All Chapters of Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru? : Chapter 71 - Chapter 80
138 Chapters
71. Hari Pertama Bekerja
Puspa masih berdiri di depan meja bos besar pemilik restoran. Ini hari pertama bekerja dan dengan maksud on time, malah ia kepagian. Hal itu pula yang menyebabkan dia masih berdiri di ruangan ber-AC begitu tinggi suhunya, tanpa disuruh apa-apa. "Pak, ini saya berdiri sampai berapa lama ya? Barangkali ada pekerjaan di dapur restoran yang bisa saya bantu," kata Puspa membuka suara. Bos yang sampai saat ini ia tidak tahu namanya itu, hanya menggeser sedikit kepalanya dari depan laptop untuk melihat Puspa, lalu kembali lagi pada posisi semula. Oke, baik, anggap saja ini percobaan hari pertama sebagai karyawan. Sampai berapa lama ia bisa berdiri untuk melayani tamu yang datang silih berganti. Kata hati Puspa membesarkan rasa sabarnya. Jarum jam terus bergeser. Ia berdiri sejak pukul tujuh lima belas menit sampai dengan sekarang, pukul delapan lebih lima menit. Anggap saja sedang upacara bendera di hari senin, saat ia masih sekolah. Kurang lebih waktunya sama, bukan? "Kalau kamu kerja,
Read more
72. Terperangkap
Dini adalah gadis muda yang memiliki karakter mudah penasaran. Ia berani melakukan apapun agar semua keinginannya dalam mendapatkan Rian cepat terwujud. Seperti sore ini, Dini nekat berada di dalam kamar mandi yang sama dengan Miko, saling menyambung hingga ia lupa diri. Satu keduanya berada di kamar mandi, saling menyentuh dan memberikan kenikmatan. Memang Miko tidak sampai bercinta dengan Dini, lelaki itu kuat menahan diri, demi anaknya. Namun, Dini diharuskan melakukan lip service sebagai ganti dirinya yang tidak bisa bercinta dengan gadis itu. Dini pun diberikan kepuasan yang sama oleh Miko hingga ia mencapai puncak berkali-kali, padahal pria itu hanya menggunakan tangan dan juga lidahnya. Dini sudah hilang akal, ia tidak ingat bagaimana ibunya menunggu di rumah. Bagaimana pergaulan harus ia jaga? Semua sirna karena obsesinya pada Rian. "Om, saya capek," ujar Dini begitu ia keluar kamar mandi bersama Miko. "Mau menginap di sini?" tanya Miko sambil tersenyum licik. Dini menggel
Read more
73. Kenekatan Miko
"Katakan, Dini, siapa lelaki dewasa itu? Teteh gak percaya apa yang Teteh lihat dari jauh, saat kamu masuk ke restoran, tapi begitu Teteh yang mengantarkan makanan ke ruangan VIP, barulah Teteh lihat jelas apa yang tengah kamu lakukan bersama pria itu. Dini, kamu masih muda, kalau kekurangan uang bilang Teteh, jangan berbuat nekat. Ingat, harga diri wanita itu harus dijaga, apalagi mahkotanya. Nikmatnya hanya sesaat, tetapi nanti kalau sesuatu hal lebih mengerikan terjadi sama kamu, mama adalah orang yang paling pertama terluka. Teteh akan simpan rahasia ini dari mama, tapi Teteh harap, kamu segera meninggalkan perbuatan yang dapat membahayakan kami. Berciuman dengan pria dewasa itu sama saja seperti kamu tengah membuka kandang singa." Puspa pun beranjak dari tempatnya dan langsung berjalan masuk ke kamar. Lalu Dini, gadis itu hanya bisa diam membeku karena terlalu terkejut dengan ucapan Puspa. Saat di restoran, ia tidak melihat Puspa dan ia juga tidak memperhatikan pelayan yang menc
Read more
74. Membandingkan Dini dan Sonya
