All Chapters of Tuan CEO, Cintai Istri Penggantimu Ini!: Chapter 21 - Chapter 30
52 Chapters
21. Kenapa Harus Melihatnya?
Teriakanku sia-sia karena setelah pukulan itu. Aku merasakan perut bawahku kram. Mereka berempat melepaskan kedua tangan dan kakiku.Mereka tertawa terbahak-bahak setelah melihat gumpalan darah keluar dari selakanganku.“Itu hadiah dari seseorang yang terusik dengan kehadiran darah itu.” Selesai mengatakan hal itu mereka pergi begitu saja meninggalkanku.Aku menangis lalu mengambil gumpalan darah itu. Baru saja darah itu masih menempel di rahimku dalam keadaan hidup. Tapi sekarang darah itu sudah terlepas dari rahimku dan sudah tidak bernyawa.“David, Lily!” Aku berteriak sekencangnya lalu semuanya menjadi gelap. Aku pingsan hingga keesokan harinya sipir penjara membangunkanku untuk menjalani piket.“Hei, bangun!” sipir itu menggunakan kakinya untuk membangunkanku.“Bu sipir, semalam ada orang yang mencelakai saya. Mereka memukul saya hingga saya keguguran. Bu sipir saya meminta keadilan.”“Kau pasti sedang bermimpi. Semalam tidak ada seorang pun yang masuk ke sini. Mana mungkin ada s
Read more
22. Rival
Aku segera memundurkan langkahku ke belakang. Aku tidak ingin bertemu dengan laki-laki kejam itu.Dan aku pun terkejut saat seseorang menarik tanganku. Ternyata orang itu adalah Jack. Ia menarikku keluar dari lobi lalu membukakan pintu untukku. Sekilas kulirik David menatap ke arah kami. Mungkin ia mengenali Jack, tapi aku yakin ia tidak akan mengenaliku. Karena penampilanku berubah total. Gaya pakaianku juga sangat berbeda.***“Jack, kau akan membawaku ke mana?” Aku tidak mengenali jalanan yang kami lalui.“Aku akan memberi kejutan untukmu, Ana.”Aku menatap bingung Jack yang sedang tersenyum.“Ini adalah rumahmu.” Jack menunjukkan sebuah apartemen minimalis padaku setelah kami turun dari mobil.“Jack, kau berlebihan. Aku tidak pantas menerima semua ini.” Aku tidak ingin berhutang terlalu banyak kepada Jack.Namun Jack tidak mendengarkanku. Ia mendorong tubuhku sehingga kami berhasil masuk ke dalam. Hanya dua kamar tidur, satu kamar mandi, ruang tamu gabung dengan ruang makan dan dap
Read more
23. Pelampiasan
Kini aku tahu penyebab Sherly memusuhiku. Ternyata ia mempunyai hati kepada Jack dan menganggapku sebagai musuhnya.“Tok, tok, tok!” Aku mengetuk pintu agar Sherly mengetahui kedatanganku.“Saat ini aku tidak memerlukanmu, kau bisa istirahat. Aku ingin bekerja dan jangan menggangguku sebelum aku memanggilmu.” ucap Sherly dingin.“Baik Nona Hugh, saya tahu. Tapi sebelum saya keluar, saya ingin memberitahu Nona sesuatu.”Sherly yang memegang kertas sketsa dan pensil pun menoleh padaku. “Ada apa? Apa kau sudah tidak sanggup untuk menjadi asistenku?” tebak Sherly.Aku pun mengulum senyum lalu balik menatap Sherly. “Sebenarnya ada sesuatu yang ingin saya katakan. Saya dengan tuan Young tidak ada hubungan apa pun. Kami hanya sekedar teman biasa. Dulu saat di sekolah dia adalah senior saya dan saya adalah juniornya, selebihnya tidak ada hubungan apabpun. Saya sudah menikah dan pernah mengandung walaupun saya keguguran. Bagaimana mungkin tuan Young bisa menyukai saya? Lagi pula jika saya men
Read more
24. Kejutan
