All Chapters of PERMAINAN SUAMI DAN IBU TIRI: Chapter 51 - Chapter 60
88 Chapters
Part 66
Part 66Pov Rio.“Lani! Tante! Tunggu dulu, tunggu!”Teriakanku memanggil tidak dihiraukan Lani dan Tantenya. Rasanya duniaku mau runtuh saat kata-kata itu muncul dari Tante Lani. Apa yang terjadi hingga mereka kecewa, apa yang dilakukan Mimiku terhadap mereka. Kenapa aku tidak sanggup ... aku sangat mencintai Lani, aku mencintainya. Oh Tuhan! Kenapa perasaan ini begitu besar terhadap Lani, dan ini pertama kalinya aku jatuh cinta dengan umurku sekarang. Cinta ini terlalu dalam hingga membutakan diriku.Saat Lani masuk ke mobil Tantenya, dia hanya diam dan memandangku dari dalam mobil. Aku tahu dia juga punya perasaan cinta untukku, tapi karena patuh terhadap Tatenya, dia nurut dan tidak bisa berbuat apa-apa. Lani ....Aku melangkah masuk ke dalam rumah, di dalam kulihat pecahan cangkir berserakan di lantai. Mimi berdiri dengan raut wajah marah dan Ayah terdiam duduk di kursi roda.“Mi, apa yang terjadi? Kenapa Tante Lani bilang tidak akan ke sini lagi? Ada apa Mi?” tanyaku tidak sabar
Read more
Part 67
Part 67Bayu? Apa yang diakukannya di sini? Sejak kapan dia berkomunikasi dengan Bayu, aku belum mengenalkan mereka dan sekarang ternyata mereka sudah berbicara di belakangku. Jujur, aku kurang suka dengan kehadiran Bayu, tapi aku tidak bisa berbuat banyak selain menurutinya yang telah menolongku.“Duduklah Bayu,” katanya menujuk kursi di sampingku.Bayu duduk dan melirikku dengan senyum, aku membalasnya dengan senyum terpaksa.“Lani, Tante sengaja mengajak Bayu ke sini untuk membicarakan hal yang sangat penting tentang hubungan kalian.”Tentang hubunganku dengan Bayu? Apa maksudnya? Apakah dia mau merencanakan hari pernikahan seperti yang dilakukannya kepada Rio? Kenapa begitu banyak pertanyaan di benakku yang belum terjawab, semua dikendalikannya.“Sejak kapan Tante dan Mas Bayu sudah saling kenal?” Aku tidak bisa menunggu lama ingin tahu.“Setelah acara pemakaman Mamaku, Tantemu menghubungiku ingin bertemu, tadinya kukira kamu juga ada. Kata Tantemu, kamu sedang sibuk mengurus bisn
Read more
Part 68
Part 68Pov Dona.“Sebaiknya kamu memikirkan perasaan Rio, bukan mengemukakan egomu, Dona,” ucap Suamiku melihat Rio masuk ke kamarnya dengan raut wajah sedih.“Jangan pernah menasehatiku aku! Aku tau yang terbaik untuk anakku,” jawabku kesal.“Kamu akan menyesali sikapmu sekarang.” setelah berkata, suamiku berlalu dari hadapanku.Aku tahu Rio sangat mencintai Lani, tapi aku tidak mau diinjak dan harga dirku diremehkan. Tante Lani wanita kaya dan punya warisan banyak, jika Rio berhasil menikahi Lani, aku juga diuntungkan dengan semakin bertambahnya kekayaanku, namun melihat sikap Mariya, aku merasa diremehkan dan sepertinya hanya dia saja yang punya uang. Aku tidak terima diperlakukan seperti ini.Lama aku duduk di sofa kamar memikirkan tentang Rio dan Lani. Rasanya aku sangat kasihan melihat kekecewaan di mata putraku, aku akan mencarikan wanita yang cantik dan dari keluarga terhormat juga, aku banyak teman yang mempunyai anak gadis yang cantik-cantik. Aku harus mencoba menjodohkan R
Read more
Part 69