"Gimana semuanya sudah siap?" tanya Rian pada Sonya. Gadis cantik yang dikenalkan oleh orang tuanya. "Sudah, masih ada dua jam lagi sebelum check-in. Mau keliling dulu gak? Atau mau mampir ke mana? Aku belum beliin oleh-oleh untuk Tante Gina," tanya Sonya pada Rian, kekasih barunya. Pria yang tidak lama lagi akan menjadi suaminya. "Kamu di sini kuliah, Sonya, jadi jangan repot untuk oleh-oleh. Kemarin aku sempat belikan jam tangan dan pajangan. Nah, tapi nanti kamu yang berikan ya," kata Rian, hingga membuat Sonya merona. Pria di depannya ini begitu dewasa dan sangat baik. Bahkan Rian sama sekali belum pernah menciumnya setelah mereka jadian. Paling hanya berpegangan tangan saja seperti saat ini. "Aku mau makan es krim, Mas," rengek Sonya dengan wajah memelas. Rian tersenyum sambil mengusap pucuk kepala Sonya, lalu pria itu pun mengangguk. Keduanya makan di es di salah satu restoran cepat saji yang ada di bandara. Rian yang memperhatikan Sonya menikmati es krim cone, tiba-tiba s
Read more
75. Gairah Di dalam Mobil (21+)
Hari ini, Dini kembali menunggu kehadiran Rian. Kata kekasihnya, pria itu akan datang untuk memberikan tanda tangan pada surat pernyataan bahwa hari ini, dirinya sudah selesai PKL. Pria itu juga mengatakan bahwa dirinya rindu dan akan mengajaknya nonton bioskop dan juga menginap di hotel. Ini adalah hari jumat, sehingga ada alasan tepat jika Dini meminta ijin menginap satu malam di rumah temannya. Namun, hingga jam empat sore, Rian belum juga muncul. Dini masih terus bersabar hingga selesai azan magrib. Ponsel Rian tidak bisa dihubungi dan ia pun mulai cemas. Apa sesuatu yang buruk terjadi pada Rian? Pasrah karena langit semakin malam, Dini pun meminta tanda tangan HRD yang kebetulan malam ini sedang lembur. Ia tidak jadi menunggu Rian sampai lebih malam lagi karena dapat dipastikan, kekasihnya itu tidak akan datang. "Terima kasih atas bantuannya selama PKL di sini, Mbak Dini. Salam untuk Puspa ya," ujar Bu Galuh, kepala HRD yang memang ramah pada Dini dan semua karyawan Rian. Dini
Read more
76. Dini dan Miko Disidang
Bukan main terkejutnya Dini dan Miko, saat mengetahui ada wanita yang sudah berada di depan kaca mobil dan mengetuk-ngetuk kaca mobil dengan kuat. Ia juga mengintip dari luar dengan menempelkan wajahnya ke jendela, berusaha melihat siapa yang ada di dalam sana. Dini melotot takut saat mengetahui mamanya-lah yang ada di sana dan ia takut mamanya melihat apa yang baru saja ia lakukan dengan Om Miko. Ia tidak bisa lari karena sudah kepergok. "Buka!" Suara teriakan itu terdengar jauh, seperti kedap suara, tetapi tetap saja membuat nyali pria dewasa seperti Miko menciut. Ia tidak tahu kalau urusannya akan sampai repot seperti ini. "Om, gimana, itu mama saya," ujar Dini ketakutan. "Iya, saya tahu, terus bagaimana? Apa kita lari saja?" "Jangan, Om, nanti kalau mama jatuh gimana? Ini pasti mama berteriak karena ia mengenali motor saya yang ada di belakang," bisik Dini sambil menunduk di kolong. Ada untungnya mempunyai badan kecil, sehingga ia bisa bersembunyi, tetapi tetap saja jantungn
Read more
77. Dini dan Rian Bertemu
Puspa terbelalak saat melihat Dini seorang pria tengah menggotong mamanya masuk ke dalam mobil pick up. Segera ia menekan gas untuk mengetahui apa yang terjadi. "Dini, ada apa ini?""Ya ampun, Teh, syukurlah Teteh pulang. Mama serangan jantung, Teh. Saya bawa ke rumah sakit biasa ya. Teteh susul pakai motor. Bawakan juga pakaian Mama, Teh. Om, ayo!" Miko lekas masuk ke dalam mobil untuk mengemudikan mobilnya. Puspa mengerjap beberapa kali, sebelum ia tersadar bahwa harus segera mengurus mamanya. Puspa berlari masuk ke dalam rumah untuk mengemas beberapa helai pakaian mamanya dan juga mengambil dompet panjang dari dalam laci. Di dalam dompet panjang itu ada berbagai kartu rumah sakit termasuk BPJS. Semoga kali ini penyakit mamanya yang kambuh kembali di-cover BPJS. Puspa segera menyusul Dini ke rumah sakit tempat biasa mamanya berobat. Perihal lelaki yang bersama adiknya tadi, akan ia tanyakan setelah ia mengetahui kondisi mamanya. "Bagaimana, Ni?" tanya Puspa pada Dini yang sedang
