All Chapters of CINTA BEDA USIA: Chapter 101 - Chapter 110
115 Chapters
Episode 100: Alasan    
Setelah kelahiran anaknya, Ferdi selalu pulang ke rumah tepat waktu. Pria itu selalu merasa rindu terhadap kedua anaknya. Apalagi saat ini kedua anaknya sudah mulai pandai tersenyum."Assalamualaikum," ucap Ferdi yang membuka pintu kamarnya."Waalaikumsalam, lihat Daddy sudah pulang." Azahra  tersenyum memandang suaminya. Ia beranjak dari duduknya dan mendekati Ferdi yang saat ini sudah berdiri di belakangnya. Disalaminya tangan suaminya dan mencium punggung tangan tersebut. Azahra mengambil tas yang dipegang suaminya dan meletakkan tas itu di tempatnya."Mommy sudah mandi?" Ferdi mengusap kepala istrinya dan mencium bibirnya."Sudah dad," jawab Azahra dengan tersenyum."Ini anak-anak Daddy, apa sudah mandi juga?"  Ferdi tersenyum memandang kedua anaknya yang sedang bermain di lantai yang beralas karpet bulu tebal"Sudah dad, kami sudah wangi semua," jawab Azahra."Daddy mandi dulu ya, nanti setelah mandi kita main-main." Fe
Read more
Episode 101: Permintaan Azahra       
Ferdi berbaring di atas tempat tidur dengan nafas yang naik turun begitu juga dengan Azahra. Apa yang mereka lakukan saat ini mereka sedang mengatur pernafasannya yang seperti orang selesai berlari.Berulang kali Ferdi mencium bibir istrinya. Pria itu juga mencium bahu istrinya. "Terimakasih sayang." Ferdi tersenyum."Iya," jawab Azahra yang menatap wajah tampan milik suaminya."Sepertinya kurang kalau hanya 1 kali." Ferdi mengusap pipi milik Azahra.Mata Azahra terbuka lebar saat mendengar apa yang dipinta oleh suaminya. "Abang kurang terus." Azahra memajukan bibirnya."Mau gimana lagi dek, soalnya enak." Ferdi mengulum senyumnyaAzahra tertawa Ketika mendengar jawaban suaminya. "Nanti Rara kasih bonus dua, tiga bahkan lima." Azahra tersenyum lebar dan memperlihatkan deretan gigi putih miliknya. Ia berkata  dengan sangat yakin.Ferdi membesarkan matanya ketika mendengar apa yang diucapkan oleh istrinya. "Adek gak sedang bercanda
Read more
Episode 102: Kenyataan   
Azahra diam memandang Pendi dan juga Mala. "Rara datang kesini bukan untuk mencari Dina.""Begitu ya, kami kira datang ke sini untuk mencari Dina." Mala sedikit tersenyum.Azahra menggelengkan kepalanya. "Tujuan Rara dan suami datang ke sini, untuk berjumpa dengan bapak dan ibu," jawab Azahra kemudian.Azahra memandang pasangan suami istri yang duduk di depannya. Pasangan suami-istri itu hanya diam dan sedikit menundukkan kepalanya."Sebenarnya kami malu untuk cerita sama Azahra tentang Dina, namun daripada nanti dengar dari orang lain, lebih baik kami yang memberitahu," ucap Mala."Iya Bu," jawab Azahra."Beberapa bulan yang lalu, Dina mengaku hamil dengan kami, sedangkan laki-laki yang menghamilinya, ternyata sudah kabur. Pada waktu itu kami sangat marah, kami sangat malu dan kecewa terhadap Dina, sehingga kami mengusirnya dari rumah. Setelah itu, kami sudah tidak ada lagi komunikasi dengan Dina. Terakhir dia datang kesini untuk mengambil
Read more
Episode 103: Amplop    
Apa yang terjadi seakan masih tidak bisa dipercayanya. Namun bukti nyata yang dilihatnya memang benar, anak yang sudah dibesarkannya sudah tiada. Air matanya seakan tidak ada henti-hentinya menetes ketika menyesali apa yang telah diperbuatnya. Hanya rasa menyesal yang saat yang dirasakan Mala.Pendi hanya diam, menahan rasa sesak di dadanya. Apa yang dilakukannya terhadap Dina, kini terbayang dalam pandangannya. Ia mengingat saat Dina masih berusia 2 tahun, hampir setiap malam ia menggendongnya, dan membawanya keluar untuk melihat bintang bila Dina sedang menangis. Pendi terbayang mengantarkan Dina ke sekolah. Semua kenangan kembali melintas di pandangannya.Selama di perjalanan menuju rumahnya, ia hanya diam dan mengingat kenangan-kenangan ketika Dina masih bersamanya.Mobil yang mereka tumpangi berhenti di halaman rumahnya. Pendi dan juga Mala turun dari dalam mobil, mereka berjalan ke rumahnya.“Assalamualaikum." Ucap Mala, Pendi dan Ferdi.