Part 69Pov Dona.“Tolong padamkan apinya! Padamkan! Mmm perusahaan anakku! Tidak!”Aku hampir hilang akal melihat kator dan gudang perusahaan anakku terbakar. Perusahaan ini dirintis dari nol dan aku bersusah payah mendapatkan modal. Setelah perusahaan anakku berkembang maju, tiba-tiba musibah datang dan membakar semuanya. Putraku bangkrut, asuransi belum tentu cukup menutupi kerugian semua ini. Apa yang harus aku lakukan ....“Tenang Bu Dona, tenang.” Salah seorang karyawan Rio menghampiriku dan memopong badanku duduk di mobilku.Badanku lemah, duniaku terasa runtuh menyaksikan kobaran api yang membuat semuanya tidak bersisa. Aku takut kembali miskin, aku tidak mau miskin!“Mimi! Mimi.” Rio datang dan memelukku sebelum aku masuk ke mobil.“Rio ... kita bangkrut, kita rugi besar!” teriakku menangis di pelukan putraku.Aku diantar Rio pulang. Aku tidak sanggup lagi menyaksikan kebakaran itu. Semua petugas pemadam kebakaran masih sibuk memadamkan api dan entah berapa mobil pemadam keba
Read more
Part 70
Part 70“Ha ha ha, aku suka kerjamu, Bro. Baiklah, aku akan mentransfer semua yang aku janjikan.”Dia tertawa senang duduk di sofa ruang tengah berbicara di ponsel. Suara tawanya mengalahkan suara televisi yang menyala. Baru kali ini aku melihat dia sesenang itu. Sambil meneguk minuman kaleng di tangannya, dia terus berbicara dan entah dengan siapa.Aku lewat di sampingnya ingin mengambil minuman jus kotak dingin di kulkas. Aku tidak ingin mengganggunya karena dia seperti sedang senang.“Lani!”Aku membalikkan badan setelah mendengar dia memanggulku. Posisiku di depan kulkas.“Ya,” jawabku sambil membawa jus dingin kotak dan melangkah mendekatinya.“Duduk!” titahnya.Aku duduk di sampingnya sambil meneguk jus kotak di tanganku.“Ada apa?” tanyaku menatap televisi yang menyala.Dia mengambil remot televisi di meja di depannya, serta mematikan televisi hingga suasan menjadi hening.“Nanti Dona akan mencoba mendekatimu dan merayu agar menikah secepatnya dengan Rio. Aku minta kamu menurut
Read more
Part 71
Part 71Pov Rio.Penyebab kebakaran dari putung rokok karena kelalaian, kata Polisi. Meskipun itu baru alasan sementara karena masih dalam penyelidikan lanjut. Aku bangkrut, Tante Mariya pasti tidak mau aku menikah dengan Lani karena aku pria miskin. Belum selesai masalah dengan Tante Mariya dan Mimiku, sekarang aku harus mengahadapi masalah kebakaran perusahaanku. Kenapa hidupku seperti ini, apa salahku? Apakah aku menerima apa yang diperbuat Mimiku. Luna, aku akan mencarimu dan menebus kesalahan Mimiku, tapi kemana aku akan mencarinya?“Ayah, boleh aku bertanya?” tanyaku kepada Ayah. Kami sedang di teras depan menikmati teh hangat.“Apa Rio? Tanya Ayah dengan mata sendu, foto Luna masih dalam pelukannya.“Mm, siapa pria yang membawa lari Luna?” tanyaku, Ayah terpana menatapku, “Tolong Ayah jangan tersinggung, aku mau mencari Luna, karena mustahil bagi seorang Ibu meninggalkan bayinya yang masih merah, aku yakin Luna wanita baik-baik, tidak mungkin dengan mudah dia meninggalkan bayin
Read more
Part 72 dan 73
Part 72Pov Rio.“Apa maksudmu tentang Luna kalah dalam permainan, Mila?” tanyaku masih penasaran.“Ssssstt! Ssssst!” Mila menyuruhku diam lagi. Aku menatapnya, matanya melihat ke sekitar seperti takut orang lain mendengar apa yang akan diucapkannya.“Tante Dona bilang ini rahasia kami,” jawab Mila dengan gaya seperti mengunci mulut.Rahasia apa yang disembunyikan Mila dan Mimiku? Kenapa aku merasa ada sesuatu yang aneh dari jawaban Mila. Apakah mereka kompak melakukan sesuatu terhadap Luna? Kenapa perasaanku tidak enak. Aku takut Mimi melakukan suatu kejahatan yang lebih besar dari menjual Luna ke Mas Bayu.“Rahasia apa, Mila?” Aku terus bertanya berharap mendapatkan informasi jelas.“Nggak boleh, Rio. Ini rahasia, aku takut ketahuan, aku takut ....” Mila merengek.“Ceritakan apa yang kamu dan Mimiku lakukan pada Luna? Ceritakan Mila!” Suaraku sedikit lantang.“Nggak mau! Aku takut, aku takut!” Mila berteriak setelah kudesak. “Pergi! Pergi kalian! Aku tidak mau kalah, aku tidak akan
