All Chapters of Penguasa Dewa Naga : Chapter 321 - Chapter 330
349 Chapters
311. Putri Kaisar Magna.
Di angkasa lepas yang gelap dan dipenuhi gemerlap cahaya jutaan bintang, ada gelombang radiasi panas yang menyebar sangat cepat. Di salah satu sisinya, ada seorang pemuda yang tergulung dengan pakaian yang sobek-sobek terbakar. Akan tetapi, ia langsung menghilang, berteleportasi kembali ke villa. "Kamu ini ngotot latihan terus!" Kak Pricilia berkacak pinggang, menatap tajam adiknya yang terbaring di atas sofa, dengan bantalan paha gadis berambut putih. Dia hanya terkekeh sambil terengah-engah, bahkan bajunya masih mengeluarkan asap tipis."Di mana Zoe kok tidak kelihatan beberapa hari ini?""Di divisi Alkemis," jawab Pricilia sambil menghela napas, menenangkan kekesalannya."Bukannya sudah hancur?""Memangnya wilayah divisi Alkemis hanya sekecil itu!? Pulau melayang itu hanya portal, wilayah krusial tersembunyi layaknya kota akademi di Alam Bawah," "Oh iya kak, kenapa di Alam Atas tidak ada robekan kehampaan? Kerusakan jadi mel
Read more
312. Menjenguk Kota Bhinneka.
Mendengar suara langkah kaki yang berat dan cepat, pria berblangkong langsung menoleh ke sumber suara."Zimo!" Pria berbaju sobek-sobek itu terlihat begitu panik, sedangkan Zimo begitu santai masuk ke dalam gazebo dan duduk di sana. Ia bahkan sempat-sempatnya menyeruput secangkir teh sebelum berbicara."Kau kenapa Boris?""Aku diserang... Tidak lupakan itu, tapi gadis berambut putih dan pemuda di sampingnya itu siapa?""Kau tidak membuat masalah dengannya bukan? Dia memiliki pelatihan 'Penyatuan Alam',""Pantas saja!" Bori langsung duduk lemas di depannya, bersandar pada tiang kayu. "Aura intimidasi yang gadis itu keluarkan, lalu pelatihan 'Penyatuan Alam', ditambah Fraksi Cahaya Ilahi yang muncul kembali!"Ia lalu menoleh ke arah gadis berambut merah. "Tuan Putri, lebih baik lupakan masalah dengannya!""Apa maksudmu!? Tidak peduli seberapa banyak Amerta di belakangnya, tapi aku Putri Kaisar Magna!""Tuan Putri,
Read more
313. Daftar Naga Peringkat 1!
Kompetisi 5 Fraksi Utama telah dimulai. Seluruh peserta dan penonton dari 5 Fraksi Utama telah berkumpul di Akademi Amerta. Di keramaian para pengunjung, mereka menyayangkan ketidakikutsertaan Fraksi Naga Sejati. Padahal pertarungan mereka sangat dinantikan karena Aura Naga yang mereka miliki. Pertarungan yang bervariasi, serta domain mereka sangatlah menghibur dan pastinya menduduki peringkat teratas. Fraksi Tanah Suci dan Jiwa Emas tidak pernah bisa bersaing dengan Fraksi Amerta. Akan tetapi, sekarang Fraksi Cahaya Ilahi benar-benar menunjukkan taringnya. Selain nama Suksa yang sudah tenar di Alam Atas selama ini, ada beberapa nama lain dari Fraksi Cahaya Ilahi. "Tidak mungkin!" Mereka dikejutkan oleh teriakan seseorang yang sedang membaca papan pengumuman. "Dua primadona kita tidak ada yang ikut!" serunya membuat para pengunjung berbondong-bondong mendekat. Sangat disayangkan, mereka tidak menemukan nama Lina maupun Alice. Akan tetapi, ada yang membuat mereka
