Semua Bab Bukan Wanita Miskin: Bab 141 - Bab 150
156 Bab
Bukti
Bab141Jeremy mengusap kasar wajahnya. Menghubungi Rebecca berkali- kali, tapi tidak kunjung bisa. Wanita itu sepertinya mematikan sambungan teleponnya."Shiit, kemana dia pergi," lirih Jeremy. Lelaki itu mencari ke seluruh ruangan, hingga ke kamar mandi. Di depan cermin, di atas wastafel, terlihat sebuah benda kecil pipih terletak.Di sampingnya terletak sebuah kertas putih. Jeremy meraih benda pipih itu, sebuah alat tes kehamilan, yang menampilkan garis dua positif.Kemudian lelaki itu beralih melihat kertas di sampingnya. Kertas resep obat untuk mengatasi mual dan juga vitamin.Di atas kertas itu bertuliskan nama nyonya Rebecca. Wanita itu positif hamil.Dibelakang kertas, tertulis pesan. "Ketika kamu melihat ini, aku telah pergi jauh, membawa kenangan darimu. Berbahagialah, Tuan Jeremy. Anak kita, akan kuurus dengan baik disisiku."Jeremy mengacak- ngacak kertas putih itu dengan frustasi. Mengapa Rebecca pergi? Bahkan wanita itu membawa buah hati mereka."Aku calon Ayah, tapi aku
Baca selengkapnya
Tetap Saudara
Bab142"Hallo, manis," seru nyonya Jovanka, tersenyum manis berjalan dengan anggun ke arah tempat duduk."Nyonya Jovanka," lirih Deslim. "Jeremy ...." wanita itu kemudian berteriak, ketika melihat Jeremy berjalan di belakang nyonya Jovanka.Nyonya Jovanka duduk, ketika para pegawai pengadilan mempersilahkannya. Jose White terdiam di pojokkan tanpa suara, dia duduk bersama seorang perempuan, yang tak lain adalah Mary White.Meskipun wanita itu sudah berkumpul keluarganya, tapi dia tidak sepenuhnya dalam keadaan baik- baik saja.Kadang kalau kumat, dia akan mengamuk layaknya orang gila. Jose White tidak tega, membiarkan Mary selamanya terkurung di rumah sakit jiwa. Sebab itulah, kini Mary berada dalam pengasuhannya."Aku tidak melakukan hal jahat itu," bentak Deslim tidak terima.Nyonya Jovanka tersenyum menyeringai. "Oh ya, apakah bukti itu tidak benar? Bagaimana mungkin?""Ini fitnah, pasti kalian yang mengada- mgada. Apalagi itu ponsel Case, bagaimana mungkin ponselnya ada, sedangka
Baca selengkapnya
Diabaikan
Bab143"Jeremy, aku ...." Belum selesai Desca berkata, Jeremy sudah mengangkat telapak tangannya, memberi kode Desca untuk berhenti bicara."Tidurlah, aku masih banyak pekerjaan." Jeremy berkata tanpa mau menoleh ke arah Desca sama sekali.Desca menarik napas kasar. Pernikahan mereka sudah berjalan 1 bulan lamanya. Tetapi sikap Jeremy masih saja dingin dan selalu beralasan sibuk dan capek.Desca mendekat dan meletakkan sebuah benda ke atas meja kerja Jeremy.Usai kepergian Desca, Jeremy melirik benda, yang tadi wanita itu letakkan di atas meja.Alat test kehamilan lagi yang harus dia lihat. Melihat alat yang menunjukkan positif kehamilan itu, membuat hati Jeremy merasa terluka lagi.Kembali bayangan Rebecca yang pergi membawa benihnya, membuat sesak di hati Jeremy. Bukan kebahagiaan yang Jeremy rasakan, ketika tahu Desca hamil.Tapi, perasaan semakin terluka di penuhi penyesalan, karena teringat sosok Rebecca lagi. Sekuat tenaga Jeremy mengikhlaskan dan melupakan tentang wanita itu.
