All Chapters of KUBALAS HINAANMU DENGAN UANGKU: Chapter 71 - Chapter 80
98 Chapters
Bab 71
Bab 71Siska oh siskaPagi menjelang. Mentari menyambut hangat di awal hari. Kehidupanku perlahan berubah menjadi lebih baik. Mempunyai usaha yang cukup berkembang meskipun masih berskala kecil. Urusan Siska biarkan saja. Selama dia tidak bertingkah tidak akan aku gubris.Mas Wawan masih bekerja menjadi satpam di salah satu kantor pemerintahan. Tak apa meskipun gaji nya sekarang lebih kecil dari penghasilanku. Tapi tak lantas mengubahku menjadi sombong dan tidak menghargai seorang lelaki. Karena lelaki sangat ingin dihargai usahanya.Ibu mertua kini sudah bisa berjalan seperti biasa tanpa tongkat, sedangkan bapak. Dia masih dalam pemulihan, semenjak bapak masuk rumah sakit waktu itu. Dia lebih sering di rumah, ternyata sakit yang dideritanya adalah jantung lemah. Sedangkan rencana akan membeli sapi pun di urungkan ya. Uang yang telah aku berikan pada bapak mertua sebagian di simpan dalam bank dan kamu tahu sebagian yang lainnya? Jelas diberikan pada Adi dan juga Siska tentunya. Tapi t
Read more
Bab 72
Bab 72Siska berbohongPOV Nanda"Assalamualaikum, Mbak," salam dari luar terdengar."Waalaikumsalam, ada perlu apa ya, Mas?" Aku menjawab salam sambil keluar rumah. Ada satu pria yang tiba-tiba sudah berada didepan rumah."Mau nagih uang listrik, Mbak," jawabnya sembari mengeluarkan buku besar."Maaf ya, Mas. Saya pakai token maksud saya pulsa." jawabku bingung karena memang saya menggunakan pulsa listrik untuk mengisi daya listrik. Bukan membayar tiap bulannya. "Maaf, ini untuk rumah orang tuanya, Mbak. Sudah dua bulan gak bayar!" Pria tersebut menunjuk arah rumah ibu mertuanya. Selama aku masih tinggal bersama mertua, akulah yang sering membayar listrik. Sehingga pria yang sedang berada di depanku tahu bahwa itu rumah ibu mertua saya.Bukannya selama ini Siska yang selalu bilang bahwa dia membayar listrik? Apes lagi aku harus bayar dobel listrik, yang seharusnya bukan tanggunganku."Berapa, Mas?" "Seratus dua puluh, Mbak!" "Ya udah, sebentar ya!" pintaku pada pria yang ada di h
Read more
Bab 73
Bab 73Nasehat Nanda[Jasmin,] Hanya satu kata Mas Wanto mengirim pesan kepadaku. [Ya, Mas. Ada apa?][Gak ada apa-apa! Bagaimana kabarmu? Kabar ibumu?][Alhamdulilah. Sehat, Mas. Mas sendiri bagaimana kabar nya? Mbak Ari juga Ramadhan gimana kabarnya? Sehatkan?][Iya, Alhamdulilah sehat semua. Ya sudah hati-hati kamu disana. Jadi istri yang Sholeh, nurut sama suami. Salam buat ibu juga bapak disana!][ Iya, Mas. Terima kasih]Mas Wanto masih perhatian kepada ku dan juga keluarga. Meskipun kami kadang berulah.POV NandaSegera aku kerumah saudara Mas Wawan. Mereka lah yang akan mengerjakan semuanya. Andai saja bapak mertuaku tidak sakit. Dialah yang akan mengerjakan nya sendiri. Itung-itung mengurangi banyak pengeluaran. Tapi untuk saat ini biarkan orang lain bekerja. Uang yang masih berada di ATM segera aku ambil sebagian. Untuk membeli bahan bangunan juga membayar tukang dan sebagainya. Aku masih mengerjakan semuanya di ruang tamu. Sebab pekerjaan dilakukan dari ruangan paling be
Read more
Bab 74
