All Chapters of Takdir Cinta Humairah: Chapter 61 - Chapter 70
363 Chapters
Bab 61
Pikiran terasa plong, hati terasa damai, dimana semua keluh kesah kita sampaikan kepada sang pemilik hidup ini,karena hanya Dia lah tempat kita bisa meminta sebanyak apa yang kita mau, dengan memasrahkan diri kepada-Nya pasti kita akan di berikan kemudahan untuk semua permasalahan yang dihadapi. Seperti yang di alami Al Humaira Razak saat ini,nasib rumah tangga yang bina selama kurun waktu kurang lebih 10 tahun belum tau kedepannya apakah akan berlanjut atau kandas di tengah jalan, karena dia sangat tidak bisa mentolerir yang namanya penghianatan.Apa pun alasannya yang namanya penghianatan tetap akan menorehkan luka di dalam hati, terasa sakit, terluka tapi tidak berdarah, itulah situasi yang di alami oleh Humaira sekarang ini. Selesai melaksanakan shalat Maghrib secara berjamaah,kedua buah hatiku itu, mendekati Abah. "Kakek...kami berdua lapar...."Almeera dan Al Jazair sambil memegang perut mereka masing-masing. "Maaf kan kakek ya... sedari tadi kakek tidak memperhatikan kebutuha
Read more
Bab 62
"Kakak... adik... kalau Ayah boleh tau,siapa pemilik restoran makanan yang kalian pesan tadi."Mas Brian menatap lekak lekat wajah kedua buah hatinya itu. "Memangnya Ayah pura pura tidak tau atau memang tidak tau sama sekali,masa seorang direktur utama dan sekaligus perusahaan Brian Aditama Group yang cukup besar di negri ini tidak tau sama sekali kalau istrinya itu tajir melintir, Ayah dengarkan baik-baik kalau istri Ayah itu Al Humaira Razak itu memiliki beberapa restoran yang lagi viral saat ini dan seorang direktur utama sebuah perusahaan,ck.ck.ck, Ayah payah deh."cerca Al Jazair terlihat sedikit mengejek kepada Mas Brian. "Apa.... kok Ayah tidak pernah tau, Bunda kenapa tidak kasih tau Ayah selama ini."Mas Brian saking kagetnya kedua buah matanya melotot seolah olah mau keluar dari tempatnya, sambil melirik ke arah ku untuk meminta penjelasan,'ini Abah sama Ummi diam diam saja dari tadi mendengarkan anak anak ku bercerita.'gumam Mas Brian dalam hati. "Apa yang harus aku jelaska
Read more
Bab 63
Ting.ting. Bunyi notifikasi panggilan masuk di handphonenya Abah, dengan segera Abah menerimanya. "Assalamualaikum Pak Malik... saya sudah di lobi rumah sakit." "Waallaikum salam Pak Arya...oke tunggu sebentar saya akan segera ke situ."terlihat langkah Abah tergesa-gesa segera menuju ketempat dimana Pak Arya sudah menunggu. Melihat Pak Arya sedang menunggu di kursi lobi rumah sakit, Abah langsung menghampirinya. "Maaf Pak Arya...menunggu terlalu lama,harap maklum Pak karena faktor usia, langkah saya tidak segesit dulu lagi he..he..."Abah mengeluarkan suara kekehannya. "Tidak apa apa Pak Malik.. kebetulan saya juga baru sampai,ini Pak pesanannya, semoga kedua cucu bapak menyukainya, salam untuk Ibu Humaira semoga cepat sembuh, maaf Pak saya langsung pamit, assalamu'alaikum." "Aamiin... terimakasih sudah mau mengantarkan pesanan kedua cucuku, waallaikum salam, hati hati di jalan." Pak Arya langsung menyalami tangan Abah dan mereka berpisah di lobi rumah sakit.Abah hendak mau men
Read more
Bab 64