Baca selengkapnya
Kehilangan
Bab144"Apa? Jatuh dari tangga?" Jeremy terkejut dan langsung mematikan sambungan teleponnya. Lelaki itu berlari, menuju mobilnya. Dengan kecepatan tinggi, Jeremy memacukan mobil, menuju rumah sakit terbesar di Negeri Fantsay.Di ruang UGD, Desca masih di periksa. Nyonya Jovanka nampak gelisah menunggu hasil."Please, bertahanlah Desca, maafkan aku." Kini perasaan menyesal, menyelimuti hati Jeremy.Teringat akan permintaan- permintaan Desca yang diabaikan, membuatnya kembali dilanda rasa bersalah."Seharusnya aku move on dan fokus kepada Desca, yang sudah jelas sah menjadi istriku. Tapi mengapa dengan bodohnya aku diam- diam menyimpan kecewa dan menyalahkan Desca atas kepergian Rebecca," batin Jeremy berperang, antara perasaan menyesal dan juga perasaan egois.Sesampainya lelaki itu di parkiran rumah sakit, dia berlari tergopoh- gopoh, menuju UGD."Mom," panggil Jeremy. Wanita itu pun menoleh."Bagaimana kejadiannya? Kenapa Desca bisa terjatuh dari tangga."Nyonya Jovanka terisak. "M
Baca selengkapnya
Liburan
Bab145Rumah tangga Jeremy dan Desca semakin dingin. Bahkan, wanita itu tidak pernah sama sekali lagi mau bicara pada Jeremy. Semenjak keguguran 1 bulan yang lalu, Jeremy pun tidak berani mengganggu Desca. Sadar akan kesalahan diri, Jeremy mengalah.Lelaki itu pun enggan memaksa sang istri untuk bicara, hanya sesekali menyapa, meski jarang ada sahutannya.Jeremy selalu berusaha sigap mengurus Desca. Hatinya perih, ketika melihat wanita itu termenung seorang diri.Wajahnya tidak berseri lagi, pucat dan seperti kehilangan gairah hidup."Sayang, bagaimana kalau kita pergi liburan?" tanya Jeremy, mendekati Desca dan memeluk wanita itu dari belakang."Untuk apa liburan? Lagi pula aku sudah tidak memiliki semangat lagi menjalani hidup. Selain gagal menjadi istri, aku juga sudah gagal menjadi Ibu. Rasanya hidup ini sangat percuma, hanya kegagalan yang menimpaku."Suara itu terdengar putus asa.Jeremy mengeratkan pelukannya dan meletakkan wajahnya di pundak Desca."Siapa bilang kamu gagal me
Baca selengkapnya
Datang
Bab146Jose White menyeka air matanya. "Sudah sangat lama kamu pergi, meskipun ragamu di dekat kami, tapi jiwamu lama berkelana. Ayah senang, dan sangat bersukur kamu mau kembali.""Maksud Ayah apa sih? Aku benar- benar tidak paham.""Kamu lama gila, Nak. Tolong jangan lagi seperti itu, Ayah mohon."Mary terhenyak mendengar penuturan ayahnya. Wanita itu terdiam, seakan teringat bayangannya yang mengamuk dan seperti layaknya anak kecil yang tidak dituruti kemauannya. Hanya itu perasaan yang menuntutnya untuk mengamuk."Yah, apakah Joe ada mencariku? Atau membantu mengurusku?" tanya Mary dengan dingin.Jose White menggeleng. "Sudahlah, Nak. Dia bukan lelaki yang baik. Kini seluruh harta kita disita pengadilan, dan akan di kembalikan kepada adik Jeremy.""Apa? Mengapa itu bisa terjadi, Yah?" Mary bertanya dengan nada tinggi.Seketika ada perasaan sesal di dalam hati Jose White. Tidak seharusnya Mary diberitahukan dengan semua ini."Sudahlah, Nak. Ayah akan berusaha lebih baik lagi, untuk
Baca selengkapnya
Tersinggung
Bab147Satpam itu pun panik, dan membawa Case kembali ke depan rumah, menjauh dari depan gerbang.Teramat kesal, karena wanita itu ternyata tidak berhenti dan malah meneruskan perbuatannya. Akhirnya Satpam pun meminta Pelayan menghubungi Tuan Joe.Pelayan dan Satpam membawa Case ke dalam rumah, dan mengopres benjolan di wajah wanita itu dengan air hangat.Joe yang mengetahui kedatangan Elvina yang mengamuk, pun langsung berpamitan untuk pulang kepada asistennya.Lelaki itu meminta asistennya untuk menghandle kerjaannya, karena Joe memang harus pulang.Mobil melaju cepat, perasaan Joe sudah tidak karuan lagi, karena memikirkan kondisi Case yang katanya terkena lemparan batu di wajahnya.Berkali- kali Joe mengepalkan tinju, merasa marah mengingat Elvina sang adik yang dulu menjadi kesayangannya.1 jam setengah perjalanan Joe dari perusahaannya menuju rumah.Terlihat sosok Elvina dari kejauhan, sedang mengumpulkan batu dan melempar ke arah pos satpam berkali- kali.Mobil Joe melaju, hin
