All Chapters of CINTA BEDA USIA: Chapter 71 - Chapter 80
115 Chapters
Episode 70: Jangan Marah Lagi    
"Sini dek," Ferdi menepuk Pahanya. Azahra tersenyum menggelengkan kepalanya. "Rara gak mau." Azahra menutup wajahnya dengan telapak tangannya."Kenapa gak mau?" Tanya Ferdi yang mengulum senyumnya.Azahra diam tanpa berkata apa-apa. Melihat sikap suaminya yang seperti ini Azahra memahami apa yang diinginkan oleh suami. "Cepat Dek, adek sudah gosok punggung  Abang, sekarang gantian." Ferdi mengedipkan sebelah matanya."Abang pasti pengen macam-macam." Azahra berkata dengan sangat malu-malu.Ferdi tertawa ketika mendengar ucapan istrinya. "Yang nyuruh datang ke sini tadi siapa, sekarang tanggung jawab," ucapnya yang menarik tangan istrinya."Rara datang ke sini niatnya untuk rayu Abang, biar abang jangan marah lagi," jawab Azahra dengan sangat polosnya."Kalau nggak mau, Abang marah lagi nih, Abang merajuk lagi nih," ucap Ferdi.Azahra diam dan menelan air ludahnya."Sini." Ferdi kembali menepuk pah
Read more
Episode 71: Berbelanja
"Tapi ini uangnya sangat banyak Ra." Dina memandang uang yang diberikan Azahra. Ia tidak enak untuk menerima uang yang memiliki nominal besar tersebut. Bagi Dina sudah diberi tempat tinggal sementara dan diberi makan saja sudah sangat membuatnya merasa sangat bersyukur."Iya gak apa, Dina  beli aja baju dan semua kebutuhan Dina. Sudah ayo cepat itu mas Anto sudah menunggu." Azahra tersenyum."Tapi temenin aku ke depan ya Ra, aku segan sama orangnya, soalnya belum kenal," ucap Dina.Azahra tersenyum dan memasukkan uang yang di tangannya ke dalam dompet berwarna hitam. "Ini uangnya banyak, kalau nggak dimasukin ke dalam dompet takutnya nanti malah hilang." Azahra memberikan dompet bertali yang berisi uang tersebut ke tangan Dina."Terima kasih ya Ra, aku gak tahu bagaimana caranya untuk membalas jasa kamu," ucap Dina."Cukup jadi lebih baik saja. Apalagi Dina sebentar lagi akan menjadi ibu, jadi Dina harus bisa menjadi ibu yang baik untuk anak D
Read more
Episode 72: Kedatangan Mama & Papa
"Tapi gak mesti harus uangnya dihabisin untuk beli baju Ra, aku masih butuh banyak uang, apalagi aku mau cari rumah." Dina tersenyum memandang Azahra yang duduk di atas tempat tidurnya.Azahra hanya tersenyum ketika mendengar ucapan sahabatnya."He...he... Daripada dihabiskan untuk beli baju, sayang Ra." Dina tersenyum cengengesan."Dihabisin semua untuk beli juga nggak apa-apa," jawab Azahra."Aku gak enak Ra, ini aja aku sudah belanja banyak.  Ini uang lebih dari beli baju." Dina memberikan sisa uang yang dimilikinya kepada Azahra."Uangnya diambil aja," ucap Azahra."Apa ini beneran Ra, uangnya boleh aku ambil sisanya?" tanya Dina. Ia merasa sangat senang ketika mendengar ucapan sahabatnya tersebut.Azahra menganggukkan kepalanya."Alhamdulillah, Aku sudah punya uang sekarang. Aku bisa pakai uangnya untuk bayar uang kontrakan rumah. Aku nggak enak tinggal di sini sama kamu Ra. Jadi aku pengen secepatnya bisa kontrak rum
