Semua Bab Istri Rahasia Sang Ceo: Bab 21 - Bab 30
42 Bab
Bab 21
huek, huekAku segera berlari kekamar mandi saat aku merasakan seluruh isi perutku seperti hendak keluar.Sesampainya di kamar mandi aku segera memuntahkan isi perutku, namun yang keluar hanyalah cairan bening bercampur liur."Kamu kenapa Ri?" tanya Ibuku."Entahlah, Bu, sepertinya aku masuk angin." "Sini! ibu kerokin." Akupun segera melepas pakaianku dan memberikan minyak angin dan juga koin karena jika masuk angin aku terbiasa dikerok oleh Ibuku, cara ini terbukti ampuh untuk mengatasi masuk angin.Beberapa hari setelah kejadian itu, selera makanku menurun, bahkan aku sering mual jika mencium bau-bauan yang menyengat. Tubuhku juga lemas dan sering mengantuk dipagi hari. "Kamu kok seperti orang hamil muda saja Ri, pagi- pagi makan mangga muda," tegur ayahku saat melihatku makan mangga muda. Entah kenapa air liurku menetes saat melihat mangga muda dihalaman rumahku."Iya, gak sakit nanti perut k
Baca selengkapnya
Bab 22
Bab 21 Pov Rianaov Riana 2"Apa maksud kamu Rel?" "Ya bisa saja kan itu bukan anak aku, memang siapa bisa jamin kalau itu anakku, bisa saja kan setelah berhubungan denganku, kamu melakukannya dengan pria lain. Siapa bisa jamin?" PlakFarel mengusap pipinya yang merah akibat tamparanku bahkan dia sedikit meringis menahan perih, tapi itu tak seberapa dibanding dengan sakit dihatiku ini. Farel telah menggores luka namun tak berdarah tapi sakitnya luar biasa, bagai pisau yang di hujam ke dada, lalu tembus ke jantung dan merembet ke paru hingga nafasku susah untuk bernapas.Kutatap nyalang pada Farel dengan napas yang tersengal dan dada yang bergelombang, "Kamu pikir aku murahan, hah! Sehingga dengan gampangnya menyerahkan harta berhargaku pada lelaki." Kutunjuk wajah Farel dengan emosi yang masih menggebu-gebu, " Ingat, kalau kamu tak mau bertanggung jawab, aku akan laporkan kamu ke polisi!" 
Baca selengkapnya
Bab 23
Bab 22"Aku hanya akan mengakui Dia anakku setelah ada tes DNA.""Tapi Rel, aku ingin kamu menemaniku. Aku sedang kontraksi sekarang." "Aku bilang gak mau ya gak mau!" kata Farel dengan nada tinggi. Luruh sudah air mataku mendengar ucapan Farel, sakit akibat kontraksi di perutku bahkan tak bisa mengalahkan rasa sakit di hatiku akibat ucapan tajam yang melukai hati dari mulut Farel. Entah dimana hati nuraninya sebagai seorang suami, dimana tanggung jawabnya."Aku ingin tes DNA," ujar Farel begitu anak kami lahir. Ya Allah, bahkan laungan adzan pun belumpun dia lantunkan, sudah membahas DNA. Ku usap lembut kepala anakku yang masih merah itu lalu kucium keningnya."Adzani dulu Rel!" pintaku pada Farel. Dengan ekspresi wajah terpaksa, Farel mengambil bayi kami dari pangkuanku. Sedetik kemudian lantunan indah suara Farel yang mengumandangkan adzan, terdengar merdu.***
Baca selengkapnya
Bab 24 Penolakan Ane
