All Chapters of PERMAINAN SUAMI DAN IBU TIRI: Chapter 71 - Chapter 80
88 Chapters
Part 91 dan 92
part 91Pov Luna.Aku tidak menyangka Rio mengenaliku sebagai Luna. Tapi bagaimana mungkin? Dulu kami tidak pernah berkenalan. Apakah dia menyelidikiku?Aku diam duduk di sampingnya meskipun dia tetap menyetir. Sesekali dia memalingkan wajah menatapku dan aku tetap melihat ke luar kaca mobil. Aku tidak sanggup menatapnya, rasa ini selalu luluh bila melihat cinta di mata Rio. Aku berusaha agar tidak lemah, kelemahan ini akan membuatku kalah seperti yang di katakan Mis Riya.Dalam menyetir mobil Rio terlihat gelisah. Aku tahu itu karena Ibunya. Ternyata dia baru tahu sikap wanita yang melahirkannya. Andaikan kamu tahu apa yang diperbuat Ibumu padaku Rio?"Aku bingung harus memanggilmu siapa, apakah Lani atau Luna." Rio membuka percakapan dalam keterdiaman kami.Aku diam tidak menanggapi."Andai dulu kita sudah saling kenal sebagai saudara tiri. Apakah rasa di hatiku masih sama seperti sekarang?" Mata Rio tetap menatap ke depan.Aku tetap memalingkan wajah ke luar kaca mobil."Apa yang
Read more
Part 93
part 93Pov Dona.Aku di bawa ke rumah sakit jiwa setelah aku mendengar percakapan penjaga penjara tentang kondisiku. Aku akan cari kesempatan hingga aku bisa lolos dan mencari Riyan dan Luna. Aku akan membalas mereka. Mereka mempermainkan hidupku hingga aku sangat rendah. Jika aku berhasil membalaskan sakit hati ini, penjara pun akan menjadi rumahku. Sekarang aku tidak takut lagi. Aku betul-betul dendam."Ayo masuk!" titah penjaga penjara ke padaku agar masuk ke mobil tahanan."Nggak mau! Aku mau menang Ha ha ha, aku tidak bersalah mmm aku tidak bersalah ha ha ha." Aku ekting semaksimal mungkin menangis dan tertawa agar mereka tidak curiga. Bukan Dona namanya kalau tidak banyak akal. Aku wanita cerdik dan pemberani.Mobil di laju menuju ke rumah sakit jiwa tahanan. Dalam mobil aku terus berteriak-teriak sambil tertawa dan menangis. Aku akan cari cara bagaimana lolos. Aku harus bisa.💖💖💖Pov Bayu."Lani! Lani!"Aku memanggil Lani yang tidak memperdulikanku berdiri menatapnya pergi
Read more
Part 94
part 94Pov Rio.Aku tahu Mas Bayu masih menyimpan harapan terhadap Luna. Wajah kecewa menjadi sedikit ceria setelah mendengar ceritaku. Mereka pernah berumah tangga dan ada Caca pengikat mereka. Sedangkan aku, aku hanya anak dari wanita yang dibenci Luna. Bahkan tujuannya mendekatiku hanya untuk membalas Mimiku."Aku pulang dulu, terima kasih telah membawaku menginap ke sini, Rio." Mas Bayu langsung melangkah ke pintu."Biar aku antar, Mas. Mobilmu masih di depan bar.""Aku tidak merepotkamu, 'kan?" Mas Bayu berdiri di ambang pintu kamar."Tidak, Mas. Aku tidak ada kegiatan yang menuntut waktu," jawabku.Aku mengantarkan Mas Bayu ke lokasi mobilnya di parkir. Dalam perjalanan dia tersenyum sambil memandang foto Caca di layar ponselnya. Aku tahu dia pasti membayangkan hidup bahagia bersama Luna dan Caca putri mereka. Entah kenapa rasa cemburuku muncul meskipun aku tahu itu belum terjadi."Mas, aku boleh nanya?" Entah kenapa rasa ingin tahuku muncul."Apa?" Mas Bayu melirikku sesaat."