Read more
314. Gadis itu Hidup Kembali!?
Para siswa dari Fraksi Cahaya Ilahi benar-benar tercengang mendengar percakapan mereka. Sedangkan Suksa segera berjalan maju sambil menahan amarahnya."Jangan harap pelindung arena bisa menyelamatkan nyawa kalian!"Mereka segera pergi, lalu bunyi gong menggema di seluruh arena, disusul seruan dan tepuk tangan dari ratusan ribu penonton yang memenuhi tribun. Semuanya kembali sunyi saat ada wanita bergaun putih dan bercadar yang melayang di atas arena. Putri Kaisar Amerta, dengan suara lembut yang menyebar di seluruh sudut tribun, menyatakan dimulainya kompetisi 5 Fraksi Utama. Setelah itu acara diambil alih oleh seorang pria dengan suara yang lantang. Ia meminta agar para peserta masuk ke dalam arena dengan 4 sisi yang berbeda-beda.Pemuda bercaping langsung memegangi ujung capingnya, dalam sekejap mata, ia sudah berada di atas arena. Memang tidak ada hembusan angin maupun fluktuasi energi saat ia melesat, namun setelah itu ada ledakan energi seakan benda r
Read more
315. Kompetisi 5 Fraksi Utama!
Di atas tribun, ada seorang pemuda yang duduk jegang di ujung atap sambil melihat para peserta. Ia pemuda bercelana panjang hitam, mengenakan kemeja yang juga hitam dengan tidak adanya beberapa kancing atasnya hingga dada bidangnya terlihat. Memiliki rambut rapi dan yang paling mencolok adalah matanya. Memiliki pupil berwarna hijau toska, dengan bagian luar yang pada umumnya putih, namun miliknya berwarna hitam pekat. Ia tertawa sebelum merebahkan tubuhnya sambil berkata."Mampus!..." Ia sedikit mengernyitkan dahinya ketika melihat ada seorang gadis di sana. Gadis berambut hitam panjang yang lembut, dengan gaun putih panjang. "Sin! Apa yang kau lakukan di sini!?" Ia membentaknya, namun pemuda itu hanya tersenyum."Pricilia, kemarilah ikut rebahan denganku!" Ia dengan santai menepuk atap di sampingnya. Akan tetapi, ia langsung melompat, dibarengi robekan kehampaan di tempatnya rebahan tadi. Ia langsung menatap wajah cantiknya yang masih menatapnya dengan
Read more
316. Vs Gun Salak! Fraksi Tanah Suci!
Ada seorang pemuda berkacamata persegi panjang, bersama dengan dua pemuda kembar mendekati Akara. "Tuan Akara!" sapa mereka sambil menundukkan kepalanya, lalu pemuda bernama Rey itu duduk di sampingnya. Ia lalu berkata agar Akara berhati-hati dengan lawannya, Gun Salak. Pemuda itu telah mendapatkan senjata kuno saat berada di dunia Lestari. Akara hanya tersenyum tipis, lalu menoleh ke arah kekasihnya dan berdiri setelah gadis itu mengangguk. Ia langsung melompat ke atas arena yang sudah ada lawannya di sana. Pemuda berambut coklat itu langsung mengeluarkan senjatanya yang berupa tombak dan langsung menghentakkan pangkalnya di lantai. Jleg!... Kini terlihatlah dengan jelas tombak berwarna perak dengan sebuah batu giok biru yang berkobar di pangkal bilahnya. Begitu gong berbunyi, ia langsung berseru seraya kubah pelindung yang menutup. "Akara! Kau bisa sombong saat di Dunia Lestari! Tapi tidak di hadapan senjata kuno ini! Hmph! Apa gunanya Esensi Surgawi jika hanya
Read more
317. Melebihi Ranah Gambuh
