All Chapters of Terjebak dalam Tubuh Nona Muda Winter: Chapter 161 - Chapter 170
220 Chapters
BAB 171: Tukar Tempat
Paula tertunduk tidak bertenaga, gadis itu melangkah gontai keluar dari ruangan, wajahnya masih begitu pucat pasi karena masih kaget dengan situasi dan masalah baru yang harus dia hadapi sekarang hanya karena tindakannya yang ceroboh. Tanpa sadar Paula menjatuhkan air matanya, gadis itu melihat ke sekitar dan mulai tersadar jika kini beberapa orang melihat dirinya dengan penuh kebencian. Rupanya, apa yang dia lakukan sudah tersebar di antara banyak orang dengan cepat. Orang-orang berbicara, gerak bibir mereka yang memaki dirinya begitu jelas terlihat. Paula menatap dengan pasif, seluruh kulitnya meremang merasakan sebuah ketakutan dengan tatapan intimidasi dan jijik semua orang kepada dirinya. Tiba-tiba Paula tersadar dengan situasinya sekarang, situasi ini biasanya selalu di alami oleh Winter di setiap kali gadis itu terjebak dalam masalah dan rumor yang sering Paula buat untuk menghancurkan mentalnya dan membuat Winter terjatuh dalam jurang depresi yang membuat dia ketakutan den
Read more
BAB 172: Orang yang Tepat
“Kau sudah dengar kabar Winter?” tanya Yoona, teman less Selina, sekaligus teman sebangku Selina di sekolah. “Ada apa memangnya?” Tanya balik Selina seraya membuka lembaran buku yang di bacanya, setelah selesai ujian hari pertama, Selina di sibuk belajar agar nilainya membaik karena dia tahu konsekuensinya jika dia gagal menaikan nilainya. Yoona menelan salivanya dengan kesulitan, dia terlihat ragu untuk memberitahu namun ini juga gosip yang sangat hangat, lambat laun Seina juga akan mengetahuinya. “Tadi, Paula, siswa dari kelas gedung seni, anak yang sering bersama Winter. Dia merundung Winter, dia menampar dan mengambil uang Winter, dan Marvelo membela Winter, dia membawa Winter dan menggendongnya di depan semua orang,” cerita Yoona. Selina terdiam sejenak, gadis itu segera menutup bukunya dan memasukannya ke dalam tas. Melihat reaksi Selina yang terlampau tenang membuat Yoona sampai melongo karena kaget, biasanya Selina akan memukul meja dan berteriak-teriak marah bila ada ses
Read more
BAB 173: Uluran Tangan
Setetes darah terjatuh menodai buku Winter, dengan cepat Winter menyusut hidungnya dengan punggung tangan. Winter segera mengambil beberapa lembar tishu membersihkan hidunganya. Tiga hari terakhir ini Winter belajar gila-gilaan tanpa istirahat, dia menghabiskan waktunya untuk belajar dan berlatih menari demi memberikan pertunjukan yang sempurna di kontes nanti. Meski tidak begitu berambisi dengan kemenangan ratu sekolah, Winter harus memberikan pertunjukan yang terbaik agar semua orang tidak dapat melupakannya, di sisi lain dia harus memperbaiki nilainya dan mendapatkan posisi teratas agar orang-orang dapat membaca namanya dan mengetahui kebenaran bahwa Winter Benjamin bukanlah gadis yang bodoh. Besok adalah hari terakhir ujian, dia harus bertahan untuk malam ini, karena ini pertarungan malam terakhirnya dengan pelajaran. Winter mendesah frustasi, tiba-tiba kepalanya sedikit pusing dan pinggangnya sakit karena terlalu lama duduk. Ternyata tidak mudah menjalani kehidupan anak-anak
Read more
BAB 174: Berita
Winter sedikit terkejut dengan jawaban Maxim, namun jiwa Kimberly menghargai kejujurannya. “Saya memahami situasinya sekarang,” jawab Winter dengan senyuman, hatinya merasa senang menemukan celah besar kehidupan Paula yang sedang sangat berusaha dia tutupi. “Paula, keadaannya sangat baik. Kini dia dan ibunya tinggal di salah satu rumah dinas yang di sediakan keluarga saya, Anda jangan khawatir dia menjalani kehidupannya dengan serba berkecukupan. Ibunya bekerja di salah satu cabang kantor milik orang tua saya, dan Paula berada di Kirin internasional high school.” “Benarkah?” tanya Maxim dengan bisikan dan sebuah senyuman ironis. Maxim lega puterinya hidup dengan baik dan layak, namun ada sebuah perasaan sakit yang di rasakan hatinya memikirkan betapa tidak adilnya sebuah kehidupan. Maxim hidup dalam derita di penjara, tapi Paula dan Lana masih bisa menikmati kehidupan mereka dengan baik setelah mereka mengkhianati Maxim. Tangan Maxim meremas permukaan tas yang ada di pangkuannya.
