Semua Bab RAHASIA KITAB RAJA IBLIS: Bab 141 - Bab 150
171 Bab
Bab. 141 Liu Heng Datang 2
Lou Ouyang membuka pintu. Lou Ouyang langsung memeluk Liu Heng. Dia menangis. Liu Heng kaget. Dia memeluk balik Lou Ouyang, tapi mereka tidak boleh terlalu lama di sana. Liu Heng pun memegang tangan Lou Ouyang. Dia mengajak Liu Heng pergi dari sana. Lou Ouyang mengangguk. Dia seharusnya menghentikan ini karena ini akan membuat hubungan kekaisaran dan sekte Teratai Es rusak. Liu Heng juga akan menjadi buronan kalau ketahuan. Berisiko sekali. Egois sekali, tetapi Lou Ouyang tidak ingin menikah dengan Qin Yu. "Apa aku boleh seegois ini?" tanya Lou Ouyang. Liu Heng membalik badan dan menatap lurus ke arah mata Lou Ouyang. Dia memegang kedua bahu Lou Ouyang. "Kau tidak egois. Kau berhak melakukan apapun yang kau sukai," jawab Liu Heng. Liu Heng membalik badan dan memegang tangan Lou Ouyang lagi. Mereka pun mulai berlari lagi. Lou Ouyang melihat punggung Liu Heng. Dia tersenyum. Tiba-tiba jantungnya berdetak lebih cepat dari apa yang dia kira. Perasaan aneh Lou Ouyang rasakan. Liu Heng m
Baca selengkapnya
Bab. 142 Liu Heng dicari
Wei Long menggila setelah melihat Liu Heng berada di depannya. Liu Heng tidak punya banyak waktu. Dia langsung maju dan menyerang Wei Long dengan berbagai jurus miliknya. Perubahan Iblis menarik perhatian banyak orang. Dia harus segera mengalahkan Wei Long. Sayangnya Wei Long bukan lawan yang mudah dikalahkan. Wei Long kaget saat Tebasan Liu Heng menghilang tepat di depan dirinya dan muncul lagi setelah dua detik. Serangan itu berhasil melukai Wei Long. Liu Heng dengan penuh qi, dia melakukan jurus Tebasan Raja Neraka. Sebuah benda hitam menyelimuti pedang Liu Heng. Dia pun menebas ke arah Wei Long."Oh, ini kekuatan Iblis itu. Sangat mengejutkan," ucap Wei Long. Dia tertarik. Wei Long menahan serangan Liu Heng dengan dua pedang miliknya. Kedua pedang Wei Long terpental. Itu membuat serangan Liu Heng mengenai dada Wei Long. Dada Wei Long terluka. Aura jahat tertinggal dan bercampur di darahnya. Liu Heng maju kembali dan mulai melakukan serangan lagi. Wei Long tersenyum. Dia menghent
Baca selengkapnya
Bab. 143 Liu Heng Dicari 2
Shan Hu tiba di depan gedung milik Liu Heng. Dia menunggu diluar. Semua pelanggan di sana keluar dan melihat dari kejauhan. Mereka tidak ingin membuat masalah dengan pasukan kekaisaran. Itu hanya merepotkan untuk mereka. Lebih baik menghindari itu. Shan Hu duduk di kursi sambil menunggu Lui Bi yang akan datang menemui dirinya.Tidak lama kemudian Lui Bi turun dari lantai atas. Dia berjalan diikuti oleh dua orang pelayan di belakang dirinya. Yang harus Lui Bi sembunyikan bukan hanya Liu Heng, tetapi Bu bersaudara, Lou Ouyang dan si kembar juga. Enam orang harus dia sembunyikan. Itulah kenapa tangan Lui Bi gemetar. Satu saja dia membuat kesalahan, dia akan dalam masalah. Lui Bi duduk di kursi yang stau lagi di meja yang sama dengan Shan Hu. Lui Bi tersenyum ramah sambil memegang tangannya sendiri. Tangannya gemetar dan itu tidak boleh ketahuan. "Selamat datang, Tuan Hu! Ada yang bisa kami bantu?" tanya Lui Bi. "Jangan basa-basi denganku! Untuk sebuah tempat sebesar ini. Tidak mungkin
Baca selengkapnya
Bab. 144 Pang Long si Gila
