All Chapters of Takdir Cinta Humairah: Chapter 81 - Chapter 90
363 Chapters
Bab 81
Menempuh perjalanan dengan waktu kurang lebih 30 meni, mobil yang di kemudikan Mas Brian parkir dengan mulus pas di depan lobby kantor perusahaan, Mas Brian keluar dan membukakan pintu untuk aku, Mas Brian mengantarku sampai masuk kedalam ruangan kerjaku. Sepanjang jalan menuju ruangan kerjaku, samar-samar aku mendengar celetuk para karyawan. " Selama saya bekerja di perusahaan ini sudah lebih dari 2 tahun, baru kali ini saya melihat ibu Humaira datang ke kantor sini, ternyata beliau masih muda dan cantik, penampilan anggun sekali, tidak mencerminkan kalau ibu Humaira itu sudah menikah dan memiliki anak." "Iya Pak...aku pangling melihat penampilannya,eh..tapi siapa laki-laki yang bersamanya itu,apa mungkin suaminya, saya pernah dengar informasi kalau ibu Humaira itu suaminya punya perusahaan sendiri juga di Jakarta, tapi kenapa dia ada disini bukannya ada di Jakarta untuk mengurus perusahaannya juga." "Kalau betul laki laki yang sedang bersamanya itu adalah suaminya, mereka berdu
Read more
Bab 82
Tok.tok.tok. Aku berdiri mengayunkan langkah kakiku untuk membuka pintu karena terdengar ada yang mengetuknya dari luar. Ceklek. Begitu pintu terbuka terlihat aku lihat karyawan restoranku berdiri di depan pintu. "Bu...ini pesanannya..." Aku langsung menerima boks makanan yang di sodorkan oleh karyawan restoranku itu. "Trimakasih ya sudah di antarkan makanan yang aku pesan."aku menyerahkan 2 lembar uang yang berwarna merah kepada karyawan restoranku itu. "Maaf Bu ini uangnya lebih...."terlihat karyawanku itu berusaha mengembalikan sebagian uang yang tadi aku berikan. "Sudah tidak apa-apa.. sisanya untuk kamu saja." Aku berikan kembali uang itu kepadanya. "Trimakasih Bu..." "Sama sama,hati hati di jalan..."aku segera menutup pintu ruangan kerjaku, tidak enak kalau sampai di lihat karyawan yang lain, karena ini belum jam makan siang. Segera ku lahap semua makanan yang ada di dalam boks sampai habis, sama juga dengan jus mangganya aku minum sampai tandas tanpa tersisa. Alhamd
Read more
Bab 83
Yang terjadi di perusahaan Darsono Group, sangat memprihatinkan,selaku direktur utama dan pemilik perusahaan Pak Darsono, mengumumkan kalau perusahaannya di tutup, banyak karyawan yang merasa kecewa,dan sedih,karena mereka selama ini menggantungkan kehidupan sehari-harinya dengan menjadi karyawan di perusahaan itu. Karena tidak mampu mengembalikan pinjaman bank yang dipakai untuk dana operasional perusahaan dan membayar sebagian gaji karyawan, Pak Darsono sendiri menjual semua aset pribadinya yang berharga mulai dari rumah, mobil dan beberapa perhiasan yang di miliki istrinya. Dari hasil penjualan semua asetnya itu Pak Darsono membayar lunas sisa cicilan bank dan membayarkan sebagian gaji karyawan, masih ada sisa sedikit, itu dia pakai untuk memulai hidup baru , mereka pindah ke kampung halamannya di Bogor. Sambil berusaha terus untuk mencari tau keberadaan putri semata wayangnya Alma Wardani,sejak hari pernikahannya dengan Brian sampai saat ini tidak ada kabar beritanya sama se
Read more
Bab 84
