All Chapters of Bertahan Dalam Asa Hampa: Chapter 11 - Chapter 20
138 Chapters
Asa 11
*Happy Reading*"Astagfirullahaladzim ...." Nissa mengusap wajahnya penuh sesal saat sebuah kesadaran menghampiri. Keputusasaan hampir membuatnya khilaf. 'Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.' (An Nisa ayat 29). Islam tidak memperbolehkan dan melarang tindakan bunuh diri, karena hidup dan mati adalah urusan Allah SWT. Mukmin hendaknya paham bahwa kehidupan di dunia hanyalah berisi ujian dan cobaan yang sementara. Di mana Allah SWT terkadang mengeraskan ujian dan cobaan bagi seseorang untuk mengetahui sejauh mana batas kesabaran dan keimanannya.Dijelaskan lebih lanjut, sebagai seorang muslim sepatutnya bersabar dan banyak beribadah apabila dilanda masalah serta cobaan, bukan malah memilih untuk mengakhiri hidup.Selain surah An Nisa ayat 29 di atas yang menjadi dalil larangan bunuh diri, Rasulullah SAW juga bersabda dalam hadits terkait hukum bunuh diri ini. "Barang siapa membunuh dirinya sendiri dengan sesuatu, maka nanti pada hari
Read more
Asa 12
*Happy Reading*"Jadi simpanan Bapak?" Nissa mengulang tawaran Pak Agung sambil menelengkan kepala."Iya, Nissa jadilah simpanan saya." Pak Agung mengangguk yakin. "Saya jamin gosip ini akan segera hilang dan kamu bisa bekerja dengan tenang lagi. Selain itu, hidup kamu pun akan semakin terjamin. Karena saya bisa memberikan apa pun yang kamu mau. Rumah, mobil, tas mahal, dan plesiran ke mana pun yang kamu mau tiap bulan. Pokoknya apa pun yang kamu mau, saya bisa memberikannya. Bagaimana? Tawaran yang menarik, kan?" Pak Agung tersenyum lebar. Mungkin dia kira senyumnya itu manis di mataku. Padahal sangat memuakan. Aku sampai ingin meludahi wajahnya saking muaknya. Nissa tersenyum tipis menanggapinya. Sungguh tak habis pikir dengan otak pria tua, yang seumuran ayahnya ini. Apa dia tidak sadar kalau usianya sudah hampir renta? Bukannya memperbanyak pahala malah nambah dosa."Bagaimana, Nissa? Daripada kamu jadi pengangguran dan tidak ada yang menafkahi lahir batin, kan?" Alis pria tua i
Read more
Asa 13
* Happy Reading*Nissa kembali ke mejanya dengan hati yang masih panas. Dadanya terasa akan meledak dengan gelegak amarah yang masih menyelimuti. "Gimana? Deal diharga berapa lo sama si Bos? Terus berapa hari jadi booking-nya?" Dan rasa dongkol Nissa pun semakin menjadi kala mendengar olokan dari Rani. Meski begitu, Nissa tetap bersikap tenang. Wanita itu bahkan menampilkan senyum manis ke arah Rani yang tengah berdiri angkuh dengan tangan berlipat di bawah dada. Sengaja menghalangi langkah Nissa. "Calm, Ran." Nissa menepuk bahu wanita lenjeh itu pelan. "Gue tahu lo lagi butuh cuan banget sekarang. Makanya nggak gue ambil kok, tawaran si bos. Dia masih tetep milik elo. Jadi, jangan cemburu lagi, ya?"Mendapati sahutan Nissa yang kelewat santai dan lantang. Mata Rani pun membola horor. "Maksud lo apa? Lo kata gue--""Sstttt!" Nissa sengaja menyela omelan Rani dengan desisan panjang dan tangan berada di depan bibir. "Udah-udah, nggak usah ngegas, ya?" tandas Nissa masih sangat santai
Read more
Asa 14
