Semua Bab The Beauty & The Monster: Bab 51 - Bab 60
102 Bab
Bab 51
"Moa adalah mahluk yang sangat berbahaya. Dia bisa membunuh siapa saja yang ditemuinya, tanpa terkecuali. Entah itu anak-anak atau pun orang dewasa, Moa bisa membunuh mereka dengan sangat mudah. Jadi, kau harus berhati-hati."Kakek akan menjagaku, kan?""Tentu saja, aku pasti akan menjagamu. Kakek tidak akan pernah meninggalkanmu sendirian apalagi selama Moa itu masih hidup, Kakek bahkan rela mempertaruhkan nyawa untuk melindungimu.""Aku sangat takut sampai-sampai aku berharap kalau semua ini adalah mimpi dan aku bisa segera bangun. Aku ingin semuanya kembali seperti seharusnya, aku ingin ibu dan ayah kembali.""Tenang, Nara. Kakek akan selalu bersamamu."***Kedua mata Nara kembali terbuka. la kembali terbangun oleh mimpinya sendiri. Gadis itu menoleh dan ia dapat dengan jelas melihat bulan yang bersinar di atas langit sana, namun ia tak menemukan sosok lain di kamarnya. Malam ini, Moa tidak datang ke sana.Nara lalu mendudukkan tubuhnya dan duduk di luar kamar. la menatap langit ya
Baca selengkapnya
Bab 52
"Bau manusia." Moa keluar dari tempat persembunyiannya begitu ia mencium bau manusia memasuki hutannya. Namun entah kenapa ia merasa ada bau tak asing yang sebelumnya pernah ia jumpai."Tunggu, ini bau--Nara?" Kening Moa bertaut dan ia segera mempercepat laju kakinya.Tangannya sudah bersiap menarik pedangnya keluar namun ia urungkan saat melihat beberapa orang manusia dan suara wanita di sana."Apa yang kalian lakukan di kawasanku?" Moa bertanya dengan nada rendah, namun terdengar mengintimidasi. Orang-orang yang ada di sana seketika menoleh ke sumber suara."Siapa kau? Berani sekali menatapku begitu." Salah satu di antara mereka berujar dengan angkuh. Dan di detik berikutnya mulutnya terbungkam dengan cepat setelah adanya darah yang keluar dari sana. Kuku-kuku tajam milik Moa sudah menancap sempurna perut pria itu dan tubuhnya pun ambruk ke tanah.Rekan-rekannya yang lain segera berhamburan namun mereka semua langsung tewas dalam sekejap.
Baca selengkapnya
Bab 53
Tepat ketika sebelum makan malam, Nara mendengar derap langkah kaki yang mendekat. Ia menoleh dan melihat kakeknya sudah pulang bersama dengan Yooshin."Nara!" Dengan senyuman lebar, Yooshin melambaikan tangannya pada Nara seraya mengangkat sebuah bungkusan di tangannya."Makan malam saja di sini, kau pasti lelah seharian menemaniku," ujar Seungmo."Baik, Tuan." Yooshin segera memberikan bungkusan di tangannya kepada Seungmo dan pria itu kini berjalan menghampiri Nara."Maaf karena tidak mengabarimu dulu kalau aku pergi. Ayahku memberitahu secara mendadak dan kau tadi pagi masih tidur," ujar Yooshin."Tidak apa-apa, Yooshin. Aku tadi bisa latihan sendiri.""Hei, kakimu... kenapa? Apa yang terjadi? Kau terluka?" Yooshin segera berjongkok begitu melihat kaki Nara yang dibalut. "Hei, kau terjatuh? Atau ada seseorang yang menyerangmu?""Ah, a-aku hanya terjatuh saat latihan tadi, hehe. Aku mengejar rusa yang ada di hutan dan malah tersand
Baca selengkapnya
Bab 54