ab 13 Penolakan Ane"Ya, tadi Dia kesini, Mas tenang saja semuanya berjalan dengan baik. Dia juga gak curiga lagi kok." Kata-kata Mbak Riana itu masih terngiang di telingaku.Ya Allah, apalagi ini?Apa mungkin memang antara Mbak Riana dan Mas Farel memang ada sesuatu yang di sembunyikan, atau mereka memang besekongkol mempermainkan aku, tapi kenapa tadi ekspresi Mbak Riana biasa saja saat melihatku, tak ada rasa kuatir maupun tegang ketika melihatku.Ku sandarkan kepalalu di mobil, kepalaku sungguh berat seperti sedang memikul ribuan ton beras di atasnya.Ya AllahMasalah satu belum selesai di tambah lagi masalah lain, kenapa suamiku menyimpan begitu banyak teka-teki yang membuat kepalaku pusing begini ya Allah.---"Kamu dari mana saja sayang?" Mas Farel seperti biasa mengembangkan senyuman saat aku datang, Dia menayaiku dengan lembut. Aku hanya melirik sebentar, j
Baca selengkapnya
Bab 25
"Tolong pasang alat pelacak di mobil ini, yang versi terbaru dan yang akurat untuk melacak. Satu lagi pasang di tempat yang tak terlihat!" "Bisa Mbak, tapi biaynya agak mahal.""Iya, berapapun biayanya aku bayar." Pemilik bengkel itu kemudian mengerjakan apa yang aku suruh hingga beberapa menit kemudian."Sudah Mbak, saya akan hubungkan di ponsel androit milik Mbak."Ku serahkan ponselku untuk di seting oleh tukang bengkel itu dan dengan cekatan pria itu mengotak atik ponselku."Sudah Mbak, silahkan di coba!" Pemilik bengkel itu kemudian mengarahkanku untuk memberi aku petunjuk agar bisa melacak alamat di mana mobil itu barada. Aku tersenyum puas saat alamat yang di tunjukan ponseku itu tapat dan akurat.Tunggu kamu Mas! Dengan alat ini aku akan mengawasimu dan membongkar kebohonganmu. Aku tak sudi dibohongi terus menerus.Aku pulang setelah semua selesai dan jalan-ja
Baca selengkapnya
Bab 26
ab 14 Ancaman Farel"Diam! Riana bukan pelakor, kamu lah yang palakor!" "Ibu, sudahlah, jangan salahkan Ane!" "Diam kamu Riana! Sampai kapan kamu mau berkorban untuk orang lain tanpa memperdulikan keadaan kamu. Harusnya Dia sadar, sebagai istri kedua, Dia harus mau mengalah, apalagi kamu sedang sakit. Bukan malah berniat memeluk suaminya seorang diri," ujar Ibu Mbak Riana dengan suara tajam."Ibu, semua ini sudah jadi resikoku. Aku sudah siap dengan semua in, iketika Mas Farel meminta izin padaku untuk menikah lagi, lagi pula lelaki mana yang tahan memiliki istri yang penyakitan seperti aku Bu. Kucing pun tahu mana ikan yang segar dan mana ikan yang sudah tak layak di makan." Ya Allah, aku bagai tetampar oleh kata-kata Mbak Riana, aku ini manusia macam apa Ya Allah."Kamu dengar?" "Tapi saya gak tahu apa- apa Bu, saya juga gak tahu kalau Mas Farel itu pria beristri, kalau saya tahu, saya juga
Baca selengkapnya
Bab 27
  "Farel memang bajingan!" umpat Ibu Mbak Riana. Kedua netranya menggambarkan kebencian yang mendalam pada Mas Farel, dada orang tua itu kelihatan bergelombang, napasnya tersengal. "sudah Bu, nanti darah tinggi Ibu kumat," ujar Kak Riana lembut dan mengusap punggung orang tuanya. "Ibu gak terima kamu diperlakukan seperti ini Nak, kalau Ibu mampu, sudah ku suruh kamu cerai dari lelaki bajingan itu!" umpat Ibu Mbak Riana, sementara Mbak Riana hanya tertunduk lesu. "Gak papa Bu, kalau aku cerai dari Mas Farel, aku berobat dapat uang dari mana, Ibu makan dari mana, Tasya sekolah dapat biaya dari mana? Gak papa aku sakit begini Bu."  Jleb  Hatiku bagai teriris mendengarnya, begitu beratnya penderitaan Mbak Riana oleh ulah Mas Farel. Mbak Riana beralih menatapku ," awalnya Mas Farel juga menolak untuk tanggung jawab Dik, bahkan menuduh Mbak sebagai wanita murahan, dan menolak Tasya sebagai anaknya." 
