Semua Bab Pelakor Untuk Balas Dendam: Bab 21 - Bab 30
145 Bab
Waiting From 14 Years Ago
Lokasi yang dimaksud pertemuan antara Serayu dan Agam dalam surat itu adalah di sebuah taman bunga yang sering disebut taman Incidio park, yang terletak di kawasan Cibubur Jakarta Timur. Taman itu kini terselenggara sebuah acara grand opening berdirinya sebuah hotel terbesar ke dua di Jakarta Timur. Event dibuka khusus umum, alhasil semua warga berbondong-bondong telah hadir memenuhi kawasan taman. Mereka tentu sangat antusias untuk merayakan malam pesta kembang api. Perayaan ini terjadi sebagai salah satu trik marketing tersendiri untuk hotel yang sebetulnya tidak mungkin didatangi oleh rakyat menengah ke bawah. Sebentar saja Agam tiba di taman tersebut, sudah terlihat berbagai macam kembang api sudah meledak indah di langit dengan runtutan cahaya warna-warninya yang memukau. Dari kaca mobil, Agam memperhatikan letupan kembang api itu. Tapi dia belum memutuskan untuk turun dari mobil. Hati kecilnya percaya bahwa yang mengirimkan hadiah itu adalah Serayu, tapi pikirannya sendiri m
Baca selengkapnya
Merasa Bukan Kebetulan
"Wajah kakak, senyuman kakak, ekpresi khawatirnya itu masih sangat sama dengan yang aku lihat 14 tahun lalu. Maafkan aku yang harus berbohong tentang pertemuan pertama kita. Aku tidak pernah membayangkan bahwa aku harus pura-pura tidak mengenal kakak di saat banyak sekali pertanyaan yang ingin aku sampaikan. Tapi, jauh dalam lubuk hatiku aku berkata bahwa senang berjumpa lagi dengan kamu, Kak Agam,' rintih Clara dalam sanubarinya. Dia menatap lekat wajah seseorang yang secara tidak langsung sangat dia rindukan. "Benarkah? Kalau begitu, saya telah menganggu pertemuan anda ya Pak Jaksa, maafkan saya." "Tidak juga! Lagipula wanita itu tidak akan hadir di sini." "Uhm, kalau begitu boleh saya yang menyela, dan mengganti pertemuan anda sekarang Pak Jaksa? Saya ingin menyampaikan satu hal. "Apa itu?" tanya Jaksa Agam serius, meski laki-laki itu tahu, bahwa yang akan dia bahas adalah tentang kerjasama. Clara berjalan lebih mendekat, "saya tidak pernah meminta tolong pada orang lain d
Baca selengkapnya
Menyulap Studio Bekas
Agam mengehentikan mobil yang dia kendarai ke pinggir trotoar.Ia memukul stir mobil beberapa kali atas reaksi pertemuan dia dengan Clara beberapa saat yang lalu."Bisa-bisanya aku berpikir bahwa dia Serayu? Kebetulan dari mana? Tetapi, hanya Serayu yang berusaha mengajak aku bertemu di lokasi itu. Kenapa jadi bertemu dengan Nona Clara? Sial!" Dia mulai bertengkar dengan jalur pikirannya sendiri.Tak ingin berlama-lama mengeluarkan energi, Agam segera mengambil ponselnya dan menyambungkan telepon ke nomor sekretarisnya di kantor."Bu Lisa, tolong carikan saya informasi tentang wanita yang bernama Clara Anastasya. Beserta semua riwayat perjalanannya melalui E-KTP. Secepatnya!""Baik Pak Jaksa!" jawab perempuan paru baya di seberang sana.Agam tak habis pikir, kenapa dia menyamakan Serayu yang sudah menghilang selama 14 tahun, dengan Clara yang baru dia temui hari ini?**Suasana di dalam rumah mewah yang berdiri di atas tanah yang luas itu tidak tampak seperti suasana rumah nyaman pada
Baca selengkapnya
Mencari Firma Atmajaya
Tok, tok!!Suara ketukan pintu telah terdengar di ruangan kepala jaksa. Agam yang sedang meninjau berkas, segera melihat ke arah pintu. Rupanya, Bu Lisa telah hadir dengan membawa beberapa lembar kertas."Iya, ada Bu Lisa?" tanya Agam kemudian."Pak Jaksa, dari beberapa sumber, saya sudah menemukan sebagian data dan informasi mengenai wanita bernama Clara Anastasya."Agam mengambil lembaran kertas itu dan membacanya dengan seksama."Dia pernah ikut pelatihan dan bekerja di Congeriu Italia, setelah pekerjaan nya selesai, dia kembali ke Indonesia untuk menikah. Suaminya adalah seorang kepala manager pemasaran di Golden Ang, memiliki satu anak perempuan yang bersekolah di TK Gold Children, dan pada tahun 2012, dia menaiki pesawat dengan jurusan Kalimantan Timur - Jakarta," terang Bu Lisa dengan serius.Agam terpekik mendengar kata Kalimantan Timur. Seperti tidak asing bagi dia. Walaupun wanita yang berasal dari Kalimantan Timur tidak mungkin hanya satu.Tapi firasatnya yang hebat, tidak
Baca selengkapnya
Bagaimana Bisa Aku Lupa!
