All Chapters of Pernikahan Membawa Siksa: Chapter 61 - Chapter 70
143 Chapters
Bab 61
Sebelumnya Kevin dan Riri sudah check in lebih dulu dan setor barang dibagasi, kemudian keluar lagi untuk berpamitan dengan semuanya. Apalagi Riri belum bisa melepaskan sepenuhnya Kayla, sebab mereka tak pernah berpisah jauh sebelumnya.Dan sekarang sudah terdengar panggilan kepada para penumpang yang akan berangkat ke Pelabuhan Bajo, sudah saatnya berpisah namun Riri masih terasa berat meninggalkan sang anak.Kevin dan yang lain kembali meyakinkan Riri bahwa semua akan baik baik saja, mereka akan menjaga bayi kecil yang menggemaskan itu. Supaya mereka berdua bisa fokus pada acara bulan madunya.Kevin dan Riri masuk ke dalam dan menghilang dibalik pintu kaca yang kini sudah tertutup kembali. Mereka yang mengantarkan kedua pasangan itu memutuskan untuk mengobrol santai terlebih dahulu sebelum pulang ke rumah."Bagaimana kalau kita ke Choffee shop yang ada didekat sini dulu" ujar Pak Yuda mengajak semuanya, yang lain hanya mengangguk dan melangkah bersama menuju Choffee shop.Sesampainy
Read more
Bab 62
"Kamu capek, sayang?" tanya Kevin.Sedangkan yangbditanya hanya menggeleng sebagai respon, sambil melihat lihat interior kabin pesawat. Mereka berjalan memasuki lorong penghubung antara pesawat dengan gedung bandara yang luas."Kenapa?" tanya Kevin lagi."Nggak, aku cuma excited aja bisa sampe disini. Dulu nggak pernah kepikiran buat pergi kesini." ujar Riri membuat lelaki itu tersenyum manis melihat timgkah sang istri.Riri yang melihat sang suami membawa banyak barang termasuk bawaannya membuatmya tidak tega, sehingga ia meminta barang yang ringan untuk dibawanya sendiri."Siniin barangku, Vin!" Riri memgambil tote bag dan barang bawaan yang ringan."Biar, aku aja sayang. Nanti kamu capek." tolak Kevin."No, baby. Biar kita sama sama membawanya. Ini doang nggak berat ko Vin. Udah, ayo buruan." Riri mulai berjalan duluan diikuti Kevin di belakangnya.Kevin hanya geleng geleng kepala sambil terus mengawasi sang istri yang jalan didepannya dengan enjoy membawa barang bawaannya. Mereka
Read more
Bab 63
Setelah makan malam, Riri dan kevin memutuskan untuk berjalan jalan sebentar. Tidak terlalu jauh hanya di tepi pantai saja, entah mengapa suasana malam itu begitu indah. Berjalan jalan ditepi pantai dengan cahaya rembulan dan bintang yang menyinarinya,deburan ombak yang terdengar sebagai alunan musik yang menenangkan hatinya.Tak terasa cukup lama mereka berada disana, satu jam kemudian mereka memutuskan untuk kembali ke hotel karena rasanya masih lelah. Sebelum merebahkan diri, Riri menyempatkan diri untuk memghubungi orang rumah. Rasanya ia sudah sangat rindu pada sang anak.Kevin sudah berada di atas ranjang sambil bermain ponsel, entah ia terlihat begitu fokus sendiri. Riri menghubungi Mami Maria.Tut tut[Hay, sayang. Bagaimana keadaan kalian disana?] tanya Mami begitu terpampang wajahnya dilayar ponselnya.[Baik, Mi. Kalian semua bagaimana? Kayla rewel tidak Mi?][Baik ko, nak. Kayla nggak rewel kok, malah ia senang sekali bisa bermain dengan Kakek dan Neneknya.]Terpampanglah w
Read more
Bab 64