Read more
Episode 73: Solusi Indah
"Kita duduk dulu," ajak Indah. Begitu banyak yang ingin ditanyakan Indah saat ini. Ia duduk di kursi sofa yang ada di ruang tamu."Iya ma," jawab Azahra yang duduk di sofa yang ada di depan Indah."Abang Ferdi mana?" Tanya Indah memandang Azahra."Ada di kamar ma, Rara panggil dulu," jawab Azahra."Nggak usah, papa telepon saja."  Andi menghubungi no ponsel putranya.Azahra menganggukkan kepalanya."Halo Fer, papa lagi di rumah kamu, kamu cepat turun ke bawah ya," perintah Andi."Iya pa aku akan turun, kenapa gak ngasih tahu kalau mau datang?" tanya Ferdi."Nanti kita cerita. papa tunggu kamu," jelas Andi."Iya pa," jawab Ferdi yang kemudian memutuskan sambungan telepon."Apa dia sudah menikah?" tanyain Indah.Azahra menggelengkan kepalanya."Dia sedang hamil?" tanya Indah. Indah yang berprofesi sebagai bidan bisa membedakan ciri-ciri wanita yang hamil dengan yang tidak.Azahra begitu bin
Read more
Episode 74: Tawaran Indah
"Sayang, makannya wajib banyak. Ingat, sekarang makannya berdua." Indah tersenyum dan menambahkan nasi ke piring Azahra."Tuh dengerin kata mama, kalau lagi hamil wajib makan banyak. Ini makanya males sekali, kalau nggak disuapin kadang milih gak makan ma." Ferdi mengadukan istrinya."Nggak boleh males makannya, Rara harus banyak makan." Andi menasehati menantunya. Pria itu mencemaskan kondisi kehamilan Azahra, mengingat ini kehamilan Azahra yang pertama."Iya pa Rara bakalan banyak makannya. Papa jangan cemas." Azahra tersenyum dan memasukkan nasi dalam mulutnya. Ia tersenyum dengan mulut yang penuh berisi nasi."Kalau sudah jadi mommy apa masih manja seperti ini." Ferdi tersenyum menatap wajah istrinya."Apa Rara gak boleh manja lagi kalau sudah jadi mommy?" Azahra memandang suaminya."Boleh, siapa yang larang." Indah memandang putranya dan membesarkan matanya."Mommy tetap manja terus sama daddy berarti Rara boleh ya ma," tanya Aza
Read more
Episode 75: Bersyukur 
"Mama dan papa orang yang sangat baik. Rara mengenali mereka bukan hanya karena sudah menikah dengan bang Ferdi, namun dari Rara lahir hingga saat ini. Rara begitu sangat mengenali mama dan juga papa. Rara yakin Dina pasti akan senang berada di rumah mama dan juga papa." Azahra tersenyum ketika Dina memeluknya.Dina menganggukkan kepalanya saat mendengar ucapan Azahra. Meskipun dirinya baru berjumpa dengan Indah dan juga Andi, namun Dina bisa merasakan bahwa pasangan suami-istri itu begitu sangat baik. Dari nada bicara dan tatapan mata Indah dan juga Andi, terlihat bahwa mereka begitu sangat tulus untuk membantunya. "Aku nggak nyangka bisa ketemu sama orang-orang baik seperti Azahra dan keluarga." Dina memandang Azahra."Rara akan selalu mendoakan Dina. Rara akan mendoakan agar Dina sehat begitu juga dengan kandungannya. Rara yakin Dina pasti mampu melewati ini semua," Azahra tersenyum memandang sahabatnya. "Amin, makasih ya Ra. Ra mukena kamu aku bawa ya.
