All Chapters of Tukar Pasangan (Jodoh)?: Chapter 111 - Chapter 120
203 Chapters
Bab 111. Bayangan Wanita Lain
Setelah adegan jatoh di atas badan Tsabit yang begitu memalukan di salon disertai godaan para penghuninya, akhirnya aku sampai juga ke sebuah hotel yang kata Tsabit merupakan tempat diadakannya acara kondangan.Meski aku masih gak nyaman pakai dress sekaligus malu gara-gara kejadian tadi, dengan berat hati aku harus menjalankan tugasku sebagai istri bayaran. Sayangnya, ketika mulai memasuki ballroom tempat resepsi, tiba-tiba rasa minderku muncul karena melihat para tamu yang hilir mudik dengan memakai gaun yang begitu indah sehingga terlihat sangat anggun.Entah mengapa aku jadi sangat malu sekarang. Jujur, rasanya aku tak pantas ada di sini, walau gaunnya indah tetap saja yang memakainya sama sekali gak anggun. Sebagai cewek yang berbeda kasta dari para tamu undangan yang hadir, kuakui aku merasa tak nyaman dan tak terbiasa.Yaelah! Gimana ceritanya aku akan membuat suamiku bangga kalau begini? Yang ada seorang Hana malah jadi benalu. Apa kuurungkan saja niatku?"Ehem! Mas, saya bali
Read more
Bab 112. Di Antara Masa Lalu dan Masa Depan
POV TsabitSeandainya takdir bisa dihindari mungkin saat inilah yang paling ingin kuhindari yaitu bertemu dengan Jingga. Bukan masalah karena dia adalah cinta pertama tapi ini tentang sebuah janji yang saya harus tepati. Bisa saja kukatakan kalau aku sudah mencoba melupakan tapi munafik rasanya jika aku mengingkari bahwa hatiku telah berhasil menghilangkan getarannya saat bertemu Jingga kembali. Karena nyatanya getaran itu masih ada tapi kali ini tak sekuat biasa, aku tak tahu alasannya. Sangat disayangkan, pernikahan sahabat yang seharusnya membuat aku bahagia sebaliknya malah menjadikan diri ini bimbang. Bahkan rasanya tembok yang telah dibangun tinggi mendadak mengalami gempa lokal karena adanya guncangan di dalam dada akibat pertemuan dengan Jingga. "Hallo Tsabit, bagaimana kabarmu? Kamu agak kurusan ya sekarang? Kamu capek, ya?" Itulah deretan kalimat yang pertama kali meluncur dari mulut Jingga ketika setelah sekian lamanya kami kembali bertatap muka, aku tahu sapaan Jingga
Read more
Bab 113. Marah
"Apa yang kamu harapkan Hana? Apa? Tatapan sayang dari Tsabit? Atau dia memahami perasaanmu yang cemburu? Sudah jelas posisi kamu itu bini bayaran sekaligus conditional yang diakui ketika sedang mendesak setelahnya terima saja kalau suamimu mencintai perempuan lain. Dasar bego! Masih aja berharap lebih?"Aku terus merutuki diri sendiri sambil berlari menjauhi ballroom utama. Entah mengapa aku merasa menjadi orang bodoh setelah melihat begitu dekatnya Jingga dengan suamiku, bahkan mereka saling bertatapan cukup dalam.Oh, shit! Aku benar-benar membenci keadaanku yang gak bisa apa-apa. Seharusnya sejak awal aku memang gak pernah menyetujui pernikahan bodoh ini sehingga aku gak perlu berlelah-lelah berdandan.Mulai sekarang, aku akan mencoba bersikap tidak perduli. Aku tidak perduli jika dia patah hati hanya karena mencintai istri kakaknya sendiri. Aku tidak perduli jika dia menderita hanya karena memendam rasa dan aku juga tidak perduli pada Tsabit yang sekarang menghilang entah ke ma
