All Chapters of CINTA BEDA USIA: Chapter 81 - Chapter 90
115 Chapters
Episode 80: Penyesalan Dina   
"Si mommy sama anaknya sangat asyik sekali ngobrolnya, sampai nggak tahu kalau kami pulang." Attar tersenyum dan mengusap Kepala istrinya."Hubby sudah pulang ya," Alisa tersenyum memandang suaminya. Ia beranjak dari kursi santai yang didudukinya, Alisa mengambil tangan Attar dan menciumnya. Sejak tadi Alisa begitu asik bercerita dengan Putri kesayangannya, hingga tidak menyadari bahwa ternyata suaminya sudah pulang."Iya sayang, Hubby sudah pulang," ucapnya sambil menarik hidung istrinya. Meskipun mereka menikah sudah lebih 20 tahun, namun sikap dan juga perilaku Attar tidak pernah berubah terhadap Alisa."Kenapa cepat, biasanya belum pulang di jam-jam segini?" Alisa bertanya dengan memandang wajah suaminya."Ngapain juga lama-lama di kantor? nggak enak, nggak ada kawan ngobrol." Pria itu merasa begitu sangat kesepian di kantor sendiri tanpa ada istrinya. Selama ini istrinya akan selalu menemaninya di kantor dan dirinya akan mengobrol dan bercanda dengan
Read more
Episode 81: Rayu Abang Dulu 
Indah memandang Dina yang saat ini sedang duduk di meja makan terlebih dahulu. "Mau ke mana?" Indah melihat Dina yang begitu cantik dengan gaun berwarna merah dan lengkap dengan jilbab Syar'inya."Dina rindu sama Azahra, Dina mau main ke rumah Azahra, ma." Dina tersenyum lebar hingga matanya menjadi sangat kecil."Iya, Bagus itu, jangan dikamar aja. Kalau banyak melamun nanti pikirannya melayang kemana-mana, apalagi sekarang sudah dekat melahirkan," ucap Andi."Iya pa, dari kemarin Dina keasikan belajar ngaji. Jadinya betah di kamar." Dina menjawab dengan tersenyum."Alhamdulillah," ucap Andi.Indah dan Andi begitu sangat senang ketika melihat Dina yang pagi ini terlihat sangat ceria.Pagi ini Dina sarapan dengan sangat banyak, tidak seperti biasanya. Melihat perubahan yang terjadi terhadap Dina, membuat Indah sangat senang. Dari raut wajah Dina, terlihat tidak sedang menanggung beban."Ma, Pa, Dina ke rumah Azahra ya," pamit Dina set
Read more
Episode 82: Ke Rumah Sakit 
Pagi ini Ferdi begitu sangat sibuk mengurusi istrinya yang ikut datang ke kantornya di jam pagi. Ia mengambil bantal di dalam kamar dan meletakkan bantal di sandaran kursi sofa,  agar posisi duduk Azahra semakin nyaman. Kaki Azahra dinaikkannya ke atas meja sehingga dalam keadaan lurus. "Seperti ini apa sudah nyaman?" tanya Ferdi.Azahra tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Ia duduk dengan mengusap-usap perutnya."Anak sayang Daddy, Daddy mau kerja dulu ya. Ingat tadi sudah janji untuk tidak rewel." Ferdi berkata dengan mengusap perut istrinya. Ia juga mencium perut yang bulat dan besar tersebut.Azahra tersenyum saat mendengar ucapan suaminya. Apa yang diucapkan oleh suaminya sudah pasti untuk mengingatkan dirinya bukan untuk anak yang dikandungnya."Ini si mommy juga jangan rewel, ingat tadi di rumah sudah janji nggak gangguin."  Ferdi menarik hidung istrinya.Dengan cepat Azahra menganggukkan kepalanya.Ferdi mengusap kepala i
Read more
Episode 83: Bidadari Kecil