Read more
Episode 104: Mulai Kuliah
Azahra sudah mulai sibuk dengan rutinitas kuliahnya. Ia datang ke rumah mamanya dengan membawa 2 orang anaknya dan juga dua orang baby sister untuk mengasuh anak-anaknya. Jadi Mama mertuanya hanya sekedar melihat cucunya saja."Assalamualaikum nenek, Atuk, Zavier dan Zikra datang." Azahra masuk ke dalam rumah, ia menyalami tangan mama dan papa mertuanya."Waalaikumsalam, cucu-cucu atuk sudah datang."  Andi tersenyum. Pria yang memakai baju kaos putih tanpa kerah, dan kain sarung itu beranjak dari duduknya, ia mengambil 1 orang cucunya dan menggendongnya."Cucu-cucu nenek main di sini ya," Indah mengambil satu orang cucunya.Indah tersenyum ketika memandang wajah cucunya yang tersenyum memandangnya."Iya nenek, mommy kuliah nanti sampai jam 3," jelas Azahra."Biar aja mommynya kuliah ya cu, kita di sini aja sama nenek dan atuk. Biar mommy bisa cepat jadi sarjana." Indah tersenyum dan mencium pipi bulat milik Zikra. Tubuh Bayi berwajah ca
Read more
Episode 105: Bayi Lucu   
Kuliah sambil mengurus dua orang bayi memang bukanlah hal yang mudah, namun apa yang dijalaninya terasa begitu sangat membahagiakan meskipun terkadang lelah. Azahra bisa saja memaksa kedua bayinya untuk bermain bersama dengan baby sister. Namun dirinya tidak tega ketika mengingat dari pagi hingga sore, sudah berada di kampus untuk kuliah. Begitu sampai di rumah malah sibuk dengan tugas kuliahnya, bahkan anak-anaknya tidak disentuh. Pada akhirnya Azahra memutuskan untuk bermain bersama anaknya di kamar sambil mengerjakan tugas-tugas kampusnya."Apa nak?" Azahra menepuk tangannya sambil membunyikan mulutnya. Melihat dirinya seperti ini saja sudah membuat kedua anaknya tertawa."Zikra sama Zavier main ya, mommy mau buat tugas dulu. Nanti kalau tugas mommy sudah selesai, kita main lagi." Azahra mencoba untuk mengajak kedua anaknya bekerjasama. Hari ini, Azahra kuliah hanya sampai jam 2 siang, sehingga ia berada di rumah lebih cepat."Anak-anak mommy sangat pengertia
Read more
Episode 106: Semakin Pintar 
Berulang kali Azahra memandang jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Ini adalah kuliah terakhirnya dan dirinya sudah sangat tidak sabar menunggu dosen menutup perkuliahannya. Saat ini yang terbayang dipandangnya hanyalah kedua anaknya. Tingkah lucu Zavier dan Zikra selalu dirindukannya, meskipun hanya meninggalkan kedua anaknya sebentar saja."Alhamdulillah akhirnya selesai juga." Azahra tersenyum lebar ketika dosennya sudah mengakhiri perkuliahannya."Pasti sudah nggak sabar pengen ketemu Zavier dan juga Zikra," ucap Dewi yang duduk di samping Azahra"Iya dong, itu anak-anak sudah pada pintar-pintar semua. Setiap hari ada aja kepandaian barunya." Azahra tersenyum menceritakan kedua anaknya."Sudah pinter apa aja Zikra dan juga Zavier?" tanya Dewi. Dewi tidak pernah bosan-bosannya ingin mengetahui perkembangan kedua bayi yang begitu sangat menggemaskan tersebut."Zavier dan juga Zikra itu sudah pandai jalan sekarang. Ke mana-mana nggak mau l
Read more