Lui Bi turun ke ruang bawah tanah. Untung saja mereka membangu ruang bawah tanah. Kalau tidak, Liu Heng dan yang lainnya sudah ditemukan. Saat turun ke bawah, Lui Bi langsung disambut oleh Bu bersudara. Mereka membantu Lui Bi berjalan. Kaki Lui Bi masih lemas karena ketakutan. Selain ada Bu bersaudara, di sana juga ada si kembar, Lou Ouyang dan Liu Heng."Bagaimana keadaanya?" tanya Lui Bi. "Dia sudah membaik. Saudara Heng hanya sedang kelelahan saja. Beberapa jam lagi dia pasti akan bangun," jawab Lou Ouyang. Dia mengelus kepala Liu Heng dengan lembut. Dia menatap wajah Liu Heng yang tampan. Tangan satunya lagi memegang tangan kanan Liu Heng. Lui Bi melihat kelembutan Lou Ouyang dan cara dia memperlakukan Liu Heng. Itu membuat Lui Bi sedikit cemburu. Dia menarik napas dan menghembuskan napasnya perlahan untuk menenangkan dirinya. "Sadar dirilah Lui Bi! Kau hanya manusia biasa. Tidak akan bisa mendapatkan hati seorang Liu Heng," tegas Lui Bi pada dirinya sendiri. Dia pun berjalan
Baca selengkapnya
Bab. 145 Kaisar Terbunuh
Kaisar Qin sangat marah. Dia dipermiankan oleh Pang Long di istana nya sendiri. Ini adalah Penghinaan. Kaisar Qin langsung memerintahkan seluruh prajurit untuk mencari keberadaan Pang Long. Pencarian terus dilakukan. Padahal itu malah hari. Kaisar Qin tidak perduli itu. Kalau dia bilang lakukan, maka harus dilakukan. Membantah, akan dia bunuh di tempat saat itu juga. "Kita akan menyerang sekte Iblis Neraka! Mereka harus membayar atas hinaan yang mereka lakukan," ucap Kaisar Qin dengan lantang. Shan Hu kaget mendengar itu. Dia membungkuk. "Maaf yang mulia, bukannya hamba menolak perintah yang anda berikan, tetapi menurutmu lebih baik kita pikirkan ini lebih matang lagi. Memulai perang bukan pilihan yang bagus. Aku mohon yang mulia mempertimbangkan lagi," pinta Shan Hu. Tatapan Kaisar Qin tajam ke arah Shan Hu. Itu mengintimidasi Shan Hu. Dia bahkan sampai menunduk. Tidak berani mengangkat pendangannya. Shan Hu lebih kuat daripada Kaisar Qin, tetapi dia sudah menjadi bawahan Kaisar s
Baca selengkapnya
Bab. 146 Pulang Kampung
Liu Heng, Lou Ouyang dan si Kembar sudah tiba di pulau Teratai biru. Saat tiba di sana, mereka tidak menemukan Die Bao di sana. Liu Heng merasa ini bukan tempat yang bagus untuk menitipkan di kembar. Mereka memutuskan untuk menginap dan tinggal di sana lebih dulu beberapa hari. Niatnya begitu, tetapi saat melihat si kembar yang terlihat ketakutan. Liu Heng merasa harus membawa si kembar pergi dari sana. "Kalian kenapa?" tanya Liu Heng. Dong Xing menunjuk ke arah hutan. "Seram."Dong Hien juga menunjuk ke arah hutan, tetapi ke rah bagian lainnya. "Mereka ... ingin membunuh," ucap nya. Liu Heng langsung memeluk mereka berdua. Lou Ouyang menatap ke arah hutan, tetapi dia tidak merasakan apapun. Sedangkan, Liu Heng bisa merasakannya. Dia menyipitkan matanya ke arah hutan. Terasa ada aura yang sangat kuat dari dalam hutan. Liu Heng mengabaikan semua itu lebih dulu. Dia menggedong Dong Xing dan Dong Hien. "Ayo pergi!" ajak Liu Heng. "Kita akan pergi?" tanya Lou Ouyang. "Iya, kita tida
Baca selengkapnya
Bab. 147 Si Kembar Bertarung
Liu Heng termenung di atas rumah kakeknya. Dia masih tidak terima dengan kematian kakeknya. Ini membuat hatinya hancur. Dua hari Liu Heng berada di sana tanpa bergerak sama sekali. Dia mengabaikan rasa lapar, hujan, panas dan sebagainya. Yang ada pada dirinya hanya sebuah kesedihan.Tanpa sengaja Liu Heng menyentuh kain yang mengikat di pinggang Liu Heng. Dia menjadi ingat apa yang dikatakan kakeknya saat memberikan itu. Kain itu adalah pemberian dari ibu kandung Liu Heng. Dia awalnya tidak tertarik, tetapi setelah melihat kain itu. Liu Heng menjadi tertarik.Kain merah dengan dengan bagian pinggirnya berwarna emas dan ada gambar naga di kain itu. Liu Heng merasa kalau ini adalah petunjuk untuk menemukan di mana ibunya berada. Liu Heng yakin kalau ibunya masih hidup. Di mana pun itu. "Akhirnya kami menemukanmu," teriak seseorang. Liu Heng melirik. Sesaat kemudian dia melihat kalau dia sudah dikepung. Dia akan ditangkap untuk diberikan kepada kekaisaran Qin. Liu Heng adalah buronan.
