Semua Bab Tukar Pasangan (Jodoh)?: Bab 121 - Bab 130
203 Bab
Bab 121. Misi Ranjang Bergoyang
Kata orang menghadapi musuh itu harus penuh strategi. Aku pikir begitu juga yang harus kulakukan sekarang agar Teh Tari percaya. Malam ini sesuai dugaan, kakak tiriku itu diam-diam sedang menguping di balik dinding yang memisahkan kamar kami dan kamar tamu yang sedang Teh Tari huni. Berhubung tidak kedap suara aku yakin sedikit apa pun pergerakan kami bisa terdengar.Aku tidak tahu apa niat Teh Tari melakukan itu tapi mungkin dia tidak percaya kalau aku si buruk rupa bisa sayang-sayangan dengan Tsabit dan menyangka hubungan kami sandiwara. Walau pun aslinya itu benar, tentu saja aku gak mau mengaku. Jadi, sesuai rencana Tsabit yang dadakan alhasil kami sepakat makan samyang agar suara 'ah ih uh' terdengar alami dan Teh Tari berhasil terkelabui."Ih, kok punya saya lebih sedikit dibanding punya Mas? Kenapa?" bisikku ketika Tsabit membawa dua mangkok mie dengan toping sosis di atasnya, aku mengerutkan dahi ketika porsiku gak jumbo. Ini gak adil. "Bukannya tadi kamu sudah makan banyak
Baca selengkapnya
Bab 122. Kabar
"Han, Mamak minta tolong mengalahlah pada kakakmu. Kamu tahu kan bagaimana sikap Kakakmu kalau keinginannya tidak dipenuhi? Mamak tahu salah menempatkanmu dalam posisi sulit. Tapi, kalau kamu bercerai dengan Tsabit, kemungkinan kakakmu berpeluang besar menggantikanmu. Lagi pula kamu akan diuntungkan, pertama kamu akan bebas dan Tari pun akan mendapatkan keinginannya. Dia mencintai Tsabit Han, sementara kamu tidak. Kalau kamu gak mau mundur, Mamak khawatir akan terjadi hal buruk."Astaga, Mamak! Aku memejamkan mata yang terasa panas akibat terngiang ucapan terakhir Mamak tadi malam sebelum menutup telepon. Gara-gara ucapan itu aku jadi terserang insomnia dan perutku mendadak melilit. Jujur, dari mulai malam sampai pagi ini aku masih tidak menyangka, di saat aku sedang sibuk-sibuknya menata masa depan alias menjadi istri 500 juta dolar dan menantu selama enam bulan tiba-tiba desakan absurd kembali menimpa.Tak puas dengan menjadikanku tumbal, sekarang Mamak malah memintaku mengorban
Baca selengkapnya
Bab 123. Hancur
POV AUTHORTsabit sejujurnya tidak terlalu mengenal silsilah keluarga Hana. Hanya yang ia tahu gadis itu merupakan anak dari suami kedua dari Mamak dan terkadang dianak tirikan oleh ibunya sendiri. Setidaknya itulah yang ia dengar dari ibunya yaitu Zela. Namun, semakin ke sini entah mengapa Tsabit semakin perduli tentang Hana.Gadis yang semula dia anggap bar-bar sudah mulai memasuki hatinya.Meski terlihat cuek, Tsabit seringkali penasaran apa yang terjadi pada keluarga itu.Apa salah Hana? Dan kenapa dia dibedakan dari Tari? Sebenarnya alasan apa yang membuat mertuanya membedakan mereka?Tsabit sangat ingin tahu tapi tetap saja dia tidak menemukan jawaban yang diinginkan. Bagi Tsabit, menikahi Hana sama saja masuk ke labirin yang belum bisa ia pahami sepenuhnya. Namun, ternyata gak selamanya Mamak memperlakukan berbeda karena hari ini Tsabit melihat sisi lain dari Mamak. Tsabit yang semula menyangka Mamak tak percaya pada Hana jadi berpikir terbalik. Siapa sangka saat dia di kanto
Baca selengkapnya
Bab 124. Modus
