All Chapters of Jangan Beri Aku Uang Lagi : Chapter 71 - Chapter 80
98 Chapters
bukti
Sepertinya, takdir baik sedang berpihak padaku, baru saja kubuka, terdengar percakapan dua orang wanita di dalam mobil yang sedang melaju."Kayaknya kita bakal rayakan ini dengan pesta cocktail," ucap salah seorang dari mereka dengan semangat."Ya, bentar lagi impianku buat nikah dengan pria impian akan terwujud.""Gak nyangka, kamu cerdik juga ya ...""Iya, dong. Selama ini aku menunggu waktu yang tepat, kubiarkan wanita kumuh itu berbahagia lalu kuberikan pukulan besar dengan kejutan bahwa aku berhasil meniduri Mas Hamdan.""Wow, aku gak bisa bayangkan reaksinya.""Anehnya dia tetap tenang, tapi, aku yakin hatinya bergejolak, hahahah."Pecah suara tawa antara mereka berdua. Aku geram mendengarnya dan marah sekali. Tapi, ada hal yang harus kuketahui, apakah Mas Hamdan benar benar merenggut kesucian atau hanya berbaring di samping wanita itu dalam keadaan tidak sadar. Rasa rasanya keterangan Haifa tempo hari seperti cacat logika."Tapi, benaran gak kalau kamu tidur sama Hamdan?""Itu
Read more
tak mampu
Sebenarnya aku sudah pasrahkan diriku untuk kemungkinan yang akan terjadi kedepannya, aku sudah siap jika suatu hari wanita itu akan datang dengan bukti tes DNA bahwa Mas Hamdan benar-benar telah menidurinya. Tapi meski ada sedikit keraguan di hatiku namun apapun bisa saja terjadi sesuai dengan kehendak Tuhan.Meski suamiku sudah berusaha untuk melindungi dirinya tapi yang namanya laki-laki ada kalanya mereka mungkin akan tergoda dan tidak kuasa menahan pemandangan dan pesona yang ada di depan mata. Mungkin saat itu dia sudah berusaha untuk menjaga diri tapi kelicikan Haifa telah berhasil membuat dia bertekuk lutut dan berhasil menjamah tubuhnya.Aku tahu bahwa Wanita itu telah meletakkan sesuatu di dalam minuman suamiku, jika tidak begitu, mana mungkin Mas Hamdan tiba-tiba jatuh pusing dan ketika bangun dia telah mendapati dirinya di sebuah klinik. Kapan dan bagaimana Haifa melakukan sesuatu dengan begitu cepat, sementara timelinenya sangat sempit.Seingat Mas Hamdan dia minum kopi b
Read more
tak bisa
(Kalau begitu telepon saja aku agar kita bisa bicara dengan jelas tidak perlu berjumpa karena itu akan buang waktu aku akan mendengarkan semua keluh kesahmu dan mencoba mencari solusi bersamamu.)(Apakah kau yakin ingin cari solusi denganku?)(Saat ini pikiranku sedang sangat jernih jadi aku mau bicara denganmu, silakan telepon aku sekarang!)Ya, sepertinya harus demikian, wanita pengecut itu tidak akan berani untuk menemuiku, pun dia tidak akan bisa menghadapi tuntutan Mas Hamdan. Meski wanita itu mengaku sudah ditiduri Tapi sampai hari ini dia belum juga melakukan visum untuk membuktikan bahwa suamiku sudah melakukan hal yang tidak senonoh pada dirinya, atau dalam tanda kutip memaksanya. Sesekali ia bilang terpaksa, tapi, di kali yang berbeda, ia bilang bahwa hubungan yang terjadi atas dasar suka sama suka. Kalau begitu aku sendiri bingung sebab Mas Hamdan mengaku bahwa dia tidak ingat apa-apa selain dari rasa pusing yang benar-benar menggelayuti kepalanya.*"Halo, kuucapkan sapaan
Read more
keputusan
