Semua Bab Bertahan Dalam Asa Hampa: Bab 41 - Bab 50
138 Bab
Asa 41
*Happy Reading*"Siapa dia?" tanya Raid sambil melirik seorang gadis yang sudah terikat di sebuah kursi, dengan mulut yang juga tertutup lakban. Gadis itu terlihat melirik Raid gusar sambil menggerakkan tubuh kasar, seolah ingin melepaskan diri dari ikatan yang Frans lakukan. "Bukankah kau memintaku mencari orang untuk menyusup ke tempat Anjani?" sahut Frans santai sambil menaikan bahu acuh. "Dia?" Raid melirik gadis yang ia taksir berusia di bawah Naira. Wajahnya lumayan cantik dan ... sepertinya polos. "Jangan tertipu dengan wajahnya," tandas Frans seolah tahu apa yang tengah Raid pikirkan. "Fakta dibalik wajahnya itu, dia salah satu anak buah Anjani.""Oh, ya?" Akan tetapi, anehnya Raid tak begitu terkejut. Atau mungkin sebenarnya terkejut, hanya saja pria itu pandai menutupinya. Frans mengangguk meyakinkan."Lalu, kenapa kau memilihnya untuk misiku?" Raid tak begitu saja tertarik dengan gadis yang dibawa Frans. "Karena dia juga yang kulihat bersama Abyan saat itu.""Dia wani
Baca selengkapnya
Asa 42
*Happy Reading*Grep!"Akh!" Kimberly langsung memekik kaget dan kesakitan saat tiba-tiba saja, Raid yang sedari tadi bersikap santai menyerangnya tanpa di duga dengan kilatan menyeramkan. Mencengkram leher Kim lebih tepatnya. Membuat Kim seketika kesulitan bernapas.Ada apa? Kenapa dia ngamuk tiba-tiba? Batin Kim meraung bingung. "Raid, hentikan!" Frans mencoba menolong Kim. Bukan karena kasihan, tapi karena tak ingin kehilangan informan yang menurutnya penting. "Katakan, apa yang sudah Abyan lakukan pada Nissa," desis Raid terdengar dingin sekali di telinga Kim.Kim hanya bisa membuka dan menutup mulutnya dengan suara patah-patah. Jangankan untuk bicara, untuk mengambil nafas saja dia kesulitan luar biasa. "Katakan!" raung Raid menggelegar. Seraya semakin mencekik leher Kim. Membuat gadis itu gelagapan karena kesulitan bernafas. "Bagaimana dia bisa menjawab kalau kau cekik sekencang itu, Raid?" Frans mengingatkan dengan baik hati. Namun, tak urung Raid tetap enggan melepaskan K
Baca selengkapnya
Asa 43
Asa 43*Happy reading*Dalam angan Raid selama ini. Nissa itu laksana bidadari. Wanita bersih, suci, murni dan agung. Keberadaanya patut dijaga. Karena itulah selama ini Raid selalu menjaga jarak. Sebisa mungkin menghindar dan tak terlalu berkontak dengannya. Raid sadar diri. Dia bukannya orang baik. Bahkan dia adalah manusia penuh dosa. Karenanya, Riad tak ingin Nissa terkena lumpur dosa yang menyelimutinya selama ini. Nissa harus tetap murni dan suci. Namun, apa yang ia lihat saat ini? Nissa yang berusaha ia jaga sepenuh hati malah dirusak orang. Di nodai dan dibuat hancur sedemikian rupa. Sialan! Sungguh sialan! Raid merasa telah gagal menjaga bidadarinya. "Hei, siapa kamu? Kenapa kamu main nyelonong aja? Apa kamu tidak---akh!" Belum selesai Abyan menghardik kedatangannya. Raid sudah lebih dulu mencengkram lehernya kuat sekali. Kilat matanya tajam"Kha-khau ... shiapa khau? A-apha yhang khau--""Aku mautmu!"Bugh!Jawaban Raid pun di susul sebuah bogeman mentah pada wajah Abyan.