Seorang pelayan yang melihat kedatangan Yooshin langsung berlari menghampiri saat melihat Nara yang berada di dalam gendongan pria itu."Ada apa dengan Nona?" tanya pelayan itu khawatir.Yooshin tersenyum tipis, "dia agak mabuk, Bi.""Ma-mabuk? Ya Tuhan, apa sebenarnya yang sedang dipikirkan oleh Nona? Kenapa dia sampai mabuk begini? Kalau begitu tolong bawa dia ke kamarnya, Tuan," pinta si pelayan. Wanita paruh baya itu segera berjalan mendahului Yooshin untuk membukakan pintu kamar Nara."Ada apa ini? Kenapa Nara digendong?" Seungmo yang berpapasan dengan Yooshin pun bertanya."Nara mabuk, Tuan Kim. Maafkan aku karena tidak bisa melarangnya," sesal Yooshin."Mabuk?" Kedua alis Seungmo saling bertaut. Pria itu lalu menghela napasnya pelan. "Tidak apa-apa, dia memang gadis yang keras kepala. Aku akan menegurnya ketika dia sudah sadar besok. Sekarang bawa saja dia ke kamar. Maaf karena sudah membuatmu kerepotan ""Ti-tidak apa-apa, Tua
Baca selengkapnya
Bab 55
Apa hal yang paling membuat Moa lemah?Buku yang Nara baca di perpustakaan tadi menyimpan cukup banyak penjelasan tentang kehidupan Moa. la sendiri tak pernah menyangka kalau ia akan menemukan buku seperti itu di sana. Namun karena mahluk seperti Moa yang sudah hidup selama ratusan tahun, membuat beberapa orang menuliskan tentang mahluk itu ke dalam sebuah tulisan yang dapat dibaca oleh semua orang yang membuka buku itu.Tapi dari manakah si penulis tahu dengan pasti kelemahan Moa? Apakah dia pernah bertemu dengan mahluk itu secara langsung?Nara sudah hampir berhasil menemukan titik kelemahan Moa namun Yooshin menghentikannya. Nara tak ingin Yooshin ikut mengetahuinya. la tak ingin Yooshin melarangnya lagi, sekaligus Nara tak ingin membawa Yooshin masuk ke dalam bahaya.Tubuh Nara tersentak pelan saat Yooshin menepuk bahunya. Ia menatap Yooshin sudah kembali dengan membawa hotteok yang masih hangat."Aku dari tadi memanggilmu. Kau tidak d
Baca selengkapnya
Bab 56
Seorang pria berlari kencang menjauhi desa. Dengan napas yang tersengal pria itu tak memperhatikan langkahnya hingga ia hampir saja menabrak seseorang, namun beruntung ia bisa menahan kedua kakinya. "Si-siapa kau?" tanya pria itu menatap sosok di depannya. "Jadi kau rekan dari pencuri yang kubunuh kemarin? Kenapa kau justru mengejar gadis itu? Aku yang membunuh semua temanmu, bukan dia! Kau harusnya mencariku!" Kedua kaki Moa perlahan melangkah maju, namun pria di hadapannya justru mundur dengan perasaan takut yang sudah menyelimuti dirinya. "Kau tidak seharusnya mengejar gadis itu," bisik Moa tepat di sebelah telinga pria itu. Dan di detik berikutnya ia menarik semua kuku jemarinya yang sudah masuk ke dalam perut pria di hadapannya, hingga pria itu langsung tumbang di sana dengan darah yang keluar dari mulutnya.  Moa lalu berjongkok, menatap manusia yang kini sudah menjadi mayat itu. "Kau seharusnya tidak bermain-main denganku. Gadis itu adalah
Baca selengkapnya
Bab 57
Nara berjalan memasuki halaman rumahnya dan ia langsung berhadapan dengan sang kakek yang entah sejak kapan menunggunya di sana. Nara sudah hampir berjalan melewati pria tua itu namun kedua kakinya berhenti ketika namanya dipanggil.  "Nara." Seungmo berujar pelan. "Ke mana kau bawa norigae itu?" "Norigae?" "Kau sudah menemukannya, kan? Aku menggunakan benda itu sebagai penghalang di rumah ini agar Moa tak bisa menembusnya. Aku mencarinya tadi dan tidak menemukannya. Kau pasti sudah menemukannya. Ke mana kau membawa benda itu, Nara?" "Aku sudah membuangnya," jawab Nara. Kalimat yang baru saja Nara lontarkan itu membuat Seungmo menatap cucunya tak percaya. "Ka-kau... Membuangnya?" "Ya. Aku membuangnya," tegas Nara dengan rahang yang sudah mengeras.  "Kenapa kau melakukan itu? Kau sendiri tahu kalau benda itu bisa melindungimu dari Moa!" "Bertahun-tahun aku menjaga benda peninggalan ibu dan kake