Read more
Part 95
part 95Rio melihat Bayu memegang tanganku meminta agar aku menjadi istrinya lagi. Caca berdiri di sampingku tersenyum berharap aku dan Bayu bersatu seperti orang tua lainnya. Kenapa ada rasa luka di hatiku melihat raut wajah Rio. Aku sudah berusaha agar hati ini kuat dan menganggap Rio hanya sebatas jembatan membalaskan dendam, tapi aku salah, aku berada di posisi dilema akibat permainanku sendiri.Aku melepaskan tanganku dari Bayu. "Aku ke sini untuk Caca, jangan salah faham," jawabku ketus.Entah kenapa aku belum bisa memaafkan perlakuan Bayu padaku dulu. Luka ini semakin parah mengingat apa yang dilakukannya dulu bersama Mila terhadapku. Dia telah menghinaku karena telah membeliku dari Dona. Aku seperti wanita tidak berharga. Untuk rasa, rasa itu dulu baru tumbuh tapi tiba-tiba mati sampai ke akarnya."Bunda, kembalilah sama Papa," pinta Caca menatap penuh harap.Inilah yang semakin membuatku rumit. Aku tidak mencintai Bayu, tapi jika aku bersama Bayu lagi, putriku pasti sangat ba
Read more
Part 96 dan 97
part 96Malam ini Mis Riya memintaku agar menginap di rumah Bayu. Semua ide Bayu termasuk meminta Rio juga menjagaku. Aku tidak menolak karena mereka mencemaskanku. Dona pasti datang mencariku atau Mis Riya yang dikenalnya dengan nama Riyan.Kami makan malam bersama. Aku duduk di samping kanan Caca, Bayu duduk di samping kiri Caca, sedangkan Rio duduk di kursi yang berhadapan denganku."Bunda, suapin aku donk," pinta Caca manja kepadaku."Oke Sayang," jawabku lalu mengambil sendok di piring makan Caca dan menyuapinya.Caca tersenyum senang. Aku tahu dia sangat bahagia di dekat aku dan Bayu, orang tua kandungnya."Papa, suapin aku juga," pinta Caca ke Bayu setelah nasi di mulutnya habis."Iya Sayang Papa," jawab Bayu menyuapi Caca seperti yang aku lakukan.Rio menyaksikan aku dan Bayu menyuapi Caca. Meskipun dia terlihat cuek sambil makan, aku tahu dia cemburu. Aku tidak sanggup menatap mata Rio, sekuat hati aku mengusir Rio dari hatiku, sekuat itu juga dia kokoh dan bersemayam."Bunda
Read more
Part 98
part 98Aku dan Mis Riya terikat dan di bawah ancaman Dona. Di tangan Dona kulihat ada dua buah pistol, aku tahu salah satunya kepunyaan Mis Riya. Dona hebat juga bisa merebut pistol itu, tapi aku heran, kenapa Mis Riya sangat gampang di kalahkan, setahuku dia manusia bertipe hati-hati."Ha ha ha, kamu mau tau tentang anakmu yang tidak pernah kamu ketahui, Riyan." Dona duduk tepat di depan Mis Riya."Tidak mungkin aku punya seorang anak meskipun saat itu beristri dua," sanggah Mis Riya.Mis Riya pernah punya dua istri? Berarti Dona salah satunya dan ada lagi. Aku tidak menyangka seorang transgender di sampingku pernah punya dua orang istri."Kamu ingat saat kamu mengusir Rama malam itu? Dia sedang hamil anakmu, Riyan." Dona menatap Mis Riya.Rama? Siapa lagi dia. Dari cara bicara Dona, aku tahu dia pasti istri Mis Riya selain Dona."Bohong! Aku tidak pernah menyentuhnya begitu juga dirimu Dona!" Suara Mis Riya terdengar lantang."Jangan emosi, Mantan suamiku. Akan kujelaskan, tapi bia
Read more
Part 99
part 99Di desa ini aku tinggal bersama Ayah dan putriku. Aku memulai hidup baru tanpa pendamping hidup. Rumah kecil di tengah-tengah lahan perkebunan, kolam ikan dan berternak sapi. Aku merasa bahagia."Bunda! Bunda!" Caca berlari menghampiriku saat aku sedang memeras susu sapi."Bunda, Papa datang," ucap Caca lagi setelah berdiri di dekatku."Itu saja kamu sangat heboh, Nak. Bikini Papamu teh. Bunda masih banyak pekerjaan." Aku tetap melanjutkan kerjaku memeras susu sapi."Tapi Papa ingin bertemu Bunda.""Bukankah ada kakek juga di rumah.""Papa ingin bertemu Bunda." Caca masih kukuh agar aku menemui Bayu.Sebenarnya aku malas meladeni Bayu. Setiap minggu mengunjungiku selalu itu saja yang dibicarakan. Dan jawabanku tetap sama, aku belum siap menerimanya lagi karena rasa yang sudah hilang. Terpaksa aku meninggalkan pekerjaanku dan masuk ke rumah."Luna, Bayu datang bawa itu semua untuk kita." Ayah menunjuk ke meja. Bayu tersenyum menanggapi perkataan ayah.Kulihat di meja, ada banya
