All Chapters of Bertahan Dalam Asa Hampa: Chapter 81 - Chapter 90
138 Chapters
Asa 81
*Happy Reading*"Hallo Anjani, do you miss me?"Degh!Suara itu! Tubuh Anjani bergetar hebat mendengar suara itu. Sampai terhuyung kebelakang saking tak siapnya menerima kejutan yang Raid bawa untuknya. Bagaimana bisa? Kenapa begini? Oh gosh!Ia melirik Raid dengan perasaan tak karuan. Dan perasaannya malah makin entah saat melihat pria itu malah kini tersenyum penuh makna. Kenapa? Kenapa Raid malah menghadirkannya?"Ada apa denganmu, Anjani? Kenapa kau malah mundur? Apa kau tidak merindukanku?" Pria itu kembali berucap, meminta atensi Anjani. Rindu? Masihkah? Anjani menanyakan hal tadi pada hatinya sendiri. Dan sialnya, rindu itu memang masih ada. Padahal Anjani kira sudah tidak ada karena tertutup kehadiran dan perasaan yang ia rasakan pada Raid. Ternyata ia salah. Rasa rindu itu masihlah ada dan kembali bergemuruh saat bertemu langsung begini.Akan tetapi ... kenapa harus sekarang? Bukan ini yang inginkan saat ini!"A-apa maksudnya ini? Ke-kenapa dia bi-bisa ada di sini?" tuntut
Read more
Asa 82
*Happy Reading*"Frans, katakan sebenarnya apa yang terjadi selama aku tidak sadar?" Raid menutut Frans selepas Anjani pergi entah kemana.Wanita itu sangat keras kepala. Ditekan bagaimana pun, tetap tak mau buka mulut. Alih-alih buka suara, Anjani malah kabur. Pergi menghindari entah ke mana. Karenanya, kini malah Frans yang Raid tuntut untuk menjelaskan.Sayangnya, Frans pun tak kalah keras. Bukannya memberi tahu Raid, malah mengedikan bahu dengan acuh. "Aku tidak bisa membantumu kali ini, Raid. Sorry.""Kenapa?""Karena aku sudah berjanji pada Nissa."Raid memicing tak suka dengan jawaban Frans. Ada cemburu yang mencubit akan kepedulian yang tak sengaja Frans tunjukan untuk Nissa. Entah sejak kapan kedua orang itu saling mengenal. Raid tak pernah mengingat pernah mengenalkan Frans dan Nissa. Akan tetapi, kenapa Frans terlihat sangat mengenal Nissa lebih dari apa yang Raid ceritakan? Apa itu karena Frans yang terlalu sering terlibat dalam bantuan menolong Nissa. Entahlah, Raid tak
Read more
Asa 83
*Happy Reading*"Mbak Nissa, ada kiriman buat Mbak."Langkah Nissa terhenti, kala mendengar pemberitahuan tersebut dari salah satu karyawan Distro, yang saat ini tengah Nissa pegang.Distro milik Naira tentu saja. Selain cafe bersama Nissa dan Navisha, Naira memang juga memiliki beberapa usaha lain. Salah satunya Distro ini. Dan selama lima bulan ini, di sinilah Nissa bersembunyi. "Dari siapa?""Dari Pak Victor," jawab karyawan wanita tadi sambil tersenyum penuh makna. Tatapan si karyawan seolah tengah menggoda dan berkata 'Cie ... cie ...'Sementara itu, Nissa malah nampak mendesah panjang menanggapinya. Entahlah, Nissa tidak tahu apa sebenarnya mau pria yang bernama Victor itu. Yang jelas, sejak sebulan setelah Nissa berada di sini, pria itu muncul dan mulai mengakrabkan diri. Setelahnya pria yang bernama Victor itu suka sekali mengiriminya sesuatu.Entah itu bunga, hadiah, makanan atau semacamnya. Membuat Nissa bukannya senang malah risih. Meski kata karyawan-karyawannya Victor it
Read more
Asa 84