Read more
Bab 114. Bakso
POV TsabitHana masih kesal. Sepanjang jalan menuju proses penjemputan Jingga wanita itu terus menekuk wajahnya. Setelah kami gagal berjalan-jalan kini dia sama sekali tak mengajakku bicara. Ini semua karena janjiku untuk mengajaknya melihat bukit bintang harus gagal gara-gara aku mendapat telepon dari Jingga yang terdengar habis menangis. Jingga bilang Mas Aksa dan dia bertengkar karena mereka berbeda pendapat tentang rencana kepergian Mas Aksa ke luar negeri, Jingga yang gak mau meninggalkan Indonesia marah karena abangku tetap ingin pergi dan mengajaknya. Alhasil, Jingga bilang dia ingin pergi ke rumah Ibu, dia ingin mendiskusikan semua tentang ketidaksetujuannya terhadap keputusan Mas Aksa karena itulah aku berinisiatif mengantarkan Jingga. Selain karena khawatir Jingga yang hamil harus naik mobil sendirian, aku juga merasa takut Jingga membutuhkan bantuan. Payahnya, niat baikku ini bisa jadi disalah-artikan oleh Hana.Untuk kali ini aku tahu kalau aku salah. Tak seharusnya aku
Read more
Bab 115. Rival Sebenarnya
Hana Point Of View.Aku terbangun kala perutku mulai terasa melilit walau gak separah sebelumnya. Mungkin ini karena efek semalam aku makan bakso yang dikasih sambel tiga sendok sehingga sakit magh-ku kambuh. Beruntung, Tsabit dengan cekatan menggendongku. Tak kusangka, lengan berototnya itu bisa berguna juga, padahal kalau dikilo aku ini cukup berat tapi dia mampu membawaku ke lantai atas tanpa bantuan siapa pun.Mantap jiwa! Pelan tapi pasti, aku menggeliat, merentangkan tangan dan melakukan peregangan ala-ala kucing yang baru melahirkan. Akan tetapi, di saat aku mau membangunkan diri untuk duduk tiba-tiba gerakanku terhambat. Pandanganku turun untuk mencari tahu dan seketika itu juga mataku melebar ketika melihat Tsabit sedang tertidur di sisi ranjang. Tangannya yang panjang melingkar tepat di atas perutku."Ya Salam ... rupanya ini alasan kenapa perutku menjadi berat?" lirihku seraya melihat Tsabit yang sedang tertidur begitu lelap layaknya anak bayi.Dengan lembutnya aku mengelu
Read more
Bab 116. Ajakan 'Wik-Wik'
POV Tsabit Kalau ada penghargaan istri yang paling langka mungkin akan kunobatkan Hana sebagai pemenangnya. Bayangkan saja, mana ada istri yang kentut di saat suaminya lagi mode on, hanya Hana yang bisa melakukannya. Hana itu langka tapi sayangnya itulah yang membuat orang suka. Walau pun harus kuakui kentutnya tadi gak jelas karena efek apa. Entah karena efek sakitnya atau karena dia memang masih kesal sehingga balas dendam.Ah ... entah! Yang jelas dia begitu berbeda. Dulu, aku berpikir dia bisa sedikitnya berubah lebih feminim ketika sudah menikah tapi ternyata ke-bar-barannya malah semakin menjadi. Bayangkan saja, meski semalam demam Hana masih sempat menggigitku saat dia bermimpi. Benar kata Ocim, istriku ini terlalu ganas bagi aku yang danas. Tadinya aku ingin memberi tahu pada Hana tentang itu tapi melihat wajah manisnya, aku luluh.Sial! Kenapa aku jadi lemah begini?"Kenapa mukamu ditekuk begitu, Bit?" tanya Ibu ketika melihatku keluar kamar sambil geleng-geleng kepala.