Bab 74Perhatian sang mertuaPOV AuthorSiska terlihat marah mendengar gurauan para tukang dengan Nanda.Dia berjalan masuk ke dalam rumah dengan hentakan kaki yang sedikit bersuara.Bibirnya manyun dua centi. Melihat perubahan rumah Kakak iparnya yang terlihat seperti horang kaya baru."Apa sih, Dek?" tanya Adi melihat istrinya menjatuhkan bobot tubuhnya ke ke kasur dengan kasar."Kakak iparmu itu, sok ka-ya!" Kata kaya sengaja ditekankan oleh Siska agar suaminya paham betul maksud dirinya."Memangnya kenapa dengan Mbak Nanda? Tadi dia cuma diem aja, kenapa kamu! Apanya yang salah? Kamu itu dateng-dateng malah marah-marah gak jelas!" Adi ikut merebahkan tubuhnya di samping Siska."Mbak Nanda itu sok kaya. Berbenah rumah aja tukangnya banyak. Memangnya kalau bapak sendiri gak bisa apa? Mesti nyuruh orang. Malah bapak sendiri gak di minta. Itu bukannya sok kaya?" Sungut Siska. Entah mengapa Siska malah marah-marah ketika melihat rumah Nanda selesai dikerjakan. Siska terkejut Pak tukang
Read more
Ban 75
Bab 75Tuduhan siska"Siska nangis, katanya kamu menuduh dia mencuri uang kamu!" ucap bapak mertua sambil bahunya naik turun.Sepertinya jantung bapak terlihat sakit, tangannya memegangi dada. Nafasnya naik turun. Sedangkan wajahnya terlihat pucat.Semua orang yang ada di ruangan itu saling melempar pandangan. Mereka bingung dengan ucapan Bapak. "Menuduh?" tanya Bude Rina.Nanda terlihat berdiri dan mendekati bapak mertuanya. Diajaknya masuk kedalam karena dia masih berada diambang pintu. Nanda mengajak Bapak mertua duduk di atas tikar yang sudah digelar sedari tadi. Bude Rina dengan sigap langsung ke dapur mengambilkan segelas Air putih.Tak lama disodorkan minuman itu di hadapan bapak mertua."Minum dulu, Pak!" ucap Bude Rina."Iya, diminum dulu!" sahut Nanda dengan tenang.Glek … glek …Di teguk lah segelas air putih itu oleh bapak perlahan. Masih di sisa kan setengahnya, lalu ia letakan di hadapannya."Ceritakan, Nanda!" pinta Bapak setelah tenang."Kalau Nanda cerita bapak Nda
Read more
Bab 76
Bab 76Siska selingkuh"Siska punya pria lain!" Wawan menunduk."Siska selingkuh?" tanya Nanda tidak percaya."Iya, sebenarnya bapak itu kemarin pas abis kontrol berniat mampir ke rumah Siska. Kebetulan jarak antara rumah sakit dengan rumah Siska Deket. Tapi ternyata Siska lagi gak ada di rumah. Terus kami pulang, yang awalnya berniat membeli ayam goreng buat oleh-oleh. Tapi malah liat Siska bermesraan dengan pria di rumah makan itu." Nanda terlihat mengingat-ingat kapan suaminya mengantar kontrol.Nanda diam tak bergeming cukup lama. Dia mengingat bahwa tiap kali Siska ditelpon pasti selalu saja sibuk. Berarti dia sedang melakukan panggilan telepon. Sedangkan kalau di kirim pesan selalu saja lama membalasnya. Padahal statusnya online. Berarti rasa penasaran Nanda terjawab sudah."Mas, hanya itukah?" tanya Nanda dengan tatapan sulit diartikan."Masih banyak, Dek. Alesan bapak mengusir Siska. Sebenarnya selama ini bapak memperhatikan kamu dan juga Siska. Bagaimana kelakuan kalian, tapi
Read more
Bab 77
Bab 77Kakek tua itu selingkuhan SiskaAndai dia tahu siapa pria yang bergelayut manja dengan Siska di warung makan itu. Pasti akan gempar. Aku saja melihatnya begitu jij*k.Nanda kembali masuk kedalam rumah. Karena sudah sore, dia harus memandikan Hawa. Sebab Hawa belum mandi saat dia tidur tadi.Aku membereskan botol minumanku tadi dan juga meraih jaket yang tadi aku letakan disampingku.Berjalan ke rumah berniatan ingin membersihkan badan. Hari ini aku libur bekerja selama dua hari lamanya. Karena memang tak ada kerjaan, sengaja aku membersihkan jalan dari rumput liar. Istriku datang dengan membawa minuman dingin."Mas, diminum dulu! Panas tau!" Nanda meletakan teko berisi es teh dan juga gelas kosong."Iya, terima kasih. Hawa mana?" Aku menoleh ke belakang mencari sosoknya."Main di dalem! Aku masuk ya!" pamit Nanda.Belum juga Nanda menginjakan kakinya ke dalam rumah. Ada sebuah motor berhenti tepat di depan rumah.Aku melihatnya dengan seksama. Ada seorang gadis yang masih beli
