All Chapters of Takdir Cinta Humairah: Chapter 41 - Chapter 50
363 Chapters
Bab 41
"Kakak...lihat deh.."Al Jazair sambil menyodorkan Notebooknya kepada Almeera. "Adik...ini Ayah kan,jadi hari ini pernikahan Ayah sama Tante Alma ya, Ayah kok tega ya menyakiti hati Bunda,kakak... benci sama Ayah, kakak... tidak akan pernah memaafkan ayah."Almeera sambil menelungkup kepalanya di atas bantal untuk menyembunyikan tangisnya. "Iya kakak...kenapa Ayah tega membohongi Bunda, katanya Ayah ada kerjaan di Bali padahal semua itu hanya alasan saja untuk menikahi Tante Alma, adik akan membuat ayah merasakan sakit hati seperti yang kita rasakan saat ini." "Adik... apa yang akan kita lakukan sekarang, kakak takut jangan sampai Bunda, gimana ini Adik..." "Kakak.. untuk sementara kita berdua diam saja dulu sambil menunggu kabar berita dari Ayah, tapi kakak dari kemarin handphone Ayah sibuk terus, Bunda bilang tidak bisa di hubungi,apa yang harus kita lakukan." "Adik... ayo kita lihat Bunda dikamar lagi ngapain ya.." Aku lagi beberes di kamar tidur,merapikan tempat tidur yang bias
Read more
Bab 42
Pagi di Bali. Tepat jam 10 pagi di sebuah hotel di Bali telah terjadi pernikahan antara Brian Aditama dan Alma Wardani, tidak seperti pernikahan pada umumnya yang di hadiri ratusan orang undangan baik itu dari keluarga maupun dari kolega bisnis,tapi pernikahan kali sangat sederhana. Setiap wanita pasti menginginkan sebuah pernikahan yang megah dan bertabur kemewahan,dan di hadiri oleh ratusan orang undangan untuk memberikan ucapan selamat kepada kedua mempelai,tapi pernikahan yang saya alami saat ini sangat membuat hati teriris bagaimana tidak, yang menghadiri pernikahan kami hanya orang tua saya, orang tua Mas Brian, Pak Heri sebagai saksi dan pek penghulu yang menikahkan kami. "Saya terima kawin dan nikahnya Alma Wardani binti Darsono dengan mas kawin tersebut tuuunai..." "Sah" "Sah" Itulah suara Mas Brian pada saat mengucapkan ijab Kabul dan suara orang yang hadir di pernikahan ku. Setiap wanita pasti menginginkan sebuah pengakuan dari dunia luar bahwa dia sudah memiliki sua
Read more
Bab 43
Mas Brian aku bersumpah akan membuat pernikahanmu dengan Humaira si anak kampung itu hancur lihat saja Mas aku pastikan hati istri tercintamu itu menangis darah,aku harus mendapatkan semua keinginanku.kalau aku tidak bisa mendapatkanmu maka Humaira si anak kampung itu juga tidak bisa memilikimu, itu janjiku Mas.Beruntung tadi pas waktu ijab Kabul aku sempat membayar karyawan hotel untuk mengambil beberapa foto dan merekam saat Mas Brian mengucapkan ijab Kabul."Mas mana foto dan rekamannya yang tadi kamu ambil,segera kirimkan sekarang saya tunggu.""Oke Mbak... Silahkan di lihat, saya sudah kirimkan, jangan lupa bayarnya."tidak lama kemudian tenggang waktu satu menit, suara notifikasi pesan masuk,aku sangat puas dengan apa yang kudapat kali ini,akan ku gunakan untuk menekanmu Mas Brian dengan foto foto ini bila perlu akan saya kirimkan ke handphonenya istrimu."Sya sudah kirimkan uang bayarannya sesuai dengan kesepakatan, ingat habis ini hapus semua file yang ada di handphonenya Mas
Read more
Bab 44
