Semua Bab Fake Identity: Bab 31 - Bab 40
78 Bab
Bab 31. Siapa itu?
Kebun bunga mawar tampak luas membentang di hadapan Ilona. Siang hari itu Ilona dan Wenny makan siang ditempat yang agak jauh dari teman-temannya berkumpul, dia takut bertemu dengan Jeremy lagi setelah adegan drama katakan cinta sebelumnya. Gasebo pilihan Pak Jason ternyata memang sepi dan tenang. Selain itu lokasinya sangat indah karena ada di bukit mawar, itu sebutannya karena memang sekitar 2 hektar lahannya di tanam berbagai jenis mawar. "Wen disini bagus banget ya!" ujar Ilona sembari berlari-lari kecil.Wenny tampak masih belum selesai makan, dia masih asik mengunyah nasi kotak dan buah segar yang dia dapat dari panitia gathering. "Iya, jangan jauh-jauh nanti nyasar!" Wenny meledek tingkah temannya yang seperti anak kecil.Ilona yang sudah selesai makan memang ingin jalan-jalan, meyusuri bukit mawar, melintasi perkebunan teh dan dia menemukan area persawahan. Ilona duduk di pinggir parit dan memasukkan kakinya ke sana. "Wih,
Baca selengkapnya
Bab 32. Air Panas
Daniel yang mulanya senang menikmati vila yang dipesan Eldrian lama-lama merasa bosan. Dia menelepon temannya itu dan memintanya kembali . Eldrian menjawab panggilannya dan sebentar saja dia sudah sampai ke vila. "Ian, kamu dari mana? Sudah ketemu Ilonanya?". "Ah, kamu, lagi asik ngobrol malah ditelepon!" protes Eldrian. "Ups sorry! Jadi sudah beneran ketemu ya? " Daniel tesenyum. "Udah!" Eldrian melirik dan segera masuk ke kamar. "Hei Ian. Ayo berendam. Kalau sendirian ga enak lah! Ayo!" ajak Daniel yang tertarik dengan sumber air panas disana. "Ya udah kamu kesana duluan, nanti aku nyusul! ujar bosnya itu. "Beneran loh ya, aku di sebelah utara ya," ujar Daniel sembari membawa peralatan mandi. Eldrian masuk ke kamar dan merebahkan badannya. Menyetir mobil dari Jakarta-Bandung memang cukup melelahkan. Oleh karena itu, badan Eldrian seperti lengket untuk bangun dari ranjang. Dia tiduran sembari melamun, dia masih ingat saat Ilona menggandeng tangannya tadi. Eldrian ters
Baca selengkapnya
Bab 33. Dia itu Temanku
Sore menjelang malam, langit yang awalnya biru cerah tampak mulai kemerahan. Matahari akan tenggelam. Suasana di vila dengan gaya arsitektur Belanda itu mulai agak gelap. Kabut dari gunung mulai turun sehingga membuat pohon pinus di ujung jalan tidak terlihat. Lampu-lampu jalan di sekitar Vila mulai dinyalakan, hal itu membuat pemandangan Vila tampak berbeda.Ilona dan Wenny mulai bersiap mereka bergantian mandi dan segera menyiapkan makanan untuk barbeque party nanti malam. Di vila yang Ilona tempati ada sekitar 8 staf wanita lainnya."Ilona kita punya banyak bahan kan?" tanya lusi salah satu staf admin."Banyak kok kalau kurang aku dan Wenny juga sudah belanja kemarin, ayo kita bawa ke depan yuk!" ajak Ilona.Ilona dan beberapa staf mulai membawa bahan-bahan ke area halaman depan. Langit sudah benar-benar gelap dan para staf di vila sebelah sudah mulai tampak bersiap juga. Wenny menyiapkan pemanggang dan arangnya. Para pria sibuk mengumpulkan kayu untuk
Baca selengkapnya
Bab 34. Dia hanya Sopir