*Happy Reading*Kata orang, move on akan lebih cepat jika kita membuang, atau menjauhi semua hal yang berhubungan dan akan mengingatkan kita pada orang tersebut. Pokoknya kalau bisa jangan bertemu lagi, gitu, deh.Lalu bagaimana dengan Nissa? Bagaimana bisa dia move on dari Raid dan menjauhinya, sementara Naira ada di tengah-tengah mereka sebagai penghubung? Tidak jarang, Naira bahkan membuat mereka terpaksa berinteraksi dan ada di kondisi yang membuat Nissa semakin canggung. Seperti saat ini. Pulang dari cafe, Naira memaksa Nissa ikut bersama mereka yang katanya ingin makan malam bersama. Tidak jauh, tapi sukses membuat Nissa merasa jadi nyamuk selama acara makan. "Niss, tumben dikit makannya. Lo nggak lagi sok jaim depan Raid, kan?" celetuk Naira, entah sengaja mengolok atau sekedar candaan agar Nissa ikut nimbrung ngobrol dengan mereka. "Ngapain amat gue jaim sama dia. Bukan siapa-siapa gue pun," sahut Nissa asal. Seraya menyesap teh manis miliknya. Berusaha tak melirik Raid yan
Read more
Asa 15
*Happy Reading*Kedua mata Nissa terbelalak lebar saking kagetnya. Namun, setelah beberapa saat otak Nissa mencerna, baru Nissa sadar jika ini adalah sebuah jebakan. Ya! Sebuah jebakan yang telah direncakan oleh si bandot tua ini, untuk membalas dendam pada Nissa, tentunya. Ternyata, dia masih tak puas dengan kejadian kemarin. "Kamu cantik-cantik ternyata memang rusak, ya!" Oloknya dengan seringai mencemooh. Sialan!"Anda menjebak saya, Pak?" desis Nissa dengan tatapan nyalang yang menunjukan kemarahan. "Siapa yang menjebakmu, Nissa? Bungkusan ini kami temukan di tas kamu!" Kilahnya di sertai seringai menjijikan. Pada saat itu, rekan kerja Nissa mulai berdatangan. Mereka menatap pertikaian Nissa dan Pak Agung dengan tatap bingung dan penasaran. "Jangan menipu saya. Bungkusan itu tak pernah ada sebelumnya di tas saya. Kalianlah yang menaruhnya di sana, kemudian berniat memfitnahku. Dasar iblis!" Nissa hendak merangsek maju untuk menyerang bandot tua tak tahu malu itu, yang kini
Read more
Asa 16
*Happy Reading*Sesampainya di kantor polisi. Nissa digiring turun dari mobil untuk menjalani pemeriksaan. Melawan perasaan hancur di dalam dada, Nissa menunjukan wajah yang tegar sepanjang proses pemeriksaan. Penampakan sebuah mobil pajero hitam yang baru saja tiba di depan kantor polisi, membuat Nissa sedikit bisa bernafas lega. Karena dari dalam mobil, terlihat Naira turun diikuti seorang pria gagah berwajah datar. "Niss?" Naira langsung menghampiri dan memeluk Nissa erat. "Lo nggak papa, kan? Mereka nggak ngapa-ngapain lo, kan?""Enggak, kok." Nissa melerai pelukan. "Cuma baru nanya-nanya aja."Nissa lalu melirik pria yang masih berdiri tegap di belakang tubuh Naira. Seolah membiarkan waktu pada dua sahabat yang nampak saling menguatkan. "Oh, ya, kenalkan ini Mas Alan. Pengacara keluarga Setiawan." Seolah mengerti arti tatapan Nissa. Naira pun memperkenalkan pria yang ia bawa. Kenapa? Kalian kecewa ternyata Naira tidak membawa Raid? Sama. Nissa juga sebenarnya sedikit kecewa,
Read more
Asa 17
*Happy Reading*Plak!"Nissa kamu--"Byur!Kali ini bukan Nissa pelakunya. Melainkan Naira yang juga turut meradang mendengar segala hinaan pedas Abyan untuk sang sahabat. "Diam, atau gue siram lagi lo, sama cairan sianida sekalian! Biar mulut sama otak lo bersih sebersih-bersihnya" tukas Naira sengit dengan nada penuh penekanan ketika melihat Abyan hendak buka suara."Jangan ikut campur. Ini urusan gue sama Nissa, tunangan gue!" Abyan membalas tak kalah sengit. "Lo lupa kalau Nissa itu sahabat gue!""Tetap aja lo--""Lebih dari itu, pria yang lo tuduh selingkuhan Nissa juga adalah tunangan gue!" sela Naira cepat. Berhasil membuat Abyan terdiam akhirnya. Tunangan? Abyan tidak tahu hal itu. Dia memang tahu Nissa dan Naira adalah sahabat. Tetapi dia tak pernah ingin mengenal Naira sama sekali. Buat apa? Urusannya hanya dengan Nissa, bukan dengan Naira. Jadi Abyan tidak pernah tahu bagaimana sifat dan kehidupan Naira. "Kalau begitu harusnya lo juga marah sama Nissa. Dia mau merebut t
