All Chapters of Karma : Kupermalukan di Akad Nikahnya : Chapter 111 - Chapter 120
131 Chapters
berjuang
Ini adalah hari ketiga, berjuang untuk melepaskan diri dan anakku dari Didit dan pendukungnya. Dengan diantar mobil Van, aku berusaha menyusuri tempat yang mungkin dijadikan Didit sebagai tempat menyandera anakkku.Sebenarnya para pengawal memintaku untuk tidak perlu ikut karena aku bisa saja ditangkap kembali dan dijadikan alat untuk melemahkan semua orang, tapi aku tidak mau menyerah begitu saja, Aku ingin turun tangan sendiri untuk menyaksikan Bagaimana keadaan anakku dan melepaskan dari dari belenggu.Kau titipkan Siskaa di rumah nenek mereka dan meninggalkan dua orang pengawal untuk mengawasi tempat itu, rasanya tak aman membawanya serta denganku.Mobil meluncur dengan kecepatan sedang menyusuri jalanan kota yang berkelipan oleh lampu lampu gedung."Antar saya ke penjara tempat Mas Yadi ditahan." Aku memerintahkan mereka untuk membelokkan mobil."Tapi nyonya ... saya rasa bukan saat yang tepat untuk mendatangi Pak Yadi.""Bagaimana jika kita menunda dan ternyata dia sudah meningg
Read more
rumah Heri
Tok....Tok Pintu kuketuk keras dan ketika beberapa detik berikutnya gerbang terbuka, kulihat wajah seorang wanita menggunakan daster panjang dan jilbab, ia sedikit kaget melihatku yang masih menggunakan baju rumah sakit dan berjalan dipapah pengawal berpakaian hitam dan menutup wajahnya dengan masker dan kacamata, wanita itu terlihat heran."Cari siapa?""Kolonel william.""Tapi ini sudah malam, kolonel William sedang tidur.""Katakan bahwa Sakinah ingin menemuinya," perintahku "Apakah beliau sudah mengenal Nyonya?""Sudah, dia tahu persis siapa saya. Katakan bahwa ini menyangkut tentang Heri jika kolonel William tidak segera menemuiku maka dia akan menyesalinya.""Baik Nyonya, akan saya panggilkan pak William."Wanita itu bergegas masuk ke dalam dan memanggil pria yang aku maksud. Hingga Tak lama kemudian pria itu datang dan melihatku dari kejauhan dia sudah memasang wajah tidak senang."Ada apa mencariku?""Mohon izin langsung saja, saya tahu Suami saya dan anak Anda telah ber
Read more
bekerja sama
"Aku sudah menyuruh Heri kembali, sekarang silakan kamu pergi dari sini," usirnya setelah mematikan ponselnya."Maaf Pak Kolonel, saya rasa belum usai," ujarku yang makin membuat pria tua itu kesal."Apa lagi?""Suruh dia memberi tahu di mana lokasi yang biasa mereka datangi untuk bertemu dan menghabiskan waktu, maksudku, antara Didit dan Heri," pintaku."Aku tidak mau melakukannya, kau sudah keterlaluan sejauh ini melecehkanku, jadi kau tak akan kuturuti lagi," ungkapnya menolak."Baiklah, mohon izin jika begitu, terserah Bapak saja, karena setelah ini saya akan berangkat dan memberi tahu kepada Kapolda bahwa seseorang yang bukan anggota polri sudah menyusup dan menyiksa tahanan tanpa sepengetahuan pihal berwenang, apa yang akan terjadi selanjutkan akan menegangkan hubungan dua belah pihak, terlebih jika masalah ini terekspos ke luar baik dari pihak TNI maupun polisi akan saling menyalahkan dan menuduh bahwa atasan mereka tidak becus mengurus anggotanya, saya rasa orang yang kemudia
Read more
bar