Seperti atlet lempar lembing, Gun Salak melemparkan tombaknya ke arah Akara. Pemuda berjaket hitam itu masih begitu tenang, padahal tombak melesat sangat cepat, bahkan sampai merobek kehampaan yang dilaluinya. Krekk!... Robekan kehampaan terus melebar, hingga akhirnya sampailah pada targetnya. Gleng!... Ledakan api hijau menyebar begitu besar, disertai dentuman yang bahkan menggetarkan kubah pelindung di belakangnya. Para penonton langsung tepuk tangan dan bersorak sorai. Begitu saja kemampuannya!? Besar kepala sekali bocah itu! Dengan ini harusnya nona Peri Salju membuka matanya lebar-lebar, dia pasti akan menyesal memilih bocah itu. Akan tetapi, kubah pelindung tidaklah terbuka, padahal di bekas ledakan sudah berupa robekan kehampaan yang begitu besar. Para penonton menyadari hal itu dan langsung terdiam, hingga akhirnya robekan kehampaan mengecil hingga separuh ukurannya. Krekk!... Sekarang sepenuhnya lenyap dan nampaklah seorang pemuda berjaket hitam yang sudah robek-robek penuh l
Read more
318. Promosi Neraka Biru Sukses
Para penonton tercengang dengan apa yang terjadi, namun tidak dengan Akara. Dia begitu santai, malah tersenyum lebar. Sedangkan Gun Salak langsung mengacungkan tombaknya dan tertawa sebelum berkata."Hebat bukan!? Kau tidak akan bisa melukaiku menggunakan senjata ini! Setelah aku melakukan kontrak darah, senjata kuno ini tidak akan pernah bisa digunakan untuk melukai tuannya!" Para penonton yang mendengarnya langsung begitu antusias. Sial! Benar-benar kesal sekali aku gagal mendapatkan senjata kuno di dunia Lestari! "Bocah, promosimu kelihatannya berhasil... Bor Spiral?""Ayo!" jawab Akara sambil terkekeh-kekeh. "Dengan senjata ini aku bisa dengan mudah membuat master aura di ranah Dhandhanggula! Sekarang terima ajalmu!" Jleg!... Bor Spiral menembus kepalanya sesaat setelah ia selesai berbicara. Arena kembali seperti semua, cekungan magma menghilang layaknya sebuah game yang direset semula. "Tidak mungkin!? Dia pasti curang!?
Read more
319. Menantang Seluruh Fraksi
Ribuan kilauan cahaya berbagai warna dan bentuk dari sayap peri, telah memenuhi langit akademi Amerta. Mereka terbang menuju tempat yang sama, yaitu pulau melayang yang begitu besar, dengan sebuah arena berbentuk kubah yang memenuhinya. Ratusan ribu penonton telah memenuhi tribun, namun ada sisi tribun yang lega digunakan oleh para peserta dan pendukungnya. Suara riuh dari ratusan ribu penonton dengan cepat mulai sunyi. Pandangan mereka tertuju pada kilauan cahaya merah muda yang mendekat. Gadis cantik bergaun merah muda yang merumbai tertiup angin, menambah kecantikan wajahnya. Sang Primadona Dewi Kecil, yang didambakan oleh setiap laki-laki setelah Peri Salju tidak bisa mereka dapatkan lagi. Tidak sedikit yang beranggapan bahwa kecantikannya tiada tara, benar-benar membius, bahkan para kaum hawa sekalipun. Dewi Kecil turun di tribun peserta, lalu ada dua orang pemuda yang mendekatinya. Omso, pemuda berambut pendek dengan alis yang dikerik hingga seperti garis-garis.
Read more
320. vs Rank 2 Daftar Naga
Gadis berpakaian minim itu langsung melompat memasuki Arena, memicu keberanian peserta lain untuk mengikutinya."Jika tidak kondusif, kalian akan didiskualifikasi, tidak peduli dari mana kalian!"Mereka semua langsung berhenti, namun Akara malah terkekeh kekeh."Hmph! Kalian mengataiku udik, ternyata kalian lebih udik dariku! Kalian takut tidak mendapatkan hadiah!? Hahaha... Sampah!" Ia langsung membuka aura ranahnya, enam bulan energi dengan 7 bintang yang berputar di belakang pundaknya. Energi dari segala penjuru langsung mengalir menuju aura keemasan itu, membuat semua orang tercengang. Bukankah saat masuk dia masih di ranah Asmaradana penuh!? Selain sudah mendapatkan Esensi Surgawi baru, kecepatannya menaikkan bintang benar-benar menakutkan! Aros yang tadi gemetaran, kini malah tertawa sambil melangkah maju. "Lalu kenapa jika sudah naik ranah!? Kau tetaplah di bawah kami semua!""Hmph!" Akara langsung melesat, meninggalkan cincin Son
Read more
PREV
1
...
303132333435
DMCA.com Protection Status