Semua Bab Penguasa Dewa Naga : Bab 291 - Bab 300
349 Bab
283. Domain Alami Trueno
Beberapa saat yang laluAkara terlempar ke dimensi lain, domain milik Komo. Ia melayang di udara dengan lengan dan kakinya berlubang-lubang, namun tidak ada darah yang mengalir karena sekitar lubangnya gosong terbakar. Ia segera mengeluarkan dua pil andalan dan menelannya, tidak butuh waktu lama energi mengalir untuk menyembuhkan seluruh lukanya. Pedang kayu dan bor spiral sudah menyala merah terbakar laser, sedangkan di atas dan bawahnya merupakan hutan kristal runcing bagaikan duri landak dengan racun yang melumurinya. "Apa yang harus kita lakukan Akara!?"Pemuda itu tidak menjawabnya dan seketika aliran listrik ungu membentuk Aura Alkemis di bawahnya. Aliran energi langsung menuju bor spiral, sedangkan kedua pedangnya siap melakukan Cakaran Naga Hitam. Sonic Boom yang merusak domain di belakangnya membuatnya melesat sangat cepat, ia mulai mengayunkan pedangnya, membuat domain robek dan keluar dari sana. Seketika ia muncul tepat di depan Trueno, dengan Cakaran Naga Hitam separuh ay
Baca selengkapnya
284. Fraksi Cahaya Ilahi
Dengan tangan masih menjulur ke atas, ia menggerakkan telapak tangannya. Seketika ada angin yang menerbangkan busur panah cahaya, bergerak ke titik yang ia lihat. Akan tetapi, semua anak panah itu melebur menjadi energi dan seketika juga muncul anak panah lainnya dari segala sisi. Akara langsung mengibaskan tangannya ke depan, sebuah bor spiral dengan pusaran angin yang begitu besar meluncur ke depan. Domain robek begitu lebar, menghalau anak panah cahaya di depannya dan.Crang!... Dua cincin emas raksasa yang berputar hancur, membuat anak panah lainnya yang masih meluncur, terlebur dan menabrak Akara layaknya hembusan angin berwarna keemasan. Nampaklah pria kurus di depan sana yang sedikit membungkuk sambil memegangi dadanya. Napasnya begitu tak beraturan seperti habis lari sprint belasan kilometer. Wush... Akara muncul di depannya tanpa menyebabkan fluktuasi energi sedikitpun, ia langsung menggenggam lehernya menggunakan Cakar Naga sebelah kiri. Sorot matanya yang tajam dan menyala
Baca selengkapnya
Arc 6: Alam Atas
Masuk akademi Amerta bagian dalam, sebenarnya bingung author ini mau menjabarkan alur gimana. Fokus ke 5 Fraksi di dunia atas. Akara di incar selain karena Esensi Surgawi di tubuhnya, juga karena Primadona Alam Atas yang ia taklukkan. Tidak hanya itu, tapi juga karena perselisihan antar siswa. Kali ini bukan mempertaruhkan nyawa, namun harga diri mereka karena ada kubah pelindung seperti saat melawan wakil komandan Baester. Masalah menjalar karena tidak dibersihkan tuntas. Selain sulit untuk mengejar Akara di dalam akademi, juga selalu berdua dengan Lina, membuatnya seakan tidak memiliki kelemahan. Akan tetapi, apakah para Fraksi di Alam Atas diam begitu saja? Bisakah mereka menemukan kelemahan Akara?Sedikit spoiler. Author bilang dari awal pure harem, jadi berapakah istrinya? Aku bilang hanya 4 sih. Kenapa cuma empat? Kan yang diunboxing sudah 3 Gadis, lalu siapa lagi. Yang bisa aku katakan pasti menjadi istri Akara adalah Lisa (gadis berpakaian pink di bab awal yang membantunya berl
Baca selengkapnya
285. Alam Atas
