All Chapters of Pernikahan Membawa Siksa: Chapter 71 - Chapter 80
143 Chapters
Bab 71
Drap drap drapSeseorang menghentikan langkahnya tepat didepan Riri, namun agaknya perempuan itu masih sibuk dengan pemikirannya sendiri."Sayang, hey." Kevin mengisbaskan tangannya di depan sang Istri yang terus saja melamun."Ras, are you oke?" kini Kevin sedikit mengguncang lengan Riri agar perempuan itu segera menyadari kehadirannya."Eh, lho kok kamu sudah disini." tanya Riri yang keheranan melihat sang suami sudsh berada disisinya."Iya, serem ih disana. Makanya aku balik langsung kesini deh, anak Papa sudah bangun. Sini yok sama Papa!""Pa pa." lirih Kayla dengan lucunya membuat dua orang tersebut tersenyum."Iya sayang, kenapa? Kayla laper, mau emam?" tanya Kevin.Kevin melihat jam yang berada di arlojinya, sudah memasuki jam makan siang. Namun keluarga yang lain masih sibuk di Taman Nasional Komodo, mereka memuaskan hasratnya karena bisa melihat komodo dari jarak yang lumayan dekat. Meskipun dengan perasaan yang dag dig dug."Ayo kita makan lebih dulu, kasihan Kayla dan babyn
Read more
Bab 72
Setelah usai makan siang, mereka kembali ke speed boat untuk melintasi lautan menuju Air Terjun Cunca Wulang. Namun sebelumnya mereka akan mampir ke pulau Badar dulu karena keinginan dari sang istri. Riri ingin pergi ke Pink Beach."Sayang, boleh tidak kalau kita mampir ke Pink Beach dulu sebentar?""Pink Beach?" tanya Kevin."Ya, pantai tercantik disini sengan pasirnya berwarna pink yang berasal dari terumbu karang yang memang warnanya sama."Selain menawarkan pemandangan dari laut biru yang indah dan jernih, hamparan pasir berwarna merah muda tersebut menjadi daya tarik Pink Beach yang unik."serius?""Ya, sayang.""Kamu tahu dari mana ada tempat seperti itu?""He he, aku kan udah browsing di internet sayang.""Oo, pantas.""Ayo, sayang."Mereka semua turun untuk menikmati Pink Beach dari dekat, tak lupa juga untuk mengabadikan momen tersebut dengan menggunakan kamera.Pak Agung mengatakan, di balik warna pasir yang menarik terdapat peran dari ombak yang menyeret terumbu karang ke p
Read more
Bab73
Sementara ditempat lain.Setelah berhari hari Joana menginap dirumah Kevin bersama kedua orang tuanya, akhirnya ia pulang ke rumahnya sendiri setelah dijemput Rian usai pulang kantor.Pulang ke tempat ternyamannya, bukan maksud hati dirumah Kevin tidak nyaman. Hanya saja karena mengingat itu tempat tinggal Riri, jadi ia merasa tidak nyaman. Apalagi Joana belum bisa menerima perubahan status Riri yang menjadi kakaknya, membuat ia rikuh untuk terlalu lama disana. Walaupun orang yang bersangkutan sedang tidak ada dirumah.Joana membersihkan tubuhnya tanpa beban, meskipun tadi ia pulang bersama sang suami. Namun ia masih sedikit kesal karena kejadian terakhir kali, bahkan ia juga masih sedikit mengabaikan Rian.Usai mandi dan berpakaian, Joana beranjak ke dapur karena perutnya sudah merasa lapar. Ia membuka kulkas untuk melihat apakah ada makanan atau stok bahan makanan disana, ternyata semuanya kosong.Karena Rian ditinggal selama beberapa hari sendirian, mungkin ia tidak sempat belanja
Read more
Bab 74
