Semua Bab MENANTU yang DIREMEHKAN TERNYATA MERESAHKAN: Bab 11 - Bab 20
95 Bab
ATM Bersama
Pagi-pagi sekali kediaman Wijaya sudah dihebohkan dengan suara nyaring wajan dan panci yang beradu. Kebisingan yang disebabkan salah satu menantu yang akhir-akhir ini berubah meresahkan itu menyebabkan para anggota keluarga lain yang masih menikmati hangatnya bergelung dalam selimut tebal, terganggu. Akhir pekan yang harusnya mereka manfaatkan dengan istirahat panjang, berujung keributan yang tak terelakkan."Perhatian!"Prang!"Perhatian!"Prang!Suara toa dan bisingnya alat-alat dapur membuat satu per satu penghuni rumah berdatangan dengan piama dan muka bantal."Si Lina ngapain, sih?" Della yang kebetulan kamarnya di lantai dasar, lebih dulu tiba sembari menggerutu. Sedangkan Indra yang masih setengah sadar menyandarkan dahi di daun pintu. "Sialan, jalang ini maunya apa, sih?" Yayang menyusul dari lantai dua sembari, menyeret Hendri yang masih memeluk bantal polkadotnya."Ada apa ini?" Dahlan dan Dahlia Wijaya turun dari lift. Sedangkan Wisnu menyusul di belakang Yayang dan Hendri
Baca selengkapnya
Licik
"Keuangan kita ini lagi nggak stabil, Wisnu. Bisa-bisa kamu transfer dia duit cuma buat dihambur- hamburin kayak gini?""Sadar, nggak, sih? Si Kalina makin keliatan licik sekarang. Sengaja banget nutup semua rekening setelah tahu kita pake kartu kreditnya buat belanja bulanan, terus ngotak-atik ATM Bang Wisnu dan traktir kita makan seolah-olah pake duitnya.""Kita nggak bisa diem aja kayak gini. Wanita sial itu bener-bener harus dikasih pelajaran!""Udahlah. Yang udah terjadi biar terjadi. Lagian kalau rumor tentang Kalina yang bakal ngambil alih perusahaan Poltaris benar-- semuanya bakal keganti lebih dari ini.""Iya juga, sih. Kita cuma bisa nunggu keputusan dalam sebulan ini. Kalau sampai Kalina nggak dapat apa-apa, lebih baik kalian cerai, Bang, terus dia kita tendang. Untung aja kalian nggak punya keturunan. Jadi, prosesnya lebih gampang."Brak! Suara meja yang dipukul keras terdengar nyaring. "Mau ke mana kamu, Wisnu!""Pulang!""Loh, terus ini gimana?"Kamila mendengus keras,
Baca selengkapnya
Jebakan
Tut ....Tutt .... Tuttt .... Nomber yang Anda tuju tidak dapat dihubungi, cobalah beberapa saat lagi. "Ck, ke mana, sih, si Revan? Lagi penting gini malah susah dihubungi. Aku, kan harus tanya tentang maksud Pak Dahlan kalau Kalina berpotensi mengambil alih kepemimpinan perusahaan." Kamila menggerutu saat mendengar jawaban sama setelah beberapa kali dia mencoba menghubungi Revan. "Apa samperin ke vila aja kali? Siapa tahu di sana dia lagi nungguin Kalina," putusnya final. "Tapi, kan vilanya lumayan jauh dari sini."Cukup lama Kamila larut dalam dilema. Akhirnya dia mendapatkan keputusan final demi mendapatkan cukup kejelasan dari pertanyaan yang mengganjal dalam pikiran. "Ah, bodo amat mau jauh apa enggak. Yang penting ketemu dulu."***Menjelang sore Kamila tiba di vila milik keluarga ayahnya yang ada di Puncak, Bogor. Bangunan seluas 500m² yang dikelilingi pohon pinus asli menyambutnya kala mobil terparkir di pekarangan. Tak seperti terakhir kali dia datang bersama Revan. Tem
Baca selengkapnya
Janggal