"Jujur saja aku tidak bisa membuktikannya dengan cara ilmiah karena itu akan mempertaruhkan martabatku, tapi, aku berharap ia ingat.""Sesungguhnya kamu beruntung, dari sekian wanita di dunia ini, mungkin hanya beberapa orang yang bisa diajak bicara dengan baik-baik seperti ini. Setelah perlakuan yang terjadi padamu dan suamiku, sejujurnya aku benci untuk membahas apapun denganmu Tapi ya demi kemaslahatan semua orang Aku rela menanggalkan ego," jawabku perlahan."Aku juga harus mendapatkan hakku setelah apa yang didapatkan Mas Hamdan.""Jujur saja, aku ragu. Sudah dulu ya, aku harus melayani suami, dia terdengar sudah datang,"jawabku."Lihatlah, kau beruntung dengan keistimewaan itu, kau bisa melayaninya dengan leluasa padahal dulunya kau hanya pelayan rumah itu."Maksud dirinya jelas ingin menghinaku, tapi, aku tak akan menempatkan pemikiranku sejajar dengan pemikiran orang seperti dia. Benar kata pepatah bawa kedewasaan dan kebijaksanaan tidak selalu diukur dengan umur dan tingkat p
Read more
melamar Haifa
Sungguh pahit perasaan ini ketika menyadari bahwa ibu telah mengambil keputusan, aku tidak bisa menahan tangis dan kesedihan sehingga makan malam kali itu tidak bisa ku nikmati. Aku ke kamar dan menangis pilu sementara Mas Hamdan tidak sedang berada di rumah. Andai Dia ada di sini tentu aku akan memberitahunya dengan detail bahwa ibu akan menikahkan Dia segera dengan mantan kekasihnya yang dulu.Aku tidak bisa menyalahkan Ibu karena beliau juga sedang menjaga martabat keluarga dan harga diri dirinya dan mendiang suaminya. Dia tidak mau keluarga kami menanggung rasa malu dari cibirin sementara sebelumnya kami adalah orang-orang yang dihargai oleh masyarakat dan komunitas. Aku juga tidak berdaya kalau begini. Aku tak bisa melawan kehendak ibu mertua. Aku merasa berhutang Budi padanya karena dia sudah menerima kehadiranku menjadi anggota keluarga juga menyayangi anak-anakku dan memperlakukan mereka tidak berbeda dari Icha. Mereka juga menjamin pendidikan Erwin dan Vito, juga diriku yang
Read more
bicara pada suami
"Begini, sudah terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan hingga membuat wanita itu dan ayah tiri kalian harus menikah dalam waktu dekat.""Sesuatu yang tidak diinginkan itu maksudnya apa Bunda? Kenapa banyak sekali sesuatu yang terjadi di dalam keluarga ini Namun kita tidak pernah menyadarinya? Kenapa Bunda tidak pernah bercerita?""Aku tidak ingin kalian terbebani dan merasa sedih. Aku hanya ingin memberitahu bahwa mulai sekarang akan ada situasi baru di rumah ini.""Jadi Bapak Hamdan tetap akan menikahi wanita jalang itu,. Astaga, entah berapa kali aku melihat dia menggoda paham dan namun aku tidak menyampaikannya kepada Bunda. Di acara pesta kebun kemarin dia terus mepet dan mendekat pada pak Hamdan. Kayak minta perhatian.""Entahlah sayang, kenyataannya begitu.""Astaga, lalu bunda akan bagaimana? Cerai? Apakah bunda akan menyerah dengan keluarga bahagia kita.""Entahlah.""Bahagia itu kita yang buat dan pertahankan bukan orang lain! Kalau Bunda tidak bisa jadi petarung maka bunda
Read more
Erwin
"Bunda, Apakah Bunda sudah gila mau menerima pernikahan yang sudah diatur dari awal, ini hanya rencana mereka agar Bunda tidak berdaya untuk menerima permintaan mereka?!" Erwin anakku langsung mendatangi diri ini ke kamar dan berkata seperti itu."Lalu, bunda bisa apa?" Aku yang sedang duduk dan memegangi pigura foto pernikahanku dengan mas Hamdan sempat menangis namun segera menyeka air mata ini dengan tangan."Lihatlah, bunda pasti habis nangis memikirkan ini!""Tidak juga....""Jangan pura-pura tegar padahal bunda sangat rapuh dan bersedih. Kalau begini ceritanya Apa bedanya dengan Bunda bertahan dengan ayah, Kenapa hidup Bunda selalu dipenuhi penderitaan?""Tidak masalah ini hanya rangkaian ujian Tuhan pada Bunda. Tuhan ingin menempa Bunda agar jadi lebih kuat dan tangguh menghadapi badai. Jangan khawatir bunda akan baik-baik saja target untuk bunda adalah menyekolahkan kalian sampai tinggi tidak apa Bunda bertahan dengan cara seperti ini.""Jangan jadikan uang dan kesejahteraan