Read more
Asa 18
*Happy Reading*Nissa terhuyung di tempatnya dengan hati merepih sakit setelah mendengar jawaban Raid. Dia bersandar pada tembok di sebelahnya guna tak sampai jatuh saking tiba-tiba merasa lemas. Merepotkan, katanya? Seburuk itukah kesan Nissa untuk Raid?Mengingat perlakuan ayahnya, ucapan Abyan siang tadi, lalu berlanjut mendengar jawaban Raid barusan. Membuat Nissa kini merasa jadi beban semua orang. "Raid, nggak boleh ngomong begitu." Suara Naira kembali terdengar. "Nissa itu sahabat aku, loh. Aku nggak terima kamu ngatain dia kayak gitu. Bagi aku Nissa nggak pernah merepotkan sedikit pun."Kali ini Nissa tak ingin menunggu jawaban dari Raid. Jaga-jaga agar hatinya tak menjadi semakin hancur dengan jawaban Raid selanjutkan yang pasti tak kalah menyakitkan. Cukup sudah! Cukup ia tahu saja bagaimana arti dirinya untuk pria itu selama ini. "Merepotkan" kata itu terus terngiang di telinga Nissa. Seolah memberi tamparan telak agar tak usah berharap lagi pada pria itu. Tidak, bukan h
Read more
Asa 19
*Happy Reading*Luar biasa memang cara kerjanya Pak Alan. Entah bagaimana pria yang selalu nampak dingin itu berhasil mendapatkan rekaman cctv ruangan temat kerja Nissa, atau dari siapa tepatnya. Yang jelas, itu sangat membantu dalam usaha mengungkap siapa pelaku penjebakan atas Nissa kemarin. Bukan hanya Pak Agung ternyata yang di giring. Tetapi juga Rani. Ya, seperti dugaan Nissa di awal, kan?Rani di sebut-sebut sebagai komplotan Pak Agung, karena ternyata dia yang bertugas memantau dan memberitahu sang bos tentang keberadaan Nissa yang sudah pergi dari ruangan kemarin. Setelah Pak Polisi membawa Pak Agung, para rekan kerja Nissa yang lain langsung menghampirinya yang masih setia duduk di meja kerja. "Gila ya, Pak Agung, jijik banget kelakuannya. Segitu dendamnya cinta ditolak, sampai ngejebak lo segala, Nis," ujar Vera dengan raut jijik yang tak di tutupinya. "Lagian ya, nggak nyangka gue kalau tu orang otaknya mesum. Bukannya Nissa lebih cocok jadi anaknya dia, ya? Bisa-bisa
Read more
Asa 20
*Happy Reading*"Niss, lo tadi ke mana? Maen kabur aja," tegur Naira. "Ya kan gue gak mau ganggu kalian. Lagian gue juga belum sholat Ashar tadi," kilah Nissa. Naira terdengar berdecak kesal. "Lo ngomong apa sih, Nis. Lo tuh salah paham aja kali, Niss. Gue nggak ngapa-ngapain kok tadi sama Raid."Tadi Nissa memang tak melihat langsung mereka berciuman atau berbuat hal mesum lainnya. Hanya saja, tampilan rambut dan kemeja Naira yang acak-acakan. Serta Raid yang menunduk di hadapannya yang sedang duduk. Membuat Nissa yakin jika tadi mereka memang sedang melakukan hal yang iya-iya. "Ngapa-ngapain juga nggak papa, kok. Toh kalian kan udah tunangan. Bentar lagi juga nikah. Jadi kalau mau DP duluan juga nggak papa. Ngarti lah gue mah."Naira yang semakin gemas mendengar jawaban Nissa pun refleks mencubit bibir wanita itu. Membuat sang punya raga langsung mengaduh kesakitan. "Mulut lo nih kalau ngomong emang suka seenaknya. Dp, dp, lo kata gue kreditan pake di dp duluan. Gue nggak semura
Read more
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status