All Chapters of Oh...Jandaku tersayang.: Chapter 81 - Chapter 90
173 Chapters
Mempercayai
"Kau masih peduli padaku Een..,Aku tahu, cintamu tidak mungkin secepat itu menghilang." Pikir Bagas dalam diam, ketika melihat wanita itu berjalan semakin mendekat kearah ranjang.Bagas yang tak bisa menutupi perasaan senang dalam hati, menyembulkan senyum lembut di bibirnya."Tidak perlu, sebentar lagi juga dokter akan datang untuk melakukan pemeriksan." Jawabnya tenang."Baiklah. " Angel menarik salah satu kursi yang berada tak jauh dari sana, dan membawanya lebih mendekat ke tepi ranjang. Ia mendudukkan tubuh di sana, dan kembali berkata. "Bagaimana ini bisa terjadi?, bukankah seharusnya Mas berada di kota S?." Mendengar pertanyaan tersebut, senyum Bagas sedikit memudar, dan sekilas resah serta kecewa melintas dalam benaknya."Aku datang dua hari yang lalu. Maksudku setelah dari kantor kemarin aku langsung balik ke sini sore harinya." Bagas mengingat bahwa wanita di sana tengah marah untuk diri sendiri. Oleh karena itu, ia tidak menyebutkan bahwa ia
Read more
Cantika, ayah dan ibu.
"Bisakah kita kembali seperti dulu?, beri satu kesempatan lagi untuk kita Een.....bisakah?." Mata Angel menggeliat sejenak dengan rasa terkejut. Namun, benar inilah akhirnya dan ia sudah menebak sejak awal jika memutuskan untuk datang.Angel bukan tak bisa menebak arah dari ujung keputusan yang di ambilnya dengan datang memberikan perawatan ini kepada Bagas.Sudah barang tentu, pria tersebut akan menjadi kembali di hidupkan keyakinannya, tentang kemungkinan baik diantara keduanya.Angel masih melihat sosok di depannya dengan lekat.Ada kenangan indah diantara kisah hidupnya bersama sosok ini dulu. Bukan hanya sekali, namun lebih dari berkali-kali kebaikan hadir diantara mereka, termasuk kebaikan hati keluarga Pambudi untuknya.Namun, manusia terkadang adalah sosok yang sangat baik dalam fotocopy sejarah, ia akan mampu mengingat apapun dalam setiap detil hidup ini, khususnya hal buruk serta luka.Oleh karena nya untuk luka dalam pengkh
Read more
Melakukan yang sama.
"Mengapa harus menunggu lain waktu, katakan saja bahwa kau memang telah mengurus perceraian kita saat ini."Angel memang sedang berusaha menyisihkan waktu untuk mengajukan gugatan cerai, namun itu masih belum di laksanakan.Akan tetapi, melihat dan mendengar perkataan dari Bagas barusan, ia kembali menyesali perkataannya beberapa waktu lalu, yang bersedia untuk memikirkan kembali."Aku memang berniat untuk melakukannya mas, bagaimanapun kita bukanlah pasangan sehari dua hari saja, dan selama ini kelurga pambudi juga sudah ku anggap seperti keluargaku sendiri." Angel berusaha menekan rasa tidak nyaman, serta kecewanya dalam-dalam.Baginya, mungkin sekaranglah saat yang tepat ia harus mengatakan apa yang telah ia putuskan."Karena inilah aku ingin mempertimbangkan lagi tentang hubungan kita selama ini, hubungan yang telah memberiku kenyamanan keluarga, serta kepedulian orang tua yang telah lama tak kumiliki." Melihat nada suara ya
Read more
Bicara dengan Alien.
