All Chapters of Takdir Cinta Humairah: Chapter 91 - Chapter 100
363 Chapters
Bab 91
Alma menceritakan semua yang dialami kepada kedua orang tuanya,selama beberapa hari belakangan ini, berawal dari hari pertama pernikahannya dengan Mas Brian dimana Mas Brian hampir melenyapkan dirinya, begitu dia tau kalau Humaira jatuh pingsan dan dirawat di rumah sakit karena mendapatkan kiriman pesan singkat darinya berisikan foto dan video pernikahan mereka berdua sampai Alma di ungsikan ke suatu tempat yang atur oleh Mas Brian sendiri dan pada akhirnya Mas Brian menjatuhkan talak dan mengembalikan dirinya kepada kedua orang tuanya. Terlihat dari mukanya mereka berdua, Mama dan papanya berulang kali menarik nafas dalam-dalam, berusaha memahami kondisi Alma selama menjalani pernikahannya dengan Mas Brian beberapa hari belakangan ini yang tidak berjalan sebagai mestinya, bahkan sempat mengalami kekerasan fisik. Kini Alma merasa lega dan bebas, Alma akan menjalani kehidupannya tanpa merasa tertekan, kedua orang tuanya juga menerima kehadirannya kembali dengan tangan terbuka. "Ma.
Read more
Bab 92
Terlihat dengan jelas dari kejauhan nama sebuah restoran yang lagi viral saat ini,'Restoran triple Al' itulah restoran yang dimaksud Mas Brian yang akan mereka kunjungi untuk makan siang, mobil yang Pak Heri kemudikan berhenti dengan mulus di area parkiran restoran. Mas Brian langsung membuka pintu mobil untuk segera turun, Pak Heri mengikuti langkah Mas Brian yang sudah mendahului di depan, sesampai di dalam restoran, mereka berdua cukup kaget melihat para pengunjung hampir memenuhi semua meja yang tersedia. Mas Brian mengedarkan pandangannya untuk menelisik semua ruangan, ternyata ada satu meja yang kosong itu tepatnya berada di samping jendela, Mas Brian mengayun langkah kakinya menuju kesana, Pak Heri mengikutinya dari belakang. Pak Heri dan Mas Brian memilih kursi tempat duduk yang saling berhadapan, pelayan restoran langsung menghampiri mereka berdua sambil menyodorkan daftar menu, Pak Brian mempersilahkan Pak Heri untuk memilih daftar menu makanan yang tersedia di restoran i
Read more
Bab 93
"Alma.. Alma.. bangun sayang.. ini sudah malam.."samar samar terdengar ada orang yang memanggil namanya, Alma perlahan lahan kedua bola matanya terbuka,ada Tante Vera yang sedang duduk di bibir ranjang menggoyangkan bahu dan terus menerus memanggil Alma."Eh...mama... maaf.. saya ketiduran sampai tidak ingat waktu,... mungkin karena saya kelelahan dan efek kehamilan, sehingga tubuh saya terasa lemah sekali dan gampang capek.""Ayo mandi dulu... baru kita makan malam bersama,bibi sudah menyiapkan semua makanan kesukaan kamu sayang..mama tunggu di meja makan ya.""Iya ma... Alma juga sudah gerah sekali.."Alma menyambar handuk mandi yang tergantung di belakang pintu,mama juga sudah keluar menuju meja makan.'Hmm segarnya...' Alma bergumam sendiri sambil mengguyur sekujur tubuhnya dengan air hangat, rasanya segar sekali semua penat yang melanda tubuhnya menghilang seketika.Tidak lupa juga Alma berwudhu karena ini sudah waktunya shalat Maghrib, mungkin selama ini kurang beribadah sehingga
Read more
Bab 94