Mendengar kata-kataku, Sherly terdiam dengan wajah yang sangat memerah, ia diam cukup lama disaksikan oleh banyak orang. Setelah itu ia pergi begitu saja tanpa mengatakan apa pun.Sebenarnya aku merasa bersalah, aku rasa kata-kataku tadi keterlaluan. Karena kenyataannya Sherly adalah desainer berbakat yang rela menerima tawaran Jack untuk bekerja di perusahaannya karena ada rasa dengan Jack. Andai Sherly bekerja di perusahaan besar, aku yakin karirnya semakin cemerlang. Bagaimana seandainya Sherly benar-benar marah dan meninggalkan perusahaannya Jack? Di saat aku kebingungan, Mark datang mencariku.“Ana, ayo ikut denganku. Sudah saatnya bekerja.”“Baik, Mark.” Aku mengikuti Mark menuju ruang konferensi. Ia memintaku untuk mengambil adukan semen untuk merapikan beberapa bagian desain yang masih beberapa persen jadi.Jam lima sore kami mengakhiri pekerjaan kami. Karena bajuku sangat kotor, aku memutuskan untuk membersihkannya dengan air di toilet wanita. Namun saat aku sibuk membasuh
Read more
25. Menjual Diri
Aku tidak percaya dengan apa yang dikatakan David padaku. Aku tahu di setiap kata-katanya pasti ada maksud yang tersirat.David membenciku dan untuk melampiaskan kemarahannya. Aku menduga ia akan menggunakan proyek ini untuk bisa menargetkanku.David bangun lalu memainkan proyektor yang berada di sampingnya. Sort cahaya dari proyektor itu ia matikan dan hidupkan dengan sesuka hatinya. Anggota rapat tidak ada yang berani bersuara. Ruangan ini seperti hanya aku dan David yang berada di dalamnya.“Perusahaan Anda sangat tidak berkompeten dalam merekrut karyawannya. Bahkan karyawan tersebut menyembunyikan sesuatu yang tidak bisa diterima perusahaan manapun sebagai kualifikasi kualitas pekerja.” David membalikkan tubuhnya lalu menatapku.“Jika Anda sedang membicarakan saya, saya tidak menyembunyikan rahasia apa pun kepada perusahaan yang merekrut saya.”“Rahasia pernah mencelakai seseorang hingga keguguran dan mempunyai record sebagai narapidana di penjara bukanlah rahasia? Entah apa yang
Read more
26. Aku Menginginkanmu
Setelah David selesai bicara aku langsung menyambarnya.“Jangan bicara omong kosong, Tuan Wales.” Aku tidak mengerti kenapa David sampai mempunyai waktu untuk merecoki perusahaan kecil milik Jack apalagi perusahaan Jack tidak sejalan dengan perusahaan konstruksi milik keluarga Wales.Ketika kepanikan semakin menyerangku. Aku merasakan kehangatan di pundakku. Jack merangkulku.“Ini bukan salah Ana, Tuan Wales. Sayalah yang mengejar-ngejarnya sejak dulu. Bukankah kita sudah sepakat dengan perjanjian pembatalan kontrak? Apakah Anda ada kepentingan lain sehingga mengharuskan Anda mendatangi kantor kecil milik saya ini?”Sebenarnya aku tidak ingin membenarkan kata-kata Jack yang menjurus jika kami mempunyai hubungan spesial sebagai sepasang kekasih. Tapi aku juga tidak tega membuat Jack kehilangan muka di hadapan anak buahnya. Bagaimanapun, Jack sudah habis-habisan membelaku di depan David.Tapi di saat aku sedang memikirkan keputusanku tadi, tiba-tiba saja David mendekatiku lalu mengataka
Read more
27. Suami Psikopat
“David, apa yang kau inginkan?” David hanya menatapku lalu pandangannya lurus ke depan. “Aku akan membawamu ke suatu tempat.”“Jalan,” ucap David kepada sopirnya. Aku masih saja tidak terima dengan apa yang David lakukan padaku. Aku duduk tidak tenang hingga tidak terasa mobil yang kami tumpangi berhenti di suatu tempat.“Ayo turun,” David membukakan pintu mobil untukku. “Kau tidak ingin mengunjungi tempat ini?” David tersenyum smirk seperti biasanya. Aura berkuasa ia tunjukkan padaku.Dengan terpaksa aku menoleh ke tempat yang David ingin tunjukkan padaku. Dan aku pun hampir tidak percaya. Ternyata David membawaku ke rumah kakekku yang telah di alih fungsikan sebagai panti asuhan. Jika saja di pagar depan tidak ada tulisan marga Rivera. Aku tidak akan tahu jika panti asuhan ini adalah pantai yang dulu dikelola oleh kakek, ayah dari ibuku.“Ayo masuk ke dalam.” David menarik tanganku lalu menggenggamnya erat. Aku tidak memperdulikan apa yang David lakukan padaku. Aku hanya terkejut m