Read more
BAB 175: Berita yang di Sengaja
Meta yang hendak berbicara segera di seret pergi oleh Nurma seraya membekap mulutnya. Kini tinggal Shony dan Maxim yang masih terlihat kebingungan dan ingin tahu. “Apa Anda tahu Paula?” Tanya Maxim yang semakin di buat penasaran ingin mengetahui apa yang terjadi. Shony mengusap dagunya dan terlihat berpikir keras, “Aku tidak tahu apakah aku boleh menceritakannya atau tidak. Ini bukan cerita yang menyenangkan untuk di dengar.” “Ceritakan saja,” jawab Maxim tidak sabaran. “Begini” Shony menyesap kopinya beberapa kali sebelum melanjutkan ucapannya. “Paula, ingat nama itu baik-baik. Dia salah satu orang yang namanya di blacklist keluarga Benjamin sejak dua minggu yang lalu. Jadi, jika nanti kau sudah bekerja, jangan biarkan orang yang bernama Paula masuk ke rumah ini, jika kau membiarkan dia masuk, tuan Vincent akan memotong tanganmu. Ini serius.” Maxim semakin terbelalak begitu kaget mendengar masalah yang baru dia ketahui. Namun apa masalahnya? Bukankah Paula berteman dengan Winter
Read more
BAB 176: Bukti yang Marvelo Berikan
Marvelo membuka pintu panthouse dan mempersilahkan Winter masuk, sesuai dengan apa yang mereka bicarakan kamarin siang, malam ini mereka bertemu untuk karena alasan yang penting. “Kau akan lama?” tanya Marvelo mengikuti langkah Winter yang berjalan di depannya. Kepala Winter mendongkak, “Kenapa? Kau ingin aku berlama-lama atau malam ini kau tengah sibuk?” Marvelo membasahi bibirnya sesaat, “Aku ingin mengajakmu makan malam,” ucap Marvelo nyaris tidak terdengar. “Baiklah.” Bibir Marvelo gemetar menahan senyuman menawannya, ada sebuah perasaan senang yang dia rasakan mendengar jawaban sederhana Winter. Tidak sia-sia jika tadi dia sempat pergi ke supermarket membeli banyak bahan makanan, sekarang dia bisa memasak untuk makan malam bersama Winter. “Ikut aku,” ajak Marvelo. Kini giliran Winter yang mengikuti Marvelo menuju kamarnya, Winter duduk di pinggiran ranjang memperhatikan Marvelo yang kini tengah mengambil sebuah handpone dan memberikanya kepada Winter. “Semua buktinya ada
Read more
BAB 177: Menguak Kebenaran I
Flashback Sore itu langit terlihat mendung, angin berhembus sedikit lebih kencang dari biasanya, awan-awan berkumpul terlihat pekat. Keadaan sekolah sudah mulai sepi karena sudah memasuki jam pulang sekolah. Winter berjalan dengan cepat menarik tangan Paula dengan paksa tanpa menghiraukan teriakan dan makian Paula karena tiba-tiba di seret paksa olehnya. Cengkraman Winter semakin kuat, Winter terus menarik Paula, membawanya pergi. Ini untuk pertama kalinya Winter memiliki sebuah keberanian untuk mengambil tindakan dan tidak mendengarkan apapun yang Paula perintahkan kepadanya. Hal itu di dasari oleh ledakan kemarahan yang tidak bisa dia bendung lagi. Winter sangat marah dan kecewa karena di tengah-tengah kegaduhan atas kenekatan Winter yang menembak Hendery, Paula membuat banyak hasutan yang membuat banyak orang membenci Winter dan membuat mereka salah paham kepada Winter. Begitu suah sampai di atap gedung sekolah, dengan kasar Winter melepaskan cengkramannya. Winter menatap taja
Read more
BAB 178: Menguak Kebenaran II