Cahaya keemasan sang mentari pagi menembus langit-langit gua, menerpa gadis imut yang sedang duduk bersila dengan energi yang mengalir ke dalam tubuhnya. Sedangkan beberapa meter di sampingnya, ada kabut putih yang menyebar di lantai. Pada pusat kabut, ada seorang gadis kecil dengan cahaya ungu di bawahnya yang bergerak mengitarinya. Di depannya ada sebuah tungku pemurnian kecil berwarna keunguan dan di sisi lainnya, ada pria berblangkong yang berdiri mengamatinya. Sebuah portal muncul di belakangnya dan keluarlah seorang pria gemuk dengan wanita cantik bergaun putih. "Nona Aulia," sapa pria itu sambil menoleh."Bagaimana perkembangannya?""Dia mudah paham, namun masih terhalang aura alkemisnya yang baru satu pola,"Mereka lalu mendongakkan kepalanya saat ada bayangan besar yang lewat."Trueno itu, seperti tau saja Leluhur Kecil sedang tidak ada di sini," guman pria berblangkong, tidak berselang lama kemudian, terdengar suara auman yang
Baca selengkapnya
286. Akademi Amerta bagian Dalam
Ia hanya menoleh sekilas, melihat cahaya dari sayap peri yang menjauh dan menyandarkan tubuhnya kembali. Akan tetapi, hembusan terjadi dua kali dan lebih kencang, bahkan membuat Komo terlempar. "Sialan!" teriak Komo yang terjun ke bawah, namun Akara langsung mengibaskan tangannya, membuat hembusan angin yang menerbangkan Komo kembali ke atas. Naga tanpa sayap itu lalu bertengger di dahan, tepat di depan tuannya dan duduk kembali menyerap energi. Baru saja memejamkan mata, suara gemuruh kembali mendekat, membuat keduanya segera berdiri dan menoleh ke sumber suara. Dengan mata yang menyala-nyala, pandangannya membesar hingga dapat melihat begitu jauh. Seorang gadis berambut hitam keunguan yang dikucir dua. Bajunya tanpa lengan, namun memakai sarung tangan hingga sepanjang lengan. Jadi, lengan atas hingga ketiaknya tidak tertutupi. Ia juga memakai rok mini yang mengembang di atas lutut, tapi juga memakai kaos kaki setinggi lutut. Aura ranah dengan 5 bulan energi bin
Baca selengkapnya
287. Sang Primadona
Pemuda berambut merah sebelumnya juga berhasil lolos, walau dengan pakaian compang camping yang sudah terbakar. Ia menyadari keberadaan Akara yang berada jauh di sisi samping belakangnya. Proyeksi penyambut muncul kembali, membuat pandangan mereka semua tertuju padanya."Selamat untuk kalian semua yang berhasil lolos! Silahkan keluarkan kartu yang sebelumnya kalian bawa dan alirkan energi kalian di sana!"Mereka semua termasuk Akara langsung menurutinya, membuat kartu itu menyala dan muncul proyeksi mereka di atasnya dengan aura ranah yang menyala."Masih ranah Asmaradana!?" Seseorang berteriak saat melihat proyeksi di atas kartu milik Akara, seketika semua pasang mata tertuju padanya. "Gadis ini juga!" teriak lainnya terhadap gadis twin tail berambut keunguan. Bisa-bisanya mereka lolos! Pasti mereka hanya bersembunyi saja sampai hari terakhir! Mereka semua menatap tajam ke arah keduanya, membuat gadis itu menunduk hingga gemetaran. Sed
Baca selengkapnya
288. Menuang Minyak pada Api!
Muncullah gadis cantik berambut putih dengan kulit yang juga begitu putih bagaikan susu. Pandangan semua orang langsung tertuju pada kaki jenjangnya, dengan sepatu hak tinggi yang berwarna putih kebiruan. Ia melayang dan mulai menapak perlahan-lahan ke lantai dengan energi dingin yang menyelimutinya. Pandangan mereka mulai naik kepada paha mulusnya dengan gaun putih kebiruannya yang mengembang, namun mulai merumbai kembali. Kemudian menuju pinggang rampingnya dengan aset besar di atasnya dan akhirnya fokus pada wajah cantik tanpa ekspresi. "Pedang itu?" Mereka kemudian fokus terhadap pedang panjang nan tipis berwarna putih yang digenggam jari-jari lentiknya. Mereka sempat melihat giok biru di pangkalnya sebelum pedang itu diselimuti energi dan menghilang. Giok itu!? Bukankah sama seperti senjata kuno saat di Dunia Lestari? Pantas indah sekali, sangat cocok dengan Peri Salju! Di saat semua orang mengagumi kecantikannya, ada seorang pemuda berjaket hitam yang mulai