Read more
28. Layani Aku!
David membawaku ke sebuah butik terkenal. Ini semua dilakukan demi kepentingannya untuk mengajakku bertemu dengan kakeknya. David selalu bersusah payah untuk mendandaniku sedemikian rupa agar penampilanku bisa sejajar dengannya.Kali ini dia tidak memperbolehkanku untuk memilih pakaian apa yang akan kukenakan. David ikut masuk ke dalam butik lalu memilihkan sebuah gaun tanpa lengan, sebatas dada yang lapisan luarnya adalah rompi tembus pandang. Tubuhku yang kurus sangat cocok menggunakan gaun tersebut. Ternyata David mempunyai selera fashion yang cukup lumayan.Setelah itu ia sibuk memilihkan aksesoris yang berupa giwang dan kalung berlian. David juga meminta make-up artis untuk mendandani rambut dan mukaku sesuai dengan keinginannya.“Perfek,” puji David setelah aku selesai didandani.Aku tidak mengucapkan sepatah kata pun saat David menyuruhku masuk ke dalam mobilnya. Sepanjang perjalanan aku diam dan David pun tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Tapi telapak tangan besarnya mengge
Read more
29. Berpura-pura
Tadinya aku ingin masuk untuk tidur. Namun mendengar suara Lily aku pun menghentikan langkahku.“Siapa yang berada di dalam? Biarkan aku masuk!” suara Lily kembali menggema.“Lily, kenapa kau datang ke sini?” Aku sengaja keluar untuk menyapa Lily.“Ana Lopez, kenapa kau ada di sini?” Mata Lily mendelik tajam. Ia menatapku dari atas ke bawah lalu dari bawah ke atas.“Tanyakan saja kepada David kenapa aku ada di sini.”“David tidak membuat masalah denganmu, kan?” Aku pun menggidikkan bahuku. “Kami tidak ada masalah, hubungan kami kembali membaik. Bahkan aku baru pulang dari Mansion Wales karena kakek Denis meminta kami untuk makan malam bersama.”“Tidak mungkin,” desis Lily.“Terserah kau percaya atau tidak.” Aku sengaja mengangkat gaun yang tadi aku pakai, bahkan high heels yang tadi kupakai pun belum aku bereskan. Make up dan bentuk rambutku pun masih terlihat dengan jelas. Bahkan giwang dan kalung berlian pun belum sempat aku copot.Aku melihat wajah Lily berubah menjadi merah. Sepe
Read more
30. Perangkap
Setelah mendengar penjelasan Sherly aku tidak bisa tinggal diam. Aku pun memutuskan untuk mengunjungi kantor ‘All We Design’.Sepanjang perjalanan, aku ingin mengetahui keadaan ‘All We Design’ melalui internet. Aku tidak percaya dengan apa yang kulihat. Perusahaannya Jack dituduh melakukan kecurangan dan menjadi viral di sosial media sehingga banyak klien yang memutuskan sepihak kontrak yang sudah berjalan. Sekarang keadaan ‘All We Desain’ benar-benar diambang kehancuran.Saat aku sampai di kantor ‘All We Desain’, semua karyawan sedang duduk lesu di tempat kerjanya masing-masing. Dan tak seorang pun yang mau menyapaku. Aku berusaha untuk mencari keberadaan Jack. Namun tiba-tiba saja ada seseorang yang menabrakku dan dengan sengaja menumpahkan air di bajuku. “Maaf, Nyonya Wales. Saya tidak sengaja menabrak Anda.”Aku bisa melihat orang yang menabrakku itu menatapku dengan sinis, tidak terkecuali dengan orang-orang yang berada di sekitar kami. Aku tidak mempedulikan sikap mereka dan men
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status