Semua Bab RAHASIA KITAB RAJA IBLIS: Bab 171 - Bab 180
183 Bab
Bab. 171 Rencana Invasi
Kabar dikalahkan nya sekte Tinju Besi. Ini kabar yang baik. Apalagi sekarang sekte itu sudah dikuasai oleh Fu Tianfen. Ini mempermudah Liu Heng mengirim orang ke sana untuk menyebarkan pasukan mereka, Apalagi sekte Tinju Besi sangat dekat dengan ibu kota. Dari sekte Tinj Besi, mereka hanya perlu berjalan seminggu untuk tiba di ibu kota. Liu Heng sudah meminta Fu Tianfen dan Fu Shi mengatur pasukan di sekte Tinju Besi. Mereka akan melakukan seragan ke kota di dekat ibu kota. Ibu kota kekaisaran Qin itu dikelilingi oleh 4 kota besar lainnya. Setiap kota dipimpin oleh wali kota yang tentu saja berhubungan dekat dengan pihak istana. "Bagaimana kalau kita menyerang kota yang ada di sebelah timur ibu kota?" "Bisa saja. Itu berdekatan dengan sekte Langit Surga yang sudah kosong. Harusnya aman, tetapi pasukan kota sebelah utara akan memberikan bantuan juga. Belum lagi pasukan dari ibu kota. Kita akan serang dari dua arah yang berbeda. Ini sulit," jawab Long Buyi. Liu Heng mengelus dagunya
Baca selengkapnya
Bab. 172 Dua Kejadian
Hewan roh yang Liu Heng hadapi adalah Kelelawar Pemakan Darah. Shi Xue menatap Liu Heng dengan tatapan membunuh yang sangat kuat. Dia membuka mulutnya. Suara menyebar. Semua manusia di sana menjeirt sambil memegang telinga. Darah keluar dari telinga mereka. Shi Xue terbahak karena mengira kalau Liu Heng sudah dia kalahkan. Hanya saja saat dia menatap lurus ke arah Liu Heng. Terlihat Liu Heng baik-baik saja. Shi Xue kaget. "Bagaimana bisa? Apa yang kau lakukan?" keluhnya. Liu Heng tanpa menjawab, dia menghilang. Satu detik dia sudah berada di atas Shi Xue. Dia mengepalkan kedua tangannya dan memukul pundak Shi Xue dengan sangat kuat. Shi Xue tidak sempat melawan. Dia terpental ke bawah. Tubuhnya membentur tanah. Dengan cepat dia bangun. "Lamban."Liu Heng sudah muncul di depan Shi Xue lagi. Satu pukulan di perut mementalkan kelelawar itu. Liu Heng pun muncul lagi di belakang Shi Xue. Dia menahan tubuh lawannya dengan satu tangannya. Tanpa belas kasih, Liu Heng memukul Shi Xue ke tan
Baca selengkapnya
Bab. 173 Dua Kejadian 2
"Kenapa kau melakukan ini?" Tatapan Shi Cun sangat tajam ke arah Auyeung Fung. Dia tahu kalau Auyeung Fung tidak menyukai dirinya, tetapi tidak pernah terbayangkan di pikiran Shi Cun kalau Auyeung Fung akan berkhinat pada sekte Racun Selatan. "Sekte ini sudah memberikan banyak hal untukmu. Tanpa sekte Racun Selatan, kau tidak akan bisa hidup sampai sekarang. Kau masih berada di jalanan sana. Apa kau melupakan semua itu?" keluh Shi Cun. Dia menggeleng heran. Tidak habis pikir dengan pilihan Auyeung Fung.Auyeung Fung tersenyum kecil, sedikit meremehkan. "Kau tahu siapa yang membunuh keluargaku? Itu adalah partarich sekte Racun Selatan ini. Mereka membantai desa tempatku lahir dan menjadikan mereka bahan eksperimen untuk menguji racun Serangga yang baru dia buat. Apa kau masih berpikir kalau aku harus mengabdi? Omong kosong maca apa itu?" Dari tatapannya, Auyeung Fung memang sangat benci kepada Shi Cun dan sekte Racun Selatan ini. Ternyata selama ini Auyeung Fung sudah menyimpan dend
Baca selengkapnya
Bab. 174 Jenderal Ular Putih
