Semua Bab Bertahan Dalam Asa Hampa: Bab 21 - Bab 30
138 Bab
Asa 21
*Happy Reading*"Niss, Tante udah denger semua tentang masalah yang ditimbulkan Abyan untuk kamu. Jujur saja, Tante bener-bener kecewa dan malu sama kamu. Anak itu ... sangat keterlaluan memang. Karenanya, atas nama Abyan, Tante minta maaf, ya?" ucap Tante Farida setelah selesai berbasa-basi. Nissa mengangguk tak minat. Moodnya yang sudah hancur karena kecemburuan yang sempat melanda, kini semakin menjadi dengan kehadiran Tante Farida. Sejujurnya Nissa malas membahas apa pun saat ini. Takut tak bisa mengontrol emosi yang tengah memeluk hatinya.Inginnya sih, saat tadi Tante Farida meminta waktunya, Nissa tolak saja. Tetapi, Nissa masih cukup tahu akan sebuah adab dalam memperlakukan orang. Karenanya, meski setengah hati, Nissa setuju untuk mengobrol sejenak dengan Tante Farida. Akan tetapi, bukan di tempat privasi seperti office di lantai atas atau ruang VVIP. Melainkan di hall cafe, di meja lumayan pojok. Nissa memang sengaja melakukannya. Menghindari pertikaian yang mungkin saja t
Baca selengkapnya
Asa 22
*Happy Reading*Nissa tercengang di tempatnya. Bukan saja karena mendengar nominal yang baru di sebutkan oleh Tante Farida, tapi juga karena terkejut akan perubahan sikap si Tante yang sungguh tak terduga. Loh kok ngamok?"500jt! Bisa kamu membayarnya? Itu pun belum termasuk dengan bunganya. Jika di total dengan bunganya, semuanya jadi 1 M. Bagaimana? Bisa kamu bayar? Kalau bisa, saya mau hari ini juga! Cash, nggak pake di cicil!"Hah?! Apa-apaan itu?"Sejak kapan Tante cosplay jadi kang kredit keliling?" ceplos Nissa kemudian. "Maksud kamu?" tanya ibunya Abyan tak faham. Alih-alih rentenir. Nissa malah menyamakan si Tante dengan kang kredit keliling. Sungguh tak ada keren-kerennya."Ya itu, tadi. Kenapa Tante bisa memberikan bunga sampai 50% begitu? Kayak kang kredit keliling aja.""Kurang ajar kamu, Nissa. Seenaknya saja menyamakan saya sama tukang kredit keliling!" Tante Farida pun semakin murka. Sementara Raid yang berada di meja yang lumayan jauh dari sana, tapi masih bisa me
Baca selengkapnya
Asa 23
*Happy Reading*"Hall--""NISSA! APA YANG KAMU LAKUKAN SAMA NYONYA FARIDA?!"Nissa sontak menjauhkan ponselnya dari telinga. Ketika baru saja ingin menyapa orang yang meneleponnya pagi itu, tapi langsung di sambut seruan berapi-api yang lantang sekali. Saking lantangnya, Nissa sampai tak butuh mode loudspeaker untuk mendengar ucapan si penelepon, yang tidak lain adalah ayahnya sendiri, meski di jarak lumayan jauh dari telinga.Namun, mendengar ucapan dan nada sang ayah yang keras, Nissa pun akhirnya hanya bisa menghela napas panjang. Ternyata masalahnya dengan keluarga Abyan belum sepenuhnya selesai. "Nissa akan jelaskan semuanya. Tapi nanti, Pa. Soalnya Nissa ada meeting penting hari ini. Udah dulu ya, Pah."Klik!Tut! Tut! Tut! Nissa tahu ini tidak sopan. Main tutup telepon aja tanpa menunggu ijin. Tetapi sumpah demi apa pun, Nissa saat ini belum siap bicara dengan papanya. Dia masih butuh waktu mencari alasan tepat agar sang papa setuju pada keputusannya. Ting![KURANG AJAR KAM
Baca selengkapnya
Asa 24
