All Chapters of ATURAN LANGIT! : Chapter 81 - Chapter 90
220 Chapters
Anti Tesis
Ruangan oval berukuran Dua puluh lima kali lima belas meter itu nampak sangat megah dan esklusive, beberapa asesoris dan perabotan mahal dari meja kursi, guci, lukisan, serta patung-patung tanah liat dan marmer nampak berjajar dengan rapi di setiap sudutnya. Para Pengawal berpakaian seragam hitam-hitam berdiri di pintu dan di setiap sudut ruangan. Paras mereka nampak dingin dan tegas. Mereka adalah para Pengawal Khusus Walikota. Maju ke meja oval yang berada di tengah ruangan, dimana berkumpul para orang-orang-orang penting di Kota ini. Raut muka mereka nampak tegang dan serius. Seolah ada segudang beban yang bertumpuk di benak masing-masing. "Greedy, bagaimana dengan tugasmu ini? Seharusnya hari ini sudah fix ada jawaban yang memuaskan untuk Tuan Andreas, bukan malah jadi kacau seperti ini? Apa kami akan percaya begitu saja jika ada seratus Macan Kumbang masuk kampung dan mengusir kalian?" sang Wali Kota, Dimas Aryo meradang. Wajahnya yang klimis dengan kumis tipis dan jarang-ja
Read more
Kantung Macan
Semenjak kegagalan para utusan Greedy mengeksekusi Panti Asuhan dan Area perkampungan. Terjadi kehebohan di kampung tersebut. Kedatangan sekelompok besar Macam Hitam yang mengusir para eksekutor tadi siang cukup menjadi buah bibir dan berita hangat di kampung itu. Bahkan sempat membuat viral media sosial, karena ada beberapa orang yang sengaja ikut merekam momen-momen tersebut. Sementara sebagian warga panik dan khawatir. Namun sebagian besar dari mereka mengaku lega dan bersyukur. Karena dengan kejadian heboh tersebut, Kampung itu tidak jadi di eksekusi. Langit sejak sore tadi tetap bersiaga dengan Pasukan Panglima Kumbang, menunggu seandainya ada serangan balasan dari pihak mereka. Namun semenjak sore tadi hingga malam ini, kondisinya ternyata cukup kondisif. Para Penghuni Panti berikut pengurus dan Ibu Ranti sangat lega, senang dan berterima kasih dengan kehadiran Langit, yang sejak awal sudah menolong mereka baik secara materi maupun secara moril, yang dibuktikan dengan kese
Read more
Dilema Elang
*Elang? Apa-apaan kamu? Apa kamu mau jadi pengkhianat? Kembali kemari!" teriak Mita dengan wajah gusar. "Maafkan aku Mita, ini sudah menjadi keputusanku! Aku harus membalas budi kepada Tuan Langit," ujar Elang, dengan langkah tegap maju ke muka. "Elang!!! Jangan buat aku marah! Kembali sekarang juga! Atau aku akan buat kamu menyesal!* ancam Mita peenuh kemarahan. Elang tidak menjawab. Dia sudah berada tepat di hadapan Langit. Menjura hormat kepadanya. "Izinkan aku yang menghadapinya Tuan!" "Kamu serius? Sudah ku bilang, kamu tidak perlu ikut campur segala urusanku," "Aku harus membalas segala kebaikanmu, dan kupikir sekaranglah saat yang tepat. Lagi pula kamu harus menghadapi Haidar. Dia orang yang sangat hebat, kamu perlu kekuatan lebih untuk menghadapinya!" Elang maju ke arena, membelakangi Langit. "Hmm, baiklah. Aku bisa melihatmu memiliki kemampuan. Tapi lawanmu juga tidak lemah. Berhati-hatilah!" Langit akhirnya mengalah, lalu mundur teratur. "Elang! Aku perintahkan
Read more
Penakluk Vs Penghancur