Setelah selesai dari Cunca Wulang, mereka kembali ke boat dan balik ke hotel. Mereka tidak jadi pergi ke bukit cinta karena rasanya sudsh sangat lelah, apalagi ada Kayla bersama dengan mereka.Sepanjang perjalanan Riri tertidur di boat, beralaskan paha Kevin. Sedang Kayla sudah berada dalam dekapan Bu Jeni, bayi memggemaskan yang sebentar lagi akan memjadi seorang kakak pun telah tertidur pulas.Mereka sampai di resort sekitar pukul enam lebih lima belas menit, mereka sudah tiba dikamar masing masing. Entah sejak kapan rombongan itu memesan kamar disana, yang pasti Kayla akan ikut satu kamar bersama Kevin dan Riri. Bagaimanapun juga Ibu muda tersebut sudah kangen ingin tidur bersama putrinya kembali.Riri memutuskan untuk merebahkan diri terlebih dahulu bersama sang putri, karena masih merasakan lelah. Apalagi ditambah sekarang ia tengah mengandung, yang membuatnya menjafi lebih cepat lelah. Sedang Kevin memilih untuk membersihkan diri di kamar mandi.Kevin keluar dari kamar mandi men
Read more
Bab 75
Setelah selesai dari Cunca Wulang, mereka kembali ke boat dan balik ke hotel. Mereka tidak jadi pergi ke bukit cinta karena rasanya sudsh sangat lelah, apalagi ada Kayla bersama dengan mereka.Sepanjang perjalanan Riri tertidur di boat, beralaskan paha Kevin. Sedang Kayla sudah berada dalam dekapan Bu Jeni, bayi memggemaskan yang sebentar lagi akan memjadi seorang kakak pun telah tertidur pulas.Mereka sampai di resort sekitar pukul enam lebih lima belas menit, mereka sudah tiba dikamar masing masing. Entah sejak kapan rombongan itu memesan kamar disana, yang pasti Kayla akan ikut satu kamar bersama Kevin dan Riri. Bagaimanapun juga Ibu muda tersebut sudah kangen ingin tidur bersama putrinya kembali.Riri memutuskan untuk merebahkan diri terlebih dahulu bersama sang putri, karena masih merasakan lelah. Apalagi ditambah sekarang ia tengah mengandung, yang membuatnya menjafi lebih cepat lelah. Sedang Kevin memilih untuk membersihkan diri di kamar mandi.Kevin keluar dari kamar mandi men
Read more
Bab76
Sesampainya di hotel, Riri mengambil Kayla yang sempat ia titipkan pada Mami Maria. Ia pergi ke kamar Ibu Mertuanya.Tok tokCeklekMami membuka pintu kamar hotelnya, dan terpampanglah wajah Riri di depannya."Lho sayang, udah pulang?"Riri mengangguk, "Iya, Mi. Cuma bentar doang kok, tadi juga udah sempet makan sekalian.""Kayla mana lagi ngapain, Mi?""Itu lagi main sama nenek neneknya."Mereka berdua masuk ke dalam kamar, "Sayangnya Mama." ucap Riri membuat putrinya dan yang lain ikut menoleh."Sayang, sudah pulang?" tanya Bu Jeni."Iya, Mah. Cuma sebentar kok tadi.""Memang kamu habis dari mana sayang?" tanya Mama Amira."Ketemu mantannya Mas Kevin."HahMami Maria, Bu Jeni dan Mama Amira melongo. Mendengar ucapan anaknya itu."Maksudnya, Imelda?" tanya Mami yang langsung dihadiahi anggukan kepala oleh Riri."Ngapain?"Riri menghela napas panjang, "Dia minta ketemu Mas Kevin, mau minta dinikahin suamiku."HahLagi, ketiganya terbengong dengan mulut terbuka lebar memdemgar ucapan
Read more
Bab 77
Keesokan paginya Kevin dan Riri memilih untuk berkemas saja, rencananya mereka akan pergi hari ini juga. Setelah mengobrol serius tentang Imelda dan masalah kehamilan Riri, mereka memutuskan untuk segera pulang ke.rumah. Karena takut jika nantinya Imelda akan berbuat nekad disana, apalagi keadaanya mereka sedang jauh dari rumah dan mau kemana mana juga sedikit susah. Mereka sarapan bersama yang lain diresti hotel."Mah, Pah. Semuanya, maaf rencananya kami akan chek out hari ini. Karena takut jika nantinya terjadi seesuatu pada Riri, karena perbuatan Imelda." ucap Kevin tiba tiba."Iya, nak. Tidak apa apa, kami juga gak mau terjadi sesuatu pada kalian." ucap Mami."Untung kamu menolak dia, Vin. Coba saja kalo kamu terima, udah Mami coret kamu dari daftar warisan." ucapnya lagi."Yaa, Mami. Jangan dong Mi, nanti anak Kevin dapat apa." canda Kevin."Anak kamu akan tetap dapat bagian, cuma kamu saja yang tidak!""Iss Mami jahat deh, sama anak sendiri mah tega!""Diam kamu! Itu balasan bua
