All Chapters of Cincin Perenggut Perawan: Chapter 31 - Chapter 40
64 Chapters
31. Windi Kembali Takluk
“Salah satu alasannya itu, tapi kalau kamu sudah gak mau ketemu aku juga gak masalah sih. Aku butuh kamu untuk curhat aja.”Windi mencoba jujur dengan dirinya sendiri, bahwa sesungguhnya dia tidak bisa melupakan Jody. Bahkan, dia pernah sanggup berbagi cinta dengan Sarlita. “Kamu mau curhat soal apa Jod? Aku siap menjadi pendengar yang baik.”“Soal perasaan itu memang susah ya, semakin kita lari dari kenyataan, semakin pula susah untuk dihilangkan.”Windi tidak memahami arah pembicaraan Jody, dia tanyakan pada Jody. “Kamu ngomong apa sih? Aku gak ngerti, Jod!” dahi Windi berkerut. “Ini tentang perasaan aku sama kamu, Win. Semakin aku lari dari kamu, semakin menggebu aku mengejar kamu. Mungkin kamu anggap bullshit apa yang aku katakan.”“Ya memang bullshit! Kamu katakan itukan hanya pelarian dari perasaan kamu pada Sarlita?”Jody terus berusaha meyakinkan Windi, berbagai dalih dia kemukakan. Bahkan, dia berani bersumpah pada Windi kalau dia berkali-kali berusaha menghindari Windi.
Read more
32. Cerita Dissa
Dissa cerita bagaimana dia dari awalnya yang tidak ingin di foto nude, dengan kepiawaian photographernya merayu Dissa akhirnya difoto dalam keadaan nude. “Kamu gak risih di lihat mas Kristo dan mas Heruko?”“Itu dia.. mas Kristo dan mas Heruko akhirnya keluar dari studio.”“Lho? Kamu suka? Dan kamu menikmatinya?”“Ya gitu deh, Sar, mau gimana lagi udah terlanjur.”Dissa tidak hanya cerita tentang hasil pemotretan, dia juga menceritakan pertemuannya dengan Jody di sebuah Cafe. Entah apa tujuan Dissa menceritakan hal itu pada Sarlita. Padahal, dia sendiri tidak respek pada Jody. “Sar.. kamu masih mau dengar cerita aku gak?”“Kamu mau cerita apa lagi, Dis? Cerita deh.. aku ingin tahu aja.”“Kemarin aku gak sengaja ketemu Jody di Cafe, Sar, dia lagi suntuk gitu deh.”Dissa cerita panjang lebar tentang pertemuannya dengan Jody. Bahkan, dia cerita kalau Jody cekokin dia miras. Tapi, Dissa tidak ceritakan kencannya dengan Jody. “Kelanjutan ceritanya aku gak mau dengar, Dis! Kenapa sih kam
Read more
33. Jody Mati Akal
Kali ini Jody tidak bisa berkutik, menjawab apa adanya tanpa bisa lagi untuk berkelit.“Windi Ma, mantan aku.. dia butuh materi kuliah untuk besok.” jawab Jody tanpa berani menatap wajah Mamanya.“Kamu gak usah bohongi Mama, Jod! Mama sudah tahu apa yang kalian lakukan di kamar.”Jody mati kutu, ternyata Mamanya lebih pintar bsrsiasat dibandingkan dirinya. Dia tidak menyangka kalau Mamanya tahu apa yang dilakukannya dengan Windi.“Jody nyerah deh.. kalau Mama tetap gak percaya. Mama bantu Jody dong, Jody malas ke Bali.”“Soal itu Mama gak bisa bantu, Jod, kamu harus ikuti apa kata Papa kamu.”Mama Jody terus mencecar Jody terkait kehadiran Windi di kamar Jody. Namun, Jody tetap pada argumentasinya.“Itu yang membuat kamu malas ke Bali? Karena kamu punya mainan di Jakart? Kalau sampai Papa kamu tahu, dia akan sangat murka, Jody!!”“Yaudah Ma, besok Jody berangkat ke Bali, sekarang biarkan Jody sendiri.”Mama Jody meninggalkan Jody di kamarnya. Dalam kesendiriannya, Jody tidak
Read more
34. Panas Dingin