"Jika aku juga bersama pria lain, mungkin mas akan mengerti, apa dan mengapa keputusan ini kuambil." Angel merasa kesal dengan pemikiran dan pemahaman Bagas yang di rasanya tidak masuk akal.Sebaik apa dan sejelas apa ia berusaha menjelaskan, pria tersebut tidak bisa mengambil poin pentingnya.Seolah ia tengah berbicara dengan sosok lain yang berbeda dimensi.Iya, mungkin Bagas tengah berperan menjadi alien asing, yang tidak dapat memahami bahasa manusia yang ia ucapkan.Dan mungkin jika dirinya menjadi Alien juga, atau makhluk yang sama dengan sosok itu, segalanya akan menjadi mudah.Dan di sini itu berarti, Angel harus menjadi sosok wanita penghianat, agar bisa masuk ranah dunia Bagas.Akan tetapi apa yang di ucapkan oleh Angel dengan nada kekesalan barusan, justru memicu sesuatu yang baru.Bagas yang tengah berada di atas ranjang, dengan cepat meraih tangan Angel dan menariknya dengan kasar, sembari berseru. "Coba saja, kalau k
Read more
Kesatuan raga.
"Een...kita belum selesai bicara Eeen...." Angel tak lagi menghiraukan panggilan dan tetap mengabaikan Bagas, ia justru dengan santainya membaringkan tubuh pada kursi."Bicara saja dengan punggungku." Ucapnya dalam diam, sembari memunggungi Bagas yang masih menatap kearahnya.Angel bukan sosok yang bisa bersabar dengan mudah. Baginya menahan kegeraman dalam hati, serta menyaksikan kepura-puraan bodoh dari Bagas, telah membuatnya jengkel hingga batas tak terkatakan. Menyesalkah ia datang kesana?.Kedatangannya kali ini tidak dapat di kategorikan ataupun di tentukan dalam penyesalan atau tidak.Bagi sosok Angel demi alasan masa lalu dan kebaikan keluarga Pambudi yang begitu baik kepadanya, serta status wanita tersebut yang masih resmi istri Bagas. Berapa kalipun waktu diputar, seberapa jengkel ia untuk sosok Bagas, pada akhirnya dirinya tetap harus datang.Buka semerta-merta demi kasih sayang keluarga itu saja, namun lebih spesifi
Read more
Konyol.
"Apakah aku telah sampai pada tahap mencintai wanita itu sebesar ini?, dan haruskah ia memiliki kecemburuan?." Pertanyaan tersebutlah terus bergulir dalam pikirkan.Handoko mencoba mengingat saat mereka masih kecil dulu, bermain, bercanda dan berpisah lantaran keluarganya pindah ke kota lain. Pria tersebut juga mengingat pertemuan pertamanya kembali beberapa hari yang lalu, meski itu bukan kejadian yang menyenangkan, namun ia mensyukurinya sekarang.Pikiran Handoko kembali melayang saat ia mengingat kontrak kerja hasil budidaya Anggara, yang sedikit skeptikal untuk Angel. Wajah tampan itu tersenyum.Akan tetapi, ketika ia mengingat pagi hari dimana ia menjemput wanita tersebut, tubuh gagahnya terlonjak secara reflek, sebuah gambaran terlintas jelas di benak Handoko, dan itu membuatnya sedikit merasakan desir tak terungkap.Pria tersebut segera menuju meja kecil di samping ranjang, menarik laci kecil di sana dan melebarkan mata tak percay
Read more
sebulan.
"You are mine, i won't let go of you." Ucap Anggara, di tengah desahannya."Yes, I am your's to night." jawab WM.Entah sejak kapan Anggara mulai memperlakukan sosok partner adu kungfunya dengan kelembutan ektra. Bahkan, ia juga selalu menyebut sosok di bawahnya sebagai tampilan Angel, yang ia puja untuk kurun waktu tertentu.Dalam hal kebiasaan Anggara tidak menyadari perubahan yang ada pada dirinya tersebut.Ia hanya berpikir, setiap ia merasa kesal dan di kecewakan oleh sosok sang sekertaris baru, melakukan adu tos dengan cara baru ini, cukup efektif meredakan kemarahannya.Anggara kembali masuk ke kamar mandi sekitar pukul 8 pagi, ia menghabiskan hampir 40 menti di ruangan tersebut.Dan selama ia berada di sana, sosok di atas ranjang sudah hampir kehilangan tenaga sepenuhnya.Tubuh itu lunglai dan terlelap ke alam mimpi tanpa sadar.Sehingga yang seharusnya ia berbenah diri dan meninggalkan hotel pagi ini, justru kini
Read more
Lintah.
