Semua Bab BA'DA MAGHRIB: Bab 11 - Bab 20
25 Bab
Mau Apa Kamu, Jeny?
Reihan yang mendengar Alea berkata seperti itu langsung menoleh ke arah puterinya dan menghentikan wudhunya. “Yah. Kok ilang?” Kata Alea. “Sayang. Kamu lihat Jeny?” Tanya Jihan kepada Alea. “Iya, Ma. Tadi dia berdiri di samping Ayah.” Jelas Alea. Reihan segera melanjutkan wudhunya. Kemudian ia menunggu Jihan dan juga Alea selesai wudhu. Ia takut kalau harus pergi ke ruang ibadah sendirian.Setelah wudhu, mereka bertiga langsung menuju ke ruang ibadah untuk menunaikan sholat subuh. Suasana hening, tanpa ada aba-aba dari kokokan ayam atau pun suara kicauan burung yang menandakan pagi akan segera tiba.Reihan melantunkan surah pendek dengan baik. Pelafadzannya juga lumayan bagus. Sedangkan Jihan dan Alea mendengarkan dan mengikuti gerakan imam. Mereka bertiga terlihat khusyu saat menjalankan sholat.***Matahari mulai menampakkan sinarnya. Hari ini Reihan libur bekerja karena harus mendaftarkan Alea ke sekolahnya yang baru. “Alea. Kamu sudah siap kan belajar di sekolah yang baru
Baca selengkapnya
Sosok Nenek dan Anak Laki-laki
“Tidak tahu. Coba aku periksa dulu.” Reihan pun turun dari mobil. Jihan dan Alea menunggu di dalam mobil. “Ada apa, Ma? Kenapa mobilnya berhenti?” Tanya Alea kepada ibunya. “Tidak tahu, Nak. Kita tunggu Ayah sampai selesai mengeceknya ya.” Jawab Jihan.Beberapa menit kemudian, Reihan belum juga bisa menemukan kendala yang sedang menimpa mobilnya. Jihan dan Alea pun turun dari mobil. Menanyakan keadaan kendaraan yang mereka tumpangi saat ini. “Kenapa, Mas? Apa ada masalah?” Tanya Jihan kepada Reihan yang masih meneliti kerusakan yang menyebabkan mobilnya berhenti mendadak. Jihan merasa takut. Karena kondisi jalanan sangat sepi, mengingat mereka sedang berada di sepanjang jalan yang kanan kiri penuh dengan pepohonan. Ya bisa dibilang masih seperti hutan. “Aku belum menemukan kerusakannya. Sabar ya.” Kata Reihan yang berusaha menenangkan kedua wanitanya. “Hei. Kenapa kamu berlari.” Kata Alea kepada sosok yang dilihatnya. “Ada apa, Alea? Siapa yang kamu maksud barusan?” Tan
Baca selengkapnya
Apa Kamu Sudah Lupa denganku, Reihan?
Jihan terbangun dari tidurnya. Nafasnya terengah-engah. Ia juga mengeluarkan keringat dingin. Ternyata semua itu hanyalah mimpi. Namun mimpi itu terlihat seperti nyata. Tidak hanya satu orang yang memperingatinya untuk pergi dari rumah itu. Takut. Itu yang sebenarnya Jihan rasakan. Tapi ia belum bisa memecahkan misteri-misteri yang ingin ia ketahui kebenarannya. “Sayang. Kamu kenapa? Kamu pasti mimpi buruk lagi ya?” Tanya Reihan sambil mengemudikan mobilnya. “Iya, Mas. aku mimpi buruk lagi.” Jawab Jihan yang masih dengan perasaan yang tegang. Jantungnya berdegup kencang. Rasanya seperti dikerjar hantu. “Mama kalau udah ngantuk, baca do’a tidur aja. Biar nanti kalau ketiduran aman. Gak mimpi buruk lagi.”Celetuk Alea yang duduk di kursi belakang. “Hahaha. Kamu ini ada-ada saja, Nak. Mama pasti kecapekan. Makanya ketiduran. Terus mimpi buruk deh.” Kata Reihan yang tertawa melihat kepolosan Alea. “Memangnya Ayah kalau kecapekan juga suka mimpi buruk begitu , Yah?” Tanya Alea la
Baca selengkapnya
Alea Main ke Rumah Jeny
