Semua Bab Terpikat Janda Montok: Bab 21 - Bab 30
73 Bab
Menguntit
Semalam Joe datang membawa beberapa koper yang sudah Haikal kemas sebelumnya untuk keberangkatan menuju kota Bandung. Jadi ia sekarang tinggal berangkat saja.Miranda menemani suaminya sampai ke depan. Tak lupa juga sebelum berangkat, Haikal memberinya kecupan bertubi-tubi untuk wanita yang baru saja menyandang sebagai istrinya itu."Abang pasti akan merindukan kalian," ucap Haikal pada keduanya."Jangan lupa beliin mainan ya Om pulangna," ucap Ochan. Ia bergelayut manja di lengan Haikal."Tentu, Nak. Papah akan bawain kalian oleh-oleh nanti." Haikal sudah membiasakan panggilan papah untuk anaknya itu. Namun tetap saja, Ochan yang belum terbiasa masih memanggilnya dengan sebutan Om."Ya sudah, Abang hati-hati, ya. Kalau sudah sampai jangan lupa kabari," ucap Mira tersenyum.Satu hal yang membuat Haikal semakin bahagia. Semenjak sah menjadi istri, Mira selalu memberikannya senyum setiap saat dan tidak terlihat kaku seperti biasanya.Se
Baca selengkapnya
Pertemuan Aluna dengan Cindy
Malam hariAluna benar-benar menepati janjinya bertemu Cindy di Cafe Xx. Ia penasaran, Hal apa yang ingin wanita itu sampaikan tentang Haikal. Tentu saja, sebagai wanita yang masih menginginkan miliknya kembali, Aluna begitu antusias jika mendengar sesuatu yang berkaitan dengan kekasihnya.Ya, Aluna memang masih menganggap Haikal sebagai kekasihnya. Sebab dulu saat meninggalkan pria itu, Aluna tidak pernah mengatakan putus dan ia yakin dengan cara itu membuat Haikal seakan tergantung dan tidak akan meninggalkannya.Dengan menggunakan mini dress ketat berwarna biru, serta high heels yang menambah glamour penampilannya, Aluna berjalan layaknya bak model papan atas memasuki sebuah Cafe.Semua mata tertuju padanya, menatap wanita cantik yang memiliki body bak gitar spanyol itu. Aluna juga memiliki rambut panjang keabuan. Yang manjadi daya tarik tersendiri.Cindy yang melihatnya dari meja nomor 5, menyadari sesosok wanita tengah mengedarkan pandangannya
Baca selengkapnya
Diteror
Setelah dua orang itu selesai merencanakan sesuatu. Aluna dan Cindy akhirnya pulang. Mereka akan ketemu lagi nanti. Yang pasti pertemuan ini membuat keduanya menjadi partner yang baik. Cindy senang membantu Aluna, sebab Miranda akan merasakan sakit hati yang sama seperti halnya Haikal menolak ia waktu itu."Aku yakin sekali, Haikal masih memiliki perasaan terhadapmu. Miranda itu hanya pelampiasannya saja." ucapan Cindy tadi terus terngiang di telinga Aluna."Baiklah, sesuai janjiku kemarin. Aku akan merebut apa yang harusnya menjadi milikku kembali!" gumam Aluna.Ia melajukan mobilnya menuju mansion Sky. Rasanya Aluna tak sabar ingin memaki pria sialan itu yang dengan tega bekerja sama dengan anak buahnya untuk tidak memberi informasi sekecil apapun tentang Haikal selama dirinya di luar negri."Apa sih maunya dia!" Aluna memukul stir berkali-kali.Setibanya di sana, Aluna langsung di hadang oleh satpam-nya."Bukakan gerbangnya, Pak!" Aluna m
Baca selengkapnya
Sifat asli Raykel