Pagi pagi sekali, Riri terbangun dari tidurnya karena mendengar suara gaduh didalam kamar mereka.Lebih tepatnya Kevin yang tengah muntah muntah di kamar mandi. Riri sedikit panik melihat Kevin yang terduduk di depan kloset sambil memuntahkan isi perutnya."Sayang, kamu kenapa?"HHHUUUEEEKK"Sayang, are you oke?" Riri segera melangkah menuju ke dalam kamar mandi untuk mendekat ke arah sang suami, namun ditahan oleh Kevin.HHUUEEEKKK"Stop! Jangan masuk ke dalam!"Kevin tidsk ingin istrinya melihat muntahan yang sudah ia keluarkan dari isi perutnya seksrang, namun perrmpuan itu tidak peduli ia tetap saja masuk ke dalam. Mendekati Kevin dan memijit tengkuknya.Setelah memuntahkan seluruh isi perutnya kedalam kloset, ia langsung daja memencet flush secepat mungkin dan langsung terduduk lemas dilantai. Membuat Riri tidak tega melihatnya."Kamu masuk angin, Vin?" tanya Riri yang ikut berjongkok dilantai."Entah sayang, tiba tiba mual banget tadi bangun tidi." Kevin menggeleng lemah."Sudah,
Read more
Bab 65
"Maafin, aku ya sayang." ujar Kevin."Maaf kenapa?""Maaf, gara gara aku sakit. Kita jadi tidak bisa jalan jalan sekarang."Riri tersenyum tipis, " Kenapa harus minta maaf, kesehatan kamu jauh lebih penting dari pada urusan jalan jalan. Lagian nanti juga bisa kalo kamu udah sembuh ko.""Makasih ya sayng kamu udah ngertiin keadaan aku, udah ngerawat aku selama sakit." Kevin menggenggam tangan Riri dengan erat."Tak perlu berterima kasih, sayang. Karrna itu adalah kewajibanku sebagai istrimu."Kevin beranjak duduk, namun pusing yang di dera kian terasa. Membuat pria itu memejamkan matanya sejenak."Kenapa sayang? Kok duduk?""Nggak apa apa, tadinya aku mau ngambil ponsel tapi masih pusing kepalaku.""Ngapain ambil ponsel, kamu lagi sakit jangan main ponsel dulu.""Ya udah, istirahat aja ya. Jangan dipaksain duduk kalo emang gak bisa, ntar tambah pusing." ucap Riri lagi sambil menyentuh lengan sang suami.Riri bangkit dan lebih mendekat ke arah Kevin, kemudian ia membantu suaminya untuk
Read more
Bab 66
Suara ketukan pintu membuyarkan lamuyan Riri, ia bergegas menuju pintu kamar untuk melihat siapa gerangan yang datang.Tok tok tokCeklek"Maaf, Bu Riri. Itu bahan bahan yang diminta sudah siap semua." ucap Hani."Oh, iya terima kasih Mbak. Kok repot repot kesini Mbak, kenapa tidsk pakai televon hotel saja?"Hani tersenyum tipis, "Sudah, Bu tapi tadi tidak dijawab.""Eh, iya kah? Maaf tadi saya nggak denger, soalnya masih dikamar mandi. Sedangkan Mas Kevin..." Riri mengedarkan pandangannya ke arah kamar namun tak ada suamimya itu. "Kemana dia" batin Riri."Iya, tidak apa apa Bu. Ibu cari Pak Kevin? tadi saya sempat lihat beliau ada didepan bersama Pak Agus Bu.""Oooo, iya Mbak. Kalau begitu saya mau pinjam dapurnya dulu ya Mbak, boleh kan?""Silakan, Bu Riri. Mari saya temani ke dapur.""Ngomong ngomong masakan Ibu benar benar enak lho, terima kasih ya Bu buat yang kemarin. Dapat salam dari Pak Agus juga katanya Terima kasih dari Pak Agus yang gantengnya maksimal he he.""Ha ha ha, Pa
Read more
Bab 67
Pagi harinya, Kevin kembali merasakan mual dan muntah persis seperti sebelumnya, Riri kangsung bergerak mengambil minyak angin di nakas dekat ranjang."Sayang, kamu sakit lagi?" tanya Riri polos.Dengan cekatan Riri membantu memijat tengkuk Kevin pelan, kemudian mengoleskan minyak yang tadi ia ambil.HHOOEEEKKHHOOEEEKKKHah...Hah napas Kevin terengah engah, ia lemas setelah memgeluarkan isi perutnya."Holy shitt!!! Aku kenapa sih.""Aku minta panggilkan dokter saja ya biar nanti kamu diperiksa?""Iya sayang, tolong ya."Kevin menekan flush lagi, kemudian menegakkan dengan sussh payah. Riri yang melihatnya membantu suaminya berdiri. Mereka berjalan ke arah wastafel terlebih dahulu karena Kevin ingin berkumur lebih dulu untuk membersihkan mulutnya.Keringat dingin membasahi tubuh lelaki itu, Riri merasa iba pada suaminya itu. Ia bingung harus melakukan apa. Riri mengambil televon hotel kemudian memesan teh hangat dan bubur, ia juga meminta dibawakan dokter untuk memeriksa keadaan suami