Baca selengkapnya
Bab 58
Begitu malam tiba, Nara secara diam-diam keluar dari kamarnya. Gadis itu berjalan keluar melewati pagar rumah setelah memastikan kalau tak ada satu pun orang di rumahnya yang melihat."Aku harus segera kembali ke sana agar bisa mengetahui kelemahan Moa," batinnya seraya mempercepat langkah. Hari belum terlalu malam yang artinya perpustakaan yang ada di desanya itu kemungkinan masih dalam keadaan buka."Nona, Anda kembali?" Seorang penjaga tampak langsung menyapanya dengan begitu ramah.Nara mencoba menarik sudut bibirnya agar tak menimbulkan kecurigaan. "Hm, rasanya aku ingin membaca sesuatu di sini," ujarnya diiringi kikihan. Gadis itu lalu segera masuk ke dalam dan mendekati salah satu rak tempatnya menemukan buku itu."Nara?"Merasa namanya dipanggil, Nara pun menolehkan kepalanya ke sumber suara dan ia terkejut karena bertemu dengan Yooshin di sana. Gadis itu seketika langsung mengurungkan niatnya dan mengambil buku yang lain agar Yoos
Baca selengkapnya
Bab 59
Nara membawa serta peralatan memanahnya dan bergegas keluar rumah. Tepat ketika ia mencapai pagar, ia bertemu dengan kakeknya yang entah pulang dari mana, padahal hari masih pagi."Mau ke mana kau?" tanya Seungmo seraya menatap cucunya."Hanya ingin berjalan-jalan mencari udara segar," jawab Nara singkat dan kembali melangkahkan kedua kakinya hingga benar-benar melewati sang kakek. Seungmo berbalik dan menatap punggung Nara yang menjauh. Pria itu membuang napasnya pelan dan kembali berjalan memasuki rumahnya.la memasuki ruang makan dan ia terdiam begitu melihat mangkuk milik Nara yang terlihat sudah dalam keadaan kosong."Nara sudah sarapan?" tanyanya pada pelayan yang ada di sana."Iya, Tuan. Nona Nara baru saja selesai sarapan dan langsung pergi keluar," jawab pelayan itu."Apa dia mengatakan sesuatu? Mau pergi ke mana dia, ini masih begitu pagi, tidak biasanya dia pergi sepagi ini apalagi dia sendiri.""Maaf, Tuan Kim
Baca selengkapnya
Bab 60
Nara berdiri di perbatasan hutan seraya menatap Moa yang tengah duduk di salah satu dahan pohon."Aku benar-benar tidak bisa menahannya lagi, apa lagi yang kau tunggu? Kau bisa ikut denganku sekarang," ujar Moa dengan napas yang memberat. "Tidak bisa, Moa. Sebentar lagi, perjanjian kita akan berakhir sebentar lagi dan jika kau berhasil bertahan hingga hari itu, maka aku akan ikut denganmu dengan sukarela." Nara membalas. Bisa ia lihat Moa sedang menahan diri. Wajahnya tampak agak pucat dari biasanya. Moa terdiam tanpa melepaskan pandangannya dari Nara. "Kau sedang mempersiapkan jebakan untukku? Kau sedang menunggu waktu yang tepat untuk menikamku dari belakang? kau sengaja melakukan ini hingga tenagaku terkuras habis dan kau akan menyerangku?" Nara menggelengkan kepalanya. "Aku tidak merencanakan apa-apa." Gadis itu perlahan tersenyum."Mungkin benar, aku yang sekarang memang lemah," batin Nara. Ya, dia lemah. Dia berjala
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status