Episode 107: Tidak Mau Mengalah
Ferdi baru saja kembali dari shalat subuh di masjid. Pria itu masuk kedalam kamarnya dan melihat istrinya yang duduk di atas sajadah sambil membaca Alquran. "Sudah sholat ternyata." Ferdi tersenyum. Ia melihat kedua anaknya yang tidak ada di dalam kamar. Dengan cepat ia membuka kain sarung, peci serta baju Koko yang dipakainya. Hingga yang tersisa celana pendek.Begitu mendengar Azahra menyudahi membaca Al Quran Nya, pria itu diam-diam mengangkat tubuh istrinya."Abang mau apa?" Azahra terkejut ketika melihat suaminya yang sudah tidak berpakaian dan hanya memakai celana pendek saja."Kenapa nggak ngasih tahu dek." Ferdi tersenyum dan mendaratkan tubuh istrinya di atas tempat tidur."Kasih tahu apa?" tanya Azahra yang tidak memahami maksud suaminya."Kalau sudah selesai." Ferdi tersenyum dan membuka mukenah yang dipakai istrinya."Abang ini mau apa?" Azahra membesarkan matanya."Mau apalagi, subuh ini penuh berkah sayang. Anak-anak sud
Read more
Episode 108: Di Kantor
Ferdi yang duduk di kursi kerjanya, hanya diam ketika ruangannya dibuat berantakan oleh kedua anaknya. Kedua anaknya berlari kesana-kemari sambil berteriak-teriak dan saling kejar mengejar sambil mengelilingiruangannya yang berukuran besar.Bukan hanya sekedar berlari saja, kedua anak itu terkadang berkelahi merebutkan mainan dan berakhir dengan menangis bagi yang kalah. Ferdi sudah sangat terbiasa dengan kondisi seperti ini. Bila istri dan anak-anaknya datang ke kantornya, maka ruangannya akan menjadi berantakan, suara jeritan anak-anaknya, suara menangis dan suara tertawa, memenuhi ruangannya. Namun semua ini membuat dirinya bahagia ketika mendengar suara tangis, suara ketawa dan juga jeritan kedua anaknya."Dad, Piel at," Zikra mengadu kepada Daddy nya."Oh sayang Daddy, anak gadis main boneka, bukan robot." Ferdi mengusap air mata yang mengalir di pipi bulat gadis kecil yang bermata lebar, dengan bulu mata yang lentik dan bola mata yang hitam dan bes
Read more
Episode 109: Santai Di Rumah
"Assalamualaikum." Ferdi membuka pintu dan berdiri di ambang pintu."Waalaikumsalam." Jawab Azahra. Yang berbaring di atas tempat tidur. Azahra hanya tersenyum tanpa menyambut suaminya seperti biasa.Pria itu hanya berdiri di ambang pintu sambil mengembangkan tangannya. Ferdi sudah sangat memahami seperti apa tingkah lucu kedua anaknya, bila melihat dirinya pulang seperti ini. Ferdi tertawa ketika kedua anaknya berlari dan mengejarnya. Kedua anak itu berhamburan ke dalam pelukannya. "Anak-anak Dedi lagi apa ini." Ferdi menggendong kedua anaknya di tangannya yang kiri dan juga kanan. Ia masuk ke dalam kamar dan melihat istrinya yang hanya berbaring di atas tempat tidur sambil menjaga kedua anaknya bermain."Main Lobot." Jawab Zavier."Atu juga," ucap Zikra."Ini anak gadis gak mau kalah."  Ferdi mencium pipi bulat gadis kecil yang berambut pendek dan berponi tersebut.Ferdi juga mencium pipi bulat Zavier berulang-ulang kali."Anak
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status