Entah berapa kali aku sudah menghela napas pelan semenjak duduk di sini. Selepas berbicara panjang dengan Mamak di ruangannya, aku memutuskan untuk langsung solat dan menenangkan diri di taman yang letaknya bersampingan dengan mushola. Kata orang, jika kita banyak pikiran, lebih baik menjauh dulu dari pusat peradaban dan kini di sinilah aku berada.Menyepi dan kesepian. Aku hanya bisa merasakan sakit yang sejak tadi menggerogoti dikarenakan permintaan Mamak yang membuatku seolah memakan buah simalakama. Aku bimbang dan berat memutuskan mau menceraikan Tsabit atau tidak demi keluargaku sebab hati ini masih belum ikhlas. Sebenarnya sebagai anak Mamak harusnya aku gak terlalu terkejut tentang permintaan Mamak yang di luar nalar ibu normal. Toh lagi pula dari aku kecil, seorang Hana sudah bisa menerima status yang berbeda. Jadi, jika harus mengalah sekali lagi semestinya itu mudah tapi anehnya untuk masalah Tsabit, hatiku berbalik gamang. Dulu aku sempat berpikir Teh Tari akan menjadi ka
Baca selengkapnya
Bab 125. Nge-Reog
POV Author. Sebenarnya Tsabit itu paling gak suka menggendong wanita yang bukan mahramnya. Meski dia tidak terlalu religius kayak Aksa tetap saja hatinya menolak hal itu. Apalagi kejadian Tari pingsan adalah di waktu dia sedang melakukan pedekate dengan wanita bar-bar yang kini sedang bersedih, siapa lagi kalau bukan istrinya--Hana. Namun, dikarenakan Tsabit tidak mau istrinya khawatir alhasil dia pasrah. Dia yang gak mau sok baik terpaksa membantu membawa Tari ke UGD padahal badannya sudah sangat penat dan lelah. Dia butuh istirahat dan bercengkrama dengan Hana yang sekarang lagi menunggu di luar UGD. "Bang, tolong periksa dia ya, dia kakak ipar gue," kata Tsabit pada Doni yang kebetulan saat itu adalah dokter jaga yang dikenalnya.Sebagai pengusaha obat, Tsabit sudah tidak ragu-ragu panggil Bang sama dokter-dokter karena dia sering kali keluar masuk rumah sakit untuk bekerja sama, apalagi selain orang yang terkenal di kalangan farmasi Tsabit juga merupakan salah satu anggota kelu
Baca selengkapnya
Bab 126. Perhatian Kecil, Aw!
Tarik napas! Keluarkan! Tarik napas! Keluarkan!Aku terus mengamalkan latihan olah napas selama duduk di samping Tsabit yang kini sedang fokus menyetir dan melajukan mobil dengan kecepatan sedang. Malam ini pria itu sekali lagi telah mematikan potensi nge-reogku yang sudah terendap lama. Arrrh! Kenapa sih, dia? Ada masalah apa sebenarnya dengan otak si bos? Kenapa dia selalu menggangguku? Padahal sedikit lagi aku bisa memberi pelajaran pada Teh Tari. "Shit! Kampret!"Aku memberengut kesal sepanjang perjalanan menuju rumah Mamak. Tadi kata Tsabit, aku tidak usah dulu menunggu Mamak di rumah sakit karena takut bertemu dengan Teh Tari dan bertengkar lagi."Hey language Hana, kenapa kamu ngumpat lagi, sih? Apa kamu marah karena saya tarik keluar dari UGD?" tegur Tsabit telak ketika mobil yang kami tumpangi mulai berbelok ke jalan yang menuju ke dusun kenyot. Sepertinya lelaki ini paham betul kalau istri bar-barnya ini memang sedang sebal akibat kejadian tadi. Aku mendesis kecil. "Ya iy
Baca selengkapnya
Bab 127. Rival Dalam Selimut
POV AuthorTsabit tahu kalau Hana itu memang bukan gadis yang lembut, sering berkelahi, kasar, suka mengumpat dan mantan tukang malak. Namun, entah mengapa kian hari Tsabit mulai tertarik dengan apa yang dilakukan Hana. Hatinya yang semula abai kini mulai menerima Hana apa adanya, dia tak masalah Hana membuat keributan selama itu adalah Hana. Ya, Hana-nya.Honestly, Tsabit juga merasa aneh dengan perasaannya sendiri. Selama ini, Tsabit merasa dia hanya bisa menyukai Jingga karena hanya kakak iparnya itu yang mampu mendebarkan dada Tsabit.Tetapi, seakan mematahkan asumsi semakin hari terjadi keanehan di dalam hidup Tsabit. Semenjak bertemu Hana, dadanya ternyata lebih sering berdebar dibanding ketika dia bersama Jingga. Hana telah membuat Tsabit gelisah, galau dan merana dalam satu waktu seperti malam ini. Lebih tepatnya beberapa saat yang lalu, Tsabit tak menduga bahwa dia akan begitu bergairah hanya karena melihat punggung polos Hana. Sungguh, dia sangat merutuk imannya yang lemah