Hari ini Mas Brian kembali ke Jakarta setelah beberapa hari menerima istri dan kedua buah hatinya yang berada di kampung mertuanya,Mas Brian kembali untuk mengurus perusahaannya yang dia tinggalkan beberapa hari paska kekacauan yang di lakukan oleh putranya sendiri. Al Jazair telah menghapus semua virus yang telah menyerang situs website perusahaannya dan telah mengganti semua kerugian yang dialami perusahaan ayahnya itu. Ada beberapa hal yang harus Mas Brian lakukan terutama berhubungan dengan kelangsungan rumah tangganya yang masih menyisakan tanda tanya,karena Humaira belum mau ikut bersamanya kembali ke Jakarta, Humaira meminta waktu kurang lebih selama satu bulan untuk menenangkan hatinya dan memikirkan langkah apa yang akan dia lakukan kedepannya nanti, apakah pernikahan mereka berdua tetap berlanjut atau berakhir sampai disini. Mas Brian menghubungi Pak Heri sebagai orang kepercayaannya sekaligus sebagai pengacara pribadinya. "Assalamualaikum Pak Heri..apa kabar?"terdenga
Read more
Bab 85
Tit.tit. Bunyi klakson mobil membuat Mas Brian secara reflek menoleh ke samping,'ini lagi si Heri untung saja saya tidak jantungan sabar sabar'Mas Brian bermonolog sendiri. "Maaf Pak tadi itu tidak saya sengaja,he..he.."pak Heri keluar dari mobil dengan senyum sumringah seolah-olah tidak terjadi apa-apa. "Untung saja saya tidak memiliki sakit jantung, kalau tidak..., mungkin saat ini saya sudah tiada."Mas Brian langsung masuk kedalam mobil yang sudah dibukakannya oleh Pak Heri, setelah Mas Brian duduk, Pak Heri kembali tutup, melangkah melingkar setengah badan mobil langsung naik di belakang kemudi. "Pak Heri... antar saya ketempatnya Alma ada yang harus saya sampaikan kepadanya." "Baik Pak.."sepanjang perjalanan menuju ke tempat tinggalnya Alma, Pak Heri berusaha mencari tahu siapa yang telah menyerang situs website perusahaan Mas Brian. "Maaf Pak kalau boleh tau siapa yang telah menyerang situs website perusahaan bapak." "Itu ulah orang terdekat saya, karena saya sudah menya
Read more
Bab 86
"Ha...ha..." Mas Brian tiba-tiba tertawa setelah berbagi cerita dengan pak Heri yang notabene adalah pengacara pribadinya. "Pak... kenapa tertawa ada yang lucu...." "Tidak juga saya hanya kembali teringat dengan kata kata Al Jazair anak saya, sewaktu Bundanya masuk rumah sakit, anak saya sangat marah,di mengeluarkan kata-kata yang menurut saya itu, tidak pantas bukan hanya tidak pantas tapi sampai saat ini masih membuat hati saya ketar-ketir sampai sekarang, Al Jazair bilang,'aku akan hancur perusahaan ayah biar ayah jatuh miskin sekalian, setelah Ayah miskin kami berdua tinggal suruh Bunda untuk usir ayah,dan kami suruh Bunda cari Ayah baru untuk kami berdua, pasti Om Rendi mau jadi Ayah baru untuk kami berdua', kebetulan pada saat Humaira masuk rumah sakit,ada laki laki lain yang datang menjaga Bundanya sebelum saya datang, namanya itu Rendi Hermawan, seorang pengusaha sukses juga,dan itu orang yang sangat di cintai oleh Humaira sewaktu masih kuliah dulu..."terlihat di kedua mata
Read more
Bab 87
"Assalamualaikum Alma...apa kabar."Mas Brian secara tiba-tiba sudah berada di depan pintu. "Waallaikum salam Mas... Alhamdulillah saya baik dan sehat, silahkan masuk."Mas Brian mengikuti langkah Alma dari belakang. "Mas silahkan duduk." "Iya terimakasih..." "Sama sama, Mas mau minum apa nanti saya siapkan."Alma menawarkan minuman untuk Mas Brian. "Tidak usah Alma, saya juga hanya sebentar saja."tolak Mas Brian. Terlihat dari mukanya, Alma menyimpan ketakutan yang mendalam. "Alma saya sengaja datang menemui kamu, untuk membicarakan perihal pernikahan kita, saya akan membebaskan kamu dari pernikahan ini dengan satu syarat,saya akan menalak kamu sekarang juga,dan setelah ini kamu bebas melakukan apa saja untuk menjalani hidupmu kedepannya nanti." "Iya Mas saya akan mengikuti semua permintaan kamu." "Saya Brian Aditama bin Airlangga Aditama telah menjatuhkan talak tiga kepada Alma Wardani binti Darsono sekarang juga."terdengar suara Mas Brian dengan lantang menalak Alma tanpa ada
