All Chapters of PERMAINAN SUAMI DAN IBU TIRI: Chapter 41 - Chapter 50
88 Chapters
Part 56
Part 56“Apa yang kamu fkirkan?” tanyanya tetap menyetir mobil.“Aku teringat anakku, tadi dia menelponku ketakutan tinggal sendiri di rumah,” jawabku.Dia tersentum sungging mendengar perkataanku, “Kamu sudah diperdaya Mila,” ucapnya.“Apa?” tanyaku kurang yakin.“Ternyata dia betul-betul memiliki sifat Dona.”Aku diam berfikir, siapa sosok yang ada di sampingku ini? dia sangat dendam dengan Dona akan sesuatu hal, tapi apa?“Apa yang kamu pikirkan?” tanyanya yang membuatku sedikit tersentak.“Oh, aku memikirkan ....” Aku tidak melanjutkan kata-kataku.“Kamu memikirkan aku dan Dona?”Hebat, dia bisa membaca pikiranku.“Kamu sudah tau jawabannya,” tanggapanku.Mobil melaju menuju ke pinggir kota, aku diam melihat ke luar jendela mobil karena ini bukan menuju pulang ke rumah. Tidak ada kata-kata diantara kami, dia terus menyetir hingga memasuki hutan lindung dan tidak ada seorangpun yang melewati jalan yang kami tempuh.“Mau apa kita kesini?” tanyaku saat dia menghentikan mobilnya di te
Read more
Part 57
Part 57Dia sama sekali tidak menunjukkan keraguan ingin bertemu atau bekunjung ke rumah Dona. Selama ini dia terus menghindar yang tidak kumengerti maksudnya, apa tujuannya kali ini? permainan apa yang akan diperankannya. Kali ini dia memperkenalkan diri sebagai tanteku yang bernama Maria kepada Rio.“Ayah, perkenalkan ini tanteku.” Aku menujuk kepadanya untuk memperkenalkannya kepada Ayahku.“Halo Pak, aku Mariya tantenya Lani,” ucapnya bersalaman dengan Ayahku.“Aku Ayahnya Rio,” jawab Ayah dengan senyum.“Siapa yang datang Rio?” Dona masih berteriak dari dalam kamarnya.“Lani Mi,” jawab Rio di depan pintu kamar Ibunya. “Silahkan duduk Tante,” kata Rio kepada Maria sebagai Tanteku.“Terimakasih Rio,” jawabnya dan langsung duduk dengan sangat tenang. Aku juga ikut duduk disampingnya menunggu apa yang akan terjadi bila dia bertatap muka dengan Dona yang selama ini dihindarinya.Tidak lama kemudian, Dona keluar dari kamarnya dan menghampiri kami di kursi ruang tengah. Dona terpana mel
Read more
Part 58
Part 58Kali ini dia berusaha membuatku lebih tenang. Tadinya aku berfikir akan melakukan sebuah permainan yang akan membuat lama untuk menghukum Mila, dan tentunya ide darinya. Masalah Dona, aku tidak bisa bergerak sendiri. Mila akan aku penjarakan, apa yang dilakukannya kepadaku menunjukkan tidak ada itikad baik atas pengakuannya berlutut dengan penuh penyesalan. Aku ingin Mbok Siti bebas secepatnya.“Kenapa kamu berubah fikiran?” tanyaku.“Aku melihat dirimu semakin lemah, kelemahan akan membuat semuanya akan berjalan sia-sia,” jawabnya.Apakah aku selemah itu? Dia seperti tahu diriku melebihi diriku sendiri.“Aku hanya lelah dengan semua ini yang belum juga ada akhirnya.” Aku memalingkan muka menatap keluar jendela.“Aku tau yang kamu fikirkan. Rasa cinta mulai tumbuh di hatimu kepada putra Dona.”Aku terpana dan diam mendengar kata-katanya. Apakah itu benar? Aku mulai mencintai Rio sehingga aku lupa dengan apa yang dilakukan Dona kepadaku. Namun yang aku rasakan adalah, aku mulai
Read more
Part 59
