All Chapters of PENGGARIS SEGITIGA: Chapter 61 - Chapter 70
90 Chapters
Bab 60 KEPASTIAN
"Mon? Lo uda siap?" tanya Arya yang sedang menyiapkan kameranya sejak tadi."Udah dari tadi. Nungguin lo bersihin alat. Lo ga pernah bersihin kamera setiap kali kita pulang, dan lo selalu bersihin mepet-mepet pas kita mau pergi," keluh Raymond yang sudah menunggu dari tadi."Hahaha, abis kalau pulang dari hutan, bawaanya pingin istirahat. Cape, Nyet. Elo sendiri begitu sampe Jakarta juga ga pernah bantuin gue.""Jangan salahin gue. Gue mau aja bantuin lo, tapi dari dulu, lo paling anti kalau ada orang yang pegang peralatan lo, jadi jangan salahin gue," jawab Raymond sambil menyalakan rokok yang dari tadi sudah digigitnya."Eh, temen lama lo balik lagi?" tanya Arya sambil menunjuk rokok di ujung bibir Raymond."Daripada gue gila, lagian ini kan temen lo juga," jawab Raymond."Gue uda berenti sih, uda dua bulan, off sama sekali. Tapi, pagi ini gue temenin deh, bagi," jawab Arya sambil meminta sebatang rokok dari Raymond."Enak aja, ga boleh. Lo masih punya masa depan, ga kaya gue," jawab
Read more
Bab 61 BERITA MALAM
Selena tidak dapat melupakan apa yang dikatakan Pak Wahyu tadi siang. Kakinya telah melangkah pergi, tetapi pikirannya tidak beranjak dari kedai kopi tempat mereka berbincang. Sejak siang hari hingga sore ini Selena sudah berusaha memusatkan seluruh konsentrasi pikirannya hanya untuk pekerjaan, tetapi otakknya selalu bergumam memikirkan sebuah kata, "kepastian". Ucapan Pak Wahyu memang ada benarnya. Selena memang tidak dapat menggantungkan begitu saja hubungannya dengan Raymond. Dipandanginya cincin yang masih tersemat di jari manisnya. Sudah hampir 6 bulan cicin itu melingkar di jarinya dan hampir tidak pernah dilepaskannya. Sekarang? Dengan situasi seperti ini? Siapkah Selena untuk melepaskannya? Selena mengingat kembali semua yang terjadi di hotel itu. Kekecewaan yang kembali datang seiring dengan kembalinya memori kejadian di malam itu. Sudah seminggu Selena berhasil kabur dari kenyataan, kenyataan kalau dia harus memberikan sebuah kepastian. Tetapi mau tidak mau, perkataan Pak
Read more
BAB 62 HILANG
"Selena, boleh Mama masuk?" Mama mengetuk pintu kamar Selena, sambil membawakan makan siang untuknya.Sudah beberapa kali Mama mengetuk pintu kamar Selena, tetapi tetap tidak ada jawaban. Sudah berhari-hari Selena seperti ini dan membuat Mama merasa khawatir hingga pada akhirnya Mama memberanikan diri untuk membuka pintu kamar Selena and segera masuk.Hari-hari ini begitu gelap untuk seorang Selena Audrey. Setelah permberitaan tentang kecelakaan Raymond, Selena hanya dapat terbaring di ranjang apartemennya, meratapi kejadian-kejadian yang terjadi begitu cepat dalam hidupnya. Tatapannya kosong mencerminkan suasana hatinya yang penuh bercampur rasa penyesalan. Walaupun beberapa box tissue sudah di habiskannya, tetapi air matanya tetap tidak dapat mengering."Selena, makan dulu, Mama sudah buatkan sup hangat," kata Mama sambil duduk di kursi sebelah tempat tidur Selena.Selena menggelengkan kepalanya, sudah hampir 2 hari, ia tidak menelan apapun. Wajahnya semakin pucat dan kondisi itu mem
Read more
Bab 63 KENYATAAN MENYEDIHKAN
Hampir semua kru Wildlife Adveture sudah berkumpul sejak pagi untuk mempersiapkan acara memorial siang ini. Semuanya berpakaian serba hitam, sebagai tanda duka karena kehilangan salah satu presenter kebanggan mereka. Beberapa orang perwakilan dari acara lain, juga para sahabat sudah datang untuk memberika penghormatan terakhir kepada Raymond. Pak Wahyu tampak berdiri di depan pintu, sedang memperhatikan poster bergambar foto Raymond berwarna hitam putih yang sedang dipasang di luar ruangan. "Mon, Mon, lo ceroboh banget. Ga biasanya lo begitu. Lo tu orang yang paling teliti dan selalu ngingetin semua orang buat hati-hati. Kenapa lo yang pergi konyol gini, Mon?" kata Pak Wahyu sambil mengusap air matanya dengan sapu tangan. "Pak, jangan sedih lagi, nanti kami ikut sedih juga," jawab beberapa kru yang juga mendengarkan rintihan Pak Wahyu. Sonia sudah duduk di tangah ruangan sejak pagi. Sesekali ia pergi ke toilet untuk memperbaiki make upnya yang luntur karena tidak berhenti menangis.