Read more
Part 74
Part 74Pov Dona.Ternyata dia cerdik juga, dia bisa membaca keinginan dan langkahku. Mungkin karena berita kebakaran perusahaan Rio yang tersebar di koran-koran sehingga dia tahu bahwa putraku bangkrut. Dia mau mengajukan syarat kalau Rio diberikan modal usaha? Syarat apa yang diinginkan wanita ini.“Syarat apa yang Bu Mariya mau dariku?” tanyaku penasaran dengan kata-katanya.Dia tersenyum dan meletakkan minuman kaleng di atas meja, kakinya disilang dan tersenyum menatapku. “Aku mau surat-surat rumah dan tanah bekas kebakaran, semuanya aku yang pegang,” kata Mariya.“Itu bukan syarat, tapi aku menggadaikan rumah dan tanahku kepadamu,” ucapku sedikit meninggi.“Aku tidak memaksamu, Bu Dona. Silahkan kamu gadaikan ke bank dengan bunga tinggi, aku tidak minta bunga ataupun dilebihkan dari nominal yang aku pinjamkan,” jelas Mariya.Rio sangat butuh modal usaha, aku sudah tidak punya apa-apa lagi untuk modal. Dia benar juga, kalau aku memegangkan surat rumah dan tanah kepada Mariya, aku
Read more
Part 75
Part 75Pov Dona.“Jangan tinggalkan aku, Dona, Dona! Dona! ....” teriakan suamiku semakin jauh dan hilang, mobilku di laju semakin jauh dan aku tidak melihatnya lagi di kaca spion saat menyetir mobil.Dasar lelaki tidak berguna! Bisanya hanya menceramahiku saja. Apa lagi yang harus aku pertahankan darinya, aku sudah bosan dan muak melihatnya. Kalau bukan karena Rio, sudah lama aku buang. Hidupku saja sudah susah mencari uang, dia hanya bisa ngomong tanpa memberiku solusi. Aku sangat kesal mendengar celotehnya.Sepertinya aku harus menerima tawaran Mariya. Aku akan menyerahkan semua surat-surat rumah dan tanahku. Saat Lani sudah resmi menjadi minantuku, aku akan merebut kembali punyaku tentunya tanpa harus membayar hutang.Rumah terlihat tenang setelah aku membuang lelaki tidak berguna itu. Aku juga harus menenangkan diriku berfikir langkah apa yang akan aku lakukan sebelum menyerahkan surat rumah dan tanahku. Aku mau mendapatkan uang banyak, tentunya uang Mariya.“Mbok!” teriakku me
Read more
Part 76
Part 76Aku melaju mobil secepatnya pulang. Rasanya aku tidak sabaran ingin minta tolong kepada orang yang telah menyelamatkanku, aku tidak bisa bergerak sendiri mencari keberadaan Ayah, kota ini sangat besar, aku juga takut kalau Ayah di bunuh atau di asingkan di tempat lain, entah kenapa pemikiranku jadi sangat buruk terhadap Dona karena mengingat kejadianku dulu dan sedikit cerita masa lalunya dengan orang yang menyelamatkanku. Mudah-mudahan Ayahku masih dalam keadaan baik-baik saja. Aku menyesal, kenapa aku membiarkan Ayah tetap bersama Dona, padahal aku tahu dia bukan manusia yang baik. Ayah ....Setelah memakir mobil, aku secepatnya masuk ke dalam rumah. Aku tidak melihat keberadaannya di rumah, bahkan kamarnya juga kosong, di mana dia? Aku sangat membutuhkan pertolongannya.“Non Lani cari apa?” tanya pembantu kepadaku saat aku sibuk memeriksa semua ruangan di kamar.“Nyonya Mana?” tanyaku.“Nyonya barusan pergi, tapi tidak bilang ke mana,” jawab pembantu rumah ini.Kemana dia p
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status