Rupanya bar di bawah hanya penyamaran belaka, karena di lantai dua dan tiga isinya penuh dengan preman yang sedang bersantai, sebagian tidur dan sebagian lagi bersiap menunggu perintah.Melihatku datang, tentu semua mata tertuju padaku, tatapan mereka tajam seolah hendak menelanjangi tubuh ini habis, namun aku tetap berusaha tenang, menarik napas dan mengatur keberanian diri."Permisi, saya ingin bertemu Bos Bendi," ujarku."Tidak bisa! Beliau tidur!' jawab seorang pria bertubuh besar dan sangar."Saya ada bisnis yang kau dibicarakan dengan beliau, jika anda menolak, bisa jadi bosnanda akan marah kehilangan peluang."Pria sangar itu terlihat berpikir sesaat sampai kemudian ia memperbolehkan aku masuk."Silakan masuk, tapi awas jika Nyonya macam-macam, jangan harap bisa keluar dengan selamat.""Tenang saja, saya kooperatif kok," balasku sambil tersenyum tipis."Baik."Dia mengantarku pada sebuah pintu besar berlapis warna emas, ketika pintu terbuka, terlihatlah sebuah kamar tidur mewah
Read more
ditemani
Ditemani empat pria bertubuh tinggi besar, memakai masker dan jaket kulit, aku diantar ke sebuah villa di bukit pinggir kota. Bukit tersebut strategis karena lokasinya privat dan dibawahnya ada teluk yang airnya jernih dan dijadikan dermaga pribadi pemilik villa.Sesampainya di sana, kami parkirkan mobil dan memindai keadaan sekitar yang cukup sepi."Gerbangnya di kunci," ungkap salah seorang anak buah Bendi."Lalu apa yang kita lakukan?""Coba periksa bagian belakang, mungkin ada celah yang bisa dijadikan pintu masuk," perintah Bos preman itu."Siap Bos." Anak buahnya bergerak cepat."Anda tunggu di mobil dan jangan kemana-mana, biarkan saya memeriksanya," ujar Bendi."Gak bisa Bendi, saya mau memeriksa sendiri," ujarku hendak membuka pintu mobil."Tunggu saja di sini atau kamu kutinggalkan!" Teriaknya sambil membanting pintu mobil dengan keras, membuatku tersentak kaget. Sepertinya kepala preman ini temperamennya sangat buruk dan pemarah, ia tegas dan harus diikuti siapa saja."Kam
Read more
bagaimana tenang
"Bagaimana bisa tenang kalau di depan kita akan menghadapi razia?""Kau diam atau aku akan melemparmu ke dalam danau?" bisiknya sambil membalikkan wajah dan mendelik ke arahku, kebetulan di sebelah kiri, kami sedang melewati danau payau yang berair biru, nampak indah dikelilingi oleh rimbun pohon bakau."Hmm, baiklah," ujarku merendahkan suara.Dia hentikan mobil dan memerintahkan agar aku dan imel pindah ke bagasi.Ya ampun, mengapa sesulit ini perjuangan kami?"Pindah bagasi sana!""Itu kan panas dan pengap, bisa jadi kami akan mati, belum lagi aku mudah mabuk darat," ungkapku menolak."Lebih baik mati di bagasi daripada mati dibunuh mereka kan?""Bendi! Kau tidak punya pilihan bagus?!""Ada, bunuh diri ke danau!""Jangan bercanda Bendi, astaghfirullah ....""Turunlah sekarang atau aku akan menyeret rambutmu dan memasukkan kalian dengan paksa ke bagasi, lagipula bertahan sebentar tak apa kan?""Ayo, Ma." Imel mengajakku dengan wajah seriusnya, " aku gak mau ditemukan dan ditahan
Read more
baru saja
Baru saja sampai di rumah ketika gerombolan polisi datang dan mengetuk pintu rumah yang nota bene seharusnya tak perlu dicurigai karena itu adalah rumah si Bibi. Aku tahu itu adalah anak buah Didit yang datang untuk menahan kami dengan alasan bahwa aku sudah menjadi menipu dan mencuri meski tidak jelas bukti dan tempatnya."Sembunyi aja, Nyonya biar aku yang menghadapi mereka," ungkap si Bibi sambil menghadangku."Tidak apa-apa Bi, aku akan menghadapi mereka. Tapi tolong sembunyikan anak-anakku dari para penjahat itu.""Akan saya sembunyikan di mana mereka nyonya?""Sembunyikan di loteng atau di mana saja," ujarku sambil menyuruhnya secepat mungkin.Si Bibi dengan sigap mengambil kursi lalu menyuruh anak-anak untuk naik ke loteng dan menutup kembali tempat itu dengan rapat.Aku tertatih-tatih menuju pintu depan dan membuka pintu dengan perlahan, ah, Tuhan, perjalanan ini masih panjang meski aku sudah berhasil membebaskan kedua anakku."Anda harus ikut kami Nyonya karena anda sudah j
