Semua Bab Mengejar Cinta Ms. Independent: Bab 21 - Bab 30
164 Bab
BAB 21: Menghindar
Suara derakan kecil pintu gerbang yang di buka dan tawa senang Prince berhasil menarik kesadaran Leonardo lagi. Pria itu tertunduk melihat Rosea yang kini membungkuk di hadapan Prince dengan senyuman yang jelas memaksakan, namun tangannya terbuka menerima pelukan Prince. Rosea menyambut Prince dengan baik, mengesampingkan ke tidak nyamanannya pada Leonardo. Dengan handal Rosea bersikap seperti biasa pada Prince yang kini menanyakan kabarnya dan membalas pelukan erat anak itu. Entah apa lagi yang membawa Leonardo dan Prince datang menemuinya. Rosea merasa sedikit menyesal karena membiarkan kedua orang itu tahu di mana rumahnya. Padahal Rosea tidak ingin berhubungan lagi dengan mereka berdua. “Mengejutkan kamu ke sini,” Rosea tersenyum, mengusap pipi Prince yang terasa lembut dan halus. Prince tersenyum lebar, “Apa Sea sibuk?” tanya Prince. Rosea terdiam, dia ingin langsung mengatakan bahwa dia sibuk untuk mengusir Prince dan Leonardo. Namun, saat melihat mata indah Prince yang pol
Baca selengkapnya
BAB 22: Membujuk Rosea
Rosea langsung berbalik dan menyibukan diri untuk membuat kopi sambil berpikir sesuatu. Rosea tidak tahu harus berbicara apa pada Leonardo, tidak ada hal yang harus dia bicarakan, kebersamaan mereka saat ini karena ada Prince. Bibir Leonardo bergerak lembut masih mengunyah sisa-sisa strawberry di dalam mulutnya sambil berbicara dengan Prince yang menceritakan rasa setiap buah yang dia gigit. Di antara perbincangannya dengan Prince, Leonardo sesekali melihat Rosea yang membelakanginya. Penampilan Rosea hari ini menyegarkan Leonardo, wanita itu terlihat manis dan lembut seperti permen kapas. Akan terasa lembut dan manis untuk di gigit. Rosea berbalik lagi dan memberikan kopi panas untuk Leonardo. “Terima kasih” Leonardo mengambil gelas kopi dan kembali melihat Rosea, pria itu menerka-nerka perasaan Rosea saat ini karena dia ingin melanjutkan pembicaraan mereka tadi malam. “Sama-sama,” jawab Rosea dengan bibir menekan, sekilas dia melihat Prince yang masih lahap memakan buah-buahan,
Baca selengkapnya
BAB 23: Kekaguman
Bibir Rosea menekan, wanita itu mengangguk kecil merasa di pojokan. “Aku, aku percaya,” jawab Rosea dengan terbata.“Jadi, apa sekarang Sea mau berbisnis dengan Ayah?”“Prince, berbisnis itu tidak bisa di putuskan dalam waktu singkat. Aku harus memikirkannya terlebih dahulu,” jawab Rosea sebijak mungkin agar Prince memahami penolakan halusnya.“Baiklah, Sea pikirkan saja dulu. Besok aku dan Ayah akan datang lagi ke sini. Besok Sea pasti sudah memiliki keputusan.”Rosea tercengang sampai kehilangan kata-kata untuk berbicara, ucapan Prince ternyata lebih berbahaya dari ayahnya.Leonardo membuang mukanya dan tersenyum geli karena Prince yang pandai berbicara berhasil membuat Rosea diam seribu bahasa tidak bisa menolak. Leonardo menegakan tubuhnya, pria itu mengangkat wajahnya menunjukan kebanggaan penuh atas kepandaian Prince.Pandangan Prince mengedar dan terpaku melihat sebuah rak buku besar yang terisi banyak buku. Prince turun dari kursinya “Sea, apakah aku boleh melihat perpustakaa
Baca selengkapnya
BAB 24: Malam Badai