"Bahkan untuk satu hari lagi, kau sudah tidak pantas. Cepat ambil uang itu dan enyah dari hadapanku." Wajah di atas ranjang itu berubah dari yang centil menggoda, menjadi muram dan kesal.Namun, yang terlihat jelas saat ini, justru keterkejutan yang besar tengah hinggap.pada wajah menggodanya yang semula tampil sempurna.Bagaimana ada orang yang tega mengatakan kekasaran itu, untuk sosok lemah lembut nan menggoda dengan tubuh polos di sana.Tentu saja segalanya tidak berarti bagi Anggara, semalam tiga kali menjamah tubuh yang sama, sudah dalam kategori luar biasa. Entah mengapa, kebiasaan ini mulai di lakukan oleh sosok tampan tersebut, dan malam ini adalah kali keduanya itu di lakukan."Siapa yang semalam penuh bahkan hingga pagi, menyanjungnya ibarat seorang Dewi(Angel)?, siapa juga yang terus meraba serta menikmati sangkar madu tubuhku?." Wanita itu ingin melontarkan perkataan tersebut dengan nada jengkel.Ia jelas tak p
Read more
Butuh dan benci.
"Sial...sial......Dia tidak terpengaruh sama sekali." Umpatnya kesal di bawah kran air.Wanita tersebut mengigit ujung kuku jempol kiri miliknya, dengan mata yang terus berkilat akan sesuatu yang sulit untuk di lepas dengan mudah."Percepat semuanya." Anggara.Akan tetapi, ketika sebuah suara dari luar kamar mandi menyambangi kedua telinga miliknya, wanita di bawah pancuran bergegas menyelesaikan acara bersih-bersih diri, secepat kilat.Tak membutuhkan waktu lama seperti ketika Anggara mandi, sepuluh menit saja telah membawa tubuh polos disana keluar dari kamar mandi.Wanita itu meraih setiap pakaian miliknya, yang masih tergolek nyaman di atas lantai akibat letupan gelora gairah tidak sabar Anggara semalam.Dan dengan cepat juga, ia mengenakan pakaian tersebut.Setelah semua pakaian melekat kembali ke tubuh, wanita tersebut melirik sejenak pada sosok Anggara yang tengah duduk santai pada sebuah kursi, tak jauh dari ranjang dan se
Read more
Terhipnotis.
"Kau tak jauh berbeda dengan wanita-wanita itu. Bahkan nilai nominal yang tertera di keningmu, jelas terlihat di mataku." Anggara menggumamkan semuanya, ketika pintu kamar kembali tertutup setelah punggung wanita itu melangkah keluar.Ia berbalik menoleh untuk melihat sisi ranjang yang masih berantakan.Di sana,dalam sekali lihat melintas sosok wanita lain yang mungkin juga tengah menarik sudut lengkung bibirnya, dan menggoda dirinya dnegan manja."Aku mungkin tengah gila denganya sementara waktu, tapi ketika tubuh itu telah ku jelajahi segalanya akan kembali biasa saja, tidak lebih." Lanjutnya lagi, masih dengan gumaman untuk diri sendiri.Bagi Anggara ia hanya sedang mengagumi sosok wanita itu, dan hal ini terus berlangsung karena ia belum sempat menyentuhnya.Anggara merasa yakin dengan pemikirannya seperti biasa. Namun yang tidak ia pahami, bahwa sebentar lagi, dirinya akan membentur dinding tembok tebal, yang bahkan akan meruntuhkan setiap pandangannya tentang sosok lawan jenis.
Read more
PREV
1
...
7891011
...
18
DMCA.com Protection Status