Tiidak perlu menunggu waktu berhari-hari, bagi Clara mempercepat rencananya akan lebih baik.Darwin sudah melewati pintu studio itu, yang artinya dia sudah masuk dalam perangkap Clara.Tidak ada yang bisa membebaskan Darwin kecuali pesakitan dan kematian.Clara mencium bibir Darwin hingga laki-laki itu sedikit tersentak. Tapi yang namanya laki-laki kesepian, apalagi terdengar melodi Biola yang merdu sangat mendukung suasana romantis itu.Hingga Darwin membalas kecupan Clara dengan menutup kedua matanya."Ah, maafkan saya Tuan!" kata Clara saat dia tersadar dengan apa yang baru saja dia lakukan. Tentu saja semua itu adalah akting.Darwin masih membeku di tempatnya.Laki-laki itu perlahan mengangkat tangannya dan menyentuh bibir yang barus saja Clara kecup."Apa maksud dari ciuman itu nona?" tanya Darwin serius. Keningnya berkerut menanti jawaban pasti dari Clara."Betapa beruntungnya Nyonya Maureen telah memiliki laki-laki sejati seperti Tuan,' jawab Clara gugup. Ia mahir sekali memai
Baca selengkapnya
Kabar Baik & Jebakan
Ponselnya berdering beberapa kali sejak satu jam yang lalu. Karena sibuk dengan Darwin, Clara sampai lupa pada ponselnya sendiri..Ia turun ke ruangan bawah tanah, menuju ke ruangan rahasianya dan memantau segala aktivitas orang-orang yang terpantau dalam Cctv. "Aku hanya tinggal memasang alat perekam di rumah Maureen dan Ayahnya. Ayoklah, aku rasa akan ada jalan!" kata Clara yang tengah semangat.Ketika ia mengambil ponsel, ia melihat 3 panggilan tak terjawab dari Jaksa Agam. Sontak ia pun terkejut dan segera menelepon balik kenalannya itu.Ia berharap akan segera mendengar kabar baik.Tak lama, panggilan itu tersambung."Halo Pak Jaksa, maaf sekali saya sedang mengurus keperluan Vania di sekolah. Ada apa ya?" tanya Clara yang sedikit panik.Sedangkan di seberang sana, Agam mencoba menstabilkan napasnya dan mengingat-ingat lagi apakah suara Clara dan Serayu itu sama atau tidak."Ngg, begini... Saya... saya menerima tawaran kerja sama itu nona Clara. Email pernyataan nya akan saya ki
Baca selengkapnya
Istana Maureen
"Selamat datang di istanaku Clara," ujar Maureen yang menyambut kehadiran Clara tanpa sadar bahwa perempuan itu membawa jebakan untuknya. "Terima kasih Nyonya, terima kasih banyak telah mengizinkan saya untuk datang ke sini. Saya merasa sangat istimewa sekali!" "Masuklah!" Maureen segera mengajak Clara untuk masuk ke dalam rumahnya. Sayang sekali, Clara tak bisa merekam wajah Maureen yang bahagia menyambut jebakan di depannya. "Duduk! Aku tidak sabar melihat dokumen apa yang kamu bawa,' katanya seraya menatap Clara dengan kedua mata menyipit. "Selamat Nyonya, departemen store yang dinginkan Nyonya sudah ada di depan mata. Ini berkas pernyataan bahwa Jaksa Agam bersedia menjadi penasihat hukum di kantor yang akan di kelola Nyonya. Dengan begitu, investor besar tak akan ragu lagi," terang Clara memberikan dokumen itu. "Ya Tuhan! Kejayaan kita semakin ada di depan mata! Thanks Clara, saya amat menyukai kamu. Katakan, apa yang kamu inginkan? Promosi untuk suami kamu, misalnya saja k
Baca selengkapnya
Implusif