Read more
Part 100
part 100Pov Caca."Bunda, tolong ijinkan aku menemui Mama Mila. Aku janji tidak akan nakal, aku janji, Bunda ...," lirihku agar Bunda Luna menuruti permintaanku."Sekarang kamu mandi dan istirahat, besok kita jalan-jalan kemana pun kamu mau." Aku tahu itu alasan Bunda menolak."Kenapa aku tidak boleh ketemu Mama Mila? Selama ini Mama Mila tidak pernah jahat, salahku apa, Bunda? Mmmm." Aku berkata sambil menangis.Kasihan Mama Mila. Aku sangat menyayanginya. Bunda Luna baru aku kenal meskipun Ibu yang melahirkanku. Apakah aku salah sayang kepada Mama Mila? Melihat Mama Mila dibawa polisi, hari-hariku terasa sedih, bahkan aku merasa ada yang kurang. Kenapa Bunda tidak mengerti.Aku masuk ke kamar dengan hati sedih. Sambil memeluk boneka pemberian Mama Mila, aku masih teringat saat-saat pulang sekolah dijemput dan kami belanja es krim, aku juga ingat hampir setiap malam Mama Mila membacakan buku cerita sebelum tidur. Mama Mila, aku kangen."Caca, Caca." Bunda masuk ke kamarku, lalu dudu
Read more
Part 101
part 101Aku tidak punya pilihan. Terpaksa aku tinggal di rumah yang pernah kutempati setelah menikah dengan Bayu dulu, dan rumah ini adalah rumah hadiah pernikahan dari Bayu.Masih kamar yang sama, di kamar ini aku dan Caca tidur. Sebenarnya aku tidak ingin di sini, bukan rumah yang jadi masalah, tapi seatap dengan Bayu membuatku tidak nyaman, entah sampai kapan hatiku belum juga luluh dengan Bayu, kejadian masa lalu adalah penyebabnya."Mbok Siti mana, Mas?" tanyaku ke Bayu setelah kulihat kamarnya kosong."Mbok Siti sudah balik ke kampung, dia ingin menikmati hari tuanya di sana," jawab Bayu sambil membuat minuman kopi."Boleh aku bertanya?""Apa?" Bayu meletakkan dua cangkir kopi di atas meja."Kenapa kamu menyetujui ide Mis Riya.""Oh, mm sebenarnya ini hanya demi kemanusiaan, lagian Mis Riya juga yang menolongmu hingga aku sangat bersyukur bisa melihatmu lagi," jawab Bayu terasa mengganjal di hatiku."Oh," tanggapanku meskipun hati ini belum puas dengan jawaban Bayu.Aku sangat
Read more
Part 102 dan 103
part 102Pov Rio.Aku tidak menyangka melihat Luna di sini. Dia sendirian duduk seperti memikirkan sesuatu, kulihat Caca tidak bersamanya. Kapan dia balik ke kota ini? setahuku dia menetap di desa."Luna," ucapku tetap menatapnya."Hey, Bro! Kamu kenal dengan wanita sombong ini?" tanya Jovi kepadaku."Apa Jov? dia bernama Luna," jawabku, lalu melangkah mendekati Luna.Jantungku berdetak kencang. Mata itu menatapku hingga sulit bagiku menahan rasa di dada. Jujur, aku sangat merindukannya, tapi aku belum berani melamarnya karena aku masih mempersiapkan diri menata masa depanku. Semua semangat dan tujuanku juga untuknya, hanya untuk Luna."Hay Rio," sapa Luna lembut, lalu berdiri.Sebenarnya aku ingin memeluknya melampiaskan kerinduanku. Tapi aku takut dia menolak dan tidak menyukainya, dengan melihatnya saja itu sudah cukup."Hey, Bro! Kamu kenapa seperti terhipnotis dengan wanita sombong ini?" Jovi mendekat dan menepuk pundakku."Rio, siapa pria sombong ini? Tolong bilang padanya, jadi
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status