Sup Tomyam Spicy lezat sudah siap, Ilona sebagai pencicip pertama tampak lahap dengan hasil masakan Ziyan itu. Jeremy yang sudah kesal tampak semakin kesal dia menghampiri mereka berdua dan mulai berbasa-basi."Hai Ilona! Lagi masak apa? Icip dong!" ujarnya."Bukan aku yang masak tapi temanku ini, kenalkan dia Ziyan," jelas Ilona."Hai aku Jeremy, staf desain iklan, kamu staf apa?" tanyanya."Aku supirnya Pak Daniel," jawab Ziyan."Oh jadi kamu supirnya, kirain staf kantor! Pantas aja kok ga pernah ketemu di kantor pusat," ujarnya congkak.Ilona merasa tidak enak, sepertinya Jeremy sengaja datang untuk mempermalukan Ziyan."Ada yang bilang kamu dulu Office Boy ya di devisi pemasaran? Apa benar?" tanya Jeremy tanpa basa-basi."Iya, saya pernah jadi OB di devisinya Ilona," jawab Ziyan apa adanya."Ah pantasan kalian dekat, ternyata memang pernah kerja bareng ya," Jeremy tampak mengejek.Ilona terlihat kesal dengan t
Baca selengkapnya
Bab 35. Sampai Jumpa Lagi
Daniel dan Eldrian (Ziyan) segera kembali ke vila, setelah puas makan malam dua pria itu tampaknya harus mulai serius. Daniel yang sudah menerima telepon dari penanggung jawab audit di Kalimantan mendapatkan kabar bahwa di sana ada salah satu manager yang dicurigai dalam penggelapan dana perusahaan. Entah itu korupsi atau kasus suap masih belum diketahui pasti hanya saja tiga bulan belakangan cabang Kalimantan unprofit bahkan hampir defisit. Malam itu juga Daniel memesan pesawat untuk besok pagi. Eldrian menelepon Pak Tony supir pribadinya untuk menjemput mereka di Bandung dini hari nanti. Begitu juga Pak Supri dia ingin asisten rumah tangganya itu menyiapkan baju dan perlengkapannya untuk satu minggu selama di Kalimantan. Suasana Vila semakin malam semakin tampak ramai karena beberapa staf mulai menyalakan api unggun dan memulai acara hiburan, game dan karaoke. Suaranya sangat kencang dan sampai ke Vila tempat Daniel dan Eldrian menginap. “Ya ampun suara siapa i
Baca selengkapnya
Bab 36. Kekacauan yang Disengaja
Pesawat terbang dari Bandara Husein Sastranegara Bandung menuju Bandara Sultan Aji Muhammad Sepinggan Balikpapan, Eldrian dan Daniel sudah disambut oleh beberapa staf audit kepercayaan perusahaannya. Mereka mengantarkan dua bosnya itu ke mobil untuk menuju kantor cabang perusahaannya di sana. Kunjungan mereka ini cukup rahasia jadi tak ada staf cabang yang tau kalau akan ada tim audit dengan kawalan polisi berpakaian preman (tanpa seragam dinas) untuk memulai penyelidikan anggaran dana perusahaan yang tampak tidak normal di kantor cabang. Akhirnya mereka sampai, kantor cabang di Balikpapan cukup luas meskipun tidak seramai di Jakarta. Kantor cabang dibuat karena permintaan konsumen Kalimantan untuk produk teknologi terbaru juga cukup besar. Mengingat di Kalimantan banyak pengusaha di bidang perminyakan, pertambangan dan banyaknya tenaga kerja asing yang juga konsumtif dalam pembelian alat teknologi terbaru keluaran kantor. Apalagi jika staf marketingnya handal da
Baca selengkapnya
Bab 37. Kerja dan Kerja
Acara event perusahaan akan berlangsung dua minggu lagi. Atas intruksi Pak Jason managernya Wenny mulai menghubungi trainer outbond kenalannya, Ilona meminta tolong Mira dan Lusi untuk mencarikan musisi cilik dan band yang bisa di undang datang ke pentas musik. Rapat pembentukan panitia akan dilaksanakan hari ini juga jam 16.00 WIB. Pak Jason sudah punya daftar siapa saja staf yang dirasa handal di bidangnya masing-masing. Managernya itu benar-benar tidak mau membuang-buang waktu dia mau semuanya masalah operational sudah bisa dicicil hari ini. Sontak saja sebelum jam kerja usai semua staf tampak sibuk. Ada yang memesan sound system, chatering, memesan balon dan pernak pernik, banner, badut, kostum drama dan lain sebagainya. Akhirnya sampai jam 18.00 WIB, hampir semua yang yang berurusan dengan rencana outbond sudah bisa mulai di fix kan. Trainer sudah dapat, chatering sudah dipesan, desain banner sudah ada, terop dan sound system sudah dipesan, hanya persiapan-persia