Read more
hendak
Benar, jika mereka sampai melibatkan Suryadi dan terungkap bahwa dia sudah datang dan berkorban menolongku bisa jadi peluang untuk mendapatkan kembali nama baik dan pekerjaannya akan lebih besar, sebaliknya untuk Didit melibatkan Suryadi akan mempersulit dirinya bisa lepas dari kasus ini.Seusai mengintrogasi tadi mereka tidak menyeretku dalam sel, namun membiarkan aku duduk dan menunggu di ruang pemeriksaan ini, kebetulan ada sebuah sofa yang besar dan aku diperbolehkan duduk dan menunggu disana.Kuharap mereka memanggil pengacara dan tim kuasa hukumku, aku juga berharap agar mereka menggeledah rumah dan mengamankan surat-menyurat berharga yang belum sempat kuambil dari rumah Didit.Sempat khawatir juga jika pria licik itu menyembunyikannya, tapi, tidak ada gunanya juga menyembunyikan surat kepemilikan yang tidak bisa di balik nama, karena membalikkan nama secara ilegal tentu adalah perbuatan melanggar hukum, terlebih semua asetku terdaftar secara resmi.Selagi hendak merebahkan bada
Read more
benang merah
Pagi ini akhirnya pengacaraku datang, tak terkira rasa syukur karena aku akan tertolong juga. Kuharap ia bisa membantu mengamankan surat-menyurat berharga dan mengeluarkan aku dari tempat ini."Bagaimana keadaan Anda Nyonya," tanyanya sambil menjabatku."Aku baik, tapi tolong lakukan sesuatu," balasku."Maaf atas keterlambatan saya, berhari ini nyonya tidak menghubungi dan saya tidak mendengar kabar apapun," jawabnya pelan.Dua orang polisi terlihat mengawasi kami dan seolah sengaja tak mau keluar dari ruangan ini untuk menguping kami."Saya pasti membantu Nyonya tapi izinkan saya mengumpulkan bukti," ujarnya."Lakukan tes laboratorium kandungan obat yang pernah disuntikan kepada saya akan terlihat di sana.""Saya khawatir bahwa setelah berhari-hari pengaruh obat itu telah hilang," bisiknya."Kurasa tak semudah itu, buktinya efek obat tersebut sesekali terasa dan membuat saya lemas, tolong jangan buang waktu," bisikku."Kita akan tes lab, tapi itu harus atas izin pihak kepolisian. Ka
Read more
akhirnya
"Nyonya yakin?""Lalukan saja ketika situasi tidak terkendali,' balasku pelan, nyaris tak terdengar."Aduh, saya gugup tentang ini Nyonya," balasnya dengan suara bergetar."Jika tak ada jalan keluar lain, kurasa hanya itu solusianya, tapi aku masih berharap Mas Yadi tidak dipindahkan ke rutan yang aksesnya sulit, namun kita harus tetap berharap positif bahwa mungkin ia hanya keluar sementara dari tempat itu," bisikku."Saya harus tutup telponnya, karena saya harus pergi," ujarnya terburu-buru."Ya, tetap kawal semua prosesnya.""Siap, Nyonya."Setelah mengembalikan ponsel tersebut, aku kembali tercenung, kurasa aku harus bertindak, percuma diam begini, aku tak bisa duduk dan menunggu semuanya jadi lebih kacau, jadi, kuputuskan bangun dan melakukan sesuatu.Kulirik jam, sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh pagi, kurasa pak Kapolres sudah datang, jadi aku akan mengendap ke ruangan dia, menunggu para petugas jaga itu menjauh dari tempat ini.Pucuk dicinta ulam pun tiba, mereka semu
Read more
PREV
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status