Semua Bab Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter: Bab 151 - Bab 160
220 Bab
BAB 161: Interogasi Benjamin
“Aku harus segera pulang, sampai bertemu di sekolah” perlahan Winter membungkuk dan tanpa terduga dia mengecup kening Marvelo, dengan cepat Winter turun dari ranjang dan berlari keluar meninggalkan Marvelo seorang diri yang masih terbaring di ranjangnya. Suara hembusan napas kasar terdengar dari mulut Marvelo, semu merah malu menghiasi wajah tampannya, namun sorot mata Marvelo menyiratkan perasaan sedih. “Seharusnya kau tidak terlalu dekat dan besikap terlalu lembut dengaku jika kau hanya ingin kita menjadi teman saja Winter,” bisik Marvelo berbicara pada kesunyian di sekitarnya. Marvelo mengusap dadanya dan merasakan degup kencang jantung yang berdebar, ironis untuk Marvelo karena terus menerus terpengaruh oleh semua kebaikan dan kata-kata Winter yang sebenarnya hanya sekadar bercanda. “Bodoh” maki Marvelo pada dirinya sendiri karena dia sudah membodohi dirinya sendiri. Marvelo jatuh cinta kepada Winter sejak pertama mereka bertemu, Marvelo tidak pernah berpaling pada gadis lain
Baca selengkapnya
BAB 162: Menyingkirkan Krikil
Winter terduduk di sebuah bangku taman sekolah, malam tadi dia mendengar kabar Paula masuk rumah sakit karena terlalu banyak meminum obat diet dan penenang, sepanjang malam Winter mendapatkan banyak panggilan dan pesan dari Paula. Paula sudah mengetahui rencana Winter, meski sudah ketahuan Winter tidak akan berhenti begitu saja dengan rencananya. Kini sudah saatnya Winter mengecoh kecurigaan Paula dan cuci tangan, namun tetap melanjutkan rencananya melalui orang lain. Winter tersenyum lebar melihat kedangan Lizza, teman satu kelas Paula, sekaligus teman nongkrong Paula. Lizza segera duduk di sisi Winter, gadis itu terlihat tidak begitu bersahabat begitu dia tahu Winter mengajaknya bertemu karena masalah Paula. Bibir Winter langsung menyunggingkan senyuman ramahnya, “Terima kasih sudah meluangkan waktumu.” Lizza tidak menjawab, gadis itu bersedekap dan cemberut kesal. Lizza datang karena terpaksa, pengawal Winter terus menerus mengejarnya dan meminta Lizza untuk mau bertemu dengan
Baca selengkapnya
BAB 163: Menggoda
“Velo” panggil Winter dengan senyuman lebar, menyapa Marvelo yang kini duduk di sampingnya tengah membaca buku. Marvelo tertunduk mengusap tengkuknya, wajahnya terlihat memerah karena teringat semalam dimana Wnter menghibur dirinya dan mereka menghabiskan waktu bersama sampai pagi. Marvelo kian tertunduk begitu dia teringat kecupan ringan yang Winter berikan kepadanya tadi pagi. Winter langsung menggeser kursinya hingga saling duduk berdempetan, masih dengan senyuman lebarnya Winter melihat Marvelo sambil menopang dagunya dalam kepalan tangan. “Kenapa diam saja?” tanya Winter. Marvelo masih terdiam. Tubuh Winter mencondong, Winter meniup telinga Marvelo yang kini terlihat sangat merah. Pria itu terperanjat kaget langsung menutup kedua telinganya, Marvelo mengalihkan perhatiannya dari buku yang dia baca, perlahan dia menengok dan melihat Winter yang terlalu dekat dengannya. Napas Marvelo tertatahan di dada, kegugupan langsung menyerang dirinya melihat sorot mata Winter yang be
Baca selengkapnya
BAB 164: Begitu Bodoh