Read more
Bab 78
Disebuah rumah sakit, di Ibu kota Jakarta. Seorang pria tengah duduk disamping ranjang tempat istrinya beebaring, ia adalah Rian. Hari sudah sore, namun sang istri belum juga menunjukan tanda tanda ia akan sadar.Pria itu menelisik setiap inci wajah istrinya, terdapat lebam disudut pipinya dan kepalanya juga sampai diperban karena terbetur trotoar. Ingatannya kembali pada detik detik dimana sang istri hendak menyeberang jalan, karena mobil yang Rian tumpangi terparkir disebrang jalan.Rian yang kaget mendengar suara benturan yang cukup nyaring, lantas segera keluar dari dalam mobilnya. Ia begitu shock ketika dilihatnya orang itu adalah Istrinya, Joana. Dengan tergesa Rian meminta bantuan pada warga sekitar yang melihat kejadian tersebut untuk membantu membawa sang istri ke mobilnya, agar segera dibawa ke rumah sakit. Sampai detik ini tangan dan kakinya masih saja gemetar setiap kali.mengingat hal tersebut.Namun, satu hal yang harus ia syukuri adalah Joana tidak kehilangan nyawanya.
Read more
Bab 79
Mendengar ada yang menyebut namanya, Joana pun membuka matanya, ternyata itu adalah Riri dan Kevin. Lalu ia tersenyum tipis."Terima kasih.....Karena sudah da-tang." ucap Joana terbata.Riri yang tak menyangka jika respon adik angkatnya akan seperti itu pun ikut tersenyum, sungguh dalam hati Riri merasa sedikit lega."Sama sama, namanya juga keluarga. Jadi harus datang, kamu yang sabar dan kuat ya biar pengobatan berjalan lancar." ucap Riri yang duangguki pelan oleh Joana."Heleh, siapa kamu. Ngaku ngaku keluarga!" ucap Bu Dara judes membuat semua orang yang berada disana geram terutama Bu Jeni dan Pak Yuda."Ibu!!!!" ujar Rian dengan nada tegas membuat Bu Dara melengos sambil memanyunkan bibirnya.Riri masih mematung disamping ranjang Joana, ia masih merangkai kata agar hubungannya dengan adik angkatnya itu semakin membaik."Ka..Du-duk, katanya kamu sedang ha-hamil. Selamat y-ya! Kalian....Nggak harus pulang padahal." ucap Joana dengan tersenyum.Sebenarnya Riri sedikit heran dengan
Read more
Bab 80
Bu Dara pulang demgan misuh misuh, ia kesal dengan sikap anaknya yang justru mengusir dirinya. Ya, memang sih ia tak bisa mengontrol mulutnya supaya tidak julid dengan Riri. Tapi mau bagaimana lagi memang tabiatnya sudah begitu, entah salah apa itu si Riri sampai Bu Dara segitu bencinya sama mamtan menantunya itu."Kesel ibu, kamu juga kenapa belain kakak kamu buat ngusir Ibu!" ujar Bu Dara."Maaf, Bu. Aku cuma gak mau aja Ibu jadi tambah malu karena mereka yang disana kan lebih pro ke Riri." Silvi mencoba menenangkan Ibunya."Huh, bikin kesal saja!" ucap Bu Dara."Ya sudah, sebagai permintaan maafku gimana kalau kita shopping saja?" tanya Silvi."Boleh, ayok!"Silvi dan Bu Dara pun menuju mall terdekat, cukup ramai karena ini adalah satu satunya mall terbesar didaerah itu. Mereka asik belanja kesana dan kemari.Disaat sedang asik berbelanja, tiba tiba ada seseorang yang tak sengaja menabrak bahu Silvi sehingga barang belanjaannya jatuh.Brugh"Gimana sih kalo ja..." ucap Silvi."Ma..
Read more
PREV
1
...
678910
...
15
DMCA.com Protection Status