Read more
Bab 117. Jamu Kuat
Aku tahu kalau pernikahan itu pastinya akan ada masanya harus berhubungan 'intim'. Sekali pun aku bersikeras gak mau pasti akan sulit menghindar soalnya pernikahan ini bukan wartawan yang selesai dengan hanya melakukan aksi GTM (Gerakan Tutup Mulut).Tidak seperti itu ferguso!Aku menyipitkan mata melihat ke arah Tsabit karena terkejut atas pernyataannya yang bilang tadi Bu Zela bertanya tentang kami yang kenapa sampai sekarang belum 'wik-wik'?Nonsense! Gimana kami mau melakukan ibadah syurga kalau suamiku saja hatinya masih milik wanita lain?"Terus Mas bilang apa? Mas gak bilang kan kalau kita ada perjanjian?" tanyaku sangsi. Mas Syakir yang sedang menekuri ponselnya mengangkat wajah tanpa merasa bersalah. "Ya iyalah, saya gak bilang gitu. Saya juga punya pikiran untuk itu kamu tenang aja. Tetapi, sekarang masalahnya adalah kamar kita gak kedap suara." "Maksudnya Mas?""Asal kamu tahu, Ibu dan Ayah sengaja tidur di sebelah di kamar tamu karena ingin memastikan kita berhasil 'wik-
Read more
Bab 118. HALU
Aku menggigit bibirku dan meremas ujung kemeja dengan gugup di bawah tatapan Tsabit yang sedang menatap tajam sepanjang jam makan pagi berlangsung. Manusia batu itu pasti sedang gondok dan ingin menenggelamkanku ke dasar sumur sekarang juga. Jika kami tidak sedang melingkar duduk di meja makan, mungkin saat ini tuh laki udah mau mau merebusku jadi sop."Haciwww!" Sekali lagi Tsabit mengambil tissu yang entah untuk ke berapa kali dari atas meja. Lelaki itu terkena flu dan biang keroknya adalah aku.Semalam tadi, usai mendapati Tsabit mau menerjangku karena jamu, aku berinisiatif menyiramnya dengan air demi mengembalikan kesadaran Tsabit yang menggila akibat mabok jamunya Bu Zela. Bukan. Tentu bukan karena aku mencuri kesempatan untuk balas dendam, tapi karena aku tidak ada pilihan daripada hilang keperawanan. Aku tidak mau merelakan harta berharga yang satu-satunya kujaga."Mas gak apa-apa?" tanyaku basa-basi biar dikira perhatian oleh keluarga mertua, padahal itu tentu saja modus.La
Read more
Bab 119. Tamu Yang Gak Diundang
Kupandangi wajahku di cermin dengan pasrah, karena pagi ini aku dikejutkan oleh penampakan lingkaran hitam yang ada di kedua mataku. Bulat, belo dan mirip panda. Inilah kejutan teraneh untukku yang baru berubah status dari mantan preman jadi istri pemilik perusahaan.Apakah aku bangga? Tentu tidak Marisol!Sampai sekarang saja aku masih tak menyangka, kalau dalam waktu secepat kilat, aku telah menjadi Cinderella yang menyamar jadi putri jadi-jadian akibat kakak tiriya tiba-tiba kabur sebelum pernikahan.Ya Salam! Kisahnya sudah kayak film azab. Belibet. Hingga aku sendiri mendadak ingin pindah negara jika mengingat itu. Memang, dunia persaudaraan ini suka membuat bingung, layaknya isi dompet di tanggal tua. Bingung, kok, enggak ada isinya?Jujur saja. Akibat halusinasi yang terjadi semalam, aku seketika diserang insomnia. Setiap mau tidur, benakku selalu saja teringat pada adegan di mana aku menciumi botol saus gara-gara pikiranku terlalu fokus melihat bibir Tsabit.Jujur, aku malu ba
Read more
Bab 120. Sandiwara
Yang namanya kakak tiri emang gak bisa ditebak apa modusnya. Namun, setelah dia terang-terangan mengibarkan bendera peperangan sekarang aku tahu alasan Teh Tari yang mulai ingin merebut Tsabit dari sisiku yaitu dia terlalu tersepona dengan kekayaan Tsabit.Aku tahu Teh Tari itu sangat mencintai uang. Dia mungkin agak membenciku, tapi dia lebih benci lagi kalau gak dapat uang. Sejak tahu kalau Tsabit anak orang kaya entah mengapa sikapnya langsung berubah. Dia yang semula kabur-kaburan sekarang kembali hanya untuk merebut posisinya yang katanya sudah kuambil. Astaga naga Bonar! Teh Tari emang aneh. Dia yang kabur aku yang disalahin.Namun, sekali pun aku kesal tetap saja aku gak bisa apa-apa. Termasuk saat dia sekonyong-konyong datang ke rumah keluarga Prawira. Sebagai preman yang garang tapi peka perasaannya, aku cukup bisa memahami modus Teh Tari datang ke sini.Teh Tari sengaja berpura-pura numpang di rumah mertuaku demi menjadi sekretaris Tsabit hingga dia bisa dengan mudah mende
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
21
DMCA.com Protection Status