Read more
Bab 64 PULIH
"Yu, sorry, lama nunggu ya?" kata Mara yang baru saja datang ke kantin menemui Rahayu. "Ayu juga baru dateng kok, Mbak. Mbak Mara pesan makan dulu! Nanti kita makan sama-sama." "Aku bawa bekel sih, kamu sudah pesan?" "Sudah, Mbak. Lagi nungguin makanannya dateng." "Oh, baiklah. Gimana, Yu, Selena masih sedih? Ini sudah 6 bulan sejak kecelakaan Raymond, seharusnya semuanya sudah kembali normal." "Sekarang sudah lebih tenang, sudah ga nangis-nangis sendiri atau tiba-tiba marah-marah. Tapi workoholicnya sih masih sama aja. Masuk pagi, pulang malem, setiap hari." "Haduh, kasiaan juga ya kalau dipikir-pikir. Tapi untungnya Selena cukup kuat, kalau aku, kayanya stress berat, hampir gila." "Habis mau gimana lagi, Mbak. Hidup memang harus jalan terus!" jawab Rahayu. Tak lama kemudian, makanan pesanan Rahayu datang, dan mereka mulai menyantap makan siangnya. "Jadi, sekarang kamu lagi sibuk apa?" tanya Mbak Mara yang membuka kotak bekalnya. "Biasa sih Mbak, urusan berita gitu-gitu aja.
Read more
Bab 65 KENANG-KENANGAN
"Selena, sorry, lama nunggu ya?" panggil Mas Arya dengan nafas yang tersengal-sengal akibat terburu-buru berlari mengambil barang di kantornya. "Ga apa-apa, Mas Arya. Take your time. Jadi buru-buru begitu, saya yang ga enak." "Habis takutnya kamu sibuk, terus kabur. Sesungguhnya saya sudah berniat menemui kamu dari berbulan-bulan yang lalu, tapi kita hampir ga pernah ketemu. Kalau ga aku yang ngurusin shooting ke daerah, kamu yang pergi ngeliput ke luar kota, atau kalau kita sama-sama di kantor, aku sibuk dan akhirnya lupa, hahaha. Jadi, mumpung sekarang ingat, juga ada kesempatannya, jadi harus cepat," jawab Arya. "Aduh, maaf, padahal, kalau saya ga ada, Mas Arya kan bisa titip ke Rahayu. Kalau sama Rahayu sering ketemu kan?" canda Selena. "Eh, kamu sudah bisa bercanda? Hahahaha, syukurlah. Tadinya niat saya juga gitu, tapi sepertinya barang ini saya ga bisa titip Rahayu," kata Arya sambil mengeluarkan sebuah kotak kecil yang terbungkus kantong plastik dari tangannya. "Ini apa?"