Part 59“Mau kemana kamu?!” tanya Mila saat aku mencoba lewat ke halaman samping.“Bukan urusanmu, sebaiknya persiapkan dirimu untuk menghuni rumah barumu nanti,” jawabku mengingatkannya kalau sebentar lagi dia akan aku penjarakan.Mila terdiam lagi, kali ini dia terlihat lebih tegang dari tadi. Ancamanku bukan sekedar ancaman yang keluar dari mulutku. Permainan ini harus diselesaikan secara bertahap. Aku bosan main-main dan mengulur waktu seperti aktingku selama ini. Bukan aku tidak mau bergerak cepat, tapi aku dibawah kendali orang yang menyelamatkanku.Aku melangkah cepat ke halaman samping agar Dona dan Rio tidak melihatku. Setelah aku bersembunyi dari mereka, baru aku keluar dari rumah ini dan melaju mobilku ke penjara melaporkan perbuatan Mila. Inilah rencanaku sekarang.Setelah aku pastikan Mila tidak memperhatikanku lagi, aku berdiri di balik pohon hias sambil melihat Dona dan Rio semakin mendekati Mila berdiri dengan keterpakuan setelah mendengar ancamanku.***Pov Dona.Kala
Read more
Part 60
Part 60Pov DonaApa yang terjadi dengan Mila? Kenapa Polisi itu menangkapya, kejahatan apa yang dilakukan Mila hingga dia di penjara? Melihatnya pergi dibawa Polisi, ada rasa kasihan di hatiku, bagaimanapun juga dia besar dari didikanku selama ini.“Mi, Mila kenapa ditangkap Polisi?” tanya Rio tetap memegang tangan Caca agar tidak lari mengejar mobil Polisi yang membawa Mila.“Entahlah, Mimi juga penasaran. Sebaiknya kita hubungi Bayu, dia pasti tau semua ini,” jawabku dengan perasaan tidak enak, bagaimanapun juga, aku masih menyayangi Mila.“Om Rio, Mamaku kenapa dibawa Polisi mmm,” tangis Caca menatap Rio.“Mamamu pasti ada urusan penting, ayo Om antar ke rumah,” ajak Rio kepada Caca.“Tolong hubungi Papaku, Om. Aku mau Mama Mila pulang mmm.”“Caca, ayo ikut Oma, Oma akan berusaha membebaskan Mamamu,” ucapku walaupun aku tidak yakin.Rio menyetir mobil menuju ke rumah Bayu. Aku dan Caca duduk di bangku belakang sambil memeluknya, tangisnya belum juga berhenti, aku tahu Mila juga pa
Read more
Part 61
Part 61Pov Dona.“Coba hubungi Bayu lagi, Rio. Kita tidak mungkin menunggu lama duduk di teras rumah ini,” kataku kepada Rio.Aku dan Rio mengantarkan Caca pulang. Sampai di rumahnya, pintu terkunci dan rumah seperti kosong, kemana Mbok Siti pembantu mereka, nunggu lama-lama duduk di teras ini membuatku bosan.“Sudah Ma, tapi tidak diangkat,” jawab Rio setelah menempelkan ponselnya di daun telinga.“Mama Mila mmm Mama ....” Caca masih belum berhenti menangis memanggil Mila.“Caca, nanti Oma akan membawa Caca menemui Mama Mila, sekarang berhentilah menangis.” Aku berusaha menenangkan Caca.“Oma, Mama Mila kenapa dibawa Polisi?” tanya Caca dengan mata sudah sembab karena menangis.“Entahlah, Oma juga belum tau, nanti Oma tanya ke Papamu, ya,” jawabku menyeka air mata Caca.Caca sepertinya tidak bisa jauh dari Mila. Mila berhasil membuat putri Luna menganggapnya seperti Ibu kandung.“Nyonya, Den Rio.”Tiba-tiba Mbok Siti datang dari luar pagar. Dia menenteng tas seperti dari melakukan p
Read more
Part 62
Part 62Pov Lani.Aku secepatnya meninggalkan Mbok Siti di depan pagar rumah. Melihat mobil Rio parkir di depan rumah, aku yakin pasti ada Dona juga di sana. Aku harus hati-hati karena aku sudah diperingati kalau Dona sangat licik dan jangan dianggap enteng. Tidak mungkin tanpa sebab karena di masa lalu Dona, dia juga pernah melakukan kejahatan yang belum aku ketahui. Aku akan menyelesaikan permainan ini secepatnya dan tentunya dengan berhasil menghukum Dona karena dia otak dari semua permainan ini.Ponselku berdering, ada nama Bayu tertera di layar ponselku, segera kutempelkan ponselku itu di daun telinga menerima panggilan dari Bayu.“Halo Mas,” sapaku di ponsel.“Lani, kamu sudah baca pesan dariku?” tanya Bayu.“Sudah Mas, aku akan kirim foto bukti kejahatan Mila membeli racun kepada seorang lelaki. Tunggu sebentar aku kirimkan ke ponselmu.”Aku mengirimkan foto bukti kejahatan Mila melalui WA ke nomor Bayu. Setelah itu aku lanjut berbicara lagi dengan Bayu di ponsel.“Oh Tuhan! Ak