*Happy Reading*"Hahahaha ... " Victor tertawa renyah seraya menekan gemuruh dalam dada yang kembali bergolak tiap menghadapi Nissa. Sesungguhnya Victor bukanlah orang yang sabar. Kalau tidak mengingat apa tujuannya mendekati gadis berhijab ini, sebenarnya dia sangat ingin sekali menampar dan mencekik Nissa saking kesalnya. Sayang, dia tidak bisa melakukannya sekarang. Sebelum niatnya tercapai Victor memang harus pandai-pandai menekan ego dan memanjangkan sabar. Sebab dia sungguh ingin membuat Raid menderita meski sudah di alam arwah. Victor memang tidak tahu jika Raid selamat dan tertolong. Saat Frans datang, dia sudah pergi bersama anak buahnya. Meski setelahnya Victor juga belum mendengar kabar kematian pria itu. Namun bagi Victor itu tak penting. Orang-orang yang bekerja dalam dunia gelas sepertinya, memang bukan hal aneh jika menghilang begitu saja tanpa jejak. Jadi, bagi Victor, Raid sudah mati tanpa di ketahui siapa pun. Mungkin saja mayatnya sudah membusuk di gudang terbeng
Read more
Asa 85
*Happy Reading*"Benarkah?"Nissa tertegun setelah mendengar laporan Isti tentang Victor. Gadis itu baru saja mengatakan sesuatu yang sukses membuat Nissa waspada pada Victor. Ternyata, saat Nissa pergi untuk sholat tadi. Isti tak sengaja mendengar ucapan Victor yang sepertinya berniat kurang baik pada Nissa. "Iya, Bu. Makanya saya sarankan lebih baik hati-hati saja sama Pak Victor. Jangan terlalu menunjukan ketidaksukaan juga. Takutnya beliau malah nekad. Ngeri saya bayangin gimana senyum jahatnya tadi," terang Isti lagi, seraya memberi saran pada wanita yang menjadi Bos-nya. Nissa mengangguk faham. Mungkin inilah jawaban dari ketidaknyamanan yang Nissa rasakan tiap bersama Victor. Ternyata, pria itu memang harus di waspadai. Benar kata Isti, dia harus lebih hati-hati dari sekarang. Jangan sampai kejadian dulu terulang lagi. "Iya, Ti. Kamu benar. Makasih ya buat informasinya.""Sama-sama, Bu. Tidak perlu sungkan, saya melakukan ini juga karena ibu kan baik juga sama kami-kami. Ja
Read more
Asa 86
*Happy Reading*Sebenarnya, nafsu makan Victor sudah hilang dari sejak kemunculan si bocah gelandangan, beserta aromanya yang membuat hidung bangir Victor gatal. Kalau bukan karena sedang dalam misi PDKT pada Nissa, sudah sejak tadi bocah itu ia usir, atau lemparan ke jalanan. Biar mampus sekalian. Mengganggu keindahan saja dunia saja! Sayang, lagi-lagi ia harus menahan keinginannya itu demi menjaga attitude di depan Nissa. Entah kenapa, dengan Nissa dia bisa sangat bersabar sekali. Padahal biasanya, Victor ini termasuk tipe sumbu pendek. Sedikit-sedikit emosi, marah, dan ngamuk. Entahlah, Victor juga heran."Mau nambah ini nggak?" tunjuk Nissa pada lauk udang, yang di bungkus tepung dan dibaluri saus asam manis."Mau!" sambut Anak itu girang. Di tempatnya, Victor masih berdiam diri, sambil memperhatikan interaksi keduanya yang ... entah kenapa lama-lama terlihat menyenangkan di matanya. Melihat bagaimana interaksi keduanya, apalagi perhatian dan senyum Nissa untuk anak itu. Membua
Read more
Asa 87
*Happy Reading*Tubuh Nissa masih bergetar hebat paska insiden kotak tadi. Dia benar-benar syok setelah melihat isi kotak yang membuat tubuhnya seketika meremang dengan wajah pucat pasi dan dada yang seakan ingin meloncat keluar dari tempatnya."Minum dulu, Mbak."Tangan Nissa bergetar menerima sebuah cangkir yang di tawarkan salah satu karyawannya, selain Isti. Meminum isinya dengan perlahan guna menenangkan hatinya sedikit. Sungguh, Nissa masih sangat takut dan terbayang isi kotak yang tidak lain adalah bangkai tikus. Bangkai itu masih berdarah-darah dengan bagian kepalanya yang terpisah. Bisa bayangkan bagaimana mualnya Nissa melihat hal itu, kan?"Terima kasih," ucap Nissa lemah. Mengembalikan cangkir tadi pada si karyawan yang bernama Anggit. Matanya tak sengaja melihat Isti yang masih di sidang karyawan lain.Pekikan keduanya yang lumayan kencang tadi tentu mengundang rasa penasaran semua orang, termasuk para pelanggan yang sedang berbelanja. Dan akhirnya mereka pun ikut terkeju