"Bunda... Mas suapin ya, supaya tidak kerepotan,dan juga tangan kanan Bunda kalau terlalu banyak bergerak, Mas takut selang infusnya terlepas dan itu kalau di pasang kembali sangat sakit, pasti Bunda tidak tahan.."aku hanya mengangguk kepala untuk menyetujui permintaan Mas Brian, Abah sama Ummi melihat kami berdua sambil melemparkan tatapan mata bahagia,aku tidak tau apa yang ada di dalam pemikiran mereka berdua, seolah-olah tidak melihat apa-apa. Mas Brian langsung menyuapiku dengan perlahan suapan demi suapan hingga habis satu boks makanan yang tadi Abah pesan, tidak lupa Mas Brian juga memberikan segelas air putih,aku segera menyesapnya sampai tandas, Alhamdulillah. "Terimakasih... Mas." "Iya sama sama..." Setelah menyuapiku Mas Brian langsung menyantap makanan juga, sama seperti kami berlima Mas Brian juga menghabiskan semua isi boks makanannya. Kami semua larut dalam pikiran masing-masing, kedua buah hatiku itu tidak ada henti-hentinya merecoki Abah sama Ummi, kadang terdeng
Read more
Bab 65
Akhirnya hari yang aku tunggu datang juga, selama dua hari ini aku hanya berbaring di tempat tidur rumah sakit, hari ini dokter sudah mengizinkan aku pulang ke rumah,ahh... senangnya,aku perhatikan muka anak anak ku juga terlihat pancar kebahagiaan dari muka mereka berdua,aku tau mereka sudah bosan berada di sini. Tadi malam Aku sudah memberitahu Abah sama Ummi kalau nanti aku sudah diizinkan pulang sama dokter, aku pulang ikut Abah sama Ummi ke kampung, tidak pulang ke rumah yang kami tempati selama ini, Aku sengaja tidak memberitahukan kepada kedua buah hatiku itu, biar jadi kejutan, pasti mereka berdua senang kalau kami ikut Abah sama Ummi ke kampung. "Kakak... Adik.. nanti pulangnya, kita ikut kakek dan nenek ya ke kampung, untuk urusan sekolah kalian Ayah sudah menghubungi pihak sekolah, sementara kalian berdua ikut ibu ke kampung kalian belajarnya dengan cara homeschooling, tidak apa-apa kan" "Iya Bunda.. tidak apa-apa, justru kami berdua sangat senang,kami bisa ikut kakek ma
Read more
Bab 66
Aku perhatikan Abah sepertinya penasaran dengan dokter yang sedang ngobrol dengan Mas Brian, Abah menghampiri mereka berdua. "Leonardo... betul kah dirimu ini."Abah setengah berteriak, langsung memeluk Pak dokter tersebut. "Malik Razak..., saya tidak menyangka akhirnya kita bertemu kembali setelah sekian lama tidak ada kabar berita, kalau tidak salah kita bertemu pada saat kita masih menjadi mahasiswa, saya tidak tau sudah berapa puluh tahun lamanya."Pak dokter itu juga balas memeluk Abah. "Maaf Pak Brian... apakah anda mengenal Pak Malik...ini sahabat saya sewaktu kuliah,kami memang berbeda jurusan tapi sering bersama pada saat melakukan kegiatan kampus." "Iya dokter... Pak Malik ini mertua saya."karena aku lihat Abah ikut ngobrol akhirnya kami semua mendekat ke arah mereka bertiga. "Salamah... saya tidak menyangka kamu bisa menaklukkan hati seorang Malik Razak yang terkenal dengan kearogangannya seantero kampus, saya sangat bahagia akhirnya kalian bersama,ini pasti putri dan ke
Read more
Bab 67
Mas Brian setelah menyimpan kartu nama dari dokter Leonardo,kami semua masuk dalam ke dalam mobil, untuk melanjutkan perjalanan ke kampung tempat tinggal Abah sama Ummi. Lumayan jauh perjalanan dari Jakarta menuju Malang memakan waktu kurang lebih 2 jam.selama perjalanan kami semua larut dalam pikiran kami masing-masing, terutama Mas Brian aku perhatikan mukanya semua kerutan yang berada atas keningnya seolah sambung menyambung antara satu dengan yang lainnya, Mas Brian sedang memikirkan sesuatu dengan serius, apakah ini tentang perbincangannya dengan dokter Leonardo tadi, entahlah aku tidak tau, biarkan saja toh itu bukan urusanku. Yang terjadi di perusahaan Airlangga Aditama Group benar benar kacau, karena Pak Airlangga sedang mengamuk di ruangan kerjanya, semua orang yang dipanggil untuk menghadap, tidak luput dari amukannya, sampai sampai semua karyawan ketakutan. Pak Airlangga sangat emosi begitu mengetahui perusahaannya hancur karena ada orang yang sengaja membocorkan rahasia
