All Chapters of Madu Muda : Ketika Cintaku Direnggut Paksa: Chapter 151 - Chapter 160
164 Chapters
151 season 2
Selagi aku dan Mas Irsyad berbicara dan suamiku bersiap untuk pergi, tiba tiba ibuku datang dan mendekati kami."Ada apa, Aisyah, ada masalah?""Sebenarnya tidak begitu serius, Bu. Aku akan menanganinya," jawab suamiku sambil tersenyum."Ini adalah momen terbaik berkumpul semua keluarga. Siapa yang ingin meninggalkannya kecuali ada masalah serius?""Begini Ibu, kami ada sedikit masalah, tapi insya Allah kami bisa mengatasinya," jawabku."Memang bukan hakku untuk menganggu privasi kalian, tapi, sekarang Irsyad adalah anakku, katakan saja yang jujur kenapa kalian begitu gelisah?""Uhm, ...." Aku agak ragu, sambil kupandangi suamiku. Dia nampak.gelisah tapi tidak punya pilihan selain bicara."Uhm, begini, Elsa mantan istri saya melakukan percobaan bunuh diri."Seketika ibu terkejut dan heran mendengar pengakuan Mas Irsyad. Dia mengernyit sambil menggeleng tak habis pikir.""Mengapa mantan istrimu sampai senekat itu?""Karena ... dia ingin kembali padaku, dia terobsesi untuk rujuk kem
Read more
152
Memang, jenis perempuan seperti Elsa dan Maura sangat memuakkan. Siapapun yang berurusan dengan mereka pasti kewalahan dan sulit mengendalikan apa sebenarnya kemauannya.Seperti sekarang, segala drama dan usaha dilakukan Elsa demi bisa mendapatkan atensi Mas Irsyad. Dia sampai rela menyakiti diri sendiri demi mengambil hati. Sayangnya semua usaha itu sia-sia, karena aku selalu menghalaunya. Mungkin harus ada satu scene di mana aku akan menampar kesadaran wanita itu, agar dia malu dan tidak mengulangi kesalahannya. Mungkin ada masa nanti akan kubuat wanita itu jera sehingga dia akan trauma untuk menjumpaiku dan tidak menunjukkan wajah selamanya.Namun, pertanyaannya, kapan dan bagaimana aku akan melakukan semua rencanaku? Sepertinya, aku harus mengaturnya segera.*"Ayo bangun Mas, kita harus pulang ke kota, anak anak pasti sudah gelisah," ucapku membangunkan Mas Irsyad. Kami yang memilih menginap di rumah ibu memang bermalam dengan nyaman sehingga sampai pukul tujuh saja, Mas Irsyad
Read more
153
Tentu saja kami sekeluarga terbelalak dengan apa yang terjadi begitu cepat. Sesegera mungkin aku dan anak-anak turun danencqri ponsel untuk memanggilkan ambulans sementara Mas Irsyad memanjat jendela dan dinding untuk segera turun ke kanopi dan melihat keadaan Elsa."Segera lakukan sesuatu, Mas." Aku benar benar panik."Panggilin ambulan ya, Bund, akan kulihat Elsa di sana." Suamiku membalas dengan wajah penuh. Masih kulihat wanita itu dari kaca ketik menuruni tangga, darah segar menyembur dari mulutnya dengan sekali semburan. Aku syok menyaksikan itu dan makin ingin segera memanggil petugas medis.Sepuluh menit kemudian bunyi sirine ambulan terdengar, mobil pasien berwarna putih dengan lis merah itu, langsung menurunkan para medis dan beberapa orang tetangga juga membantu proses evakuasi Elsa dari atas kanopi. Wanita itu tak sadarkan diri, kepalanya pecah dan kurasa kaki tangannya juga patah, terbukti ketika diturunkan dari kanopi dan diangkat ke ambulans Wanita itu harus dibopong
Read more
154