Rencananya hari ini Mas Brian setelah pulang kerja langsung berangkat ke Malang untuk menemui Humairah dan kedua anaknya, kebetulan besok adalah hari weekend, Mas Brian mau menemani isteri dan anak-anaknya. Mas Brian melirik jam yang melingkar tangannya, waktu menunjukkan jam 10 pagi, masih banyak waktu tersisa, Mas Brian segera menyelesaikan semua pekerjaannya.Rasa rindu kepada wanita yang sangat dia cintai dan kedua anaknya yang sedang tinggal terpisah dengan dirinya,telah membuncah di hatinya selama beberapa hari belakangan ini, senyum manis tak pernah lepas dari bibir Mas Brian sepanjang dia menyelesaikan pekerjaannya,kala dia membayangkan pertemuan mereka nanti. Ditengah tengah kesibukannya menyelesaikan semua pekerjaannya tiba-tiba pintu ruangannya di ketuk. Tok.tok.tok. Ceklek. "Masuk" Pintu ruangan Mas Brian di buka dari luar,Bu Marissa sekretaris Mas Brian sudah masuk melangkah mendekati meja kerjanya. "Maaf Pak saya mau menyampaikan tadi ada klien yang menghubungi say
Read more
Bab 95
"Syukurlah kalau Mas sudah menyudahi hubungan kalian berdua, setidaknya anak anak tidak merasa tersakiti lagi, karena sampai saat ini mereka berdua itu masih sakit hati dan takut kalau suatu saat Mas akan meninggalkan mereka berdua demi wanita lain."tetap saja Humairah tidak mau mengakui kalau dirinya juga senang, setidaknya Alma tidak akan pernah mengganggu ketenangan rumah tangga mereka lagi. "Berarti.. Bunda sudah memaafkan saya,dan tidak marah lagi, Bunda... saya kangen dan rindu sekali sama kalian bertiga, apalagi sama Bunda... Mas sudah lama puasa, seandainya dekat.... tapi apa daya saya berada jauh dari Bunda."Mas Brian mengerlingkan sebelah matanya sambil tersenyum sumringah, membuat hatiku berdesir saja,'jujur Mas aku juga sangat kangen dan rindu dimana saat Mas menyentuh Bunda dengan penuh cinta dan kasih sayang.'Humaira tersenyum malu malu berusaha menyembunyikan kata hatinya. "Mas mulai lagi deh pikiran mesumnya....aku tutup ini." Aku mengancam Mas Brian akan mengakhiri
Read more
Bab 96
Sekuat apapun Alma berusaha melupakan tragedi pernikahan,tapi dia tidak bisa menghilangkan dari pikirannya. Alma tidak pernah membayangkan pernikahannya dengan Mas Brian akan berakhir secepat ini, tadinya dia merasa cukup percaya diri untuk memenangkan hati Mas Brian dan melupakan istri sahnya tapi apa yang dia dapatkan,bukan manis madu pernikahan yang dia teguk justru hampir saja kehilangan nyawanya di hari bahagianya itu dan kata talak yang dia terima sekarang ini. Siapa yang tidak mau menjadi nyonya Brian Aditama sejarah gitu Mas Brian berasal dari keluarga kaya raya dan pengusaha sukses,tapi sayang seribu sayang Alma tidak akan pernah menyandang status nyonya Brian, yang ada sekarang status sudah berubah dari gelar istri kini menjadi mantan istri. Mungkin kalau Alma tidak hamil dengan laki-laki lain sebelum menikah dengan Mas Brian, sekarang ini dia masih mau mempertahankan Mas Brian berada di sisinya, Alma akan melakukan seribu satu macam cara untuk membuat Mas Brian agar meni
Read more
Bab 97
Sepanjang perjalanan pulang ke rumah aku hanya diam saja bahkan sekali sekali aku memijat kening ini, tiba-tiba aku merasakan kepalaku tambah pening, untuk menghilangkan rasa pening,aku menutup kedua matanya, berusaha untuk rileks. "Maaf Bu.... dari tadi saya perhatikan ibu sepertinya sedang tidak sehat, apakah ibu baik baik saja."Irfan memperhatikan semua gerak-gerik Humaira, melihat seperti ada yang tidak beres. "Aha.. iya Irfan tiba-tiba saja kepalaku pening sekali,aku berusaha untuk tidur walaupun hanya sejenak, tapi sia sia saja,ini rasa peningnya belum hilang, mungkin aku kecapean kali karena akhir akhir ini pekerjaan di kantor juga menumpuk, apalagi bulan depan insya Allah akan meluncurkan produk baru dan rencananya aku harus berangkat ke luar negeri." "Bu saya antar ke rumah sakit terdekat saja ya.. agar ibu langsung di periksa oleh tenaga medis, saya takut terjadi apa-apa dengan kandungan ibu."Irfan membujuk Humaira agar segera berobat. "Terimakasih banyak Irfan tidak usa
