All Chapters of Takdir Cinta Humairah: Chapter 11 - Chapter 20
363 Chapters
Bab 11
"Bunda... semoga apa yang kita lakukan semalam segera menumbuhkan buah cinta kita di sini."Mas Brian mengungkapkan keinginannya agar aku bisa hamil lagi sambil mengelus elus perutku."Mas...hm.. memangnya Almeera dan Al Jazair belum cukup ya,apa perlu kita harus tambah anak lagi..."Aku penasaran apa yang membuat Mas Brian pengen kita punya baby lagi."Bunda... saya sangat bersyukur memiliki mereka berdua, Almeera dan Al Jazair adalah permata hati saya,tapi tidak ada salahnya kan kalau kita memiliki baby lagi, umur kita berdua masih cukup produktif, apalagi di bidang finansial saya cukup bahkan sangat cukup untuk memenuhi dan membiayai kehidupan masa depan mereka kelak.""Benar ini... hanya itu saja, atau ada alasan yang lain hingga membuat Mas ingin kita memiliki baby lagi.""Tidak ada alasan yang lain Bunda..aku ingin saja pengen gendong baby."'Sebenarnya saya punya alasan yang lain Bunda, saya tidak mau suatu saat kamu berpaling dari saya, kalau kamu punya baby lagi, saya tidak pe
Read more
Bab 12
Secara tiba-tiba Abah menanyakan kabar kedua orang tuanya Mas Brian."Nak Brian.. gimana kabarnya kedua orang tua kamu Nak.""Alhamdulillah mereka sehat semua Abah..""Syukurlah kalau begitu... Humaira kalau lagi ada waktu senggang kalian berdua sesekali pergi menjenguk dan mengunjungi mereka berdua sekalian ajak Almeera dan Al Jazair agar mereka berdua dekat dengan kedua orang tuanya Nak Brian, kalian jangan pernah memutuskan tali silaturahmi dengan mereka Nak, bagaimana pun juga mereka berdua itu orang tua kalian juga, terlepas mereka mau menerima kehadiran Humaira sebagai menantu di keluarga besarnya Nak Brian atau tidak,ada anak anak kalian yang merupakan darah mereka juga."Abah coba memahami karakter orang tuanya Mas Brian."Iya Abah.. insya Allah kalau Mas Brian tidak terlalu sibuk dengan urusan pekerjaan,dan juga kalau sudah libur sekolah, jadi Almeera dan Al Jazair bisa ikut bersama kami pergi mengunjungi mereka di sana."Hari ini suami dan anak anak ku sudah mulai beraktivita
Read more
Bab 13
Begitu sampai di rumah Abah memanggil ku katanya ada yang mau di bicarakan."Humaira... Sini nak,Abah dan Ummi ada yang mau kami sampaikan sama kamu."aku bergegas menghampiri Abah sama Ummi."Iya Abah..."Abah memberikan sebuah map yang isinya saya sendiri belum tau."apa ini Abah.""Sekitar 2 tahun lalu Abah bertemu dengan teman lama namanya Pak Hendra,kebetulan beliau itu menawarkan kerjasama untuk mendirikan sebuah perusahaan,pas waktu itu Abah juga punya modal lumayan banyak, Abah terima saja tawarannya,tapi Pak Hendra sekarang sudah kembali menjalankan bisnisnya di luar negeri,akhirx perusahaan itu Abah yang miliki dan mengoperasikannya sendiri,itu surat suratnya lengkap dengan akta kepemilikannya,semua atas namamu nak.""Abah... Kok namanya sama dengan nama resto pakai Triple Al ."aku langsung membuka map tersebut."Iya Nak ... Namanya Abah samakan saja dengan nama resto kita,biar gampang orang mengingatnya, Restoran Triple Al dan  Fruit T
Read more
Bab 14