"Kenapa Ibu menyalahkan saya?""Kamu adalah orang yang membuat anakku terluka," desisnya sambil memicingkan mata."Dia yang datang sendiri ke rumah kami dan berusaha menggoda Mas Irsyad, tugas saya adalah menjaga suamiku dengan baik. Lagipula aku hanya bertanya mengapa dia berada di rumah ketika kami sedang keluar kota.""Tetap saja, apapun yang dilakukan Elsa tidak membenarkan bahwa kau bisa bersikap kasar padanya."Melihat perdebatan yang terjadi dari balik dinding kaca, Mas Irsyad sontak keluar dan menarik lengan ini menjauh dari mantan ibu mertuanya. Mas irsyad marah dan tidak senang dengan perlakuan ibunda Elsa yang kasar."Ibu, kenapa ibu memukul istri saya, Elsa bunuh diri bukan salah Aisyah. Jangan jadikan Aisyah kambing hitam, terima kenyatannya Bu.""Kalau bukan karenanya, kalian tidak akan pernah berkonflik sampai separah ini!" geram wanita tua itu seraya mendecak."Dia istriku, aku wajar membelanya! Anak ibu yang tak tahu diri, mengapa dia tidur di tempatku padahal punya
Read more
155
Kutunggu suamiku di ujung lorong rumah sakit dengan perasaan yang sudah tak karuan rasanya. Aku penasaran apa yang akan dia jelaskan padaku sebagai pembelaan diri dan penjelasan atas sikapnya barusan Selang sepuluh menit, dia terlihat berjalan dari ujung sana. Semakin dekat, semakin sadar dirinya bahwa akulah yang sedang berdiri di sini menunggunya. Melihatku berdiri pria itu mendadak salah tinggah."Bunda, kamu di sini?""Aku hanya penasaran."Sekarang, di sinilah kami, di sisi taman rumah sakit, duduk bersisian di landasan semen sambil saling mendiamkan."Kupikir kau tak datang," gumamnya."Aku juga berpikir untuk tidak datang tapi ... hal yang tak terduga mungkin akan terjadi, dan ternyata sesuai ekspektasi. Jadi, kau akan mengurus Elsa sampai pulih?""Tidak bukan begitu maksudku, aku hanya menghibur dirinya.""Bagaimana kalau dia menagih janji padamu?""Tidak akan, aku bisa memberinya alasan.""Mungkin sudah begini nasibku ya, aku terus jadi korban kemalangan takdir, terus membag
Read more
156
Akhirnya aku dan anak tiriku berkendara satu mobil menuju rumah ibunya. Aku sebenarnya punya rencana sendiri untuk membongkar apa yang sebenarnya terjadi. Besar keyakinanku bahwa wanita itu hanya pura pura amnesia untuk meraih perhatian semua orang.Sepuluh menit kemudian kami sampai di rumah bercat cream dengan taman kecil dan pohon palem di depannya. Elsa terlihat menunggu di depan teras, senyumannya terkembang saat melihat Fortuner milik Mas Irsyad. Meski tertatih namun semangat dan visual ceria terlihat sekali di wajahnya. Melihat ibunya mendekat, Aisyah membuka pintu dan menyambut, mereka berpelukan dan hendak masuk. Alangkah terkejut Elsa saat mendapati diri ini duduk di kursi depan di dekat mantan suaminya. Raut wajahnya berubah syok dan tidak nyaman."Hai, Elsa," sapaku sambil melambai kecil, bahagia sekali melihat wanita kesal."Siapa dia Mas?"Mas Irsyad nampak ragu, tapi aku yang tidak suka mengulur waktu segera memberi tahu bahwa aku istrinya. Biasanya reaksi orang yang
Read more
157
"Tidak perlu harus sedramatis itu, Aish, wanita itu sudah demikian tersakiti," ujar Mas Irsyad sambil menutup pintu mobilnya."Jadi kau membelanya?""Bukan begitu?""Mas ... Kalau kamu memang merasa kasihan dan sayang pada wanita itu maka tinggalkan aku dan pilihlah dia, aku tidak akan keberatan sama sekali.""Aisyah, kamu hanya salah paham.""Cukup, jangan mengulur pembicaraan dan mengulang situasi yang sama. Situasi yang pernah aku rasakan bersama Mas Hamdan, aku sudah bosan, demi tuhan, aku ingin menghindarinya," jawabku sambil beranjak masuk ke dalam rumah."Bisa kita pura pura baik baik saja setidaknya di depan Icha, kasihan anakku, dia pasti bingung ....""Aku juga tidak mau membuat anakmu bingung tapi dia pun harus diberi pengertian dan harus tahu seperti ini kondisi orang tuanya sekarang, anak itu harus menyadarinya, Mas.""Jangan terkesan memaksa " Mas Irsyad memburuku di tangga."Lebih cepat tahu lebih baik. Anak anak harus diajari dari sekarang contoh bahwa kita tidak boleh