Tok.tok.tok. "Assalamualaikum Winda...."aku mengetuk pintu rumah sahabatku Winda, terdengar suara langkah kaki dari dalam menuju pintu utama,dan...Ceklek."Waallaikum salam..ayo masuk, Humaira tunggu sebentar ya saya mau siap siap dulu."aku langsung duduk di kursi sofa di ruang tamu, sambil menunggu Winda siap siap.Sebelum Winda masuk ke kamar untuk siap siap, sempat aku lihat Mas Reno suami Winda keluar dari ruang keluarga."Winda emangnya Mas Reno tidak kerja.""Mas Reno hari ini masuk kantor jam 10 karena tadi malam Mas Reno lembur sampai jam 10 malam katanya bos perusahaannya sekarang lagi di Singapura untuk menemui klien sekaligus investor dari luar negeri, jadi tadi pagi Mas Reno sudah menghubungi bos di kantornya kalau hari ini masuknya agak telat.""Ooo... gitu ya, Winda sebelum kita shopping, kita makan dulu,karena kalau kita sudah makan mau melakukan kegiatan apa saja akan berjalan dengan lancar.""Iya...." maaf kan saya Humaira, saya harus merahasiakan identitas bosnya M
Read more
Bab 45
Prang... Bukh... " Humaira... Humaira kamu kenapa ayo bangun jangan bikin saya panik."Winda berusaha membangunkan Humaira sambil menepuk tepuk kedua pipi Humaira. "Mas Reno... Mas Reno...ayo tolong kita antar Humaira ke rumah sakit, tiba-tiba dia jatuh pingsan, saya takut dia kenapa-napa."Mas Reno dengan sigap mengangkat tubuh Humaira ke mobil, saya langsung membukakan pintu mobil, Mas Reno membaringkan Humaira di jok belakang sambil saya memangku kepalanya. Sambil menyetir mobil Mas Reno mengirimkan voice note kepada Pak Wira sekretarisnya Bang Rendi isinya kurang lebih seperti ini 'Selamat pagi Pak hari ini saya datang ke kantor agak telat karena ada urusan mendadak, semua berkas yang di butuhkan Pak Rendi saya sudah kirim lewat email, apabila ada yang perlu di revisi, Pak Rendi bisa langsung menghubungi saya, terimakasih' setelah mengirimkan voice note kepada sekretarisnya Pak Rendi, Mas Reno langsung menaruh handphonenya di saku baju saja, katanya biar gampang di ambil kalau a
Read more
Bab 46
Sambil memangku kepala Humaira, Winda menghubungi Bi Jumi yang sedang menemani kedua buah hati Humaira di rumah. "Assalamualaikum Bi Jumi...ini dengan Winda temannya Humaira." "Waallaikum salam Bu Winda ada apa... kenapa bukan ibu Humaira sendiri yang menghubungi Bibi.." "Maaf Bi... saya menyampaikan berita kalau Humaira sekarang tidak sadarkan diri tadi tiba-tiba jatuh pingsan,tolong sampaikan kepada anak anak untuk menyusul saya ke rumah sakit Bakti Husada, sekarang kami sedang menuju ke sana, sekalian Bi saya titip anak anak tolong jaga dan temani mereka berdua ke rumah sakit." "Iya Bu Winda... terimakasih sudah mau menjaga dan membawa ibu Humaira ke rumah sakit, mengenai anak anak tidak usah khawatir ini sudah tugas bibi untuk menjaga mereka, Bu Winda...bibi tutup dulu mau membantu anak anak untuk siap siap ke rumah sakit, Assalamu'alaikum." "Waallaikum salam, Iya Bi... sekali lagi tolong titip anak anak, mereka pasti sedih mendengar Bundanya sakit."Winda mematikan sambungan
Read more
Bab 47
"Brian brengsek kamu sudah menyakiti hati Humaira, kenapa kamu melakukan semua ini padanya, kalau kamu sudah tidak menginginkan Humaira lagi, kenapa kamu tidak melepaskannya saja,kenapa kamu masih mengikatnya dengan tali pernikahan, Brian akan ku buat hidupmu menderita, saya akan menghancurkan seluruh hidupmu sampai kamu tidak bisa bangkit lagi."Bang Rendi memaki dan mengeluarkan sumpah serapah untuk untuk Brian, Winda bergidik mendengar semua yang dikatakan oleh Bang Rendi, Winda takut sekali jangan sampai apa yang di katakannya tadi benar-benar terjadi.Bang Rendi sangat marah setelah mengetahui semua yang terjadi dengan Humaira saat ini adalah ulah Mas Brian sendiri.Bang Rendi tidak rela melihat wanita yang telah merajai hatinya di sakiti, Bang Rendi masih sangat mencintai Humaira sampai detik ini, sehingga dia tidak pernah membuka pintu hatinya untuk wanita lain.Bang Rendi adalah pria yang sempurna dari fitur wajah sangat tampan memiliki tatapan mata yang tajam dan namun sangat