Malam itu, hujan turun deras. Petir menyambar beberapa kali hingga mendengingkan pendengaran. Rosea duduk meringkuk di atas sofa sambil menonton drama yang di tayang di televisi.Suara petir terdengar sangat keras membuat Rosea beberapa kali melihat ke arah jendela dengan perasaan takut, angin berhembus cukup kencang dan hujan turun kian deras.Suara petir kembali muncul dengan keras membuat jendela-jendela ruangan berdentang seakan mau pecah.Di detik selanjutnya lampu seluruh ruangan dan televisi yang menyala langsung padam menyisakan kegelapan yang mencekam.Rosea berteriak ketakutan dan melompat dari sofa, wanita itu mengaduh terjatuh kesakitan, kakinya membentur sesuatu karena tidak bisa melihat apapun di sekitarnya.Rosea melangkah terpincang-pincang di kegelapan dan beberapa kali menabrak sesuatu, Rosea berlari menuju keluar rumah.Begitu pintu terbuka, angin berhembus kencang menggoyangkan gaun tidurnya hingga membuat Rosea mundur beberapa langkah kehilangan keseimbangannya.S
Baca selengkapnya
BAB 25: Percakapan Canggung
Atlanta berdiri di depan cerminnya tengah mengeringkan rambut sambil menatap wajahnya sendiri yang terpantul di cermin, Atlanta menyisir rambutnya yang sudah kering itu dengan jari.Malam ini dia harus mandi dua kali karena kehujanan membantu tetangganya.Mengenai tetangganya, Atlanta kembali teringat sesuatu yang pernah terjadi beberapa tahun yang lalu, Atlanta pikir dia tidak akan pernah bertemu lagi dengan wanita itu, namun ternyata kedatangannya ke Indonesia mempertumukan dia dengan wanita itu, seseorang yang kini baru Atlanta ketahui namanya, yaitu Rosea.Dalam satu gerakan Atlanta berbalik dan pergi tampak santai, pria itu terlihat muda dan bebas. Fisiknya yang dari ujung kaki hingga ujung kepala sempurna itu terlihat selalu mencolok dan menjadi daya tarik banyak orang, ketampanan Atlanta terkadang menjadi penilaian utama wanita saat mereka pertama kali bertemu.Selain tampan, sejak kecil Atlanta memiliki kecerdasan di atas rata-rata karena hyperaktif, Atlanta pandai beradaptasi
Baca selengkapnya
BAB 26: Hati-hati
Rosea berdiri di depan lemari sambil berdecak pinggang melihat beberapa pasang jenis dalaman menggantung dengan rapi seperti di sebuah toko. Semua peralatan yang di perlukan wanita benar-benar lengkap berada dalam lemari itu, sampai ke pengaman seks-pun Rosea menemukannya.Rosea sedikit berdecih, “Dia benar-benar playboy professional. Aku pikir pria seperti itu hanya ada di novel hayalanku saja, ternyata ada juga di dunia nyata.”Kaki Rosea berjinjit melihat beberapa dalaman dan memeriksa ukurannya. “Astaga, kenapa besar-besar. Apa semua pria suka wanita berdada besar, pantas saja banyak wanita yang memakai silicon di payudara mereka.” Omel Rosea yang tidak kunjung menemukan dalaman seukuran dengannya.Rosea segera memilihnya dan mengenakannya, kini dia tinggal memilih pakaian yang nyaman untuk di kenakan.Bibir Rosea membulat membentuk hurup o. Rosea tecengang kaget karena semua pakaian yang tersedia sangat terbuka. “Astaga, apa Indonesia sepanas itu. Ini bukan lagi baju untuk pamer
Baca selengkapnya
BAB 27: Tangis Prince
Rosea kembali memalingkan wajahnya dan menatap Atlanta yang tersenyum simpul, matanya yang ikut mengerut terlihat seperti bulan sabit, terlihat indah berkilauan . Rosea menelam salivanya dan sedikit menggeleng menyadarkan pikirannya. “Tolong bergeser, aku tidak nyaman,” pinta Rosea. Atlanta bergeser sedikit menjauh, menyisakan jarak yang hanya sejengkal dengan Rosea, namun tangannya jatuh ke belakang kursi dan sedikit menyentuh bahu Rosea. “Padahal aku tidak berbuat senonoh sama kamu. Kenapa tidak nyaman?” tanya Atlanta berpura-pura polos. “Kamu terlihat suka menggoda dan tebar pesona”, jawab Rosea dengan spontan, bukan tanpa alasan Rosea berkata seperti itu. Rosea sudah melihat isi kamar tamu yang telah dia masuki beberapa saat yang lalu. Tidak hanya puluhan set celana dalam dan pakaian seksi yang ada di dalam lemari, Rosea juga melihat banyak deretan merk pengaman yang tersusun rapi. “Aku kan tidak menggoda kamu” jawab Atlanta dengan tenang. “Lagi pula, aku juga pilih-pilih kal