*Happy Reading*Sepeninggal Naira, Nissa pun terlarut dalam pikirannya. Tentang apalagi kalau bukan masalahnya dengan Tante Farida. Sepertinya dia memang harus segera membayar hutang agar wanita itu tak mengusiknya lagi. Akan tetapi, dari mana dia mendapatkan uang untuk membayar hutang tersebut. Sialnya, Nissa sudah tidak menyimpan tanda bukti pembayaran kuliahnya waktu itu yang ditanggung Tante Farida. Dia hanya punya bukti pembayaran operasi ayahnya. Alhasil nominal yang di sebutkan Tante Farida lah yang jadi patokannya dalam membayar hutang."500 juta. Dari mana aku dapat uang itu ya, Rob?" desah Nissa mulai putus asa. Sebenarnya, Nissa bisa saja pinjam Naira atau Raid, seperti yang gadis itu tawarkan tadi. Namun, Nissa kan sudah janji nggak mau jadi beban lagi. Alhasil mau tak mau dia harus memikirkannya seorang diri. Lalu ini gimana sekarang? Nissa harus melakukan apa untuk mengumpulkan uang tersebut. 500 juta bukanlah uang yang sedikit. Masa harus beneran jual ginjal sih buat
Baca selengkapnya
Asa 25
*Happy Reading*Nissa kira, dia sudah meninggal di tangan sang ayah. Namun, ternyata sepertinya belum. Entah berapa lama ia tak sadarkan diri. Di dekap kegelapan yang tiada batas dengan perasaan hampa luar biasa. Sayup Nissa mendengar tangis seseorang di sebelah tubuhnya.Siapa? Siapa yang menangis? Naira, kah? Navisha? Atau siapa? Di antara yang Nissa kenal hanya mereka berdua yang masih memperdulikannya. Saat kesadaran mulai merayap hadir. Nissa pun baru merasakan sakit luar biasa di seluruh tubuhnya. Kepalanya pusing dan napasnya juga terasa berat seperti ada sesuatu yang menghalangi. Nissa ingin bangun. Tetapi tidak bisa. Jangankan menggerakkan tubuh, membuka mata saja rasanya sulit sekali. Hanya rasa sakit yang terus menyelimuti seluruh tubuhnya. Membuat kesadarannya kembali hilang karena tak kuasa menahan rasa sakit dalam tubuhnya. Hari berlalu. Entah sudah berapa lama Nissa terbaring dalam tenang. Memeluk rasa sakit yang membuat tubuhnya kebas. Akhirnya hari itu Nissa pun bi
Baca selengkapnya
Asa 26
*Happy Reading*Raid melangkah keluar dari kediaman Abyan dengan riang. Mulutnya bahkan terus bersiul kecil seiring langkahnya yang semakin dekat dengan sebuah mobil yang tengah menunggu. Saat membuka pintu penumpang, Raid di sambut tatapan seorang kawannya yang memang ia minta temani tadi. "Apa? Kenapa menatapku begitu? Tenanglah, jangan terlalu mengkhawatirkan aku, okeh?"Pria di balik kemudi itu mendengkus kasar sambil memutar mata dengan malas. Dia adalah Frans. Rekan sejawat sekaligus kepercayaan Arjuna. "Menjijikan. Aku masih cukup waras untuk tidak mengkhawatirkanmu," tandas Frans kesal. Lalu mulai menjauhkan kendaraan besinya menjauh dari sana."Lalu, kenapa kau menatapku seperti tadi? Seperti seorang kekasih yang menunggu kepastian saja," sahut Raid sambil terkekeh. Frans semakin mendelik kesal. "Hentikan itu, Raid. Jangan buat aku semakin gemas untuk membolongi kepalamu. Sungguh aku sudah sangat ingin membongkar isi kepalamu dan memberikannya pada Rom."Rom adalah buaya p
Baca selengkapnya
Asa 27
*Happy Reading*Hari ini Nissa sudah diperbolehkan pulang oleh dokter yang menanganinya. Seperti hari-hari sebelumnya, hanya Naira lah yang mempunyai waktu untuk mengurus segala kebutuhan Nissa. Menjemput dan mengurusi segala administrasi yang harus di selesaikan sebelum meninggalkan rumah sakit. Semua Naira yang lakukan. Tidak ada orang lain, bahkan Raid pun benar-benar tak pernah menampakan dirinya lagi sejak hari Nissa siuman. Sebenci itu mungkin Raid padanya. Entahlah, Nissa tidak ingin memikirkan apa pun saat ini. "Niss, Navisha udah telepon?" Naira bertanya seraya menjauhkan kendaraan besi mahalnya dari pelataran parkir rumah sakit. "Udah, kok. Katanya dia lagi sibuk sama orderan cafe yang membludak.""Nah, iya, itu. Padahal, lo tahu nggak? Di tuh pengen banget ikut jemput lo. Sama Angel juga. Tapi ya gimana, cafe nggak bisa ditinggalin. Si Aida belum bisa back up Navisha." Naira mencoba menerangkan alasan Navisha yang tak bisa ikut menjemput. "Sans aja, sih. Kayak sama siap