Dia tersungkur dan jatuh ke lantai ketika sebuah tinju milik Haidar sang Penakluk menghajarnya dari samping! Semua orang tercengang! Mereka tidak menduga jika Haidar ikut mengintervensi pertarungan antara Wang Dih dan Elang, hingga membuat Elang kalah dan terhempas dari pertarungan. Sosok Elang meluncur deras dan siap menghantam tembok! Namun sedetik sebelum tubunnya membentur dinding tembok keras tersebut, satu sosok tubuh bergerak dengan cepat menangkapnya! Dia adalah Langit! Semuanya berseru tertahan. "Kamu masih hidup Elang?" tanya Langit sambil membaringkan tubuh Ellang di lantai. Bibirnya mengeluarkan darah. Tinju besar dan keras milik Haidar sudah membuat nya hampir kehilangan kesadaran. "Te.. Tentu saja Tuan... Te... Terima kasih sudah menyelamatkan akuhh..uhhkk.." Elang kembali memuntahkan darah. "Aku obati lukamu sejenak," Langit meraba pipi Elang yang membiru, lalu menyalurkan hawa murninya. Sesaat cincin di jarinya berkedip. "Uhhh... Tuan, apa... Ini..." E
Read more
Flower has Fallen
"Tidak! Mita Jangaaann....!" Dimas Aryo ikut berteriak dengan keras. Terlambat! Ratatatat!! Ratatatat!! Ratatatat!! Lebih dari beberapa lusin peluru itu melesat dengan cepat menembus tubuh Mita sang anak angkat!Membuatnya menjadi bulan-bulanan amunisi tajam yang mengoyak tubuhnya, menghancurkannya dalam sekejap, dan itu terjadi karena dia bermaksud melindungi Langit! "Mitaaaa....!" Elang ikut berteriak histeris. Dia tidak pernah menduga bahwa Mita akan melakukan tindakan nekad seperti itu demi melindungi Langit! Semua yang di sana ikut berteriak. Mereka sangat menyesalkan peristiwa yang baru saja terjadi. Langit adalah orang yang paling tidak percaya dengan kejadian yang baru saja terjaadi di depan matanya! Mita mengorbankan dirinya sendiri untuk melindungi Langit! Waktu seolah berhenti untuk sesaat. Langit segera mendekap tubuh Mita yang nampak hancur bersimbah darah. "Ke.. Kenapa kamu melakukan ini?" ujar Langit gugup, menggigit bibirnya. Menahan tangisnya agar
Read more
Berita Buruk
Pada kenyataannya Langit tidak bisa langsung masuk Kampus. Dia perlu waktu beberapa hari untuk memulihkan staminanya. Kondisi badan dan jiwanya yang sangat lelah membuatnya harus rehat selama waktu tersebut dan harus bermeditasi untuk kembali membuat kondisi tubuh dan jiwanya kembali prima. Selama waktu itu ada sekitar sembilan puluh sembilan panggilan tidak terjawab dan hampir seratus pesan yang parkir di Ponselnya. Mau tidak mau Langit harus menjawabnya satu per satu. Setelah beberapa hari ini dia memutuskan untuk mematika ponselnya. Dengan alasan untuk lebih fokus pada pemulihan yang membuat pikiran dan hatinya lebih tenang tanpa dicampuri hal apapun. Tujuh puluh panggilan di dominasi oleh Audrey, gadis cantik bermata biru yang sepertinya tidak pernah lelah untuk mendekati Langit. Selebihnya kawan-kawan kampusnya yang lain, dan juga beberapa koleganya. Begitu pula dengan pesan yang bertumpuk, hampir setengah isinya adalah milik gadis itu! Langit hanya bisa tersenyum membac
Read more
Gadis dengan Tebusan
Langit memandangi nisan bertuliskan nama yang begitu akrab di telinganya. Area pemakamaan kosong menjadii saksi bisu, ketika satu per satu orang yang di kenal, dihormati dan disayangi oleh Langit pergi satu demi satu. Ayah angkatnya meninggal beberapa jam lalu, dan Langit hanya bisa menemuinya di sini. Itupun ketika pemakaman sudah kosong, karena sejak dari rumah sakit sampai prosesi pemulasaraan jenazah, Langit tidak diizinkan untuk menengok, apa lagi sampai mengurusi jenazah Pa Rakuti. Anak-anak Pa Rakuti secara keras melarangnya. Mereka menganggap Langit bukan bagian dari keluarga, mereka memganggap Langit tak ubahnya seperti sebuah benalu, yang selalu merongrong keluarga. Dan hal itu berlaku sejak dulu, sejak Pak Rakuti mengangkatnya menjadi seorang anak! Namun Langit tidak pernah sakit hati dan mengaanggap hal tersebut adallah hal yang bisa dimaklumi. Mungkin mereka merasa marah dan cemburu dengan kehadiran Langit yang begitu mendapat perhatian dan kasih sayang Pak Rakuti.