Read more
Bab 78
Bab 78Berbohong"Itu …" Jari telunjuk ku mengarah kepada pasangan suami istri yang tidak asing lagi bagiku.Ya, ibu dan juga bapak mertua. Mereka memasuki Bank rakyat yang cukup terkenal."Sedang apa mereka, Pak?" tanya ku pada Mas Wawan yang juga melihat kedua orang tuanya dengan seksama. Kantor bank itu berada di seberang jalan. Sehingga kami yang berada di toko sangat jelas melihat mereka dari kejauhan."Gak tahu, Dek. Mungkin nabung!" Mas Wawan menebak."Kita sapa gak, Mas?" tanyaku karena ragu melakukannya."Gak usah, Dek. Nanti mereka sungkan lagi. Biarkan saja!"Aku yang tidak terlalu menghiraukannya, percaya begitu saja.Sengaja kami tidak menyapa mereka, takut mereka akan salah paham nantinya.Setelah selesai membayar semua kain aku melangkah keluar toko. "Nanti barangnya segera dikirim, Mbak!" Aku tersenyum membalas keramahan sang pramuniaga.Guratan wajah Adi terlihat jelas masih mengharapkan kembalinya sang istri. Apa dia sudah gil*? Mengharap cinta wanita seperti Siska
Read more
Bab 79
Bab 79Salah sangkaIbu yang tadi sudah berjalan pulang, kemudian dia berhenti menatap dengan seksama wanita itu."Ya," jawabku singkat karena aku memang tidak mengenalnya."Dipilih-dipilih, Mbak. Ada panci, ada toples, ada centong, ada baskom. Bisa tunai juga kredit!""Astagfirullahaladzim," Semua mengucapkan istighfar bersamaan. Bude Rina dan para gadis itu pun ada yang menepuk jidatnya. Setelah banyak masalah yang kami lalui malah kedatangan wanita yang mengobral panci."Astaga, saya pikir mau apa, Mbak?" Langsung aku berterus terang dan membuat semuanya tertawa. Ibu mertuaku yang tadi kepo kini malah melangkah pulang dengan senyum yang mengembang."Berapaan itu?" tanya Mbak Ratmi menengok bawaan wanita itu yang cukup banyak.Baru saja wanita itu ingin menjelaskan berapa harganya dan bagaimana kualitasnya. Aku langsung menyela. "Tau dari mana, namaku Nanda?" "Dari ibu-ibu yang punya warung di sana." Wanita itu menunjuk warung yang berada tak jauh dari rumahku."Mereka bilang kala
Read more
Bab 80
Bab 80Adi pisahPOV AdiLangkahnya kian cepat setelah aku terus saja memintanya tetap tinggal. Siska, istriku melangkahkan kakinya meninggalkan rumah setelah pengusiran yang dilakukan oleh bapak. Mas Wawan menyodorkan beberapa foto di meja yang berada di ponselnya. Awalnya aku tidak percaya dengan apa yang aku dengar. Tapi pada kenyataanya mereka bicara dengan bukti di tangan.Siska pergi bersama seorang pria yang sudah berada di depan rumah dengan mobil bagusnya. Jika dilihat dari materi, aku jauh darinya. Tapi apa benar harta adalah alasan Siska mengkhianatiku? Rasa-rasanya aku sudah memberikannya lebih dari yang aku punya.Gaji, tunjangan, semuanya yang aku miliki ku serahkan padanya. ATM pun dia yang pegang. Jika aku ada perlu barulah meminta padanya. Salahkah?Menyenangkan hati istri adalah niat awalku memberikan semua akses padanya. Tapi malah membuatnya tak terkontrol. "Di, sebaiknya kamu berpisah dengan Siska. Dia tak pantas untuk kamu perjuangkan. Bagaimanapun dia sudah men
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status