Baca selengkapnya
BAB 28: Penggoda
“Aku akan tidur. Jangan bertengkar,” gumam Prince sambil menangis, anak itu berlari pergi meninggalkan Berta dan Leonardo.Leonardo segera menutup dokumennya dan berdiri. Leonardo tidak suka dengan ucapan yang keluar dari mulut ibunya, dia merasa sangat gusar.“Ibu tidak sepantasnya membicarakan nilai sekolah di hadapan Prince. Kita kan tahu bahwa Prince anak yang special, jangan menuntut dia melewati batas kemampuannya. Biarkan dia mengekspresikan diri agar pikiranya positif. Prince boleh saja tertinggal dalam belajar di sekolah, namun dia memiliki keistimewahan di tempat lain. Prince harus bebas dan bahagia, dia masih kanak-kanak.”Berta bersedekap dan menatap tajam Leonardo, wanita itu tampak kesal karena Leonardo melarang apa yang terbaik untuk cucunya satu-satunya. “Kamu juga terlahir special Leo, namun ibu mendidikmu dengan benar hingga kamu sukses seperti ini. Ibu juga harus mendidik Prince agar.”“Bu” Leonardo memotong ucapan Berta. “Didikan Ibu membuatku terkekang. Aku tidak
Baca selengkapnya
BAB 29: Pagi Kelabu
Pandangan Atlanta terjatuh pada bibir Rosea yang sedikit bergetar, “Tentu saja beda. Kenal secara pribadi itu melalui hati ke hati, kenal biasa hanya kontak fisik saja.”Atlanta yang kian mendekat membuat Rosea semakin menekan tubuhnya ke sandaran kursi agar menjaga jarak dari Atlanta. “Kamu jangan bersikap tidak sopan ya,” peringat Rosea dengan terbata seraya mendorong dada Atlanta untuk menjauh.“Aku kan tidak melakukan apapun sama kamu.”“Tapi kamu terlalu dekat,” protes Rosea.Alih-alih menjauh, Atlanta semakin mendekat dan membuat Rosea tertekan di bawah kungkungannya, tangan Atlanta menjangkau sebuah selimut kecil berbulu di belakang Rosea dan langsung menutupi pahanya Rosea yang terbuka.Atlanta mendengus geli, pria itu kembali duduk dengan tegak dan melihat layar televisi. Sangat menyenangkan menggoda Rosea.Rosea hanya tertunduk dengan wajah memerah malu, melihat selimut yang menutupi pahanya. Hampir saja Rosea salah paham, ternyata Atlanta hanya ingin mengambil selimut. “Ak
Baca selengkapnya
BAB 30: Gara-gara Uang
Prince menurunkan jendela kaca mobil, bola matanya yang bulat dan indah itu bergerak melihat kekacauan di depan rumah Rosea karena pohon besar yang tumbang, kabel-kabel listerik yang terputus.s“Ayah, kenapa rumah Sea berantakan?” tanya Prince bingung.Leonardo ikut melihat dan menyadari bahwa hujan semalam sudah menghancurkan sebuah pohon besar hingga menimbulkan kekacauan. Leonardo menepikan mobilnya seketika dan mematikan mesin.Leonardo segera keluar di susul oleh Prince, mereka terdiam melihat pohon besar yang tumbang jatuh tepat di depan gerbang rumah Rosea dan membuat gerbang rumah itu hancur terjungkal ke belakang. “Ayah, apa Sea baik-baik saja?” tanya Prince lagi.Belum sempat Leonardo menjawab, pria itu langsung melihat kehadiran Rosea yang berlari keluar membuka gerbang rumah Atlanta. Tatapan Leonardo terjatuh pada pakaian Rosea yang hanya mengenakan jubah mandi.Rosea terpaku kaget melihat kehadiran Leonardo dan Prince yang tahu-tahu sudah berada di depan rumahnya. “Pri
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
17
DMCA.com Protection Status