Ingatan Kimberly yang telah kembali sepenuhnya membuat Winter bersikap berbeda, rasa cinta yang hilang hingga asing kini kembali meledak memenuhi hatinya, memenuhi jiwa Kimberly. Winter mulai menemui Marius dan mencarinya lebih dulu. Tiga hari terakhir ini Winter menemui Marius dan mengajaknya berbicara meski terkadang hanya saling menatap saja, Winter tetap menyempatkan diri untuk bertemu Marius di setiap harinya. Tidak ada yang mereka lakukan, berpegangan tanganpun mereka tidak pernah, namun perasaan yang kuat di dalam diri Marius dan juga Winter semakin kuat saling mengikat. Kini, Winter lebih banyak menahan ucapan kasarnya dalam beberapa kesempatan. Beberapa hari setelah ingatannya kembali lalu menghabiskan banyak waktu bersama Marius membuat Winter merasakan perasaan yang tidak menentu, ada rasa sakit, bahagia, penyesalan dan kasihan. Winter merasa kasihan karena kehidupan Marius terlihat sangat kacau setelah kepergian Kimberly. Ada perasaan bahagia di rasakan Winter, karen
Baca selengkapnya
BAB 165: Jalan yang Berbeda
“Winter,” panggil Benjamin yang kini duduk di hadapannya. “Ada apa Ayah?” “Vincent sudah memberimu kabar?” Sendok di tangan Winter di letakan di atas piring, gadis itu menggeleng. Sudah beberapa hari ini Vincent tidak memberinya kabar, Winter tidak mengganggunya karena dia tahu bahwa Vincent tengah mempersiapkan diri dalam kelulusannya yang tinggal menghitung hari. “Sepertinya dia lupa” gumam Benjamin dengan senyuman, wajah lelah Benjamin terlihat sedikit berseri menunjukan perasaan senang. “Memangnya ada apa?” “Tadi Vincent memberi kabar bahwa dia sudah lulus dan menyelesaikan S2-nya, dua minggu lagi dia akan segera kembali setelah melakukan wisuda dan mengurus banyak hal di sana. Kau pasti sibuk melakukan ujian sekolah di sini, karena itu ayah akan pergi ke Manchester sendirian. Apa kau tidak apa-apa?” Winter tersenyum, gadis itu menggeleng “Tidak apa-apa Ayah. Aku sangat senang kak Vincent menyelesaikan semuanya dengan cepat.” “Ayah sangat senang atas prestasi yang dia buat
Baca selengkapnya
BAB 166: Penilaian Madam Valleria
Hari pertama ujian sudah berjalan dengan lancar, semuanya tidak seberat apa yang Winter pikirkan, meski begitu dia berusaha melakukan yang terbaik dan tidak lengah agar mendapatkan nilai yang sempurna. Winter melihat telapak tangannya yang kini kapalan, seminggu terakhir ini dia belajar keras dan mengerjakan beberapa pelajaran yang dulu sempat di lewatkan dan mendapatkan nilai merah karena Winter Benjamin yang asli tidak bisa. Berkat bantuan Cleo, dia sangat membantu Winter menyampaikan banyak tugas yang Winter kerjakan untuk memperbaiki nilai-nilai yang tertinggal. Winter merenggangkan tubuhnya melepaskan rasa pegal, gadis itu melihat ke belakang, menunggu Marvelo yang sejak tadi belum keluar karena berbicara dengan Charlie. “Nona Winter.” Winter langsung menengok dan melihat madam Valleria yang sudah memanggilnya. Sejak audisi pertama di hari itu, mereka tidak pernah bertemu lagi, namun eksistensi madam Valleria yang baik dan berpengaruh sedikit terguncang hingga di pertanyakan
Baca selengkapnya
BAB 167: Rencana Sempurna
“Winter, aku butuh uang,” pinta Paula tanpa basa-basi lagi, kebutuhan Paula yang mendesak membuat dia tidak bisa lagi berpura-pura bersikap baik di hadapan Winter, apalagi kini sudah tahu jika Winter benar-benar berubah, tidak ada gunanya jika Paula berpura-pura. Paula membutuhkan banyak uang Winter sebelum Winter benar-benar berubah sepenuhnya dan tidak bisa lagi dia kendalikan. “Kenapa kau mengatakannya padaku?” “Karena kau yang selama ini memberikan bantuan kepadaku Winter, aku sangat kesulitan menjalani hidup setelah kak Vincent menekanku dan keluargamu berhenti memberikan bantuan kepadaku. Keluargamu benar-benar membuat hidupku dan ibuku sangat menderita, jadi bisakah kau paham bagaimana sulitnya posisiku sekarang?” Tanya Paula dengan nada mendesak, gadis itu mulai lagi berbicara dengan memojokan. Setelah hampir dua minggu tidak bertemu, Winter pikir Paula akan sedikit berubah, ternyata gadis itu masih sama. Tidak berintropeksi diri dan tidak berkaca dengan apa yang dia lakuk