Baca selengkapnya
Bab 38. Tragedi Malam Hari
Malam yang cukup panjang sebelum Wenny dan Ilona kembali ke apartemen, mereka malah keasikan ngobrol dan memesan beberapa dimsum untuk makanan penutup. Warung ramen itu, ternyata juga punya menu aneka dimsum dan siomay, isian udang, ayam, dan daging kepiting, rasanya empuk dengan saus yang pas membuat Ilona dan Wenny masih saja lahap meskipun sudah menghabiskan satu mangkok mie ramen. Dua wanita cantik duduk, makan tanpa teman pria, cukup menarik beberapa karyawan pria yang single yang sedang mencari mangsa. Dua orang pria berbaju karyawan perusahaan automotif duduk di tempat Wenny dan Ilona makan. "Halo Non, boleh kan kalau duduk disini!" pinta salah satunya tanpa basa-basi. "Namanya siapa nih!" ujar pria yang satunya lagi. "Maaf mas, kita lagi diskusi kerjaan, kursi disana masih banyak yang kosong, bagaimana kalau masnya pindah ke sana aja!" ujar Ilona datar. "Duh cantik-cantik sombong, siapa dong namanya? Kalau di kasih nomor HP baru saya mau pindah
Baca selengkapnya
Bab 39. Perasaan yang Sulit
Eldrian Saputra Dewangga seseorang yang sedang dicari oleh para wartawan bahkan sampai ke depan rumahnya. Karena Eldrian takut wajahnya terekam media dia memutuskan untuk menginap di hotel milik keluarganya selama beberapa minggu. Bukan berarti dia tidak bisa bekerja tapi dia sengaja pindah kesana untuk bekerja juga. Masalah kantor Kalimantan sudah usai, tapi setelah penangkapan beberapa karyawan mereka juga harus segera mencari pengganti, membenahi susunan management, membuat perjanjian baru dengan para klient dan banyak hal yang juga harus segera diselesaikan. "Ian, kita butuh open recruitment staf baru untuk cabang Kalimantan, terlebih di tim marketing!" ujar Daniel pada suatu sore. "Okay, kau urus saja, tawarkan juga bagi karyawan Jakarta yang mau di mutasi ke sana ada tambahan intensif!" ujar Ziyan. "Oh iya, siap!" Daniel mau pergi tapi kembali lagi. "Tapi kalau Ilona yang daftar mutasi gimana?" goda Daniel iseng. "Terserah dia, kalau memang nyam
Baca selengkapnya
Bab 40. Fans Club
Ilona menatap punggung Jason yang berlalu meninggalkannya. Pria yang sangat baik pikirnya. Jason memang seorang duda, tapi itu tidak menutupi pesonanya. Ramah, tampan, pintar, pekerja keras, suka membantu dan cukup lembut untuk pria yang memilih tinju sebagai olahraga favoritnya. Ilona melihat bingkisan di tangannya dan segera membawanya masuk ke mobil. "Ilona!" panggil seseorang sebelum dia sempat masuk dan mengendarai mobilnya. Tampak Jeremy yang berlari ke arahnya. "Ini untukmu!," ujarnya sembari memberikan sekotak kue yang tampaknya lezat dari toko kue yang cukup populer. "Ada acara apa?" Ilona heran. "Aku minta maaf ya, kapan hari aku kekananakan, aku sengaja mengganggumu dan teman priamu karena aku cemburu. Seharusnya aku tidak boleh begitu, apa kamu mau setidaknya tetap menjadi temanku?" ujar Jeremy dengan wajah berharap. "Hmmm, iya Jeremy aku paham apa yang kamu rasakan. Maafkan aku juga ya, aku tidak bisa membalas perasaanmu. Tapi buat
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status