Semua Bab Penguasa Dewa Naga : Bab 301 - Bab 310
349 Bab
292. Tantangan Daftar Naga!
Ia sontak berhenti, lalu muncullah seorang pria berumur 40 tahunan dengan rambut putih panjang dan pakaian yang elegan. "Tetua Hagga!" Para resepsionis langsung menyambutnya sambil menundukkan kepala."Mana siswa baru yang mau membeli bahan-bahan itu?" ucapnya dengan tegas, lalu pemuda tadi langsung menunjuk Akara."Bocah udik dari Alam Bawah ini tetua!" Hagga seketika terbelalak saat menatap pemuda di depannya, sesat kemudian ia langsung berlutut dan menundukkan kepalanya. Seketika semua orang tercengang, bahkan mereka yang tadi menghina Akara jadi gemetaran. Siapa dia sebenarnya!? Master Alkemis tingkat 7 sampai berlutut padanya!? Apa yang aku bilang, Nona Peri Salju tidak mungkin salah menilai orang!"Humph! Mereka berisik sekali!""Diam!" Pria berambut putih lurus itu menghentakkan energinya, membuat ruangan bergetar dengan tekanan gravitasi. Walau sekilas, namun membuat semua orang terdiam. "Lalu kenapa masih ber
Baca selengkapnya
293. Pertandingan Pertama!
Akara langsung menoleh ke arah kekasihnya dan berkata sambil tersenyum bangga."Mereka tidak salah. Wajar jika menyukai kecantikan seperti ini." Ia mengulurkan tangan untuk mengusap pipinya, membuat gadis itu bergerak menjauh, namun tidak sepenuhnya menghindar dan membiarkan kulit putihnya disentuh Akara."Akara, kamu harus berterima kasih kepada kakak yang telah mengurusnya dari kecil!" Pricilia berkacak pinggang sambil tersenyum, sedangkan adiknya langsung tertawa dan mengacungkan jempolnya."Terima kasih kak!" "Oh iya Akara, kamu harus masuk peringkat 10 besar! Kalau tidak kakak akan memisahkanmu dengan Lina!" Pemuda itu hanya mengacungkan jempol sambil tersenyum, namun tidak dengan gadis berambut putih di sampingnya. Dia menatap kak Pricilia dengan begitu Sinis, membuatnya melirik sambil menahan tawa. Sesaat kemudian portal muncul di belakangnya."Baiklah adikku, selamat berduaan!" Ia berbalik badan, namun satu tangannya la
Baca selengkapnya
294. Tantangan Lainnya.
Dua kilatan cahaya yang bergerak sangat cepat dan saling membentur di dalam arena. Setiap benturannya menyebabkan gelombang energi, namun segera melesat dan membentur lagi."Akara, cepat selesaikan! Tidak perlu main-main!" seru Komo dari balik penutup kepalanya, sedangkan Akara hanya tersenyum tipis. Hal itu membuat Jama semakin kesal kepadanya. Hentakan energi terjadi saat 6 bulan energi berputar lebih cepat di belakang pemuda botak itu."Jangan bangga karena aku belum serius bocah!" Ia mengayunkan pedangnya sekuat tenaga, membuat dentuman energi yang begitu besar saat Akara menangkisnya. Satu tangan lainnya bahkan harus menahan bagian belakang bilah pedangnya."Segini saja?""Sialan!" Energi langsung meluap di tubuh Jama, membuat serangannya semakin kuat hingga Akara terpental mundur. Pemuda botak ini langsung melesat dengan tatapan yang begitu tajam, sambil mengayunkan tongkat yang sudah diselimuti oleh energi. Blar!... Lagi-lagi Akara terdoron