Baca selengkapnya
Bab 128. Cemburu
POV Author "Lo tenang aja Bit, gue gak akan ganggu dia selama kalian nikah kontrak. Hanya gue minta, tolong tepati janji Lo buat lepasin Hana pas perjanjian kalian selesai." Perkataan Candra di UGD kembali terngiang di telinga Tsabit bagaikan kaset kusut yang terus terputar. Konsentrasinya jadi terpecah gara-gara terus teringat percakapan dia dan sahabatnya tersebut padahal saat ini dia sedang berada di perjalanan pulang menuju rumah Hana. Malam tadi, sehabis membayar administrasi rumah sakit, Tsabit memilih tidak pulang, lelaki itu terpaksa beristirahat di hotel Asri yang ada di jantung kota Sumedang karena tubuhnya sangat lelah dan kepalanya pusing. Walau hatinya ingin segera bertemu Hana karena cemas meninggalkan istri yang sakit, tetap saja tubuhnya gak sanggup berkompromi terlebih kondisinya saat itu sudah hampir tengah malam. Kata Hana, jalan ke sana banyak begal lebih baik Tsabit menunggu saja. Di tengah kegelisahannya menyetir sebuah pesan dari Candra tetiba masuk lagi.
Baca selengkapnya
Bab 129. Mimpi Masa Lalu
Di sini sempit, kotor dan banyak sarang laba-labanya. Aku menangis seraya memeluk lutut yang gemetar. Suara Mamak di luar sana yang tertawa dengan teman-temannya sangat membuatku penasaran tapi aku gak boleh terlihat tamu-tamu Mamak. Kata Mamak, cukup Teh Tari saja yang harus dikenal sebagai anak Mamak karena aku ini memalukan. Wajahku jelek dan penuh luka lebam tak pantas diperkenalkan menjadi anak Mamak akan tetapi jika terlalu lama aku juga sesak. Kapan Mamak akan membuka kamar gudang ini? Aku kedinginan dan ketakutan tapi jika aku berteriak Mamak pasti akan memukulku. Mamak bilang, aku anak nakal dan gak pantas jadi saudaranya Teh Tari. Perlahan, kudengar suara-suara itu mulai menghilang itu tandanya teman-teman Mamak udah pergi. Namun, Mamak tak kunjung membuka pintu gudang. Aku menunggu sambil memeluk lutut yang terasa gemetar, sejam, dua jam, tiga jam sampai beberapa jam aku terus menunggu sambil menahan tangis. Hingga di luar kamar gudang semakin gelap dan kudengar suara huj
Baca selengkapnya
Bab 130. Pengakuan Hati (POV Tsabit)
POV TsabitSaat pemakaman Mamak, banyak sekali pelayat yang datang termasuk keluargaku. Mereka bergantian menyampaikan bela sungkawa juga doa pada keluarga Hana yang tengah berduka. Anehnya, di antara semua yang hadir Tari yang merupakan anak emas sang Ibu sama sekali tak terlihat. Katanya, setelah kejadian pertengkaran Hana dan Tari di UGD, kata Bang Zian dia sempat melihat Tari mengunjungi ibunya tapi setelah itu gak tahu ke mana. Aku tahu, kematian bukan hal baru bagi orang-orang yang berkecimpung di dunia medis. Namun, kami juga tahu pasti, bahwa kehilangan adalah episode paling menyakitkan dalam hidup siapa pun dan hal yang mengerikan untuk dihadapi. Apalagi kini yang mengalaminya adalah istriku sendiri. Masih terekam jelas, bagaimana gemetarnya badan Hana selama prosesi pemakaman Mamak digelar. Gadis itu seolah kehilangan separuh dunianya, dia tampak hancur dan menyedihkan, meski Mamak bukanlah ibu yang baik untuk Hana tapi kulihat Hana sangat menyayanginya. Dia pernah bilang
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1112131415
...
21
DMCA.com Protection Status