Shi Wei menghembuskan napas sangat pelan. Dia merasa tidak ada pilihan lain. Saat itu juga dia melakukan gerekan tangannya. Saat itu juga sebuah kabut muncul. Qi yang sangat besar meluap dan muncul seekor ular besar dengan mata yang buta. Ukuran ular itu lebih besar dari ukuran bangunan di sekte Racun Selatan.Niu Tou yang sedang bertarung langsung mundur ke belakang. Rekannya yaitu Ma Mian maju, dia awalnya tidak ingi terlibat, tetapi kali ini dia harus membantu Niu Tou atau mereka akan kalah di sana. "Wajar saja aku merasakan ada yang tidak asing. Ternyata itu kau si Ular Putih. Setelah seribu tahun menghilang, ternyata keluarga ular kuno muncul menjadi peliharaan manusia. Kalian sangat menyedihkan. Apa ini efek kekalahan dari sang Pheonix?" ejek Niu Tou. Ular putih itu membuka matanya. Mata ular itu berwarna putih dengan garis luka horizontal. Saat itu juga tubuh Niu Tou membeku. Ma Mian langsung menarik tangan rekannya. Dia melompat mundur ke belakang. Keduanya selamat dari kema
Baca selengkapnya
Bab. 175 Hampir Mati
Liu Gu mengangkat tangannya. Sebuah dinding api menahan serangan dari ular putih. Dia pun membuka mulutnya dan sebuah hembusan api yang sangat kuat menyerang ke arah Shi Wei dan Ular putih. Semburan api itu sangat kuat. "Aku akan menahannya."Baaamm!Benturan kedua serangan itu membuat kibasan qi yang sangat kuat. Itu bahkan membuat dinding sekte Racun Selatan retak. Beberapa orang di sana terbunuh oleh ledakan itu. Bahkan Niu Tou dan Bai Ze hampir mati juga kalau Liu Gu tidak membuat penghalang melindungi mereka. Keduanya berhasil diselamatkan. "Seperti yang aku harapkan dari jenderal ular putih," puji Liu Gu. Dia terbang mendekati Shi Wei dan ular putih. Tatapannya terlihat sangat santai. Sedangkan, Shi Wei berwajah pucat. Dia sangat ketakutan karena Liu Gu bukan tandingan dirinya. Manusia dan hewan roh punya jarak kekuatan yang sangat jauh. Ada dinding tinggi yang membatasi kekuatan mereka berdua. Hewan roh sejak kecil sudah berbakat. Lihat saja si Kembar yang sudah mencapai tah
Baca selengkapnya
Bab. 176 Paman dan Keponakan
Liu Heng dan Long Buyi akan bertarung melawan Liu Gu. Ini akan menjadi pertarungan antar paman dan keponakan. Liu Gu muncul di belakang Liu Heng. Dia melakukan pukulan. Liu Heng menyilangkan tangannya berusaha menahan serangan itu, tetapi Liu Gu muncul di tempat lain. Liu Heng terpental dan tubuhnya masuk ke dalam danau."Adik!" teriak Long Buyi. Liu Gu muncul di depan Long Buyi. "Kau harusnya fokus pada dirimu sendiri." Dia melakukan pukulan kuat ke perut Long Buyi. Satu pukulan yang membuat Long Buyi muntah. Liu Gu menentang wajah Long Buyi dan tubuhnya terpental sangat jauh. Dia menghancurkan beberapa pohon di garis lurus. Liu Heng bangkit dan melakukan serangan lagi. Liu Gu tersenyum. Saat Liu Heng melakukan serangan, saat itu juga LIu Gu menghilang dan malah Liu Heng yang berakhir terkena pukulan. Dia terpental masuk ke dalam danau di bawahnya lagi. Long Buyi dan Liu Heng terus memberikan serangan, tetapi tidak ada yang berhasil. Mereka kalah dipukuli sampai babak belur. Terny
Baca selengkapnya
Bab. 177 Mereka Semua Lepas
Liu Heng, Sikong Ru, Long Buyi, Shi Cun, Shi Wei, dan beberapa tetua sekte Racun Selatan yang tersisa sudah dalam perjalanan pulang. Mereka pulang dengan wajah kebingungan. Mereka sedang kebingungan tentang apa yang harus mereka lakukan. Melihat seberapa kuat Liu Gu, itu membuat mereka tidak yakin bisa menang. Bahkan Liu Hen juga sedikit pesimis. "Apa kita akan tetap melawan?" tanya salah satu tetua. Satu detik kemudian, tetua itu langsung mendapatkan tatapan tajam dari yang lainnya. "Kami semua tahu kalau kemungkinan menang kita sangat kecil dan mungkin hampir tidak ada, tetapi bukan artinya kita akan menyerah. Meskipun, kemungkinan kalah kita adalah 100% pun. Kita akan tetap bertarung sampai akhir. Ini bukan lagi tentang menang atau kalah, tetapi ini tentang harga diri," jelas Shi Wei dengan sangat tegas. "Aku tidak perduli kita akan menang atau tidak, tetapi melawan musuh adalah sesuatu yang pasti akan aku lakukan. Hanya orang-orang yang tidak punya harga diri, tekad dan kebera
Baca selengkapnya
Bab. 178 Sekte Teratai Es.
