All Chapters of Pembantu Rahasia Sang Rektor: Chapter 51 - Chapter 60
146 Chapters
51. Hampir Tidak Menepati Janji
“Mas, jangan!” ucap Nia seraya mengeleng saat tangan Bara menelusup masuk ke dalam bathrobe yang sedang dia pakai.“Kenapa, hmm? Kamu gak kasihan sama ini, hah?” Bara membawa tangan Nia ke juniornya agar istrinya itu bisa merasakan miliknya yang sudah keras dan tegang, minta untuk dilunakan.Nia langsung tersentak kaget merasakan sesuatu yang panjang dan keras-keras tapi bukan batu. Namun tak urung dia membayangkan kalau benda itu masuk ke dalam ... arrgghh ....” jerit Nia tiba-tiba sambil menepis tangannya lepas dari benda panjang tersebut.“Kenapa, jangan bilang kalau kamu membayangkannya kan?” Senyum mengejek Bara tunjukan pada istrinya itu.“Eng-gak ... ngapain a-ku ba-yangkan ka-lau ada di depan mata-”“Hah, berarti kamu setuju kalau kita melakukannya sekarang?” Mata Bara berbinar bahagia seolah Nia akan menyetujuinya.“Kasih waktu saya untuk bisa menerima semua dengan ikhlas ya dan sampai selama itu jangan sentuh saya?” pinta Nia dengan sendu.“Sampai kapan? Kalau kamu lupa, say
Read more
52. Bikin Pusing Aku
Dua hari berlalu sejak pernikahan mereka. Bara dan Nia sama-sama menjalani kehidupan seperti sebelum mereka menikah. Bedanya Nia sekarang tidak lagi membersihkan rumah karena ada Mbok Ijah. Karenanya Nia hanya bertugas memasak saja. Nia juga harus memulai masuk kuliah karena sudah lama sekali dia ijin. Beruntung tidak di droup out saja, karena ada pengaruh Bara di belakangnya. “Mas, aku berangkat dulu ya,” ucap Nia ketika mendapati Bara yang baru saja keluar dari kamar mandi.Pemandangan setiap pagi hari, perut rata Bara bagai roti sobek dan tetesan air di tubuhnya menambah kesan seksi, dan satu lagi kebiasaan pria itu selalu hanya melilitkan handuk dari perut sampai lututnya.“Kebiasaan banget deh, pakai baju kenapa sih!” maki Nia sambil beranjak dari meja riasnya. Bukan dandan berlebihan, Nia hanya memakai bedak dan sedikit lipstik berwarna pink.“Kamu mau ke mana?” tanya Bara yang baru menyadari kalauistrinya ini sudah rapi.“Aku mau berangkat ke kampus, sudah kangen banget saku s
Read more
53. Tugas Terlambat
“Nia ...!” teriak Tina menyambut sahabatnya yang sudah lama tidak datang ke kampus.Tina dan Nia saling berpelukan melepas kerinduan yang dalam. Beberapa teman yang melihat seakan ikut bahagia melihat keduanya yang sama-sama saling terikat.“Woi, kalian gak ada niatan untuk peluk aku gitu?” Pertanyaan seorang pria yang merupakan teman satu kelas Nia itu sontak membuat kedua Nia mengalihkan atensinya.“Mau? Sini,” ajak Nia sambil merentangkan kedua tangannya menyambut kedatangan pria itu. Namun dari jarak lima meter, mata Nia menangkap seseorang sedang memantaunya.Siapa lagi kalau bukan Bara, sang suami. Muka Nia langsung menegang, sudah pasti Bara akan marah karena di rumah tadi pria itu sudah mewanti-wanti tidak boleh menarik perhatian pria lain. Ini bukannya hanya menarik tapi hendak memeluknya.Belum juga sampai pria itu meraih tangan Nia, sang pemilik mendadak bergeser mundur untuk menghindar. “Ah, maaf. Aku mau ke toilet dulu ya,” ucapnya lalu berlari menuju toilet yang berada d
Read more
54. Pak Dosen Menyebalkan
Nia melotot tidak percaya dengan ucapan Bara. Bagaimana mungkin hanya karena mengucapkan kata-kata minta maaf terakhir Bara sampai tidak adil memberikan tugas padanya dan Tina.Kedua tangan Nia di sisi tubuhnya mengepal erat, mungkin kalau di rumah dia sudah menghajar Dosen sekaligus suaminya itu. “Sabar, Nia. Sabar ...!” ucapnya dalam hati.“Kamu mau di situ saja atau ikut kuliah saya?” suara itu mengagetnkan Nia kembali. Belum juga kekesalannya hilang, Bara sudah menambahkan lagi.Nia yang mengerucutkan bibirnya karena kesal itu membuat Bara semakin gemas terhadap istri barunya itu. Kalau saja di rumah, pasti Nia tidak bisa akan selamat oleh Bara.“Saya ikut dengan Bapak. Eh, maksud saya ikut kuliah Bapak.” Cepat-cepat Nia meralatnya tapi terlambat, semua penghuni kelas sudah menyoraki.“Huh ...!”“Huh, mau dong ikut Pak Bara!”Awalnya mereka semua tertawa bersama tetapi setelah beberapa detik, pandangan Bara berubah menjadi mengerikan membuat semua menjadi diam seketika.“Sudah? Pu
Read more
Kenapa, Mau Di Cium Lagi?