Baca selengkapnya
Asa 44
*Happy Reading*Plak!Plak!Bugh! Bugh!Naira terus menampar dan memukuli Raid sekuat yang dia bisa. Tak perduli tangannya malah yang jadi sakit akibat kerasnya otot tubuh Raid. Wanita itu tetap memukul-mukul Raid guna melampiaskan murka yang tengah melanda. Ya! Siapa juga yang tidak akan murka mengetahui kondisi sahabatnya saat ini. Apalagi saat mendengar bagaimana kondisi Nissa saat di temukan, hati Naira ikut hancur. Pun Navisha. Bedanya, Mama Angel itu hanya bisa menangisi Nissa di bangku tunggu rumah sakit. Sementara Naira memukuli Raid."Ini semua gara-gara kamu, Raid! Gara-gara kamu!" raung Naira pedih. Sambil terus memukul-mukul Raid.Pria itu bergeming. Pasrah menjadi samsak dadakan Naira, juga menerima segala amukan kekecewaan wanita itu. Memang apa yang bisa dia lakukan? Membela diri lagi? Tidak mungkin, kan? Karena apa yang Naira ucapkan benar adanya. Raid punya andil besar dalam kondisi yang menimpa Nissa saat ini. "Sialan kau, Raid! Sialan!" Naira masih meraung kesal.
Baca selengkapnya
Asa 45
*Happy Reading*Raid membasuh wajahnya berkali-kali sampai rambut dan kemeja bagian depannya ikutan basah. Berharap dengan begitu, bisa sedikit meredakan gundah yang tengah ia rasakan. Nihil! Hatinya masih saja tak nyaman. Gundah terus saja menyelimuti. Raid Kemudian menatap wajahnya sendiri di cermin dengan lekat. "Tolong bunuh aku, Bang.""Bukannya abang pernah bilang ingin menyingkirkanku? Silahkan lakukan, Bang. Aku sudah siap.""Aku tak ingin hidup lagi, Bang. Aku jijik pada diriku sendiri.""Ayo, Bang. Bunuh aku. Aku mohon!"Kedua tangan Raid mengepal di sisi wastafel yang menopangnya kala teringat lagi ucapan Nissa. Ia seakan baru saja menerima balasan dari perbuatannya dulu. Ucapannya di masa lalu menjadi bomerang untuk dirinya di masa lalu. Menyingkirkan, Nissa? Sesungguhnya ucapannya saat itu hanya gertakan semata agar Nissa menghentikan perasaannya dan bersedia menjauh darinya. Sungguh! Raid tak benar-benar serius dengan ucapannya kala itu. Bagaimana mungkin dia membunu
Baca selengkapnya
Asa 46
*Happy Reading*Nissa hilang! Lagi!Sialan! Rasanya Raid ingin sekali mematahkan semua leher anak buah, yang ia tugaskan untuk menjaga Nissa di rumah yang Raid peruntukan untuk pengobatan Nissa. Sebuah Villa di kaki bukit. Pemandangan yang asri dan suasana yang tenang diharapkan bisa membuat perasaan Nissa nyaman hingga kesehatan mentalnya pun segera pulih. Naira sempat kesal karena Villa itu berjarak tempuh hampir dua jam dari ibu kota. Namun, wanita itu pun akhirnya pasrah ketika melihat sendiri kondisi Villa dan saran dari dokter psikiater yang menangani Nissa. Semua semata-mata demi kesembuhan sahabatnya itu. Lagipula, bukankah Nissa memang masih harus di sembunyikan mengingat beberapa orang di luar sana yang mengincarnya.Okeh, back to masalah saat ini. "Cari dia! Atau kalian semua kubunuh! Pokoknya jangan kembali jika belum menemukan Nissa!" titah Raid menggelegar. Membuat anak buahnya di Villa kocar-kacir, gegas melaksanakan titah. Sementara itu, Raid kembali menekuri CCTV y
Baca selengkapnya
Asa 47
*Enjoy, it!*"Saya kenalan, Nissa. Katakanlah temannya dan rekan kerja. Selain Nissa masih ada dua wanita lainnya. Naira dan Navisha. Jika Pak Ustad tidak bisa mempercayai saya, saya bisa kok memanggil dua wanita tadi serta perawat dan dokter yang menangani Nissa." Raid meyakinkan Ustad Abdul seraya menyerahkan photo ketika pembukaan cafe pertama kali. Serta laporan kondisi Nissa dari rumah sakit. Tidak sepenuhnya, hanya bagian-bagian penting saja yang Raid tunjukan. Bagaimana pun, Raid harus tetap menjaga kehormatan Nissa, kan? Dia tidak ingin Nissa sampai di pandang rendah jika mereka tahu apa yang sudah menimpa Nissa sebenarnya."Begitu, ya?" Pak Ustad mengangguk mengerti. Lalu memeriksa sekilas apa yang Raid tunjukan. "Tapi tidak apa-apa. Tidak perlu dibawa orang-orang tadi. Saya percaya kok sama Mister. Bukankah kita harus selalu berbaik sangka pada siapapun." Ternyata Pak Ustad memilih tak terlalu kepo dengan urusan orang lain. Cukup sekedarnya saja. Sikap yang memang sudah se