Sosok itu semakin melotot ke arah Reihan. Reihan yang semakin takut memutuskan untuk memejamkan matanya. Namun, di tengah-tengah ketakutannya menghadapi sosok yang menyeramkan tersebut, kaca mobil Reihan diketuk oleh Jihan. “Mas. Mas. Kok lama banget gak keluar-keluar?” Tanya Jihan dari luar mobil. Mengetahui hal tersebut, sosok wanita itu melepaskan kedua tagannya yang sedari tadi menggenggam erat pergelangan kaki Reihan. Ia menghilang begitu saja.Reihan yang tampak masih lemas membuka pintu mobilnya. “Huft. Syukurlah.” Katanya Lega. “Ada apa, Mas? Kenapa kamu panik seperti itu?” Tanya Jihan penasaran. Ia melihat wajah suaminya yang begitu panik, namun pria tersebut juga merasa lega lantaran sosok wanita yang menghantuinya tadi telah pergi. “Tidak apa-apa, Sayang. Hanya tadi kakiku kram. Tidak bisa digerakkan.” Jawab Reihan berbohong. Ia tidak ingin membuat istrinya semakin takut. Reihan pun keluar dari mobilnya. Mereka berdua masuk ke dalam rumah. Sedangkan sosok wanita ta
Baca selengkapnya
Malam yang Horror
Malam ini terasa begitu dingin. Angin yang masuk melalui jendela sangatlah menusuk tulang. “Sepertinya akan turun hujan.” Kata Jihan sambil menutup pintu jendela. “Sepertinya begitu.” Jawab Reihan.Mereka bersantai setelah makan malam selesai. Alea yang sibuk memainkan bonekanya bersama sang ayah, kini sudah mulai mengantuk. Namun tiba-tiba lampu di rumah mereka pun padam. Semua terlihat gelap gulita. Tidak ada penerangan. Angin semakin kencang. Jendela yang tadinya tertutup kembali terbuka karena diterpa angin kencang. Jihan yang masih belum beranjak dari depan jendela kembali menutup jendela tersebut. “Ayah, Mama. Kalian dimana?” Tanya Alea yang takut karena mati lampu. “Tenang, Sayang. Ayah ada di sampingmu.” Jawab Reihan.Alea merasakan sentuhan yang memegang tangannya. “Tangan Ayah dingin sekali.” Kata Alea. “Ayah tidak memegang tanganmu, Alea.” Jawab Reihan yang mulai takut. Terasa aneh jika Alea merasa bahwa ia yang memegang tangannya. “Lalu siapa? Jeny. Apakah
Baca selengkapnya
Menjemput yang Tak Kasat Mata
“Lepaskan aku! Lepaskan!” kata Jihan yang sangat ketakutan. Ia berontak dan berusaha meloloskan diri dari sosok yang memegang kedua lengannya. “Kenapa kamu tidak mau disentuh oleh suamimu sendiri, Jihan?” Tanya sosok itu yang ternyata adalah Reihan. Ia sengaja menjahili istrinya yang penakut itu. “Kamu, Mas? Kamu ini selalu saja mengerjaiku. Aku tidak suka kamu buat deg-degan seperti ini.” Kata Jihan kesal. “Hahaha. Makanya, jadi orang jangan penakut. Kalau dijahilin begini, kan yang ngejahilin jadi puas karena ulahnya berhasil.” Jawab Reihan sambil tertawa kecil. “Gak lucu, Mas.” Gerutu Jihan dengan muka kesalnya. “Hehe. Maaf deh. Ya sudah. Sekarang kita tidur yuk. Aku dari tadi tungguin kamu keluar dari kamar Alea. Alea sudah tidur?” “Sudah kok. Barusan aja dia tidur.” “Ya sudah. Sekarang gantian kita yang tidur. Tapi sambil pelukan ya. Mumpung cuacanya mendukung banget ini.” Goda Reihan kepada istrinya. Jihan mencubit kecil perut suaminya yang sedikit buncit itu. Mer
Baca selengkapnya
Sekolahan Kosong
Tiba-tiba sosok itu tepat berada di hadapan Jihan. Sontak Jihan langsung terkejut. Ia berteriak, namun anehnya suaranya tidak keluar sama sekali. Lalu bagaimana Reihan bisa mendengar teriakannya?Sosok itu semakin membulatkan matanya dan menatap jihan secara tajam. Wajahnya semakin mendekat ke arah wanita yang sedari tadi napasnya terengah-engah. Sekarang malah sosok wanita menakutkan tersebut malah mengunci dirinya hingga Jihan tidak bisa lari dari tempat dimana dia berdiri sekarang. “S s siapa kamu? Mau apa kamu? K Kenapa kamu terus menganggu keluargaku?” Tanya Jihan dengan gemetaran. Peluhnya tak berhenti mengucur di wajahnya. Ditambah lagi dengan derasnya air hujan yang tadi telah membashi dirinya. “Pergi.” Kata sosok itu sambil melotot. Suaranya yang serak membuat Jihan semakin ketakutan. “K kenapa?” Jihan memberankan diri untuk bertanya sekali lagi.Dar!!! Suara petir membuat Jihan kaget saat menanyakan hal yang membuatnya penasaran kepada sosok yang selama ini telah men