Read more
Gadis dengan Tebusan 2
Di hadapan Langit berdiri empat orang dengan tampang-tampang yang tidak bersahabat. Mereka adalah Manajer Utama, Pemilik Cafe, seorang pengawal, sekaligus seorang wanita cantik yang menjadi asisten pribadinya. Satu jam sebelumnya terjadi keributan di halaman Hotel Royal Dragon, beberapa security berusaha menahan rombongan dari pihak Bronze Shine Cafe yang ingin melabrak masuk untuk menemui Manajer Utama Hotel, dan melakukan somasi dengan Pasal Pencurian Asset berharga milik Perusahaan. Dan gadis bernama Lintang lah yang di maksud dalam delik aduan tersebut! Sempat terjadi keributan, dikarenakan mereka tetap memaksa masuk, hingga akhirnya salah seorang security menghubungi Hanna selalu Manajer Hotel. Dan dengan persetujuan Langit, mereka diperbolehkan masuk, dengan catatan tidak lebih dari empat orang. "Dimana Topan? Apa dia masih bekerja di sini?" tanya Langit setengah berbisik. "Dia sedang izin sakit Tuan, besok dia baru bisa masuk," jawab Hanna. "Hmm, pantas mereka berani
Read more
Tombol Merah
"Tuan Langit, apakah gadis ini layak kta perjuangkan?" tanya Hanna, menggunakan telepati nya. "Kenapa kamu menanyakan itu?" "Sepertinya teman di depan kita ini tidak main-main. Untuk pengamanan dan antisipasi selanjutnya mau tidak mau saya harus gunakan 'Tombol Merah'," "Tombol Merah?" "Ya, Tuan mengerti kan maksudnya?" "Hm, aku belum begitu paham. Waktu itu Lilian pernah menitipkan padaku, dia memberiku Aplikasi yang bisa di gunakan saat posisiku sedang terdesak, namun sampai sekarang aku belum pernah satu kali pun menggunakannya," "Sebaiknya jangan digunakan, karena efeknya akan besar Tuan. Karena level kita jelas berbeda, maka impact yang dihasilkan juga pasti jelas berbeda. Cukup saya saja yang menggunakan itu. Karena setiap Manajer Utama diberikan sebuah kewenangan untuk menggunakan Tombol Merah, maksimal dua kali seumur hidupnya. Aku pikir aku akan mencoba menggunakannya hari ini, jika masalah ini tidak kunjung selesai!" "Tidak perlu, biar aku saja yang akan membereskan
Read more
Urgent Call
Nico dan Hanna jelas-jelas terkejut! Langit adalah Penguasa Tertinggi di Roman Emperor. Bahkan Roman sendiri sudah mendeklarasikannya secara jelas ketika pertemuan perdana mereka. Segala fasilitas Super Elit sudah melekat dengan seutuhnya, yang secara otomatis disandang dan diberikan langsung kepada Langit. Salah satunya adalah fasilitas Hak Istimewa Tombol Merah alias Urgent Call! Walau tidak banyak diketahui apa yang di maksud dengan Urgent Call, tapi para Anggota Eksekutuf Roman Emperor sudah mengetahui garis besarnya dengan sangat jelas. Sebagian besar dari mereka memahami bahwa Hak Istimewa yang di maksud adalah bantuan Sumber Daya dan Perlindungan yang bersifat taktis dan cepat, yang di fungsikan sebagai sarana untuk melindungi keselamatan Anggota Eksekutif setingkat Manajer Utama ke atas. Dan semuanya bisa bergerak dengan sangat cepat dalam hitungan menit saja! Urgent Call bersifat darurat, dan hanya bisa digunakan dalam keadaan yang benar-benar urgent dan berbahaya!
Read more
PREV
1
...
7891011
...
22
DMCA.com Protection Status