Read more
Part 63
Part 63Aku sangat terkejut melihat fotonya di dinding. Seorang wanita cantik yang memenangkan kontes kecantikan. Fisiknya sangat sempurna dan bahkan lebih cantik dari wanita tulen di luar sana. Ternyata selama ini aku diselamatkan oleh seorang transgender atau waria. Aku masih merasa tidak percaya wanita cantik dan anggun yang terlihat di mataku sekarang bukan wanita tulen. Astaga, penglihatanku sudah tertipu selama ini.“Apa yang kamu lakukan di kamarku?” tanyanya lagi saat aku masih terpaku menatapnya.“A-aku ... aku sudah setengah jam menunggumu, tapi kamu belum juga siap dan aku merasa cemas makanya aku memberanikan diri melihatmu ke kamar ini,” jawabku gugup.Dia keluar dari kamar mandi hanya memakai handuk putih membaluti tubuhnya. Lekukan tubuh dan buah dadanya tidak memperlihatkan kalau dia seorang lelaki aslinya. Kulit mulus kuning langsat serta dandanan mempercantik wajahnya, dia terlihat seperti wanita berkelas, bukan seorang transgender.“Aku sudah bilang, aku sangat suka
Read more
Part 64
Part 64Pov Lani.Dua bulan lagi? Apa aku tidak salah dengar, bagaimana mugkin dia menyetujui aku menikah dengan Rio dalam aksi balas dendam. Pernikahan bukan suatu permainan, ini sangat bertentangan dengan prinsipku selama ini. Aku tidak bisa berpura-pura nikah dengan Rio hanya untuk membalas dendam. Tidak!“Aku senang mendengar keputusan Anda, Bu Mariya,” jawab Dona dengan senyum sambil melirik Rio.“Aku juga senang keponakanku satu-satunya mendapatkan pendamping lelaki seperti Rio, Bu Dona,” katanya.Rio menggenggam tanganku sambil menatapku dengan bahagia. Aku membalas dengan senyum meskipun hatiku berkata-kata. Aku bingung dengan permainannya, bukankah dia melarangku jangan bermain hati dengan Rio, tapi dia membuatku bermain semakin dalam dan aku seperti sulit untuk lepas.“Baiklah Bu Mariya, kami permisi dulu, untuk masalah pesta penikahan dan apa model pakaian pengantin, nanti saja kita bicarakan karena aku yakin Anda punya selera yang bagus dari pada aku,” kata Dona mencoba me
Read more
Part 65
Part 65Pov Dona.“Tolong aku, Tante. Aku sudah tidak sanggup hidup di penjara ini, tolong aku mm.” Mila menangis meminta tolong kepadaku.Mila seperti tertekan dan sangat memprihatinkan, selama ini aku tidak pernah menyangka dia akan seperti ini. Mila yang berani tidak tampak lagi sekarang, yang terlihat seorang wanita lemah dan hampir prustasi dengan apa yang dialaminya.“Tenangkan dirimu, ceritakan padaku apa yang kamu lakukan sehingga kamu dipenjara,” kataku menatapnya prihatin.“Aku ... aku ..., semua ini salah Lani. Wanita itu merebut suami, Caca dan juga rumahku. Aku sangat membencinya, aku ingin dia mati!” jawab Mila dengan nada sangat kesal.Mila sangat emosi menceritakan tentang wanita bernama Lani yang menjadi orang ketiga di rumah tangganya. Sangat terlihat kebencian di mata Mila saat nama Lani disebut. Mila juga menceritakan kesedihan hatinya berpisah dengan Caca. Dia seperti hilang arah.“Kenapa Ibu Bayu yang kamu racuni?” tanyaku karena dia sangat membenci Lani.“Karna
Read more
PREV
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status