Setelah selesai sholat di mushola Ferdi dan juga Andi berencana ke ruang operasi Dina."Apa orang tuanya sudah dikasih tahu Pa?" tanya Ferdi ketika keluar dari mushola."Orang tuanya sudah diberitahu tapi nggak mau datang katanya. Orang tuanya gak mau tahu dengan kondisi Dina, jadi ya sudah kita yang urus semuanya," jelas Andi."Kenapa bisa seperti itu ya pa, orang punya anak, padahal mau seperti apapun perbuatan anaknya seharusnya dia tidak bisa lepas tangan begitu saja," ucap Ferdi."Kita selaku orang tua bertanggung jawab kepada anak hingga kita tutup usia, jadi namanya orang tua itu tanggung jawabnya baru selesai setelah dia tiada. Begitu juga dengan tanggung jawab anak terhadap orang tua. Ia bertanggung jawab mengurus dan merawat orang tuanya, hingga orang tuanya tutup usia. Jadi sebenarnya anak dan orang tua itu saling bergantung jawab," jelas Andi."Apabila semua orang tua bertanggung jawab terhadap anaknya seperti ini, pasti tidak akan ada
Read more
Episode 84: Tolong Jaga Zikra  
"Apa namanya sudah ada?" Tanya Azahra."Sudah namanya Haziqa Zikra. Haziqa artinya cerdik dan cerdas.  Zikra, selalu mengingat Allah." Dina tersenyum."Namanya sangat cantik," ucap Azahra."Aku ingin anak aku nanti selalu mengingat Allah, aku juga ingin dia menjadi seorang gadis yang pintar dan cerdas bila sudah dewasa kelak. Aku coba cari nama yang memiliki arti seperti yang aku mau. Alhamdulillah, aku menemukannya." Dina tersenyum lebar."Nama adalah doa, Rara yakin, dia akan menjadi anak yang sholehah, cerdas, pintar dan cantik." Azahra tersenyum memegang tangan Dina."Aku sangat ingin melihat Zikra, aku ingin memeluknya. Apa boleh dia di bawa ke sini?" Tanya Dina yang begitu sangat ingin memeluk putri kecilnya dan menatap wajah anaknya."Saat ini Zikra sedang di kamar perawatan bayi. Dokter sedang melakukan perawatan untuknya, dan nanti bila kondisinya sudah mulai stabil baru boleh dibawa ke ke ibunya." Azahra sudah mendengarkan kon
Read more
Episode 85: Seakan Tidak Percaya
"Dina bangun Dina, Ayo bangun. Jangan bercanda seperti ini." Azahra menangis saat menyadari bahwa sahabat sudah menghadap sang pencipta. "Dina, apa kamu gak kasihan lihat Zikra. Dia butuh ibunya." Azahra menangis dengan memeluk sahabatnya. Ia menekan tombol untuk memanggil perawat. Azahra berharap Dina masih ada.Azahra memandang perawat dan dokter yang masuk ke dalam ruangan dan memeriksa kondisi Dina."Pasien sudah meninggal," ucap dokter wanita tersebut. "Catat Jam dan tanggalnya," dokter itu memerintahkan perawat.Azahra masih tidak percaya saat mendengar ucapan dokter tersebut. Tubuhnya terasa lemas, dan tidak sanggup untuk berdiri. Azahra masih diam dengan terus memandang wajah Dina. "Dok, teman saya masih hidup. Coba dicek lagi. Cobalah lihat dia tersenyum. Dia hanya sedang bercanda dengan saya. Lihatlah dok, saya serius." Melihat wajah Dina yang tersenyum seperti ini, membuat Azahra yakin bahwa Dina masih hidup dan hanya sedang bercanda. Terbukti sahabat
Read more
Episode 86: Jangan Nangis Lagi 
Azahra hanya diam dan menangis memeluk mommynya. Air matanya mengalir dengan derasnya ketika melihat jenazah sahabatnya yang dimandikan dan kemudian dikafani.  Semua ini seperti mimpi baginya. Sejak awal masuk kuliah, Dina sudah begitu dekat dengannya. Dina yang memiliki karakter ramah dan mudah bergaul dengan siapa saja, begitu sangat cepat bisa akrab dengan Azahra. Bayangan akan kenangannya bersama dengan Dina, melintas jelas di pandangannya. Namun semua itu kini hanya tinggal kenangan. Air matanya tidak ada henti-hentinya menetes ketika menyadari bahwa sahabatnya sudah tiada."Kami tidak pernah tahu kalau di rumah ibu Indah ternyata ada tamu," ucap para tetangga yang datang melayat ke rumah Indah. Para tetangga dan warga yang tinggal di sekitar rumah Andi begitu kaged ketika mendengar berita duka dari rumah Andi."Sudah 1 bulan ini Dina tinggal di sini, dan saya juga sudah melaporkan keberadaannya di rumah saya dengan pak RT," jelas Indah."Tapi kenapa d