Baca selengkapnya
Berdamai
Bab148"Dalam sepanjang hidup masa sulitku, kamu adalah saudara yang begitu kejam, tidak pernah mencariku sama sekali. Aku bertahan hidup dengan berbagai cara, sedangkan kamu hidup dengan nyaman di rumah ini tanpa beban. Kamu pasti tidak pernah merasakan takut akan kelaparan, seperti yang sering aku rasakan," lirih Elvina.Joe dan Case terdiam."Aku marah, sangat marah setelah tahu kamu mengurus seluruh tanah peninggalan kakek, tanpa mencariku terlebih dahulu. Bisakah kukatakan kamu serakah?" Joe menarik napas, dan mengeluarkan ponselnya, menghubungi seseorang."Datanglah, dan bawa seluruh berkas yang aku minta," tegas Joe kepada lelaki di telepon. Usai panggilan telepon di matikan, Joe kembali menatap Elvina."Katakanlah, apa maumu sekarang ini. Jika kamu ingin tinggal di tempat ini, maaf tidak bisa. Biar bagaimana pun juga, aku tahu tabiatmu begitu jelek kepada Case.""Suamiku jangan begitu! Biar bagaimana pun juga, Elvina adalah saudara perempuanmu, dia kerabat kita.""Tidak! Aku
Baca selengkapnya
Anak Kecil Itu
Bab149"Suamiku ...." Desca memeluk suaminya dari belakang.Jeremy tersenyum. "Kamu belum tidur?""Belum! Aku pengen makan pizza." "Pesan sayang." Jeremy mengusap lembut tangan sang istri."Sudah, aku mau disuapin sama kamu," bisik wanita itu di dekat telinga suaminya."Untuk malam ini saja, tolong." Jeremy menghentikan aktivitasnya dan melepaskan pelukan Desca, kemudian lelaki itu berdiri, menghadap istrinya sembari tersenyum."Ayo!" Kata Jeremy tersenyum, membuat Desca sumringah. Keduanya keluar kamar, dengan Jeremy yang merangkul mesra istrinya itu.Hari- hari Desca di penuhi kebahagiaan, apalagi saat dia positif hamil kembali, setelah 2 bulan yang lalu dia keguguran._______"Bos yakin akan ke Negeri Fantasy? Bukankah nyonya Jovanka sudah mewanti Anda, untuk tidak muncul di kehidupan nona Desca lagi.""Aku hanya ingin bertemu dia, cuma sekali saja, memastikan dia bahagia. Aku mendengar kabar beberapa bulan yang lalu, dia keguguran anakku.""Bos, ada baiknya untuk kita menjauhi ny
Baca selengkapnya
Pertemuan
Bab150Jeremy tertegun, melihat kedua anak itu."Clara, Ansel," teriak seorang wanita, dengan suara yang tidak asing di telinga Jeremy.Jeremy menoleh ke arah wanita itu. Wanita yang mengenakan baju kaos hitam ketat, dengan rok lebar bawahannya.Rambut pendek bergelombang, membuat Jeremy sangat terkejut."Rebecca," gumam lelaki itu. Wanita itu pun sama, terkejut karena bertemu pandang dengan Jeremy."Mami ...." Kedua anak itu berlari senang ke arah wanita tadi. Dengan cepat, wanita itu memeluk kedua anak itu dan membawanya menjauh.Jeremy berniat mengejar. Namun suara panggilan Sam dan Desca mengalihkan perhatiannya."Mami kenapa begitu terlihat panik? Dan kenapa kita pulang secepat ini?" tanya Ansel."Iya, Mami nggak asik, baru juga kita mau berenang," celetuk Clara, kesal."Mami lupa, kalau Mami ada urusan. Kita pulang dulu, oke.""Benar- benar jalan- jalan yang mengesalkan, tidak sesuai dengan harapan," ungkap Clara bernada kecewa."Sudahlah, nanti kalau Mami di pecat, kita semua d
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
111213141516
DMCA.com Protection Status