Baca selengkapnya
BAB 168: Akting
“Bukankah dia Winter Benjamin? Ini tidak benar, kita harus melaporkannya agar tidak menjadi masalah lagi. Aku tidak mau keluarga Benjamin menghancurkan sekolah ini hanya karena kita diam melihat Winter di rundung.” “Kalian salah paham!” teriak Paula panik, dengan cepat Paula meraih tangan Winter dan menariknya untuk mendekat, “Winter katakan yang sebenarnya terjadi, ini salah paham kan? Aku dan kau bersahabat, hal seperti ini sudah terbiasa untuk kita dan kau sudah menganggapku seperti keluarga. Katakan kepada mereka Winter,” desak Paula meminta. Alih-alih membenarkan ucapan Paula, dengan handalnya Winter berakting semakin menangis ketakutan hingga tubuhnya gemetar dan terjatuh ke rerumputan lagi saat Paula menariknya untuk berdiri. Orang-orang yang melihat semakin yakin jika Winter tidak baik-baik saja. “Berhenti menekannya!” Teriak salah satu anak sekolah seraya berlari mendekat dan menjauhkan Winter dari Paula. “Di sini banyak cctv, pihak keamanan sekolah akan membuktikan keben
Baca selengkapnya
BAB 169: First Kiss
“Jantungmu berdebar dengan kencang saat dekat denganku. Kau merasa senang tidak karuan sampai lupa melihat hal-hal di sekitarmu.” Semburat merah menghiasi pipi Marvelo, apa yang di katakan Winter sama persis dengan apa yang dia rasakan setiap kali bersama Winter. “Memangnya kenapa?” tanya Marvelo terbata. Winter mengerjap bingung, jiwa Kimberly bertanya-tanya mengapa perasaan Winter Benjamin yang asli harus dia rasakan juga? Apakah Winter Benjamin ingin Marvelo mengetahui perasaannya?. Tapi, perasaan berdebar ini perasaan apa? Apakah persahabatan yang berharga, atau cinta pertama yang berantakan karena tidak bisa di ungkapkan?. Batin Winter bertanya-tanya. Repleks saja Winter menarik sisi seragam Marvelo dan membuat pria itu semakin membungkuk, sekali lagi Winter menariknya dalam satu sentakan, wajah Winter terangkat dan sedikit memiring. Winter meraup bibir Marvelo dan menciumanya. Tubuh Marvelo menegang kaku, pupil matanya melebar kaget merasakan lembut bibir Winter yang kini
Baca selengkapnya
BAB 170: Karma itu Ada
“Saya benar-benar tidak tahu dengan apa yang sebenarnya Anda pikirkan, Nona Paula,” Cleo bersedekap, duduk di antara Paula dan Albert, seorang kesiswaan. Paula hanya bisa tertunduk diam seribu bahasa. Seseorang telah melaporkan tindakan Paula kepada Winter, hal itu mendapatkan respon yang begitu cepat dari sekolah karena mereka tidak ingin lagi melakukan kesalahan yang sama dan semakin merugikan sekolah karena telah lalai menjaga keselamatan siswa mereka. Kini kasus perundungan apapun yang terjadi pada sekolah, selalu menjadi sorotan dan prioritas semua orang. Kurang dari dua puluh menit dari kejadian itu, kini akhirnya Paula di seret masuk ke dalam ruangan kesiswaan. Paula di cecar oleh banyak pertanyaan, orang-orang terlihat marah kepadanya karena dia sudah membuat kegaduhan di tengah-tengah masalah yang baru saja mereda. “Anda dan Winter Benjamin di kenal sebagai teman dekat sejak kecil, dan sekolah Anda di biayai oleh keluarga mereka, namun apa ini?” Albert menunjuk-nunjuk t
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1415161718
...
22
DMCA.com Protection Status