Kamila menghela napas panjang, lalu menyambar kertas itu dan melemparnya ke tempat sampah yang ada di depan. "Jadi, ceritanya mereka mau balas dendam? Cih, nggak elegan. Mainnya keroyokan." Kamila mengedikkan bahu. "Dipikir aku takut ditinggal sendirian? Nggak layau, udah biasa. Lagian lebih enak juga begini. Aman, nyaman, dan ten--"Kamila mematung diambang pintu saat melihat keadaan kamarnya yang benar-benar berantakan. Jejak air kotor yang dia ketahui berbau got tercecer di lantai bersama dengan beberapa pakaian yang tersebar koyak di beberapa bagian. Ranjangnya penuh dengan lumpur dan rumput taman. Dan yang semakin membuat Kamila geleng-geleng kepala, kunci yang tergantung di lemari pakaiannya hilang, kamar mandi dibiarkan terbuka dengan bau air seni yang menyengat hingga menyebar ke ruang kamar. Bahkan skincare dan bodycare-nya dibuat untuk menyumbat closet. Kamila berlari kecil menuju balkon dan dibuat terkejut lagi saat melihat beberapa pakaian dalamnya dilempar ke kolam bere
Baca selengkapnya
Perhatian
"Sudah sedekat apa kamu dengan Revan? Setelah sebulan lalu aku melihat kalian berdua di Paris, lalu kemarin melihatnya mengantarmu membeli sepatu." "Pagi tadi, dia juga tiba-tiba mengirimkan surat resign tanpa alasan yang jelas. Apa ini ada hubungannya denganmu yang pergi ke sebuah vila yang ada di Puncak?"Kamila menelan ludah susah payah, sebisa mungkin dia mengendalikan ekspresi wajahnya agar tetap terlihat tenang. Pertanyaan Wisnu jelas di luar perkiraan, apalagi Kamila juga baru tahu ternyata kembarannya saat itu pergi ke Paris bersama Revan. Hanya ada dua kemungkinan kenapa Revan tiba-tiba menghilang. Pertama dia dan Kalina memang ada hubungan, atau Revan pandai membaca situasi agar mereka tidak ketahuan bertukar peran. "Ekhmm." Kamila berdeham, lalu menegakkan tubuh menghadap Wisnu. "Bukannya Revan adalah asisten pribadimu? Seharusnya kamu yang lebih tahu! Jangan coba untuk lempar batu sembunyi tangan, Wisnu. Cuma karena kamu melihat kami beberapa kali bersama, bukan berart
Baca selengkapnya
Mengibarkan Bendera Perang
"Nya, kita beneran minta maaf tentang semalem.""Nggak butuh klarifikasi!" ketus Kamila sembari menghindari Cici saat menjemur pakaian dalamnya yang semalam tercecer di kolam berenang. "Saya sama Wati sebenarnya pengen bantu, cuma kita takut dipecat.""Bodo amat.""Ayolah, Nya. Jangan ngambek. Lain kali kita bakal usahain bantu semampunya," bujuk Cici seraya terus-menerus mengikuti pergerakan Kamila dari jemuran satu ke jemuran lainnya. "Nggak percaya.""Please, Nya. Kalau Nyonya mau maafin nanti saya bantu ngambil diem-diem laptop Nyonya yang diambil paksa sama si Kuyang waktu itu. Kan, di sana banyak data-data penting Nyonya."Deg! Segala kegiatan Kamila langsung terhenti saat itu juga. Dia berbalik menghadap Cici dengan sorot serius yang kentara. "Laptop? Diambil si Kuyang?""Iya. Kenapa tiba-tiba amnesia, sih? Tuh, laptop, kan sering banget Nyonya bawa ke mana-mana."Kamila menghela napas panjang. Asumsinya langsung melayang menghubungkan antara kecelakaan, kebencian, juga ra
Baca selengkapnya
Menantang
"Ee, eeh ... Nyonya mau ke mana?" tanya Cici saat melihat Kamila hendak kembali ke kamar. "Ganti baju.""Ngapain? Bukannya udah diperingatin sama Nyonya Besar kalau hari ini Nyonya Kalina nggak boleh keluar kamar," ingat Cici. "Larangan sama depan perintah bagiku, Ci. Lagian istri mana yang dengan tolol diem aja liat suaminya memperkenalkan wanita lain sama keluarganya seolah masih bujangan, atau baru menyandang titel duda," tegas Kamila sembari membusungkan dada. "Lah, bukannya nyonya yang selama ini diem aja?" celetuk Cici santai. Kamila menepuk dahi. "Dahlah, cape ngomong sama kamu mah, Ci." Tak mau memperpanjang perdebatannya dengan Cici, bergegas Kamila berlari kecil menuju kamar. Setibanya di kamar, dia memilih outfit yang terlihat paling elegan dan mahal. Lalu duduk di depan meja rias dan mematut diri dengan skincare dan make up yang baru dia beli menggunakan uang Wisnu. Terlihat di dalam cermin pantulan wanita dewasa yang sangat cantik dengan kulit kuning langsat. Wajahn
