "Sayang, apa Susan bicara sesuatu kepadamu satu bulan yang lalu ?" Ucapnya.Wajah Vania seketika berubah menjadi pucat setelah mendengar ucapan Alex. Tetapi ia berusaha untuk tet
Baca selengkapnya
Bab 100. Benarkah ? Kamu tidak berbohong sayang ?
Saat tiba di apartemen, Alex bersikap biasa saja. Ia berpura-pura tidak tahu kalau Vania datang ke kantornya. Berbeda dengan Vania, wanita cantik yang sedang hamil 5 bulan itu, terkejut melihat Alex kembali ke apartemen."Abang sudah pulang ?" Sapa Vania."Iya, Susan sedang sibuk. Itu sebabnya saya datang kemari" jawab Alex dengan santai."Ow...." Sahut singkat Vania. Ia melangkah menuju dapur, lalu membuat satu gelas teh untuk Alex."Terima kasih" ucap Alex."Sama-sama abang" sahut Vania.Ruangan itu kembali hening karena keduanya sibuk dengan ponsel masing-masing. Suasana saat ini sangat jauh berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Biasanya Alex pasti bersikap romantis kepada Vania. Tetapi saat ini, jangankan romantis ! Untuk mendekati Vania saja, tidak. Pria tampan itu sibuk mengusap dan mengetik layar ponselnya sambil sesekali menikmati teh buatan Vania.Ting-nong ting-nong, suara nyaring ponsel Alex. "Iya Susan" sahut Alex setelah mengusap layar ponselnya.*Mas tolong jemput aku k
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status