Baca selengkapnya
Asa 48
*Happy reading*Raid [Pap]Tring!Tak sampai satu menit, sebuah photo pun akhirnya muncul dalam balon chat di ponsel Raid. Namun, bukannya senang, Raid malah mendengkus kasar menerima photo tersebut.Raid [Bukan kamu, Kim. Tapi dia!]Kim [Kali-kali aku aja kenapa, Bang? Nggak bosen apa tiap hari minta photo Mbak Nissa. Padahal aku juga nggak kalah cantik, loh]Bukannya segera melaksanakan titah, Kim malah berulah. Membuat Raid semakin kesal. Kalau saja dekat, sudah Raid jitak itu jidat jenong si Kimberly. Raid [Sudah tidak sayang pada ibumu nampaknya ya, Kim. Katakan! Mau ku kirim tangan atau langsung kepala ibumu ke sana besok?]Raid menyeringai di tempatnya. Membayangkan bagaimana Kim blingsatan di seberang sana setelah membaca balasannya barusan. Kim itu meski nakal dan menyebalkan, tapi akan selalu rela melakukan apa pun untuk ibunya. Kim [Becanda doang, elah. Cuma nitip photo buat Abang Frans. Kali dia rindu, tapi malu buat chat aku. Makanya aku titip photo aja sama Abang Raid.
Baca selengkapnya
Asa 49
*Happy Reading*"Mohon maaf, Ustad. Tapi ... kalau boleh tahu ... ada keperluan apa ya, Ustad ingin bertemu orang tua saya?" tanya Nissa akhirnya setelah beberapa saat terdiam. Bukan Nissa sok polos atau tidak mengerti maksud Ustad Darul menanyakan orang tuanya. Namun, Nissa hanya tak ingin terlalu percaya diri dengan dugaannya sendiri. Sementara itu, bukannya langsung menjawab Ustad Darul malah mengulas senyum lagi ke arah Nissa. "Sampaikan saja seperti itu pada orang tuamu, Nissa. Dan beritahu saya kapan beliau ada waktunya."Nissa mengerjap pelan. Tak ingin menduga yang tidak-tidak, tapi ucapan Ustad Darul barusan sungguh membuat pikirannya tak bisa mengelak akan praduga yang otomatis muncul dalam benak. Mungkinkah ..."Ya sudah, kalian pergilah. Nanti keburu makin malam. Jangan tidur larut ya, agar subuhnya nggak kesiangan.""Baik, Ustad. Kalau begitu kami permisi. Assalamualaikum." Nissa gegas mengamit lengan Kim dan menyeretnya segera pergi dari sana. "Waalaikumsalam. Jangan
Baca selengkapnya
Asa 50
*Happy Reading*"Sialan kau, Raid! Kenapa tak kau bunuh aku saja?! Aku tidak terima kau perlakukan seperti ini!" teriak seorang wanita dengan amarah yang tampak jelas di matanya.Raid menyeringai iblis, "Padahal aku baik loh, Anjani. Ingin mengobati lukamu," ucapnya tanpa dosa. Padahal, 'mengobati' yang dia maksud adalah menyiramkan alkohol ke wajah Anjani yang terbakar tanpa belas kasih."Mengobati? Tidak! Yang kurasakan justru kau sedang membunuhku pelan-pelan!" Anjani tidak terima dengan pernyataan polos Raid."Ck, ya sudahlah kalau kau menganggapnya begitu. Aku bisa apa? Aku cukup mengerti Kadang, niat baik seseorang memang tak selamanya disambut baik," balas Raid pura-pura sedih. Anjani makin menatap Raid dengan nyalang. "Apa maumu sebenarnya, Raid? Kenapa kau menyiksaku begini? Kenapa kau tak langsung membunuhku saja?!" kejar Anjani lagi. Tak terima dengan perlakuan Raid padanya. "Kau sudah membunuh semua anggota kelompokku! Kau juga sudah menghancurkan bar dan tempat usahaku!
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
14
DMCA.com Protection Status