Beberapa hari berlalu. Liu Heng dan yang lainnya sibuk menyusun rencana. Mereka juga sibuk berlatih untuk memperkuat dirinya. Hanya saja semakin hari, dunia semakin kacau. Para hewan roh semakin menggila dengan semua yang mereka miliki. Jumlah mereka semakin banyak dan mereka mulai menginvasi seluruh Sekte perlahan. Sekte aliran hitam sudah mulai mereka kuasai.Hanya saja sekte aliran putih, masih belum ada yang mereka hancurkan. Belum bukan berarti tidak. Tentu saja mereka akan melakukan itu dan itu pasti akan mereka lakukan.Bahkan sekarang mereka sedang menyerang sekte Teratai Es. Sekte tempat Lou Ouyang dibesarkan. Lou Ouyang sangat ingin membantu, tetapi dia merasa itu terlalu bodoh untuk dilakukan. Pergi ke sana hanya akan memakan korban. Sedangkan, mereka juga kekurangan orang. Lou Ouyang memilih untuk diam. "Kita akan pergi berdua," ajak Liu Heng. Lou Ouyang menggeleng. "Tidak usah. Itu hanya akan membuat kita berdua terbunuh. Aku juga tidak terlalu akrab dengan sekteku," ja
Baca selengkapnya
Bab. 179 Liu Heng Tiba
Bai Ze sangat santai. Dia sangat suka melihat orang-orang terbunuh di sana. Apalagi melihat wajah orang-orang yang ketakutan. Bai Ze sangat menikmati semua itu. Para tetua mencoba mencari kesemptan untuk menyerang Bai Ze. Mereka berpikir kalau membunuh Bai Ze adalah cara terbaik menyelesaikan penyerangan ini. Tidak salah, tetapi tidak benar juga. Membunuh Bai Ze bukan pilihan terbaik untuk mereka lakukan. "Bodoh," keluh Bai Ze. Dia pun membalik badan. Dua serangan mengarah ke arah Bai Ze. Dia tidak bergerak sama sekali. Satu detik kemudian tubuh dua tetua itu ditarik ke bawah. Bai Ze pun menghilang dan muncul di depan salah satu tetua. Bai Ze mengubah tangannya menjadi ranting tajam. Dia melapisi tangannya dengan qi. Satu detik kemudian dia menusuk perut tetua itu. Jantung tetua itu hancur. Bai Ze menoleh ke arah tetua lainnya. Dia pun tersenyum. Semua hewan roh punya wujud manusia milik mereka termasuk Bai Ze dan teman-temannya. Hanya saja tubuh mereka masih seperti wujud asli mer
Baca selengkapnya
Bab. 180 Bai Ze Kalah
Hujan es runcing itu membunuh banyak orang di sana. Bahkan pihak Bai Ze juga terkena dampak yang sama. Bai Ze tidak perduli dengan dengan karena yang dia inginkan adalah membunuh Liu Heng. Tujuannya adalah itu. Mau apapun yang terjadi di lain sisi, dia tidak akan memperdulikan itu. Apalagi hewan sihir dan hewan roh lainnya juga masih banyak. Tidak masalah kalau mereka yang ada di sini sekarang terbunuh semua."Apa aku baik-baik saja?" tanya tetua yang Lou Ouyang lindungi. Lou Ouyang melindungi tetua itu dengan menggunakan tubuhnya. Punggung Lou Ouyang terluka sangat parah. Darah terus menetes dari punggungnya. Begitu banyak lubang karena tusukan dari es runcing. Ada yang menempel karena menusuk ke dalam. Hujan terus saja turun dan es runcing lainnya membentuk es yang menusuk Lou Ouyang. Itu sangat menyakitkan. Lou Ouyang tersenyum tipis. Dia sudah hampir mencapai batas dirinya. "Guru, maafkan aku! Aku telat pulang." Lou Ouyang merasa bersalah melihat gurunya yang terluka. Padahal di
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
141516171819
DMCA.com Protection Status