Read more
Bab 68
"Halo... selamat siang ini dengan Rendi Hermawan,bisa saya bicara dengan Pak Danuarta."terdengar diseberang sana langsung menerima sambungan telepon. "Selamat siang juga Pak Rendi, kebetulan dengan saya sendiri ada yang bisa saya bantu Pak..." "Saya bisa minta waktu sebentar untuk ketemuan, sekalian kita makan siang, ada yang perlu saya bicarakan dengan Pak Danuarta, nanti saya share lokasinya." "Oke.. baik Pak Rendi, saya langsung ke lokasi yang bapak kirimkan." "Terimakasih Pak Danuarta sudah mau memenuhi undangan saya, sampai jumpa di sana." "Sama sama pak Rendi... "Setelah mengakhiri panggilan telepon dengan Pak Rendi,Pak Danuarta langsung menuju restoran yang tadi mereka janjian untuk bertemu, Bang Rendi juga melakukan hal yang sama,memacu mobilnya menuju restoran tempat mereka untuk bertemu secara langsung kebetulan restoran tersebut berada tidak jauh dari kantornya. Menempuh perjalanan kurang lebih 10 menit, Pak Danuarta langsung masuk ke dalam sambil menoleh kiri kanan u
Read more
Bab 69
Setelah mendengar semua yang di ceritakan Bang Rendi, akhirnya Pak Danuarta sudah bisa menebak kearah mana pembicaraan mereka berdua saat ini. Yang tidak kalah mengejutkan kalau semua kekacauan ini di lakukan oleh anak laki-laki usia 8 tahun, sungguh diluar nalar melebihi kemampuan orang dewasa, anak dengan usia 8 tahun mampu menghancurkan 3 perusahaan besar sekaligus dalam hitungan menit, sungguh anak yang memiliki otak yang sangat jenius, itulah yang berada di dalam benaknya Pak Danuarta saat ini. Tapi tunggu dulu apa hubungannya dengan Rendi,kenapa sampai dia repot repot mengurus permasalahan orang lain, dari pada membuat hatinya penuh dengan tanda tanya kenapa tidak sekalian mendengarkan secara langsung apa alasan Rendi melakukan semua ini. "Rendi, jujur saya penasaran apa hubungan kamu dengan anak laki laki ini, tidak mungkin kan seorang Rendi Hermawan mencampuri urusan orang lain, atau jangan bilang kalau anak ini adalah anak kamu sendiri Rendi." "Ah... ngaco kamu Danu, tida
Read more
Bab 70
Tepat jam 3 sore Pak Danuarta sudah berada di kantor perusahaan Airlangga Aditama Group, sesuai permintaan Pak Airlangga untuk memperbaiki semua data website yang rusak akibat serangan sejumlah virus. Tok.tok.tok. Terdengar pintu dibuka dari dalam. Ceklek. "Silahkan masuk Pak Danuarta, sudah di tunggu dengan Pak Airlangga,di dalam."sekretaris Pak Airlangga langsung mempersilahkan Pak Danuarta untuk masuk ke dalam,disana Pak Airlangga sudah menunggu. "Silahkan duduk Pak Danuarta..."pak Airlangga mempersilahkan Pak Danuarta untuk duduk di kursi sofa yang ada di dalam ruangan kerjanya, tidak lupa juga memberitahukan sekretarisnya untuk menyiapkan minuman dingin dan beberapa makanan ringan. "Trimakasih banyak Pak Airlangga... ada baiknya saya langsung periksa semua data website yang bermasalah untuk segera dipulihkan." Pak Danuarta tanpa basa-basi dia langsung membuka leptop untuk segera memulihkan semua data website yang rusak, terlihat beberapa kali Pak Danuarta memasukkan sejum
Read more
PREV
1
...
56789
...
37
DMCA.com Protection Status