Read more
Asa 88
*Happy Reading*"Niss, gimana tangan lo?"Nissa melipat bibirnya. Dalam hati merutuki kecerobohannya yang lain. Yaitu mewanti-wanti Jepri atau karyawan lainnya memberitahu Naira tentang apa yang tengah terjadi di sini.Ya, Nissa tahu Distro itu milik Naira. Sebagai owner tentu Naira berhak tahu. Hanya saja, saat ini kan distro tersebut sedang diamanahkan padanya. Nissa berharap bisa menjaga kepercayaan Naira itu dengan menyelesaikan semua masalah sendiri, sekuat yang dia bisa. Nanti jika sudah tak kuat, baru Nissa akan minta tolong. Bagaimana pun, Nissa tak ingin selamanya terus berada dalam bayangan orang-orang hebat yang ada di sekitarnya. Raid, Naira, Navisha, Karina, Frans, dan banyak lagi lainnya. Sungguh, Nissa merasakan beban sendiri berada di tengah mereka semua. "Assalamualaikum dulu, bisa kali, Nai?" seloroh Nissa. Sengaja, berharap bisa mengurai sedikit ketegangan Naira di sana. "Ya Ampun, Niss. Udah begini masih aja lo bisa tenang begitu? Tangan lo gimana? Gue mau tahu.
Read more
Asa 89
*Happy Reading*Akibat luka pada tangannya, aktifitas Nissa jadi terbatas. Dia tidak bisa seleluasa dulu dalam melakukan berbagai hal. Jangankan untuk urusan besar, kadang urusan kecil pun Nissa membutuhkan bantuan. Alhasil, sekarang apa-apa dia harus di temani. Membuat laporan, menemui klien, dan beberapa hal lainnya, Nissa sudah tidak bisa lagi melakukannya seorang diri. Bayangkan bagaimana jenuhnya Nissa. Dia yang biasa aktif ke sana ke mari, melakukan berbagai hal sendiri dan mengisi waktu dengan kesibukan. Sekarang harus menunggu seseorang punya waktu menemaninya. Ah, betapa tidak enaknya sakit itu. "Nissa?" Langkah Nissa yang baru saja keluar dari sebuah ruangan di sebuah restaurant, paska menemui seorang selebgram demi menjalin kerja sama, sontak terhenti kala namanya di panggil seseorang. Kepalanya pun menoleh begitu saja pada sumber suara. "Hai! Kamu di sini juga? Ketemu klien atau sedang ingin makan malam?" tanya orang itu lagi setelah mendapat atensi Nissa. Diam-diam N
Read more
Asa 90
*Happy Reading*Nissa mungkin tipe orang yang gampang menaruh kepercayaan pada orang dalam beberapa hal. Namun, jelas tidak untuk urusan asmara dan tindak kriminal. Khusus hal terakhir, pengalaman Nissa trauma. Jika menemukan hal ganjil sedikit saja, Nissa sudah tidak bisa berpikiran positif sedikit saja. Dia akan langsung parno begitu saja. Seperti saat ini. Ketika ia menemukan beberapa senjata tajam, yang sepertinya di sembunyikan di bawah jok agak pojok hingga kursi belakang. Sontak saja Nissa pun melotot horor di sertai degup jantung seolah hendak meloncat dari tempatnya. Sejak kapan mobilnya menyimpan barang begini? Ini pasti ada yang tidak beres!"Astagfirullah!" Nissa seketika menegakan tubuhnya. Bulir keringat dingin mulai hadir membasahi diri. Dengan tatapan liar melirik kanan kiri, tangan Nissa mulai saling meremas ketakutan. Ia lalu melirik ke arah Jepri yang masih pura-pura mengecek kondisi ban. Sambil menelepon seseorang dan melirik jam tangannya beberapa kali. Jika N
Read more
PREV
1
...
7891011
...
14
DMCA.com Protection Status