Read more
serius
"Tidak mungkin Om Hamdan adalah pria religius yang sangat mempertahankan prinsip dan moralnya. Apa apaan ini? Tidak ada Kak ide yang lebih kreatif dari itu agar dia bisa terdengar masuk akal dan kami bisa menerima pernikahannya dengan ayah tiri kami?""Itu sudah terjadi?""Apakah ada bukti mereka tidur berdua dan bersetubuh?""Ada bukti foto ketika mereka berdua saling memeluk, namun ketika kutanya mas Hamdan tidak begitu ingat kejadiannya dengan detail. Dia hanya bilang dalam keadaan tidak sadar dan lupa segalanya.""Kalau begitu ..." Erwin nampak berbinar dan segera meraih kedua bahuku lalu menggenggamnya kuat."Om Hamdan tak salah, dia tidak bisa mengingat kejadiannya karena kejadian itu memang tidak terjadi. Mungkin wanita itu hanya menjebaknya dan mengambil sebuah foto.""Entahlah ... bunda tak mengerti," ucapku galau."Lihat, bunda sendiri galau, jika Bunda tidak yakin, jangan berikan izin, jangan konyol.""Baiklah, Bunda akan jelaskan, begini, kalau bunda tidak izinkan, maka ke
Read more
terkejut
Sekarang di sinilah kami berdiri, berbaris di depan rumah Haifa sambil tetap memegang kotak seserahan yang ada di kedua tanganku. Erwin yang tetap merasa tidak senang dengan apa yang terjadi tetap gigih mendekat dan mempengaruhiku."Bunda, bunda yakin?""Ya.""Aku kita cegah ini terjadi.""Terlambat untuk mengharap keajaiban," jawabku sambil tersenyum tipis."Tapi kemungkinan tetap ada.""Semoga saja, tapi ... wanita itu sudah terlanjur mengaku ditiduri, terlambat untuk memperbaiki.""Apakah dia mengaku hamil pada nenek?""Kuyakin dia mengatakan bahwa ada kemungkinan dia mengandung anak Mas Hamdan pada Ibu Syaimah," jawabku."Halunya ketinggian," gumam Erwin, "aku masih gak yakin, Bapak Hamdan akan melakukan hal bodoh.""Siapa yang mengira bahwa kejadian semacam ini akan terjadi, sudahlah, kembalilah ke belakang ayahmu dan dukung dia. Kita harus bersikap baik," jawabku sambil mendorong anakku agar kembali ke barisan belakang."Astaga, aku tidak percaya dengan ini ...."*Duduklah kam
Read more
malam
"Ada apa ya?" tanya seorang tamu kepada Mas Hamdan dan diriku."Tidak ada kami masuk ke dalam lalu bicara dan membuat kesepakatan?""Kesepakatan di hari pertunangan?" Tanya wanita itu sambil mengangkat alisnya sebelah"Heran sekali karena kalian semua mempercayai Haifa dan mau saja melakukan apa yang dia inginkan, tapi sudahlah, karena aku juga termasuk dalam golongan bodoh itu, karena mau saja dipelintir olehnya," jawab Mas Hamdan tersenyum miring."Aku tak paham," jawab Wanita itu sambil mengerikan alisnya dan terlihat tidak senang dengan ucapan Mas Hamdan barusan.'"Kami tetap akan bertunangan jadi jangan khawatir tante," ujar Mas Hamdan."Bukankah tidak ada seorangpun yang memaksa kalian.""Memangnya berbeda ya, antara dipaksa dan berada di bawah tekanan?" tanya Mas Hamdan sambil menyunggingkan senyum dan meninggalkan wanita itu, kembali ke bangku kami. Wanita cantik dengan gamis berwarna ungu itu masih terlihat bingung namun Ia hanya mengangkat kedua bahunya dan kembali duduk lag
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status