"Memang, aku mau bikin perhitungan dengan pria itu," jawab Nia dengan napas memburu. "Aduh, sudah deh jangan," cegah Tina sambil menarik lengan Nia agar menguruskan niatnya.Namun Nia menepis tangan Tina dengan memunculkan amarah. "Enggak, aku mau buat dia tahu siapa aku. Memangnya aku lemah tidak melawan dia."Bukannya menghalangi lagi tapi dia malah menyuruh dengan terang-terangan. Tina tidak tahu saja kalau status keduanya sudah berganti menjadi suami istri, tentu saja Nia begitu berani melawan Bara."Oke, terserah kamu saja. Tapi apakah kamu tidak berpikir kalau tindakan kamu itu bakal membuat Pak Bara tidak akan melepas kamu dengan mudah."Nia langsung mendongak mendapati sang sahabat bicara seperti itu. Mendadak dia khawatir apa Tina tahu tentang pernikahannya."Tidak-tidak, Tina tidak tahu soal pernikahan rahasianya itu," elak Nia sembari mengelengkan kepala serta tatapannya tertuju pada Tina."Kenapa sih, koq kamu menatapku seperti itu?" tanya Tina merasa tidak nyaman dengan
Read more
56. Tempat Persembunyian Nia
Ketukan pintu dari luar ruangan Rektor, menghentikan aktivitas Bara yang sedang menempelkan bibirnya pada bibir Nia.Hal itu dijadikan kesempatan Nia untuk lepas dari Rektor sekaligus suaminya itu.Tanpa dimintapun, Nia langsung berlari bersembunyi. Dan tempatnya kali ini adalah di bawah meja Bara. Sedangkan Bara sudah memasang senyum menyeringai melihat tingkah Nia yang ketakutan."Sepertinya kamu salah kalau takut pada orang lain. Yang harus kamu takuti adalah aku, Nia!" ucap Bara dalam hati."Masuk," jawab Bara pada orang yang mengetuk pintu tadi.Detik berikutnya, pintu terbuka sedikit. Menampilkan sosok wanita yang tak lain adalah Staf Bendahara kampus, Rini."Siang, Pak!" sapanya lalu mendekati Bara yang masih belum bergerak di posisinya setelah mencium Nia."Iya, Bu Rini. Ada masalah?" tanya Bara to the point karena dia tidak mau diganggu, kebersamaannya dengan Nia.Bu Rini mengulurkan map seraya mengucapkan, "Ini laporan kas dan saya juga mau menunjukkan sama Bapak pengajuan u
Read more
57. Pilihan Untuk Nia
"Mas, aku mau keluar. Minggir dulu!" kata Nia sambil memukul pelan kaki Bara agar memberi jalan untuk Nia keluar.Mengabaikan ucapan Nia, Bara tidak peduli. Dan hal itu membuat Nia jengkel. Akhirnya Nia mengigit kaki Bara dengan sangat keras."Aduh, Nia ...!" pekik Bara sambil menarik kakinya dan mengelus-elus bekas gigitan."Makanya jangan bikin aku kesel, " gerutu Nia sambil keluar dari bawah meja.Nia berjalan menuju pintu, secepatnya dia harus keluar dari ruangan ini. Namun langkahnya lebih cepat dari Bara.Meskipun kakinya sakit dia bisa berjalan lebih cepat. Lalu Bara dengan gerakan kasar menutup kembali pintu tersebut dan menguncinya."Mas, apa-apaan sih!" Nia berseru ketika kunci tersebut dimasukkan Bara dalam saku celananya dan berjalan menuju kursinya.Sungguh Nia benar-benar sangat kesal, matanya melotot tajam melihat sikap Bara yang arogan seperti itu.Nia menghela napas lelah seraya duduk di sofa. Matanya terus menatap Bara yang tidak peduli padanya.Sampai beberapa menit
Read more
58. Gara-gara Pewarna Bibir