Baca selengkapnya
295. Daftar Naga Top 10.
Mendengar tantangan itu, Akara lalu berbalik badan dan membuka sayap perinya. Ia lalu melambaikan tangan sembari berkata."Lawanlah yang lainnya!"Wush!... Ia langsung melesat ke atas, akan tetapi, Crak!... Ada yang menebas jidatnya dari depan, membuatnya langsung menghembuskan angin begitu besar hingga membuatnya mundur. Hampir seluruh penonton terbelalak melihat hembusan angin dengan energi hijau yang bercampur itu. Esensi Angin Surgawi!? Tidak salah lagi, itu Angin Surgawi! Seberapa kaya keluarganya hingga mampu mendapatkannya!?Ia lalu berbalik badan dan mengusap darah yang mengalir di jidatnya, diiringi kubah pelindung yang menutup."Pantas saja kau begitu sombong!" Omso menjulurkan satu tangannya ke depan. "Tapi hal itu tidak membuatku takut!" Ia langsung menariknya ke belakang, seketika sorot mata Akara menyala-nyala dan menoleh ke samping dengan cepat. Pusaran angin langsung menyelimuti pemuda berjaket hitam itu, Wush!... Angin yang berben
Baca selengkapnya
296. Pedang Salju Hitam Hancur!
Ternyata benang-benang itu sudah tertanam di dalam tanah, hingga saat ditarik membuat tanah terbelah dengan begitu rapi. Akara langsung melesat, bukan mundur atau kabur, namun malah maju dengan energi dingin serta kilatan petir yang menyelimuti pedangnya. Akan tetapi benang-benang itu semakin naik, membuatnya harus mengayunkan pedang ke bawah. Cring!... Benang tajam tidak terpotong, malah membuat bagian belakangnya semakin tertarik hingga ke pangkalnya. Di sana bukanlah ujung benang, melainkan anyaman jaring-jaring yang langsung melompat, membuat tanah terpotong-potong seperti balok-balok kecil. Omso kembali mengayunkan tangan lainnya, hingga menarik benang di sisi lain jaring dan membuatnya melesat lebih cepat. "Bor spiral?" Komo menawarinya, namun Akara geleng-geleng kepala."Tidak perlu!" Ia langsung melesat lagi, dengan sepuluh benang yang bergerak di sekelilingnya dan semakin menyempit. Masih menggunakan pedang Salju Hitam yang hanya satu bilah saja, ia lalu
Baca selengkapnya
297. Adu Nasib.
Para penonton tercengang, bahkan Asro sampai mengernyitkan dahinya. "Cepat akhiri pertandingan ini sialan!" "Berisik!" Akara lalu meraih kabel dari tangan Omso, lalu mengikat kepala pemuda beralis garis-garis itu, lebih tepatnya mulutnya. Begitu kencang hingga mulutnya menganga tersumpal oleh kabelnya sendiri, bahkan ujung bibirnya mengeluarkan darah. "Hmmmm!" Ia tiba-tiba berteriak frustasi, dengan tubuh yang meronta-ronta. Ia menendang dan mencakar Akara dengan mata terbelalak, namun alisnya menekuk turun. Beberapa saat kemudian wajahnya memerah, bahkan mengeluarkan uap air. Matanya yang melotot terus memerah dan mengeluarkan air mata yang menguap dan bergejolak mendidih. Walau tertahan, namun teriakannya dapat dirasakan oleh para penonton. Mereka langsung memalingkan wajahnya hingga suara Ledakan terjadi, mengakhiri teriakan memilukan dan kubah pelindung terbuka. "Pemenangnya Akara, mendapatkan posisi Daftar Naga peringkat 7!"Akara masih terbang dengan tubuh yang sudah pulih s