Read more
Episode 76: Marah Tapi Romantis
Dina begitu senang ketika bermain di rumah Azahra. Begitu banyak yang mereka bicarakan mengenai kehamilannya masing-masing. Menikmati makan rujak berdua, kemudian makan es krim, menonton film dan masih banyak lagi keseruan-keseruan yang mereka lakukan berdua."Aku benar-benar senang bisa ketemu sama mama Indah dan papa Andi."  Dina berkata ketika memasukkan potongan buah mangga ke dalam mulutnya."Mama dan papa itu orang yang sangat baik." Azahra tersenyum dan menggigit buah strawberry di tangannya."Itu strawberry pasti rasanya asam sekali.” Dina memperhatikan Azahra yang memakan buah strawberry dengan sangat enak."Iya sih asem, tapi Rara suka "Azahra tersenyum dan kembali menggigit buah berwarna merah yang berukuran kecil tersebut."Aku pengen coba." Dina mengambil buah strawberry yang ada di piring Azahra. "Asem, tapi enak juga." Dina kembali menggigit buah tersebut dan  memejamkan matanya."Rara sering rasain pinggang sa
Read more
Episode 77: Pulang ke Rumah
Ferdi yang berada di atas tempat tidur bersama dengan istrinya sudah tampak begitu sangat gelisah. Hari ini sikap istrinya begitu sangat manja, bahkan ia tidak diperbolehkan pergi kemana-mana, meskipun hanya Kamar mandi saja. Azahra hanya ingin memeluknya dan mencium aroma tubuhnya."Sayang Abang sudah nggak tahan ini," keluh Ferdi."Iya," jawab Azahra yang tidak ingin melepaskan pelukannya."Adek kalau abang buang air kecil di atas tempat tidur pasti repot dek." Sudah berulang kali pria itu memberi tahu istrinya, namun istrinya tidak menghiraukan ucapannya. Azahra hanya sibuk dengan kesenangannya."Abang harus tahan, sebentar lagi." Azahra tersenyum dan menempel hidungnya di leher suaminya."Sudah nggak bisa tahan sayang, ini sudah benar-benar pengen keluar. Anak Daddy yang super ganteng dan pintar, tolong bujuk mommy, biar kasih Daddy ke kamar mandi sebentar saja." Ferdi berkata dengan mengusap perut istrinya. Pria itu sudah kehabisan kata-kata u
Read more
Episode 78: Kenyataan Pahit
"Aku tidak ingin melihat anak itu lagi. Dasar anak haram, aku benar-benar menyesal sudah membesarkan." Suara itu terdengar sangat keras di telinga Dina. Jantung Dina berdegup dengan sangat hebatnya ketika mendengar apanya berkata seperti ini. Hingga sampai sekarang Dina tidak mengerti apa tujuan papanya berbicara seperti ini. Kakinya terasa gemetar ketika mendengar hal tersebut. Ia masuk ke dalam rumah dan berjalan semakin mendekati pintu kamar mama serta papanya, yang berada di bagian depan. Saat ini pintu kamar itu sedang terbuka. Dina bersembunyi di dinding yang berada di samping pintu, agar mama dan papanya tidak melihat kehadirannya."Apa papa yakin tidak mau menjemput Dina?" ucap Mama Dina yang bernama Mala."Untuk apa kita jemput dia?" Tanya Pendi."Jadi menurut papa kita biarkan saja?" tanya Mala."Apa Mama mau menjemput anak itu, kemudian mengeluarkan uang untuk biaya persalinan, dan setelah itu merawat dia setelah melahirkan. Apa usaha kita sela
Read more
Episode 79: Maafkan Aku    
"Aku minta maaf, ma, pa. Aku tidak bisa membalas jasa kalian, aku tidak bisa membahagiakan kalian. Aku sungguh minta maaf, aku sudah membuat kalian malu karena perbuatan yang telah aku lakukan." Dina menangis dan bersujud di hadapan kedua orang tuanya. Hanya kalimat ini yang mampu  diucapkannya, dan berharap mama dan papanya mau memberikan maaf untuknya."Pergilah jangan pernah kembali lagi ke sini," perintah Pendi.Dina menganggukkan kepalanya. “Aku hanya ingin mengambil ijazah aku saja, setelah ini, aku mungkin tidak pernah datang ke sini lagi. Aku mohon maafkan aku," ucapnya yang berusaha berdiri dengan memegang perutnya yang terasa sakit."Ambillah barang mu, kemudian pergi," ucap Pendi.Dina menganggukkan kepalanya dan masuk ke kamarnya untuk mengambil ijazahnya. Dina masuk ke dalam kamarnya yang begitu sangat sederhana. Di kamar ini hanya ada spring bed untuk satu orang, Lemari kecil dan meja belajar. Kamar yang  sederhana namun begi
Read more
PREV
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status