Keesokan hariSeperti biasa Mira bersiap diri untuk bekerja. Anni sudah datang lebih pagi, jadi ia yang memasak untuk sarapan. Mira memang harus menyiapkan beberapa buku untuk dibawa mengajar, jadi ia tak sempat masak.Sekitar jam 8, Mira langsung berangkat menuju kampus.Setibanya di sana, ruang dosen masih sangat sepi. Karena mungkin ia terlalu pagi berangkatnya. Hanya ada Raykel yang terlihat sedang sibuk dengan laptopnya."Selamat pagi, Pak Raykel," sapa Mira. Untuk sekedar basa-basi.Raykel yang baru menyadari kedatangan Mira, langsung menghentikan kegiatannya."Pagi juga, Bu Mira," sahut Raykel dengan senyum yang merekah. "Tumben nih Bu Mira datang pagi?""Iya, Pak. Lagi kebetulan saja," sahut Mira sambil membersihkan meja kerjanya dengan tissue. Karena terlihat banyak debu dan sobekan kertas berserakan di mana-mana.Merasa ini adalah sebuah kesempatan karena hanya mereka berdua di ruangan, Raykel pun merapihkan kemejanya
Baca selengkapnya
Rencana pembangunan Hotel
"Abang lain kali jangan gitu ya. Mata aku jadi ternodai," ucap Mira dengan wajah yang bersemu merah. Betapa tidak, Haikal benar-benar menunjukkan miliknya di hadapan sang istri melalui Vc."Memang kenapa, sayang. Bukankah kita sudah menjadi suami istri?" tanya Haikal santai. Saat ini ia sudah memakai kaos putih polos serta celana boxer."Ya tetap saja aku malu," ucap Mira sambil menggigit bibir bawahnya. Membayangkan apa yang baru saja dilihatnya."Hahaha tapi kamu suka kan?" Haikal mengerling nakal. Entah sejak kapan kegiatan menggoda Mira adalah sesuatu yang bisa membuatnya terhibur dari rutinitas kerja yang membuatnya jenuh."Suka," sahut Mira menunduk malu.Satu kata itu saja berhasil membuat Haikal terbahak kencang. Sayang sekali mereka jauh, jika dekat mungkin Haikal sudah menggigit bibir merah itu yang selalu membuatnya gemas."Abang kapan pulang? Apa masih lama?" pertanyaan Mira berhasil menghentikan tawa Haikal."Baru juga du
Baca selengkapnya
Bolehkah aku iri padamu
1 minggu kemudianHari ini semua mahasiswa dan mahasiswi berkerumun di aula gedung. Mereka semua akan mendengarkan pengumuman yang disampaikan oleh Pak Dedi Haditama, selaku Rektor di kampus Universitas JKT.Bukan hanya anak-anak, para dosen pun juga ikut berkumpul. Karena mereka akan ikut andil dalam kegiatan ini."Pertama-tama saya ucapkan terima kasih kepada kalian semua, terutama pada dewan dosen atas kebersediaannya berkumpul di sini," ucap Pak Dedi membuka suara."Langsung saja tujuan saya mengumpulkan kalian semua adalah untuk membahas penyelenggaraan kemah bakti sosial yang akan kita laksanakan pada 2 hari ke depan.""KBS (Kegiatan Bakti Sosial, adalah sebuah kegiatan bakti sosial yang bertujuan untuk menanamkan jiwa sosial mahasiswa baru secara nyata. Melatih mahasiswa peduli dan mampu berkomunikasi dalam kehidupan masyarakat secara langsung.""Kegiatan bakti sosial ini mengangkat tema 'Meningkatkan kebersamaan antar mahasiswa serta mem
Baca selengkapnya
Tidak sengaja merusak
Sepanjang perjalanan pulang Miranda terus termenung, sampai pada akhirnya Mira hilang kendali. Ia tak sengaja menabrak sebuah mobil sport mewah berwarna biru metalik."Ciiiitttttt... Brakkk." bunyi suara tabrakan dengan sangat kerasnya.Miranda yang panik langsung melihat motornya sudah menabrak bagian belakang mobil sport mewah itu. Dari dalam mobil keluar wanita cantik tinggi semampai dengan cepat dia berlari ke arah belakang."What the fuck...! Apa yang kau lakukan?" umpat wanita itu dengan sangat keras."Maafkan saya, Nona. Saya benar-benar tidak sengaja." Miranda mengatupkan kedua tangannya pada wanita itu. Antara takut dan cemas, Miranda mengontrol napasnya yang memburu."Kau bilang tidak sengaja? Kau ini punya mata apa tidak?!" teriak Aluna sang pemilik mobil mewah itu. "Aku tidak mau tahu pokoknya kau harus ganti rugi semua kerusakannya, jika tidak kau ku laporkan ke polisi."Miranda berusaha menghadapinya dengan tenang. Ia pun berka