Cinta itu impulsif.Saat cinta tidak sesuai dengan tindakan mu, maka dirimu akan berubah menjadi sangat naif.Clara meninggalkan Darwin dan berjalan menuju rungan dapur.Sebelumnya ia diperintahkan oleh Maureen untuk menyediakan gelas anggur agar bisa dinikmati oleh dia dan suaminya.Tapi sayang, posisi gelas terlalu tinggi hingga membuat Clara kesulitan untuk menjangkaunya.Ia kemudian mengambil kursi untuk dijadikan pijakan agar dia bisa naik lebih tinggi.Belum sempat Clara menaiki kursi tersebut, tiba-tiba dari arah belakang Darwin tiba dan menahan tubuh Clara.Alhasil, perempuan itu mengurungkan niatnya seketika."Biar aku saja!" ucapnya memandang Clara penuh emosi batin yang tak bisa diuraikan.Clara tersenyum sambil mengangguk.Saat Darwin hendak mengambil gelas, lebih mengejutkan lagi dengan aksi Clara. Dia memeluk tubuh Darwin dari belakang hingga laki-laki itu terkesiap dibuatnya."Apa yang kamu lakukan? Mengajakmu tadi saja sudah kamu tegur, kenapa memelukku?" tanya Darwin
Baca selengkapnya
Langkah Sangat Berbahaya
"Permisi Pak.. hari ini ada jadwal pertemuan dengan Nyonya Maureen dari Golden Ang di galery milik mereka, dan mobil sudah siap di depan Pak," kata Ibu Lisa yang kembali mengingatkan tentang kerja sama yang menegangkan itu.Ya, bagaimana tidak disebut menegangkan, kalau yang dihadapi adalah Serayu dengan rencana balas dendam nya."Baiklah, aku akan turun setelah ini."Jaksa Agam menuruti apa kata ibu Lisa dan segera mematikan layar komputer di meja.Ia juga tak lupa mengambil jas yang sebelumnya disematkan di atas patung gantungan."Tak sabar sekali aku bertemu dengan kamu!" oceh laki-laki itu dalam hatinya.Walaupun Agam yakin bahwa Clara adalah Serayu, tapi dia harus tutup mulut serapat mungkin dan bertingkah seolah tak kenal dengan Clara. Agar siapapun lawan dari Serayu tidak akan curiga sedikit pun.Begitu melihat mobilnya yang sudah siap di depan pintu lobi, Agam langsung memasukinya dan menancap gas untuk segera menuju ke alamat galeri milik Maureen.Di sana lah pertemuan itu ak
Baca selengkapnya
Kenapa Perlu Alasan?
"Hah!" Clara terkejut melihat Agam yang sudah berdiri di belakangnya."Maaf Pak Jaksa, saya terkejut. Sedang apa di sini?" tanya Clara kemudian."Saya ingin bicara dengan kamu Nona. Langsung saja, apa kamu Serayu?" Deg!!Bagai mendengar petir di siang bolong. Pertanyaan Agam menusuk di tempat luka itu.Clara gemetar menahan setiap kata yang akan terucap."M-maksud anda Pak? Saya tidak paham Pak tolong dijelaskan lebih detail lagi. Apa Pak Agam sedang mencari seseorang bernama Serayu?"Clara berusaha menghindar."Iya, dan itu kamu kan?"Agam berkata seorang setengah berbisik."Bukan Pak, saya Clara. Anda mungkin salah orang." "Benarkah? Baiklah kalau begitu. Berkas sudah saya tanda tangani. Permisi!" Tanpa basa-basi lagi, Agam bergegas pergi dari hadapan Clara setelah berhasil melayangkan pertanyaan tadi.Wanita itu masih memaku di tempat dan belum sadar dengan kejadian barusan."Laki-laki pintar. Aku senang kakak tahu aku!" ucapnya dengan lirih sambil memperhatikan Agam yang berjala
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
15
DMCA.com Protection Status