Baca selengkapnya
289. Kakak Seayah.
Lina awalnya mendorong Akara menjauh, namun ia segera teringat perkataan Segoro. Tingginya yang tidak jauh berbeda, jadi mata mereka terus menatap satu sama lain. Tatapan matanya yang tajam, seketika menjadi sayu, begitu juga dengan dorongan tangannya yang melemah. Pemuda yang melumat bibir lalu melepaskan ciumannya dan berkata."Kenapa?"Gadis itu tidak menjawabnya dan malah memalingkan wajahnya, membuat tangan Akara terlepas dari dagunya. Tangan pemuda itu lalu turun dan kedua tangannya melingkar di pinggang ramping kekasihnya. Gadis itu langsung menatapnya kembali dan berkata dengan tegas."Kamu akan mendapatkan banyak musuh!""Biar, bukankah itu harga yang sepadan untuk memiliki gadis sepertimu?" ucapnya sembari mendekatkan wajahnya, membuat gadis itu kembali memalingkan wajahnya, namun ia kembali menatap wajahnya. Tangannya meraba di dada bidangnya dan berkata."Bagaimana secepat ini mendapat Esensi Surgawi lagi?" "Akan aku
Baca selengkapnya
290. Pengganggu!
Wajah wanita itu langsung tersenyum, namun tidak bisa menutupi kerutan di dahi dan alisnya yang turun. "Mereka pasti baik-baik saja!"Akara hanya bisa menghela napas panjang sambil menggenggam tangan kekasihnya."Oh iya!" seketika ekspresinya berubah menjadi semangat. "Di mana Alice!?""Ahh itu... Si cantik suka bepergian buat cari pengalaman, kalau tau kamu di sini pasti langsung datang." Ia lalu berdiri dan mengulurkan tangannya ke arah Akara. "Sini kartu identitasmu!" Akara lalu memberikannya dan Pricilia langsung mengalirkan energi pada kartunya. "Kakak yang akan menjadi gurumu, jadi kamu bisa tinggal di sini bersama Lina," ucapnya sembari sekilas menaikkan alisnya, membuat adiknya tersenyum lebar, sedangkan gadis berambut putih langsung menatapnya dengan tajam. "Dadah adik ipar, kakak ada urusan!" Pricilia melambaikan tangan ke arah Lina dan langsung menghilang, menyisakan hembusan angin tipis di sekitarnya. Kartu yang di
Baca selengkapnya
291. Perbedaan Kasta Alam Atas!
Akara terbang bersama Zoe yang melayang -layang di sekitarnya, mereka melewati banyak pulau melayang dan juga banyak siswa yang langsung menoleh ke arahnya. Bocah itu masih berani keluyuran sendirian!? Biarkanlah, biar mereka yang mengurusnya!Gadis kecil itu lalu melayang di depan Akara, sambil menghadap ke arahnya. "Apa-apaan itu, 'Kamu istirahat saja, biar aku bersama Zoe' Humph! Baru saja meninggalkan Nona Kana, langsung mendapatkan gadis lain!" "Fokus ke depan, nanti nabrak." Akara menjawabnya dengan santai, lalu Komo keluar dari persembunyiannya."Iya, padahal sudah ada Nona Kana! Dasar bocah bodoh!"Akara langsung meraih Naga tanpa sayap di pundaknya, lalu melemparkannya ke arah Zoe dan melesat meninggalkan keduanya. ..Beberapa saat kemudian terlihat sebuah pulau melayang yang begitu luas, dengan energi pelindung menyelimutinya seperti bola transparan. Tidak hanya bagian atasnya saja yang penuh dengan tanaman, namun juga pad
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2829303132
...
35
DMCA.com Protection Status