Tiba-tiba Jody seperti ayam sayur, kecut tak berkutik dihadapan Mama Sarlita. Sarlita melihat kondisi itu tidak tega, dia menyela pembicaraan Mamanya dan Jody, “Ma.. istirahat dulu ya, Mama belum boleh banyak pikiran. Jody juga baru sampai.” sela SarlitaSarlita tidak ingin Jody nantinya jadi kurang aja pada Mamanya, dia juga tidak ingin Mamanya bukannya sembuh malah tambah parah. “Mama perlu Ingatkan ini pada kalian berdua, Mama katakan itu karena Jody sudah Mama anggap anak sendiri.”“Jody terima nasihat Mama, apa pun yang Mama katakan demi kebaikan kami berdua.” Jody menimpali. Kekhawatiran Jody benar, dia akan berhadapan dengan Mama Sarlita yang tidak terlalu menyukai kehadirannya. Namun, dia harus bisa menahan diri, baginya itu bagian dari resikonya ke Bali. Sarlita ajak Jody keluar dan duduk di bangku depan ruang rawat, Sarlita tanyakan kebenaran cerita Dissa. “Jod! Kemarin Dissa telepon aku, dia cerita ketemu kamu di Cafe.”Jody berusaha untuk tetap tenang, meskipun dia kh
Read more
35. Jody Cemburu
“Kiano itu siapa Sar? Teman Papa kamu?” selidik Jody“Relasi Papa.. ganteng ya?” Sarlita menggoda JodyJody mengernyitkan dahinya, “Ganteng? Gak salah kamu? Biasa aja kali.” Jody seakan tidak menerima apa yang dikatakan Sarlita. Sarlita jelaskan siapa Kiano sebenarnya, bahwa orang tua Kiano merupakan relasi Papanya. Tapi, sekarang yang memimpin perusahaan bukan orang tua Kiano lagi. Hanya saja Sarlita tidak bilang kalau Kiano adalah seorang pengusaha muda. “Hebat ya.. masih muda gitu sudah pegang perusahaan.”“Kamu juga bisa, Jod, Papa kamu kan hebat, relasinya banyak. Kalau kamu mau jadi pengusaha juga bisa.”Jody serasa disentil oleh Sarlita, dia merasa apa yang dikatakan Sarlita itu benar, “Terus.. kuliah aku gimana? Berhenti kuliah maksud kamu?”Sarlita jelaskan pada Jody, bahwa banyak orang yang sukses mencapai karirnya meskipun sambil kuliah. Bahkan dia memberikan contoh riwayat hidup beberapa pengusaha yang sukses dengan cara seperti itu. “Kalau menurut aku sih, semua awaln
Read more
36. Melepas Rindu
Sampai di rumah Sarlita, Jody tidak menyangka kalau rumah keluarga Sarlita tidak kalah megah dengan rumahnya. Bahkan, di rumah Sarlita dilengkapi dengan kolam renang. Jody baru tahu kalau Sarlita sangat humble, tidak pernah merasa jadi anak pejabat atau orang kaya. Sangat berbeda dengan dirinya yang terlalu membanggakan kekayaan orang tua. Wiryawan dan Kiano langsung ke kantor setelah mengantar Sarlita dan Jody ke rumah. Di rumah yang segitu besar hanya ada Sarlita dan Jody, juga beberapa orang pembantu dengan kesibukannya masing-masing. Kesempatan itu digunakan Jody dan Sarlita untuk memadu kasih di kamar, “Sebetulnya kamu rindu gak sih sama aku, Jod?” pancing Sarlita. “Sar.. kalau bukan karena rindu, mana mungkin aku mengejar kamu sampai ke Bali.” Jody memeluk Sarlita yang berbaring di sebelahnya. “Sebrengsek apapun kamu di mata aku, Jod, aku tetap merindukan kamu, Jod.”“Aku tahu yang membuat kamu rindu, Sar.. ““Apa coba? Sok tahu kamu, Jod!”Jody melabuhkan sebuah kecupan d
Read more
37. Sarlita Serba Salah
Tiga hari kemudian Meskipun sudah diingatkan Wiryawan, namun Mama Sarlita tetap kukuh ingin Sarlita tidak pulang ke Jakarta. Hal itu disampaikannya setelah satu hari keluar dari rumah sakit.Saat sarapan pagi bersama, Mama Sarlita kembali mengemukakan keinginannya, “Jody.. Mama ingin Sarlita tinggal di Bali sampai melahirkan, gimana menurut kamu?”Belum sempat Jody menjawab, Wiryawan menyela pembicaraan, “Sebaiknya soal itu kita serahkan pada mereka, Ma, karena itu sepenuhnya hak mereka.”Jody merasa mendapat angin segar dari Wiryawan, dia tidak menjawab pertanyaan Mama Sarlita. Namun, Sarlita tidak tinggal diam, “Betul yang dikatakan Papa, Ma, kasih kesempatan pada kami berdua untuk memutuskan soal itu.”Sarlita harus menjaga perasaan Mamanya, sekaligus juga perasaan Jody sebagai suaminya. Biar bagaimanapun, dia tidak bisa menolak begitu saja keinginan Mamanya. Namun, dia juga tidak bisa mengabaikan Jody. “Mama Cuma khawatir, dalam keadaan hamil itu banyak yang harus kamu jaga. T