Read more
Bab 98
"Iya Ummi... mungkin Humairah kecapean beberapa hari belakangan ini banyak pekerjaan kantor yang menumpuk,dan banyak menyita waktu istirahat Humairah. Alhamdulillah sekarang agak enakkan, tadi Adik... sudah pijitin punggungku.." "Kedepannya kamu tidak boleh terlalu memforsir tenaga untuk bekerja, ingat kandungan kamu Nak, ummi tidak mau kalian berdua kenapa-napa, sini ummi suap biar kamu tidak terlalu lemas,ada sup ayam kampung mumpung masih hangat, kalau sudah dingin rasanya sudah tidak enak."ummi menyodorkan satu sendok makanan di depanku,aku menolak tidak mau merepotkan wanita yang telah melahirkan dan membesarkanku. "Ummi tidak usah....aku bisa sendiri.. maaf, Humairah sudah merepotkan ummi,..."aku mengambil piring dan sendok makanan dari tangannya, Ummi belum beranjak dari sisi tempat tidurku Almeera dan Al Jazair memperhatikan semua gerak-gerikku, terlihat kecemasan yang mendalam dari muka mereka berdua. Aku hanya makan beberapa suap saja itupun terpaksa dan kusesap beberapa
Read more
Bab 99
Mas Brian baru saja selesai melaksanakan shalat Jumat di masjid yang berada di area perusahaannya, dia kembali masuk ke dalam ruangan kerjanya, untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan yang tertunda karena Mas Brian tinggalkan sebelumnya untuk melaksanakan shalat Jumat. Ting.ting. Bunyi notifikasi panggilan masuk di handphonenya, Mas Brian segera meraih handphonenya yang berada di atas tumpukan kertas laporan yang belum dia selesaikan. Mas Brian melihat nama sekretarisnya yang terpampang di layar ponselnya, dia langsung menerimanya. "Selamat siang Pak... barusan dari pihak klien kita yang datang dari luar daerah itu menghubungi saya, beliau membatalkan pertemuannya dengan bapak, beliau ada urusan keluarga yang mendadak dan tidak bisa di tinggalkan, anaknya masuk rumah sakit,dan sekarang beliau sudah pulang, beliau juga menyampaikan akan menghubungi saya kembali untuk buat janji bertemu dengan bapak, setelah urusannya selesai." "Oh... Begitu ya,oke tidak apa-apa, terimakasih banyak
Read more
Bab 100
Hmm... Perlahan lahan aku buka kedua mata ini, sambil mengumpulkan nyawa yang belum sepenuhnya mendiami ragaku, sejenak kulirik jam yang menggantung di bagian atas dinding samping kanan tempat tidurku waktu sudah menunjukkan jam 5 sore,cukup lama juga aku tertidur hari ini,aku merenggangkan semua bagian otot tubuhku dengan merentangkan kedua tanganku. Alhamdulillah kepalaku sudah tidak pening dan sakit lagi. Pada saat aku menoleh kearah kiri tubuhku, secara tidak sengaja aku melihat sosok yang beberapa hari belakangan sangat aku rindukan,eits... apakah ini nyata atau hanya khayalanku semata,aku coba cubit tangan ku,'sakit ' ini benaran Mas Brian aku tidak bermimpi. Mas Brian merasa aku memperhatikan dirinya, dia menatapku sembari berjalan mendekat kearah tempat tidur dan naik duduk di atas kasur persis di samping kanan ku. Mas Brian baru saja selesai menunaikan shalat ashar. "Assalamualaikum Bunda..." "Waallaikum salam Mas..." Aku menyalami tangan imanku, bukannya Mas Brian mele
Read more
PREV
1
...
89101112
...
37
DMCA.com Protection Status