Baca selengkapnya
Bab. 148 Liu Heng Membunuh
Liu Heng kaget melihat gurunya ada di sana. Yang menjadi pemimpin misi itu adalah Zie Du. Ini adalah perintah dari Jie Xhuang langsung. Zie Du tidak bisa menolak perintah itu. Dia dengan hati yang terpaksa, dia harus menerima misi ini. Bertarung dengan muridnya sendiri adalah keharusan yang tidak bisa dia hindari. "Guru," ucap Liu Heng. Dia terkejut melihat Zie Du ada di sana. Liu Heng menurunkan pedangnya. Dia masih menghormati Zie Du. Dia tidak ingin bertarung melawan Zie Du. Sedangkan, Zie Du sudah memasang kuda-kuda. Dia akan bertarung melawan Liu Heng. Dari tatapannya, dia serius untuk bertarung. Liu Heng menggeleng. "Aku sudah bukan gurumu lagi. Sejak kau menjadi pengikut Iblis. Sejak itulah aku menghapus kau dari daftar muridku. Aku diperintahkan membunuh Iblis sperti dirimu. Kau akan menjadi bencana bagi manusia karena itu kau harus dimusnahkan," ucap Zie Du. "Guru, kau bercana, bukan? Ini tidak lucu."Slasssh!Sebuah Tebasan hampir mengenai Liu Heng. Zie Du hampir membunu
Baca selengkapnya
Bab. 149 Buronan seluruh dunia
Liu Heng terdiam. Dia menyendiri di dalam hutan. Melihat tatapan Xie Xie membuat Liu Heng merasa bersalah. Padahal bukan dia yang menyerang lebih dulu. Kalau Zie Du tidak menyerang lebih dulu dan ingin membunuhnya. Liu Heng tidak akan membunuh Zie Du sama sekali. Liu Heng hanya melakukan apa yang nelurinya katakan. "Kau hanya membela diri. Kalau kau tidak melawan, kau yang akan mati. Aku tahu jelas kalau kau awalnya tidak mau membunuh pria itu," ucap Lou Ouyang. Dia duduk di samping Liu Heng. Lou Ouyang merangkul Liu Heng. Si kembar pun duduk di depan Liu Heng. Mereka memegang tangan Liu Heng. Saat Liu Heng mengangkat pandangannya, dia melihat kalau tubuh si kembar babak belur dan penuh dengan luka. Liu Heng menoleh ke arah kanan. Ternyata Lou Ouyang mengalami hal yang sama. "Kalian terluka?" tanya Liu Heng. "Kau buta? Tentu saja kami terluka. Kalau saja tidak banyak yang lebih mengincar dirimu. Mungkin kami akan mati karena dikeroyok oleh mereka. Kita semua akan terbunuh kalau ti
Baca selengkapnya
Bab. 150 Sulit Sekali
Bai Linjue duduk di atas dinding pembatas sekte. Dia menatap ke arah luar dengan kaki yang diayunkan. Wajahnya terlihat sedih. Kebar tentang Liu Heng diumumkan sebagai buronan sangat memukul hati Bai Linjue. Apalagi kabar baru-baru ini, tentang Liu Heng yang membunuh Zie Du. Itu membuat Liu Heng semakin dibenci oleh orang-orang sekte Tebasan Mengalir. "Ini adalah tempat yang biasa dia kunjungi, bukan? Kalian sering berada di sini." Bai Linjue menoleh dan terlihat kalau Jue Due berdiri di sebelah dirinya. Bai Linjue langsung bangun dan memberi hormat. Jue Due sangat santai. Dia duduk di sana juga. Mata Jue Due buta, tetapi dia menatap ke arah yang sama dengan arah yang ditatap oleh Bai Linjue. "Duduklah!" pinta Jue Due. Dia tersenyum. "Menurutmu Liu Heng melakukan semua itu karena dia ingin melakukannya?" tanya Jue Due. Bai Linjue duduk di tempat sebelumnya. Dia menoleh ke arah Jue Due. Setelah itu menatap lurus ke depan lagi. Jue Due masih bimbang. Dia hati kecilnya mengatakan ka
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
131415161718
DMCA.com Protection Status