Ting  Terdengar Bunyi notifikasi panggilan masuk,oh ini nomornya mertua ada apa ya. "Assalamualaikum Maa..."aku menyapa mamanya Mas Brian. "Waallaikum salam....tolong sampaikan kepada Brian sebentar malam ke rumah ya." "Baik ma.. nanti saya sampaikan." Mamanya mas Brian langung memutuskan sambungan teleponnya secara sepihak. Ini kok ramai sekali di luar, ternyata kedua buah hatiku Almeera dan Al Jazair sudah pulang di jemput sama Abah mereka berdua lagi bersenda gurau dengan penuh kehangatan di ruang keluarga mereka  semua lagi asik mengobrol dan menonton serial acara televisi yang sedang disiarkan secara langsung oleh salah satu stasiun televisi swasta di negeri ini ada Ummi juga sudah bergabung, aku menghampiri ikut gabung bersama mereka semua.Ada saja yang di bahas kedua buah hatiku , Almeera dan Al Jazair menceritakan semua kegiatan mereka di sekolah tadi. "Kakek... nanti kalau liburan kakak sama adik mau main ke rumah ka
Read more
Bab 15
"Assalamualaikum ...Mama.. Papa.."sambil mengucapkan salam aku sama Mas Brian masuk ke dalam rumah secara beriringan sekalian aku menggandeng tangan kedua buah hatiku. "Waallaikum salam ... kalian sudah sampai,ayo masuk."Mama sama papanya Mas Brian menyambut kami dan persilahkan untuk duduk.Di dalam sudah ada Mas Rian beserta keluarganya dan juga Alia.Sepertinya ada hal penting sampai sampai kami semua berkumpul di rumah orang tua Mas Brian. Kok mama dan papanya Mas Brian memandang ke arah ku dengan sinis, ini juga Mas Rian sama Mbak Ratih sama tatapan mata mereka ada apa ya.Perasaanku tidak enak . Mamanya Mas Brian memanggil asisten rumah tangga untuk membawa anak anak ku main di ruang keluarga sama anaknya Mas Rian, kebetulan anaknya Mas Rian Galang seumuran dengan Al Jazair. "Rian... Brian... Saat ini perusahaan papa lagi goyah dan papa sangat membutuhkan bantuan dana kurang lebih 10 miliar."Papanya Mas Brian membuka suara,aku sama Mas Brian kaget,kok bisa perusahaan Erlangga Ad
Read more
Bab 16
Sepanjang perjalanan pulang aku sangat gelisah dan geram dengan perkataan mamanya Mas Brian yang selalu memandangku rendah,apa salah ku sampai sampai mertua ku itu sangat membenciku.Mas Brian juga diam saja, aku tidak tau apa yang sedang suamiku pikir kan. "Mas... Kenapa mama sama papa melimpahkan semua permasalahan perusahaan sama kamu.Kurang apa coba selama ini, Mas itu sudah banyak mengalah sama mas Rian, dulu saja waktu awal-awal kita menikah papa langsung menyuruh mas untuk hengkang dari perusahaan dan memilih Mas Rian sebagai direktur utama , padahal kalau di lihat dari segi kemampuan memimpin Mas lebih baik dari Mas Rian, nanti sudah ada masalah baru semuanya di limpahkan sama Mas, memangnya apa saja yang di lakukan Mas Rian di perusahaan,heran aku rasanya, ingin sekali ku maki maki itu Mas Rian sudah nggak becus mengurus perusahaan,sok belagu lagi."aku menggerutu terus sepanjang jalan biar Mas Brian tau kalau aku kesal sekali sama perlakuan Mama dan Papanya. "Sudahlah Bunda
Read more
Bab 17
Hari ini genap seminggu sudah pembicaraan kami dengan orang tuanya Mas Brian,aku belum tau langkah apa yang akan di ambil Mas Brian untuk mengatasi permasalahan-permasalahan perusahaan papanya, karena selama seminggu ini Mas Brian tidak pernah menyinggung perihal tersebut,aku juga enggan untuk menanyakan itu kepada Mas Brian, biarlah nanti Mas Brian sendiri yang menceritakannya kepadaku.Abah sama Ummi sudah pulang ke kampung juga, Abah tidak bisa meninggalkan usahanya terlalu lama. Ini adalah akhir pekan,aku refreshing sejenak dulu,tadi aku sudah minta tolong sopir untu jemput anak anak ku pulang sekolah nanti, biar tidak kepikiran kalau sebentar aku tidak sempat menjemput mereka, pokoknya urusan anak anak ku aman,aku mau hubungi sahabat karib ku, Winda Septiani,dia adalah satu-satunya sahabat ku sewaktu jamannya kuliah di Bandung, walaupun kami berdua beda jurusan tapi sangat akrab karena kami memiliki tempat menempati rumah kontrakan yang sama."Assalamualaikum Winda....apa kabar