Baca selengkapnya
Bab 28
  15 Ceraikan Aku Mas! Mbak Riana kini yang memeluk tubuhku erat. Mendadak aku merasakan kepalaku pusing dan perlahan pandanganku mulai kabur. "Dik, Dik Ane! Bangun Dik!" Samar- samar kudengar suara Mbak Riana memanggil namaku, aku hanya bisa mendengar tanpa bisa memberikan reaksi. ---Aku merasakan bau aroma terapi menyengat hidungku dan juga pijatan lembut di kakiku. "Alhamdulilah Dik, kamu sudah sadar," ujar lembut Mbak Riana begitu aku membuka mata. Ibu Mbak Riana datang membawa segelas teh di nampan lalu memberikanya pada Mbak Riana."Ayo minum Dik," ujar Mbak Riana membantuku untuk minum."Terima kasih Mbak," ucapku lemah, kepalaku sedikit pusing dan mual. Sepertinya akibat tadi aku lupa sarapan. "Apa perlu aku telpon Mas Farel Dik?"  "Gak usah Mbak." jawabku lembut. "Tapi kamu masih lemah Dik, atau kamu tidur saja di sini dulu."  Ya Allah, hatiku makin hanc
Baca selengkapnya
Bab29
Apa bedanya Rin? Saat sehat Mas Farel juga baik dan melayani Mbak Riana dengan baik. Namun, begitu Mbak Riana sakit, Dia juga dengan entengnya mendua tanpa memperdulikan perasaan wanita yang Dia tinggalkan. Entah manusia jenis apa Dia itu, punya hati apa enggak."Arin mengusap lembut pundakku."Maaf ya, aku juga gak tahu kalau bakal seperti ini ceritanya.""Iya, aku juga gak menyalahkan kamu." Setelah mengobrol cukup lama, aku memutuskan untuk pulang dan menunggu Mas Farel di rumah.Aku merasa kepalaku sedikit pusing dan perutku juga sedikit mual. ***Aku menunggu dengan gelisah kepulangan Mas Farel, rasanya hatiku sudah campur aduk.Sekitar jam 9 malam aku mendengar suara mobil Mas Farel."Asalamualaikum, Sayang! mas pulang ni." Aku segera menuju ke ruang depan dimana Mas Farel selalu duduk melepas lelah saat pulang kerja."Tumben sudah tidur?" ujar Mas Farel dengan senyum tersu
Baca selengkapnya
Bab 30
ab16 Pov FarelAku segera menangkap tubuh Ane yang tiba-tiba saja limbung setelah pertengkaran kami.Entah apa yang dikatakan wanita itu pada Ane, kata-kata apa yang telah dia goreng dan dimasak olehnya hingga membuat istriku Ane begitu membenciku.Ane yang selama ini lembut dan sabar padaku, berubah menjadi dingin, dia bahkan menolak napkah batin yang aku ingin berikan padanya, sesuatu yang tak pernah dia lakkukan sebelumnya.Ah, Riana! Wanita sialan, gara-gara kamu hidupku hancur! Kuliahku berantakan, Ibuku hampir mati karena serangan jantung dan bahkan aku hampir saja di deportasi dari kampus gara-gara wanita sialan itu.Dan kini wanita tak tahu diri yang penyakitan itu ingin merusak kebahagianku dengan Ane. Tak akan aku biarkan dia merusak Rumah Tanggaku kali ini. "Sayang! Ane, bangun sayang!" Aku berusaha membangungkan Ane namun gagal, matanya tertutup rapat,
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status