“Dasar tidak tahu diri, setelah sekian lama aku menjagamu dan menemanimu hingga mengorbankan waktuku, kau dengan percaya dirinya membutuhkan waktu pribadi untuk bersenang-senang tanpa aku.” Dengan napas tersenggal Winter menangis, gadis itu semakin kuat menggenggam erat sisi roknya. Telinga Winter terasa berdenging, kepalanya terasa sakit karena harus menerima dua kali pukulan Paula. “Kimberly sudah mati tiga tahun lalu, apalagi yang kau ingin cari dan lihat darinya? Setelah dia mati, kau masih saja memburu barang-barang peninggalannya.” “Kau bebas berbicara buruk mengenaiku Paula, namun jangan berbicara buruk tentang indolaku,” isak Winter dengan geraman. Plak Sekali lagi Paula menempeleng kepala Winter hingga Winter terhuyung ke belakang dan terjatuh tersungkur ke lantai. “Memangnya kenapa jika aku berbicara buruk tentang Kimberly? Apa yang kau dapat dari mengindolakan dia Winter?” tanya Paula dengan geraman. “Ah.. sekarang aku tahu, pantas saja kau mengidolakan dia, kau dan d
Read more
BAB 179: Kehancuran
Tetesan air mata membasahi layar handpone dan tangan Winter, jiwa Kimberly terguncang hebat melihat hal mengerikan yang di lakukan Paula melalui kata-kata beracunnya yang membunuh Winter. Jiwa Kimberly terluka hebat menyaksikan ketidak beradayaan Winter yang merasa kesepian dan tidak mempercayai bahwa dirinya berharga. Hal itu di jadikan senjata oleh Paula. Kata-kata Paula membunuh Winter, gadis itu begitu jahat melebihi pembunuh, dia menyiksa kehidupan Winter, merusak kebahagiaan Winter, merusak pemikirannya dan menginjak-injak derita Winter, betapa bahayanya rasa iri Paula hanya karena dia merasa tidak seberuntung Winter. Tangis sesak jiwa Kimberly tidak terbendung, hati dan tubuh Winter terasa sangat sakit, reaksi tubuh Winter saat ini seakan memberitahu seberapa menderitanya dia selama ada Paula di sisinya. Tangis Winter yang terdengar keras dapat di dengar Marvelo yang saat ini tengah memasak, pria itu tertunduk tampak merasa berasalah. Sudah bisa Marvelo duga akan seberapa h
Read more
BAB 180: Kehancuran lebih Dalam
Paula segera memasuki mobilnya, Paula mengendarainya dan pergi menuju sekolah. Suasana hati Paula semakin tidak baik pagi ini, namun dia tidak bisa diam saja. Paula harus kembali berjuang mendapatkan kembali apa yang sudah dia miliki, salah satunya dengan bertahan di sekolah. Paula sangat berharap bahwa dia akan mendapatkan nilai yang lebih baik dari sebelumnya agar bisa tetap bertahan di sekolah Kirin, sekolah itu adalah satu-satunya hal yang bisa menyelamatkan masa deopan Paula yang saat ini sedang begitu suram. Butuh waktu satu jam bagi Paula berkendara, gadis itu segera memarkirkan mobilnya. Paula terdiam duduk menunggu di dalam mobil, memperhatikan anak-anak sekolah yang kini ramai masuk ke dalam gedung sekolah. Mereka terlihat sangat berantusias karena hari ini adalah pengumuman hasil ujian. Jika Paula keluar dari mobilnya, mungkin tidak ada lagi yang mengenalnya karena kini Paula sudah sangat begitu berubah. Meskipun begitu, dia tetap merasakan ketakutan yang begitu besar.
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
22
DMCA.com Protection Status