Read more
Bab 66 HIDUP
Selena tidak pernah menyangka kalau ia akan kembali ke tempat ini sekali lagi. Setelah ia berhasil mencecar Arya dengan beragam pertanyaan, hingga akhirnya Arya menyerah dan menceritakan semuanya. Selena tidak pernah manyangka, kemampuannya sebagai jurnalis akan membawanya menginjakkan kaki di tempat ini lagi untuk yang kedua kalinya. Jamarinya saling berangkulan di antara kedua tangannya untuk menyembunyikan segala rasa yang muncul dari dalam hatinya. Amarah, khawatir, kecewa, curiga, lega, semuanya berlabur menjadi satu di dalam hatinya. Otaknya sibuk merangkai jutaan kata-kata yang ingin diucapkannya, walaupun sesungguhnya Selena masih tidak bisa memutuskan apa yang ingin diucapkannya. Bagaimana mungkin seorang Selena Audrey, seorang jurnalis ternama, kecolongan berita sampai saat ini? Selena memang bukan yang paling cantik di tempatnya bekerja, tetapi dia salah satu orang yang paling pintar di stasiun TV itu. Bagaimana mungkin kepintarannya tidak dapat mencium kebusukan konspir
Read more
Bab 67 ALASAN ATAS SEGALA SESUATU
Malam ini menjadi malam yang paling panjang dan membahagiakan seumur hidup Selena. Perasaan hangat yang aneh menjalar dari seluruh tubuhnya dan meledak-ledak dalam hatinya, membuat letupan rasa senang dan bahagia yang tidak pernah dirasakannya sebelumnya. Malam ini, malam yang paling bersejarah untuk Selena Audrey, karena malam ini, ia telah memberikan hal yang tidak pernah diberikannya kepada lelaki lain di dunia ini. Malam ini, Selena telah memberikan semuanya untuk kekasihnya, cinta dan juga seluruh tubuhnya. "Ini bukan berarti aku memaafkan kebohongan gila ini," kata Selena sambil perlahan-lahan mengatur nafasnya kembali. "Aku tahu," jawab Raymond dengan nafas terengah-engah sambil terbaring puas di samping kekasihnya. "Explain to me, why? Why you did this? Apa kamu segitu bencinya sama aku, sehingga kamu bikin rencana supaya ga ketemu aku lagi?" tanya Selena. Raymond hanya terdiam mendengar pertanyaan Selena. Ia tidak tahu bagaimana harus menjelaskan permasalahannya kepada ke
Read more
Bab 68 BALIK KE KOTA
"Nah gitu dong, seneng kalau liat kalian akur begitu," jawab Arya yang menunggu di tenda yang didirikannya di bawah gubuk tempat tinggal Raymond. "Thank you, Bro. Udah nganterin Selena kemari dengan selamat, tanpa kekurangan apapun," jawab Raymond dengan senyuman di pipinya sambil menatap Selena. "Makanya dari awal gue bilang juga apa, Selena masih cinta sama lo. Lo aja yang mikirnya lebay kemana-mana." "Iya, iya, gue ngaku salah," jawab Raymond pasrah. "Tapi gue ga nyangka bakal ketahuan secepet ini, tanpa gue yang harus bilang duluan. Dan Selena, lansung interogasi gue hanya karena tahu gue kirim barang-barang lo dari mess ke sini," jawab Arya. "Iya, abis aneh banget. Ngapain Mas Arya kirim paket barang-barang kamu ke daerah terpencil. Ke tempat dulu aku pernah hilang sama kamu. Mau ga mau jadi curiga," kata Selena. "Gue kapok, diinterogasi jurnalis ternama, serem banget!" "Ah, hiperbol. Mas Arya, lain kali, kalau dia minta permintaan yang aneh-aneh lagi, jangan pernah dituru
Read more
Bab 69 DIMITRI
Selena sudah bersiap-siap sejak pagi, diseruputnya susu coklat panasnya sambil menunggu Raymond datang menjemput untuk pergi ke kantor pagi ini. Kemarin malam, mereka baru sampai di Jakarta, perjalanan dengan bus selama 2 hari cukup membuat seluruh badan Selena sakit dan pegal-pegal. "Kamu yakin ga mau nginep di sini? Apartemen aku ada dua kamar, lagipula kamu juga sudah ga mungkin balik ke mess," tanya Selena ketika Raymond mengantarkannya pulang. Raymond menggelengkan kepalanya. "Saya ga mau tidur di kamar sebelah, karena saya ingin tidur di sebelah kamu, tapi, setelah malam itu, saya ga yakin, kalau saya akan sanggup menahannya lagi. Dan saya sudah berjanji di dalam hati untuk tidak melakukan itu lagi, sampai cincin yang ada nama kamu melingkar di sini," jawab Raymond sambil menunjukkan jari manisnya. "Hei, kamu ga mikir kalau itu sebuah kesalahan kan?" tanya Selena memastikan sekali lagi. "Ga, Sayang. Percayalah aku sangat menginginkan kamu, dan akan selalu menginginkan kamu. T
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status