Read more
78. Bos Mesum
Dini kembali ke rumah sakit dengan hati yang patah. Air matanya sampai mengering dan tidak bisa dikeluarkan lagi setelah ia puas menangisi diri setelah dilabrak oleh calon istri Rian. Pada siapa ia meminta keadilan? Bagaimana kalau ia hamil? Ketakutan itu semakin menjadi saat ia melihat mamanya masih terbaring lemah di bed kamar perawatan. Untunglah mamanya tidur, karena jika tidak, pasti mamanya mengetahui bahwa ia baru saja menangis. Dini masuk ke kamar mandi dan langsung mencuci muka. Dengan gerakan amat pelan, ia ikut merebahkan kepalanya di ujung kaki mamanya. Ia harus segera bertemu dengan Rian, bagaimanapun caranya. Namun, untuk saat ini sepertinya tidak mungkin karena mamanya dirawat. DrtTeh Puspa. Bagaimana kabar mama, Din? Apa sudah lebih segar? Sudah, Teh, dan sudah banyak bicara. Semoga kondisinya terus semakin baik, minimal stabil agar tidak menginap di rumah sakit terlalu lama.SendSetelah membalas pesan dari Puspa, ia tidak berniat membuka pesan yang lain. Gadis
Read more
79. Mencari Rian ke Kantor
Jika saja tidak memikirkan betapa susahnya mencari pekerjaan, maka seorang Puspa lebih memilih berhenti daripada harus tetap bekerja pada bos mesumnya. Pantas saja bosnya membuat ruangan khusus VIP di restoran, karena memang ia pun rajin melakukan hal yang sama. Bercumbu dengan wanita mana saja di ruangan VIP. Berkali-kali wanita itu menarik napas panjang, lalu membuangnya cepat, seolah-olah begitu gerah dan kesal dengan hari ini. "Meja lima belas yang pojok," kata Chef Rudi sambil memberikan pesanan nasi goreng ikan asin pada dirinya. Chef Rudi juga mengulurkan satu gela orange float untuk meja nomor lima belas. "Masih ada lagi?" tanya Puspa. Chef Rudi menggeleng yakin. Puspa pun mengangkat nampan itu ke meja nomor lima belas dengan hati-hati. Ia mencoba kembali profesional dalam pekerjaan. Di mana bumi dipijak, di situlah langit dijunjung. Saat ini ia tengah mengais rejeki di restoran sedikit aneh, maka ia pun harus sabar untuk beradaptasi dengan aturan di sini. "Ya Tuhan, aku b
Read more
80. Dini Menyerah
"Heh, ternyata ada yang mengikuti jejak saya dikursi itu, naik turun seperti pecun! Cantik sih, tapi dapat lelaki bekas bocil!" Blam! Dini membanting pintu dengan kuat. Ia tersenyum puas saat berhasil meledek Sonya dan juga Rian. Asal mereka tahu saja, aku memang masih kecil, tapi aku gak terima kalau dipermainkan. Batin Dini sambil berlari turun dengan tangga manual. Ia tidak mau naik lift, agar tidak dihadang oleh security kantor. Pintu belakang yang menjadi tempat berkumpul OB dan juga karyawan yang merokok adalah pintu keluar yang paling aman saat ini. Apalagi motornya sengaja ia parkir di ruko depan. Dini sempat menoleh ke lantai tiga; tepat di jendela ruangan Rian. Pria itu telah mempermainkannya dengan sangat tega. Maka ia pun tidak bisa terus berharap. Apalagi jika dibandingkan Sonya, ia tidak punya apa-apa. Oke, Dini, lupakan Rian. Dini pun melajukan motornya untuk pulang ke rumah. Sebelum sampai di rumah, Dini membeli seblak, karena makan makanan pedas biasanya dapat sed
Read more
PREV
1
...
678910
...
14
DMCA.com Protection Status