Read more
38. Janji Jody
Sarlita berharap setelah kembali ke Jakarta Jody banyak berubah. Tap, rupanya Sarlita masih harus banyak bersabar. Jody memang lelaki yang belum punya pendirian, masih seperti udara yang mudah berubah tergantung musim. Baru satu hari di Jakarta, Jody kembali tidak betah di rumah, “Sar.. Pagi ini aku ke kampus, sore aku mau latihan basket. Gak apa-apa ya?”“Gak apa-apa sih, kalau itu merupakan kesibukan yang harus kamu lakukan. Aku juga mau ke mall beli perlengkapan make up.”“Apa gak sebaiknya tunggu aku pulang, Sar?”“Kamu yakin bisa pulang tepat waktu?”Jody meyakinkan Sarlita, kalau dia akan pulang tepat waktu dan akan mengantar Sarlita ke mall. Sarlita pun berpikir positif saja terhadap Jody. Setelah Jody pergi kuliah, Sarlita menyibukkan diri di kamar dengan menekuni hobi menulis yang sudah lama tidak ditekuninya lagi. Website Sarlita “Virgin Story” merupakan lapaknya menuangkan kisah hidupnya. Dari website itulah dia banyak berinteraksi dengan para followers-nya, dan kegiata
Read more
39. Sarlita Murka
Menjelang larut malam Jody baru pulang, sambil mengendap-ngendap Jody masuk ke kamar. Namun, ternyata Sarlita belum tidur. Sarlita tegur Jody, “Kenapa kamu masuk kamar ngendap-ngendap gitu? Merasa bersalah?”“Iya Sar.. maafkan aku ya, aku gak menepati janji.” Jody menghampiri Sarlita dan duduk di tepi tempat tidur. Sarlita yang tadinya berbaring, langsung bangun dan duduk sembari bersandar di kepala tempat tidur, “Makanya, gak usah janji kalau gak bisa menepatinya! Kamu kalau sudah di Jakarta, balik lagi deh kelakuan aslinya!”Sarlita terus memberondong Jody dengan berbagai pertanyaan, dia tidak berikan kesempatan pada Jody untuk bicara. Sehingga Jody pun naik pitam, “Kamu egois banget ya! Kasih dong aku kesempatan untuk bicara! Aku juga perlu menjelaskan pada kamu!!” suara Jody mulai meninggi. “Kamu mau menjelaskan apa!? Buat apa kalau yang kamu katakan hanya kebohongan!!?”Keduanya bertengkar hebat dengan nada suara yang cukup keras. Sehingga Tantrianus dan isterinya yang lagi n
Read more
40. Dibela Mertua
Ketegasan ancaman Tantrianus itu membuat Jody ciut. Sarlita sangat merasa bersalah, dia tidak menyangka kalau Tantrianus —mertuanya memberikan ancaman begitu serius pada Jody. “Jody tidak sepenuhnya salah, Sarlita yang kurang inisiatif.” Sarlita mencoba untuk menetralisir keadaan. Sarlita berjalan menuruni tangga, dia tidak tega melihat Jody menjadi bulan-bulanan Tantrianus . “Nah! Papa dengar itu apa kata Sarlita, jangan langsung pojokin Jody dong!!” Mama Jody merasa mendapat angin dari penjelasan Sarlita. “Semakin Mama bela, anak ini semakin tidak dewasa. Dia ini harus diberikan shock therapy, supaya dia berpikir sebelum bertindak.”Sarlita merasa kalau Tantrianus benar, Jody memang harus diberikan pelajaran. Sarlita merasa kalau Tantrianus membelanya. Padahal, yang dilakukan Tantrianus itu semata untuk mengingatkan Jody agar menjaga perilakunya. Mama Jody khawatir kalau Sarlita mendengar semua pembicaraan mereka. Dia bertanya pada Sarlita, “Kamu dari tadi mendengar semua pembic
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status