Read more
Bab 18
"Al...ini restorannya waow besar sekali dan restoran mahal lho."Aku senyum senyum saja melihat tingkah Winda. "Winda... nggak apa-apakan kalau kita makan di sini insya Allah puas deh dengan menu makanan disini."Winda pun tersenyum sumringah. "Al... Sepertinya saya sangat familiar sekali dengan nama restoran ini 'Restoran Triple Al"saya tidak salah tembakkan kalau restoran ini milik kamu Al,kepanjangan dari Triple Al' Al Humaira, Almeera,Al Jazair." "He... He.. he...iya Winda... tebakan kamu tidak salah,ini restoran Abah yang bangun untuk aku kelola." "Al... Sya pikir selama ini kamu hanya mengurus suami dan anak anakmu saja,eh ternyata kamu memiliki beberapa restoran,sya salut sama kamu Al, ternyata ilmu pengetahuan yang kamu dapat di bangku kuliah dulu, kini kamu benar-benar sudah terapkan dalam dunia bisnis,kalau tidak salah ini restoran ada di tiga kota ya di Malang,di Bandung,dan di sini tempat yang kita datangi ini." "Ayo...kit makan dulu nanti kita sambil ngobrol lagi."aku
Read more
Bab 19
Kami berdua mengunjungi mall yang menjual berbagai perlengkapan aksesoris untuk wanita.Aku memilih sebuah tas model terbaru dari salah satu merek terkenal.Secara kebetulan tas yang saya pilih ini ada 2 buah hanya berbeda warna, yang satu berwarna colat tanah,dan yang satu lagi berwarna biru dongker,aku langsung memesan kedua duanya.Salah satunya akan saya berikan kepada Winda.Tadi begitu kita berdua memasuki mall aku sempat melihat Winda sempat menanyakan tas ini.Memang sih tas yang saya pesan ini limited edition jadi pasti harganya juga sangat fantastis, makanya Winda hanya sempat menanyakan saja tanpa ada maksud untuk membelinya. Di saat kita berdua lagi melihat lihat gamis,tiba tiba secara tidak sengaja saya melihat mamanya Mas Brian bersama dengan seorang wanita mungkin seumuran Alia.Aku langsung menyembunyikan diri di sela sela pajanganbaju gamis yang berjejer di depan toko itu,sambil sekali sekali melihat ke arah mereka berdua, takut saja jangan sampai aku ketahuan sama mereka
Read more
Bab 20
"Mbak... Mana tasnya yang tadi sudah dipesan sama teman saya,ini aku bayar pakai kartu kredit saja."Winda langsung menyerahkan kartu kredit kepada penjual sekaligus pemilik lapak.Saya perhatikan muka mamanya Mas Brian dan juga temannya itu setelah melihat kartu kredit yang diberikan Winda kepada penjual tas tersebut sepertinya kaget sekali waow sejarah gitu lho yang memiliki kartu kredit berwarna platinum ini bisa di hitung dengan jari karena tidak semua pengusaha bisa memiliki kartu kredit seperti itu, satu kali transaksi kartu kredit tersebut nominal angkanya sangat fantastis mencapai 10 miliar.Mamanya Mas Brian sempat melihat nama pemilik kartu kredit tersebut, di atas kartu kredit itu tertera namaku tapi tidak di sertai dengan foto,aku sengaja tidak melampirkan foto di atas kartu kredit itu.Mamanya Mas Brian, bingung melihat nama di atas kartu kredit tertera 'Al Humaira Razak' itu tidak salah kan, karena mamanya Mas Brian taunya,aku itu hanya ibu rumah tangga yang setiap hari ha
Read more
PREV
123456
...
37
DMCA.com Protection Status