Read more
Bab 48
Tidak berapa lama Bang Rendi sudah keluar dari tempat Humaira di rawat, secara tidak sengaja sekilas Winda melihatnya kedua matanya merah Winda tidak tau apakah dia menangis atau sedang menahan emosi, melihat wanita yang sangat dia cintai, terbaring tak berdaya.Mas Reno pun tau seperti apa suasana hati bosnya itu. Mas Reno akhirnya mengerti,setelah mendengar perbincangan saya dengan Bang Rendi, yang notabene bos di perusahaan yang kini dia bekerja, kalau Ibu Humaira adalah wanita yang sangat dia cintai hingga saat ini. Mas Reno cukup paham dengan apa yang terjadi dalam kehidupan Bang Rendi yang selama ini, dia tidak pernah mendengar ataupun melihat Bang Rendi menjalin hubungan dengan wanita lain, ternyata semua ini ada hubungannya dengan Humaira. Di saat kami terdiam dengan pikiran yang bergelayut di atas kepala kami masing-masing tiba tiba kami mendengar ada suara tangis anak kecil sambil berlari menuju ke arah kami bertiga duduk,kami semua kaget apalagi Bang Rendi dia melihat waj
Read more
Bab 49
Abah baru menyadari kalau ada Bang Rendi di sini.Bang Rendi langsung berjalan kearah Abahnya Humairah dan langsung bertekuk lutut sambil berbicara. "Abah... ummi... maaf kan Rendi, ini semua gara gara Rendi hingga akhirnya Humaira menderita seperti sekarang ini, seandainya 12 tahun yang lalu Rendi tidak meninggalkan Humaira untuk belajar ke luar negeri, mungkin sekarang ini dia tidak akan terbaring di dalam sana."Bang Rendi berusaha menahan rasa sakit di dalam dadanya. "Nak Rendi...ini sudah menjadi takdir dan ketentuan Allah SWT, kita tidak tau apa yang akan terjadi kedepannya nanti,kita sebagai hamba-Nya hanya menjalankan saja apa yang telah digariskan oleh Allah SWT, tidak ada seorangpun yang mampu melawan takdir Allah SWT."Abah mengusap punggung Bang Rendi dan membimbingnya untuk berdiri. "Ayo berdiri Nak Rendi... tidak baik di lihat orang." "Iya Abah..."Rendi kembali berdiri persis di depan Abah Malik. "Kakak... adik ... kalian sudah menghubungi Ayah kalian atau belum." "Ka
Read more
Bab 50
"Pak Heri...tolong tangani wanita ini jangan biarkan dia lolos, silahkan kamu atasi dia sesuai dengan cara pak Heri lakukan selama ini, dan jangan sampai ada yang tau,dan tolong hubungi markas untuk menyiapkan jet pribadi, sekarang juga saya akan terbang ke Jakarta."Alma mendengar apa yang di instruksikan Mas Brian kepada Pak Heri seluruh tubuhnya bergetar karena ketakutan. "Baik Pak ... Silahkan kembali ke Jakarta untuk menemui ibu Humaira, mengenai masalah yang ada di sini, bapak tidak perlu khawatir, nanti saya yang akan tangani."Mas Brian berjalan keluar dari kamar yang ditempati oleh Bu Alma sambil mengeluarkan handphonenya dari dalam saku celana untuk menerima panggilan masuk. "Assalamualaikum Pak.." "Waallaikum salam Bu Marissa...Apa ada sesuatu yang penting.." "Iya Pak.... gawat sekarang juga bapak segera pulang ke Jakarta keadaan perusahaan sangat menghawatirkan saham perusahaan turun drastis, bapak silahkan nonton TV berita head line News hari ini sudah di siarkan secar
Read more
PREV
1
...
34567
...
37
DMCA.com Protection Status