Baca selengkapnya
Duduk berdua
2 hari kemudianHari ini Miranda bersiap mengemasi barang-barang yang akan dibawanya untuk acara kemah. Tak begitu banyak, hanya membawa beberapa pakaian, alat mandi, skincare, juga make up.Si kecil Ochan membantu dengan memasukkannya ke dalam sebuah tas ransel besar yang cukup untuk dimasuki beberapa perlengkapan mamahnya.Sebelum berangkat, Miranda memasak lebih dulu untuk anaknya. Karena pasti Ochan akan rindu masakan mamahnya untuk 1 minggu ke depan.Anni sudah datang lebih awal, ia membantu beres-beres rumah seperti menyapu dan ngepel.30 menit kemudianMiranda pun selesai masak. Mereka makan bertiga dengan lahap. Sesekali Ochan meminta disuapi mamahnya. Ia ingin bermanja lebih dulu sebelum mamahnya berangkat.Pukul tujuh pagi, kini waktunya Miranda berangkat. Karena sebelumnya dikabari lewat grub wa, harus datang setengah jam sebelum keberangkatan. Mereka akan mengikuti pengarahan lebih dulu."Mamah ati-ati ya," ucap Och
Baca selengkapnya
Rencana licik
"Ti-tidak apa-apa, tadi ada kecoa di bawah. Maaf membuat kalian kaget," ucap mira gelagapan.Matanya menatap tajam laki-laki di sampingnya yang telah berani kurang ngajar memandangi ia dengan napsu. Raykel, dia hanya tersenyum tipis mendapat tatapan seperti itu. "Tolong dijaga tatapannya, Pak! Anda tidak mencerminkan diri sebagai dosen," ucap Mira pelan. Walau bagaimanapun ia masih punya perasaan. Ia tidak mau para mahasiswi mengetahui kelakukan dosen yang sangat mereka idolakan ini ternyata sangat mesum. "Bu Mira jangan membawa-bawa pekerjaan. Saya ini hanyalah manusia biasa," ucapnya tersenyum nakal. "Jika bapak berani mengulanginya lagi, saya tidak akan segan-segan untuk teriak. Biar semuanya mengetahui!" ancam Mira tegas. Mendapat telak seperti itu membuat Raykel tersenyum getir. Ia pun menggeser tubuhnya sedikit, lalu memejamkan mata dengan melipat kedua tangan di dada. Mira akhrinya bernapas lega. Ia mengeluarkan ponsel dari t
Baca selengkapnya
Hilang
Jam menunjukkan pukul 12 malam.Semua para peserta sudah masuk ke tenda masing-masing. Termasuk para dosen sekalipun. Mira, Rara dan Lia, berada di tenda yang sama. Keduanya sudah memejamkan mata dari tadi. hanya Mira yang masih terjaga. Entah kenapa ia tidak bisa tidur dalam kondisi seperti ini. Untuk pertama kalinya Miranda mengikuti acara kemah yang diadakan dari pihak kampus. Sebelumnya ia tidak pernah terpilih, dan itu membuatnya beruntung. karena saat itu Ochan masih kecil sekali, jadi tidak bisa ditinggalkan."Banyak nyamuk ya," gumam Mira. Ia menepuk lengannya berkali-kali yang terkena gigitan nyamuk. "Padahal sudah pake autan. Mana panas lagi."Mira akhirnya memutuskan untuk keluar mencari angin. Sambil memakai jaket tebalnya, ia duduk di dekat saung sambil memeluk dirinya sendiri."Di tenda panas, di luar dingin banget. Jadi serba salah deh," gumamnya gemetar. Tubuhnya terasa menggigil terkena sentuhan angin malam.Suasana ya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status