Read more
Episode 87: Foto kenangan Lama 
Ada banyak album foto yang tertumpuk di dalam lemari. Ferdi mengeluarkan koleksi album foto miliknya dan meletakkan tumpukan album foto di atas tempat tidur."Ternyata koleksi album foto Abang banyak." Azahra berkata dengan mata yang terbuka lebar. Ferdi mengulum senyumnya ketika mendengar ucapan istrinya. "Abang suka mendokumentasi segala sesuatu yang menurut Abang momen penting," ucapnya."Mommy aja nggak punya bang koleksi foto seperti ini,” Azahra memandang kagum suaminya."Mommy adek mana ada waktu untuk hal seperti ini." Ferdi tersenyum dan mengusap kepala istrinya. Ferdi tahu seperti masa remaja Alisa, yang bahkan tidak memiliki waktu untuk beristirahat."Iya Rara tahu, mommy sering cerita," Azahra tersenyum dan membuka lembar pertama dari album yang berwarna biru."Ini foto-foto abang sama mommy dan juga teman-teman kami waktu sekolah." Ferdi tersenyum saat menjelang tentang foto  yang saat ini dilihat istrinya.
Read more
Episode 88: Bayi yang Lucu    
Ferdi memandang Azahra yang sedang duduk di atas tempat tidur dengan memandang ponselnya. "Lagi lihat apa?" Ferdi mengusap kepala istrinya."Ini lihat video Zikra." Azahra tersenyum."Lagi apa dia?" Ferdi memandang ke layar ponsel milik istrinya."Pagi ini Zikra sudah lepas impus dan keluar dari dalam inkubator." Azahra tersenyum ketika melihat bayi Zikra yang sudah di lepas oksigen dan di pindahkan ke dalam box bayi."Alhamdulillah, kondisinya sudah semakin membaik." Ferdi tersenyum."Iya Rara jadi nggak sabar pengen cepat ke rumah sakit, pengen gendong dia. Sejak lahir belum pernah Rara mencoba untuk gendong Zikra." Azahra sedikit tersenyum. Selama satu minggu ini Azahra hanya bisa melihat bayi Zikra dari dalam inkubator. Setiap kali ia datang ke rumah sakit untuk melihat kondisi bayi Zikra, bayi cantik itu akan bangun dan memandang Azahra dan Ferdi. Terkadang bila ia menangis, tangisnya akan berhenti ketika melihat Azahra dan Ferdi yang datang m
Read more
Episode 89: Memelihara Zikra   
Malam ini Azahra makan malam bersama keluarganya di rumah milik Daddy nya. Seperti biasanya, setiap akhir pekan, Azahra dan Ferdi akan menginap di rumah orang tuanya dan juga mertuanya secara bergantian. Saat ini Indah dan Andi juga berada di rumah Attar. Azahra sudah berencana untuk menyampaikan kepada kedua orang tua, serta mertuanya mengenai rencananya yang ingin merawat bayi Zikra."Adek, ini nasinya dihabiskan." Azahra melihat nasi Akbar yang masih tersisa."Aku sudah kenyang, tadi aku sudah makan pizza." Akbar berkata dengan pipi yang menggembung."Udah jangan dipaksa Akbar untuk habisin kalau dianya sudah kenyang, kasihan." Ferdi mencegah istrinya. "Ini om, makannya belepotan." Ferdi membersihkan bibir adik kesayangannya dengan tisu.Akbar begitu senang ketika dirinya dibela oleh Abang iparnya. Bisa dikatakan, Abang iparnya akan selalu membelanya seperti ini. "Kapan adik bayi yang di rumah sakit itu dibawa pulang?" Tanya Akbar. Anak laki-laki itu s
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status