Read more
Bab 88
Perjalanan dari Jakarta menuju ke Bogor dengan waktu tempuh kurang lebih 1jam , selama perjalanan Alma beberapa kali merubah posisi duduknya, Alma berusaha untuk membuang semua pikiran yang bergelayut di atas kepalanya dengan beberapa kali helaan nafas yang terdengar agak keras. Semua tingkah laku Alma itu tidak luput dari perhatian Pak Heri lewat kaca spion yang ada di depannya, Pak Heri berusaha mencairkan suasana yang ada di dalam mobil. "Maaf Bu Alma saya perhatikan dari tadi, sepertinya tidak nyaman, apakah Bu Alma sedang tidak sehat atau ada sesuatu yang di butuhkan, tolong katakan saja jangan sungkan siapa tau saya bisa bantu."Pak Heri coba menanyakan kepada Alma, apakah ada sesuatu yang menggunakan pikirannya, sambil melirik ke Mas Brian, takut saja jangan sampai Mas Brian merasa tersinggung dengan apa yang dia lakukan. "Tidak Pak,... saya merasa baik baik saja, hanya sedikit mual mungkin efek dari kehamilanku ini."mendengar apa yang di katakan Alma, Mas Brian langsung meme
Read more
Bab 89
"Alma putri Mama akhir kamu pulang juga sayang,papa sudah mencari kamu kemana-mana, kenapa kamu baru pulang sayang, selama ini kamu tinggal di mana saja..hu..hu.."Tante Vera memeluk Alma sambil menangis, kepulangan Alma secara tiba-tiba, menimbulkan berbagai pertanyaan yang bergelayut di benaknya. "Mama pelan pelan dong, jangan terlalu erat pelukannya, kasian sama bayi yang ada didalam perut Alma,Ma biarkan Alma masuk dan duduk istirahat dulu di dalam."Pak Darsono kasihan melihat Alma belum apa-apa sudah dapat brondong dengan berbagai pertanyaan dari mamanya. Karena terlalu terpaku dan kaget dengan kedatangan Alma secara tiba-tiba, Pak Darsono dan Tante Vera tidak menyadari kehadiran Pak Heri dan Mas Brian yang sudah dari awal hanya memperhatikan semua yang terjadi di depan mata mereka berdua, pertemuan yang penuh haru biru antara Alma dan mamanya. "Assalamualaikum Om Tante,..." Mas Brian menyapa kedua orang tua Alma, secara spontan Pak Darsono dan Tante Vera menoleh ke arah datang
Read more
Bab 90
Terlihat dari muka kedua orang tuanya Alma, kalau mereka sangat menyesal atas semua yang telah di lakukan oleh putrinya Alma. "Baiklah Nak Brian, kami menyetujui semua permintaan kamu nak untuk menandatangani surat perjanjian yang telah kamu buat, insya Allah kedepannya nanti kalian berdua tidak lagi saling mengganggu kehidupan masing-masing,oh ya untuk menebus dosa dan kesalahannya Alma dan kami berdua sebagai orang tuanya, insya Allah dalam waktu dekat ini, kami semua akan menemui istrinya Nak Brian, untuk menjalankan dan meluruskan permasalahan yang ada di kita semua." "Trimakasih banyak atas semua pengertian Om dan Tante.."Mas Brian menyodorkan sebuah map yang berisikan 2rangkap surat perjanjian antara dirinya dengan keluarga Alma dan juga sebuah surat Cek yang berisikan sejumlah nominal uang,mereka langsung menandatangani surat perjanjian yang telah di siapkan oleh Mas Brian dan di abadikan lewat sebuah video di saksikan oleh Pak Heri sebagai pengacara pribadinya. Alma dan ked
Read more
PREV
1
...
7891011
...
37
DMCA.com Protection Status