Baca selengkapnya
Sekolah Kosong 2
Sesampainya di sekolahan yang katanya telah lama kosong tersebut, Jihan mendapati puterinya yang tergeletak di dekat gerbang sekolah. Entah apa yang yang membuat Alea tak sadarkan diri. Padahal tadi ketika Jihan meninggalkannya untuk membeli makanan, Alea sudah masuk ke dalam sekolahan tersebut. Namun kali ini gadis polos itu tergeletak tak berdaya di depan gerbang sekolahannya. Jihan mengambil handphone yang terletak di saku jaketnya. Ia segera menelfon Reihan agar segera menghampiri mereka berdua. Karena tidak mungkin jika Jihan membawa Alea pulang dengan menggunakan motor maticnya.Jihan memencet nomor telfon suaminya. Agak lama memang untuk bisa tersambung, karena sinyal di tempat tersebut sangatlah minim. “Halo, Mas. Cepat kamu jemput aku dan Alea di sekolahan. Alea pingsan,” ucap Jihan panik. Ia melihat keadaan sekitar sekolah yang tiba-tiba berubah menjadi bersarang dan tak terawat. Suasana juga sangat sepi. Tidak ada murid atau pun guru yang berada di sekolah tersebut. “A
Baca selengkapnya
Menguak Misteri Lewat Bu Rah
“Hem,” jawab Bu Rah singkat. Tatapannya tetap terfokus ke arah depan. Padahal Jihan berada di sebelahnya. “Maaf, jika pertanyaan saya sedikit menyinggung. Tapi saya ingin tahu, apa maksud dari pesan yang Ibu sampaikan kepada suami saya beberapa hari lalu? Bu Rah meminta agar suami saya melindungi saya dan puteri saya,” tanya Jihan kepada wanita paruh baya yang terlihat aneh tersebut. “Bukankah itu memang tugas seorang suami untuk menjaga anak dan istrinya?” Bu Rah malah bertanya balik kepada Jihan yang membuat Jihan sedikit kesal dengan jawaban yang diberikan. “Iya juga sih. Tapi kalau boleh saya jujur, semenjak saya tinggal di rumah tersebut, saya dan keluarga saya selalu mendapatkan teror yang tidak jelas. Mulai dari Alea yang kerasukan, pengantar makanan misterius, sampai wanita menyeramkan yang ada di pohon besar belakang rumah saya. Dan ini tadi saya mendapati Alea yang pingsan di sekolahnya. Awalnya saya dan suami saya tidak curiga dengan sekolahan tersebut. karena sekol
Baca selengkapnya
Mereka Semua Menghitam
Siang berganti sore. Sinar matahari yang tadinya sangat menyengat mulai bergeser ke arah barat. Jihan segera membangunkan kedua orang tercintanya yang masih tertidur lelap.Pertama, ia menuju ke kamarnya untuk membangunkan Reihan. "Mas. Bangun. Sudah sore nih. Gak baik kalau tidur sore hari. Nanti kepala kamu juga pusing loh," ucap Jihan sambil menggoyang-goyangkan badan suaminya yang masih terbaring di atas ranjang. Reihan menggeliat. "Jam berapa sih, Sayang? Aku masih ngantuk," tanyanya dengan suara yang parau. "Jam tiga sore, Mas. Jangan tidur sore ah. Nanti saja tidurnya kalau sudah jam sembilan malam," ucap Jihan. "Hmm. Iya deh. Sayangku. Memangnya kamu siang ini gak tidur?" tanya Reihan yang belum kunjung merubah posisinya menjadi duduk. "Aku gak bisa tidur, Mas. Aku takut," jawab Jihan cemas. "Apa yang kamu takutkan? Kalau kamu mengantuk, tidur saja. Jangan memaksakan untuk terjaga. Nanti kesehatan kamu malah terganggu karena kurang istirahat," tutur Reihan yang perl
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status