Baca selengkapnya
Sesuatu yang Disembunyikan
Teriknya Matahari siang ini sama sekali tak mengurungkan niat Kamila untuk menemui Revan di sebuah kafe, seperti janjinya dalam email pagi tadi. Mobil Mercy Biru itu membawanya ke Jalan Soekarno-Hatta dan berhenti di depan tempat nongkrong sederhana yang tak terlalu banyak peminatnya. Sembari mengunyah permen karet yang sudah memucat, Kamila turun dari mobil dan memeriksa penampilannya di kaca spion yang terpampang sebelum masuk ke dalam. Entah tujuannya apa. Kamila yang biasa cuek dengan penampilan, bahkan tak mengerti dengan dirinya sendiri.Seperti yang sudah dijanjikan, Revan terlihat sudah menunggu di meja yang ada di sisi kanan kasir. Tak seperti biasanya lelaki tampan itu kini terlihat santai dengan kaus, jins, dan sneakersnya. Bruk! Kamila sengaja menjatuhkan tasnya tepat di hadapan Revan yang membuat lelaki itu sempat terlonjak. Plop! Balon permen karetnya meletus bersamaan dengan bokong Kamila yang menyentuh kursi. Kemudian dia melepehnya dan membuang dalam asbak yang
Baca selengkapnya
Baru Mengakui
"Tidak, Kamila. Kami tak memiliki hubungan khusus semacam itu."Gelengan kepala diikuti senyum getir Revan sudah cukup membuktikan asumsi Kamila tentang hubungan spesial yang terjadi di antara mereka. "Bukannya sudah kubilang kalau hubungan kita hanya sebatas teman?Walaupun aku sering kali menunjukkan perhatian lebih, tapi Kalina tak pernah menganggapnya sebagai sesuatu yang spesial."Meskipun ekspresi yang ditunjukkan masih terkesan datar dan tenang, tapi cara Revan memalingkan pandangan dengan tangan terkepal sudah cukup membuktikan bahwa lelaki itu menyimpan perasaan terpendam pada Kalina. "Terus, anak siapa yang dikandung Kalina sebenarnya?" Kamila kembali pada pertanyaan yang sebelumnya, tanpa membahas lebih jauh tentang hubungan Revan dan saudara kembarnya. "Besar kemungkinan anak Wisnu, tapi kita masih belum bisa memastikan selama kebenaran itu tidak terucap dari mulut Kalina sendiri."Jdug! "Sial."Kamila membenturkan dahinya ke atas meja."Kenapa Kalina harus koma dengan
Baca selengkapnya
Bukan Lawan Seimbang
Kamila melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan, saat menjejakkan kaki di ruang tengah. "Masih ada tiga jam sebelum keberangkatan. Waktunya bobo ca--"Byur! "Enak banget lo, ya. Keluyuran nggak bilang-bilang, pekerjaan rumah diabaikan. Makin hari makin ngelunjak kelakuannya."Kamila mengepalkan tangan kuat, dadanya naik turun sembari menatap tajam Yayang yang menyiramnya dengan air bekas rendaman pel dari lantai dua. "Apa lo liat-liat! Nggak terima? Mau ngelawan, berani lo sama gu--""Bangsat lo, Kuyang Dakjaaal!" teriak Kamila tak terelakkan. Mata Yayang melebar saat melihat Kamila melempar kedua sandal wedges-nya dan berlari cepat menghadang perempuan berambut pendek itu sesaat sebelum dia melarikan diri. "Aaargh!" Sekuat tenaga Yayang melakukan perlawanan walaupun Kamila jelas bukan tandingan. Dia tak berdaya dalam kukungan perempuan yang lebih dari empat tahun menjalani pelatihan fisik yang berat di STIN untuk bidang Agen. "Apa lo bilang tadi? Enak-enak keluyuran? Pe
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status