Ternyata Bara merealisasikan ucapannya, dua hari kemudian proses untuk mendaftarkan ke pengadilan agama sudah selesai. Hari ini Bara dan Nia harus ke pengadilan untuk menghadiri sidang pernikahannya.“Memang harus ya kita datang, Mas?” tanya Nia yang masih belum mengalihkan pandangannya dari cermin besar di kamar.“Hmm!” Bara hanya bergumam menjawab pertanyaan Nia.“Irit banget sih, jawabnya,” gerutu Nia. Wanita itu tidak suka kalau Bara hanya menjawab seperti itu.Bara hanya melirik sekilas ke arah sang istri. Setelah ia menyelesaikan aktifitasnya memakai baju batik, pria itu segera menuju tempat sang istri berada. Tangan Bara terulur menyisipkan di pinggang Nia.“Mas, ih ...!” Nia memukul pelan tangan Bara yang sudah bertenger di perutnya. “Lepas deh, gerah nih.” Itu hanya alasan Nia saja bilang gerah. Sejujurnya sejak dinikahi Bara dirinya masih merasa canggung dengan pria itu.Selama ini Nia hanya menganggap Bara sebagai Dosen, Rektor dan majikannya saja. Nah, ketika saat ini pria
Read more
59. Sah Secara Hukum
“Wah, selamat ya! Sekarang kalian sudah resmi secara hukum dan agama menjadi pasangan suami istri,” tukas Alif yang tak lain adalah asisten sekaligus sahabat Bara.Senyum merekah dari kedua sudut bibir Bara, pria itu sudah tidak sabar menunggu malam tiba. Janji Nia yang akan memberikan haknya setelah mereka menikah secara hukum adalah yang paling dinanti.“Thanks, Lif!” Bara berseru riang. Entah dia seakan seperti anak kecil yang menatikan hadiah ketika telah telah berhasil melakukan apa yang diinginkan oleh orang tuanya.“Aduh, Pak Rektor. Koq seneng banget sih, penasaran ada apa sih?” senyum mengoda yang Alif tunjukan pada Bara.Bukan tidak tahu apa yang Bara pikirkan, Alif adalah orang terdekat Bara sudah tentu apapun yang terjadi pada Bara, Alif akan tahu.Sedangkan Nia yang masih bertahan dengan wajah datar-datar saja mengaggap Bara seperti anak kecil saja. Wanita itu sudah paham apa yang membuat Bara tampak sesenang itu karena sebelum hari ini mereka telah mendebatkan masalah in
Read more
60. Restoran
“Mas, ngapain kita ke sini?”“Kenapa, kaget ya? Apa kamu pikir aku akan membawamu ke hotel sekalian eksekusi,” tebak Bara dengan senyuman menyeringai.“Ck, apaan sih,” decak Nia sebal sambil menerima uluran tangan Bara. Ketika Nia sudah keluar dari mobil, Bara mengajaknya masuk tapi sebelum masuk pria itu membisikan kata-kata. “Siapkan diri kamu untuk nanti malam.”Nia tersentak kaget mendengar ucapan Bara, namun dia tidak mau terlihat ketakutan lagi. Pasti Bara akan mengodanya terus. “Tenang, Nia. Anggap semua baik-baik saja dan coba ulur waktu agar dia bisa melupakan keinginannya untuk malam ini,” tekan Nia dalam hati.“Ngelamun? Ayo, Sayang!” Bara langsung menarik pinggang Nia posesif. Nia yang ingin menepis tangan pria itu terlanjur seseorang melihatnya dan menyapanya.“Waduh, pengganti barunya sudah datang nih!” celetuk seorang wanita dengan dress selutut berwarna merah yang tampak anggun, berjalan mendekati Bara dan Nia.“Selamat ya, pengantin baru semoga semuanya deh. Gue juga
Read more
PREV
1
...
45678
...
15
DMCA.com Protection Status