Baca selengkapnya
Asa 28
*Happy Reading*Aksi kebut-kebutan masih berlanjut. Nissa semakin mengeratkan pegangannya pada hand grif dengan mulut yang tak berhenti komat kamit mengucap doa seiring Naira melajukan mobilnya seperti orang gila. Ya Allah, Nissa baru keluar rumah sakit loh ini. Badan juga masih belum fit bener. Jangan sampai masuk lagi dong, gegara kebut-kebutan. Eh, tapi masih mending sih kalau cuma masuk rumah sakit lagi. Kalau kali ini masuk liang lahat .... astagfirullah ... jangan sampai!Nissa memilih memejamkan matanya saja sambil terus berdoa. Tak kuasa lagi melihat bagaimana pemandangan diluar yang kini hanya nampak garis lurus tak berkesudahan. Bukan hanya bunyi klakson nyaring, bahkan segala umpatan pun mereka terima seiring lajunya mobil. Namun, Naira mengabaikan semuanya dan terus saja melaju dengan kecepatan penuh. Hingga saat akhirnya menemukan pusat perbelanjaan. Entah kenapa Naira malah memilih membelokan mobil mahalnya itu ke arah sana dan memarkirkannya sembarangan. "Ayo, Niss.
Baca selengkapnya
Asa 29
*Happy Reading*Bugh! Bugh! Bugh!Frans menaikan alisnya sebelah melihat Raid yang di matanya tidak biasa hari ini. Bagaimana tidak? Raid yang biasanya senang bermain-main dengan mangsa. Mempermainkan mental dan membuat orang ketakutan setakut takutnya sebelum mengeksekusi sadis. Hari ini tidak Frans temui. Dari awal pria itu hanya bertanya siapa yang menyuruh mereka. Lalu menghajarnya tanpa ampun hingga orang-orang itu meregang nyawa dengan cepat. Sungguh bukan Raid sekali.Lebih dari itu. Hari ini Raid lebih memilih membunuh semuanya dengan tenaganya sendiri. Maksudnya bukan dengan alat-alat aneh yang biasa digunakan. Entah itu gergaji mesin, palu, tang, khodaci, dan lainnya. Khusus hari ini dia hanya menggunakan tangan dan kakinya untuk menghancurkan mereka. Seperti tengah melampiaskan sesuatu dalam hati."Mau sampai kapan kau memukul mereka, Raid? Mereka sudah mati." Frans berkata dengan malas. Faktanya musuh mereka sudah mati entah sejak kapan. Tetapi Raid masih saja memukul da
Baca selengkapnya
Asa 30
*Happy Reading*Setelah kejadian di Mall, Raid kembali menghilang. Entahlah apa yang membuatnya marah waktu itu? Jawaban Nissa atau karena hal lain. Yang jelas, setelah obrolan terakhir mereka, Raid nampak kesal padanya. Naira yang notabene-nya adalah orang paling kenal dengan Raid pun menggeleng tak habis pikir. "Dia emang makin ke sini makin aneh. Gue juga nggak ngerti. Dahlah cuekin aja. Nggak penting juga mikirin ambekannya Raid yang nggak jelas itu," ucap Naira kala itu, saat Nissa bertanya kenapa Raid tiba-tiba kek orang kesel. Nissa hanya bisa mengangguk saja saat itu. Meski sebenarnya tak begitu paham. Bagaimana tidak? Perasaan Nissa menjawab seadanya. Sesuai apa perkataannya. Menyetujui omongannya. Tetapi kok ... malah ngamok? Jadinya dia mau jawaban seperti apa sebenernya? Menurut paham Nissa, harusnya Raid senang kan dengan jawabannya? Tetapi ini malah .... ah, sudahlah. Pusing juga kalau harus dipikirin.Namun, sebenernya ada baiknya Raid kembali menghilang seperti ini.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
14
DMCA.com Protection Status