Read more
158
Mungkin aktivitas romantis yang kami lakukan semalam yang membuat moodku membaik di pagi hari. Aku bangun, menyibak tirai jendela membiarkan matahari menghangatkan setiap sisi ruangan rumah. Aku beranjak ke dapur untuk menjerang air dan membuat sarapan keluarga. Selagi menunggu air mendidih luperiksa ponsel yang Alhamdulillah tidak ada notifikasi apa apa. Ya, bagiku kehadiran notifikasi selalu membuat diri ini berdebar dan cemas. Selalu, setiap kali ada yang menghubungi pasti ada masalah atau apa saja yang berkemungkinan merepotkan diri ini."Ah, andai setiap hari hidup kita seperti ini, pasti akan menyenangkan sekali," gumamku sambil menakar bubuk kopi dan gula ke dalam cangkir suami."Bunda ...." Anak anak turun lebih pagi, mereka terlihat sudah rapi degan seragam dan sunggingan senyum yang ceria. "Bagaimana malam tadi, apa kalian tidur dengan nyenyak?""Tentu, kami tidur dengan nyaman dan pulas sekali, Icha tidur bersamaku dan kami sempat membaca buku cerita dan dongeng. Oh ya
Read more
159
Hal yang baru saja dia katakan memantik sebuah keheranan di hatiku. Di satu sisi dia ingin aku membiarkannya untuk berhubungan baik dengan Elsa namun sebaliknya ketika aku dan Mas Hamdan berkomunikasi dan hendak menjalin hubungan baik lagi, dia seakan sangat keberatan dan benci."Mungkinkah suamiku adalah penganut pernikahan terbuka di mana dia bebas melakukan apa saja dengan dunia dan teman wanita, sementara aku akan terjerat dan harus mematuhi semua aturan yang dibuat. Bukankah itu tidak adil?!"Alangkah arogan dirinya ketika mengatakan bahwa aku tidak boleh turut serta dalam acara aqiqah yang diselenggarakan Mas Hamdan sementara dia terus malah padaku agar bisa menemui mantan istrinya dengan berbagai alasan kurasa jika aku sudah jengah sendiri dan bosan, dia akan kutinggalkan.Kadang timbul kesesakan tersendiri di dalam hatiku, keheranan entah mengapa aku selalu gagal menjalin tali pernikahan. Apakah aku memang harus ditakdirkan punya suami ajaib yang tidak pernah sesuai dengan
Read more
160
Tak mau terus menyiksa batinku sendiri dengan terus menguping pembicaraan Mas Irsyad dan mantan istrinya akhirnya kuputuskan untuk turun saja mengambil air minum dan kembali ke kamar.Namun sebelum aku melanjutkan langkah, kembali perasaan marahku meronta-ronta. Haruskah aku melabrak dan meneriakinya, lalu mencecarnya dengan banyak pertanyaan mengapa dia berani sekali menelepon wanita lain di tengah malam dan memberinya kata-kata yang indah. Oh Tuhan, hatiku dilema.Ingin kutahan diri tapi rasa haus seakan menusuk tenggorokan sehingga aku tidak punya pilihan.Dengan gaun tidur yang masih menjuntai ke lantai, aku berjalan ke dapur. Melihatku tiba-tiba datang pria itu terkesiap dan kaget. Dengan salah tingkah dia segera mematikan ponsel dan menyembunyikan benda itu di bawah dudukannya. Tapi sayang, aku melihatnya.Aku yang pura-pura tidak tahu apa-apa hanya berjalan dengan cuek lalu mengambil gelas dan memencet dispenser lantas kuteguk air sambil berusaha menahan diriku."Kok belum tid
Read more
PREV
1
...
121314151617
DMCA.com Protection Status