Read more
Bab 68
Berbeda suasana, dikediaman baru Joana. Rian tinggal disana sendirian karena sang Istri masih marah perihal masalah terakhir mereka. Sudah beberapa hari Joana ikut tinggal dikediaman keluarga Pratama bersama orang tuanya untuk menjaga Kayla.Rian meraba ponsel diatas nakas, dan melihat jam menunjukan pukul 7 pagi. Kali ini dia bangun kesiangan, Rian segera beranjak dari tempat tidur. Pria itu duduk ditepi ranjang sambil menatap sekeliling, sepi rasanya ia disini sendirian tanpa ada yang menemani."Tidak ada yang menyiapkan sarapan, menyiapkan baju dan lain lain." gumam Rian sendiri.Ya, selama menikah dengan Joana, perempuan itu tidak berubah. Sebelum pergi ia tak pernah menyiapkan kebutuhan Rian seperti baju dan sarapan untuk suaminya itu, bahkan sepulang kerjapun sering kali Joana sudah tertidur lebih dulu. Setiap ditanya jawabannya selalu capek karena dia juga bekerja dibutik Bu Jeni.Seketika Rian teringat akan sosok mantan istrinya, Riri. Membuat ia menatik napas panjang, segala
Read more
Bab 69
Hari ini Kevin berniat untuk mengajak Riri jalan jalan, setelah beberapa hari kemarin mereka sibuk mengha iskan waktu didalam kamar saja karena Kevin yang sakit.Kebahagiaan yangvtengah dirasakan oleh Kevin atas kehamilan sang istri membuatnya begitu lebih bersemangat dari sebelumnya. Seperti sekarang, sejak pagi ia tak henti hentinya menyuruh Riri untuk cepat cepat bersiap karena ingin membawanya jalan jalan."Sayang, ayo. Buruan ih, lama bener!" rengek Kevin."Sabar dong, Vin. Lagian mau kemana sih, baru juga jam delapan pagi.""Ayo ih, siap siap dandan yang cantik. Terus kita keluar sekalian sarapan diluar."Riri hanya bisa geleng geleng kepala, sejak tahu jika dirinya hamil Kevin menjadi begitu protektif dan lebih manja jika sedang berdua."Kok, bajunya begitu sayang?" tanya Kevin.Riri mengkerutkan keningnya, pertanda bingung. Padahal tidak ada yang aneh dengan baju yang dipakai oleh Riri. Ia memakai baju biasa yang biasa ia pakai."Maksudnya?""Ganti.""Tap_""Ganti sayang, aku
Read more
Bab 70
"Pak Kevin?" salah seorang menyapa mereka."Iya, Pak Agung kah?""Benar, Pak. Saya yang akan bertanggungjawab membawa rombongan Bapak dan ibu berkeliling sekitar. Mari silakan, boat saya ada disebelah sana."Kevin menatap sang istri yang tengah menggendong baby Kayla, tampaknya ia sudah tidak sabar ingin membawa keluarga kecilnya itu merasakan petualangan yang berbeda."Sayang, kita mau kemana sih?" tanya Riri."Ayo, sayang." Kevin enggan menjawab pertanyaan dari istrinya."Jawab dulu, kalo nggak aku ngga mau ikut. Aku nggak mau nantinya aneh aneh lho ya Vin, kita bawa keluarga kita lho."Kevin menghembuskan napasnya panjang, akhirnya Kevin memberitahukan kepada Riri dari pada nantinya Riri tidak mau ikut pergi. Ia berusaha agar sang istri happy dan tidak kesal dengannya, ia tahu jika perubahaan mood seorang ibu hamil sangatlah mudah sebentar bisa merasa senang setelah itu bisa juga langsung sedih.Kevin tidak ingin istrinya sedih karena bisa saja akan mempengaruhi kehamilannya."Oke
Read more
PREV
1
...
56789
...
15
DMCA.com Protection Status