Baca selengkapnya
298. Pengetahuan Alam Semesta.
Sambil bergandengan tangan, Akara dan Lina telah kembali ke villa, mereka langsung mendarat di balkon lantai dua. Saat masuk, sudah ada kak Pricilia di sana. Melihat kedatangan adik sekaligus muridnya, ia yang dalam posisi duduk, langsung berteleport dan memeluknya. "Bagus Akara!" Ia lalu melepaskan pelukannya dan berkata. "Kenapa tidak sekalian itu Asro?""Kak, aku masih di ranah Asmaradana, dia mungkin sudah di ranah Dhandhanggula. Terpaut jauh kak!" "Asalan saja kamu ini, kan bisa pakai teleport dan langsung menebasnya!""Kak, teleportasiku disegel oleh ayah..."Pricilia lalu menatap adiknya sambil mengerutkan keningnya, lalu menunjuk ke arah gandengan tangan mereka."Lepaskan!" Setelah mereka melepaskannya, ia langsung meraih tangan Akara dan dalam sekejap mereka berteleport. Mereka berada di angkasa lepas yang gelap, namun di segala sisi ada jutaan bintang dan terlihat beberapa pusaran galaksi terdekat."Kak di ma... Agk!" Akara langsung memegangi lehernya seperti tersedak, la
Baca selengkapnya
Konsep Penciptaan
Pada chapter 298, Akara ditunjukkan oleh kak Pricilia tentang alam semesta. Mereka melihat dua benda bercahaya yang berputar begitu cepat hingga akhirnya terjadi ledakan yang sangat besar dan terang. Itulah Kilonova. Ilustrasi ada di lG Aldho.Alfina. buat kalian yang tidak sabar nunggu update juga tinggal klik link di bio, kalian bisa beli seharga Rp 2000 / 3 bab, dijamin lebih murah.Kilonova merupakan ledakan massive yang terjadi saat dua bintang saling tarik-menarik karena adanya medan gravitasi dan saling mengorbit satu sama lain hingga akhirnya bertabrakan. Jangkauannya bahkan bisa menghancurkan suatu galaksi. Karena tidak adanya oksigen di angkasa lepas, Akara tidak bisa menggunakan Api Surgawinya. Akhirnya ia menyerap Esensi Tanah Surgawi yang sudah lama ia dapatkan dan menjadi Esensi Surgawi keenam di dalam tubuhnya. Menggunakan 5 elemen utama, ia memadatkan dua bintang, sama seperti kejadian yang ia lihat sebelumnya. Walau percobaan selalu gagal karena daya tarik gravitasi ya
Baca selengkapnya
299. Kilonova, Higanbana Upgrade!
Jangankan untuk pulang atau mendatangi planet terdekat, galaksi terdekat saja terlihat begitu kecil. Selain kegelapan yang menemani, ada jutaan cahaya bintang yang begitu jauh. Pemuda itu hanya duduk bersila, melayang-layang di angkasa lepas."Akara, apa benar itu kakakmu!? Dia benar-benar tega terhadapmu!" Komo melompat keluar, membuatnya seketika melayang. Untung ada cakarnya yang tajam mencengkram erat jaket tuannya."Kau diam dulu! Aku masih memahami kata-kata kakakku!" Cukup lama Akara mikir, sambil mencoba menyulut Api Surgawi di tangannya. Akan tetapi, hanya energi yang terus meluap hingga akhirnya ia mengeluarkan suatu benda bercahaya. Benda berbentuk ∞ dengan cahaya coklat yang mengelilinginya. "Kau mau naik ranah di sini bocah!?""Tentu saja, tidak akan ada yang mengganggu, aku juga ingin mencoba apa yang aku pahami dari perkataan kak Pricilia!"Kilatan listrik ungu cerah berkumpul di bawah kakinya, membentuk sajak rumit di kegelapan.Setelah itu 5 bulan energi dan 9 binta
Baca selengkapnya
300. Bang, ada Meteor bang!
Dunia merah menyala, dengan beberapa tempat merupakan magma yang meletup-letup. Walau ukurannya sangat besar, namun hanya butuh kurang dari satu menit untuk Akara satu putaran orbit. Akan tetapi, ada benda lain yang ikut mengorbit, bulan dengan kilauan sangat terang. "Di mana ini!?" seru Akara, namun bulan terang tadi meluncur ke arahnya. Sayap perinya seketika terbuka, dengan tambahan warna kecoklatan menjadi 6 warna. Ia terbang menjauh, namun bulan itu semakin mendekat, bahkan ada gravitasi yang menarik Akara ke sana. Karena mendekat terlalu cepat, aura ranah 6 bulan energi muncul di belakang pundaknya. Auranya berputar hebat, membuat hembusan energi dari sayap perinya yang melambatkan lajunya mendekati bulan. Sambil terus berotasi pada planet itu, ia mendekati bulan seperti roket yang mendarat. Jleg!... Kedua kakinya menapak di permukaan bulan yang ternyata berwarna hitam gelap, namun memantulkan cahaya. Permukaannya juga licin seperti kaca, namun tidak bulat halus, melainkan tak
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2930313233
...
35
DMCA.com Protection Status